( Maaf jika ada ketidak nyamanan dalam membaca untuk bab 2-5, karena sedang saya revisi, sesuai arahan Editor Kesayangan Terimakasih)
Suamiku
Please!
Ketahuilah jika ayahmu sering bermain mata dengan ku.
Aku sudah menolaknya, namun ternyata ...
maaf jika aku mencintainya juga karena uangnya dan perhatiannya.
Selamat membaca 😘
#Cinta tak Direstui #cinta terlarang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naisa strong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fox Memberi Bunga Kepada Jelly
Cahaya Matahari pagi yang sudah tidak bisa ditawar lagi. Pancarannya begitu indah ketika dirinya terbit dari ufuk timur.
" Bu, sebaiknya ibu makan ya. Aku sudah buatkan bubur untuk ibu." kata Jelly dengan sangat sibuk menyiapkan bubur lengkap dengan kuah soto untuk sarapan pagi ibunya yang sedang terbaring sakit-sakitan.
Inilah, salah satu dimana mantan kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya. Kondisi ibunya yang sakit-sakitan, membuat Jelly sering melupakan kekasihnya meskipun hanya sekedar berkencan untuk makan malam.
Namun karena keuangan sudah jauh lebih baik setelah satu tahun terakhir ini dia bekerja di Perusahaan milik Fox. Jelly menyewa salah seorang asisten rumah tangga untuk membersihkan rumah dan merawat ibunya.
" Bi, aku berangkat dulu ya. Tolong suapi ibu, dan terus jangan ditinggal-tinggal kelamaan."
" Iya non. Apa pulang larut malam lagi non?" bibi yang balik bertanya kepada Jelly.
" Masih belum tahu bi, soalnya bos dari Jakarta datang. Jadi tidak bisa memastikan apa nanti bisa pulang sore atau pulang malam lagi." jawab Jelly sambil memakai hells lima centi untuk menutupi telapak kaki miliknya.
" Baik non." bibi yang kemudian melangkahkan kaki kembali ke dapur.
Setelahnya hells terpasang, Jelly mencium punggung tangan milik ibunya. " Aku berangkat dulu ya Bu. Ibu jangan lupa untuk menghabiskan buburnya." sepasang mata Jelly yang memandangi lekat wajah tua dan tangan yang sudah lemah milik ibunya. Membuat air matanya mengambang, namun untuk dia tahan supaya tidak terjatuh melihat kondisi ibunya yang hari demi hari memprihatinkan.
" Kamu hati-hati ya kalau bekerja." jari-jari lemah itu mencoba mengelus puncak kepala Jelly dan sesekali diikuti batuk-batuk yang keluar dari mulut wanita yang usianya sekitar 50 tahun itu.
Ibu Jelly mengidap penyakit komplikasi. Darah tinggi, diabetes, ginjal dan jantung sudah tidak berfungsi semestinya. Dia hanya bisa terbaring menunggu ajalnya. Namun tidak pada Jelly anak semata wayangnya yang berusaha keras demi kesembuhan ibunya.
Berjuang mati-matian hingga kehidupannya terbalik dan terjun bebas dari yang terbilang dan bisa dikatakan kaya raya. Namun kekayaan itu toh pada kenyataannya sudah berpindah tangan ke istri baru ayahnya yang meninggalkan ibunya karena sakit-sakitan.
Sungguh kejam memang ayahnya, tapi Jelly sedikit banyak bisa menyadari. Kesetiaan seorang laki-laki atau suami memang sangat di uji, jika salah satu pasangan diantaranya antara sakit atau memilik jabatan mentereng hingga meremehkan kata setia itu sendiri dalam sebuah biduk rumah tangga.
Kehidupan yang dijalaninya setidaknya membuka pikirannya, terlebih setelah dia juga ditinggal begitu saja menikah oleh mantan kekasih sekaligus menikahi sahabatnya.
Perih rasanya, kehidupannya sudah pahit. Ditambah dengan percintaannya yang tidak seberuntung orang-orang di luar sana.
Membuat terkadang dia putus asa dalam menjalani hidup ini. Makanya dia malu, jika Fox teman lamanya yang tidak tahu, bahwa sematan Primadona Sekolah itu seolah sudah tidak berlaku untuknya.
Lihat saja! hidupnya kini mengenaskan dan sangat menyedihkan. Banting tulang demi cuan yang untuk biaya pengobatan dan makan sehari-hari. Bayar ini itu yang alhamdulillah nya sekarang sudah lunas semua hutang untuk pembiayaan ibunya di rumah sakit.
Tetap bersyukur, meskipun penghasilan nya hanya lewat dan mampir di rekeningnya. Namun nyatanya dia juga tetap masih bekerja di Perusahaan yang terbilang tidak main-main dan memiliki nama besar dan sangat maju.
Jelly yang berjalan menuju pintu depan rumahnya. Sangat shock, ketika tangan kanannya masih memegang daun pintu. Matanya mengerjap melihat sosok pria yang dia sebut teman lama sudah berdiri di ambang pagar yang sedikit terbuka.
" Fox." lirihnya berucap. Tangannya kemudian dia gerakkan untuk menutup pintu pelan. Dia kemudian berjalan menuju halaman menghampiri Fox yang membawakan seikat bunga.
" Fox." lirihnya lagi dan sudah berdiri di depan Fox.
" Hai, ini untuk mu." Fox menyerahkan seikat bunga terbungkus plastik dan tertata rapi yang dijual oleh seorang anak kecil di dekat pintu keluar Hotel.
Untuk sesaat Jelly yang meraih bunga pemberian Fox sedikit bingung dan melepas senyum dan wajah aneh. " Ngapain bawa bunga segala?" tanyanya.
" Aku harap kamu tidak salah paham ya, serius ini tadi ditawarin oleh anak kecil yang berjualan di dekat pintu keluar Hotel. Aku pikir kasihan. Ya sudah, aku beli dan lumayan cerdas bukan? setidaknya membuat ujung hidung mu jadi ada tugas buat menciumi aromanya bunga." jelas nya dengan sedikit terkekeh.
Terlebih Fox mengatakannya bersamaan dengan Jelly yang mendekatkan bunga mawar segar itu ke ujung hidungnya. Membuatnya juga terkekeh untuk beberapa saat. " Apaan sih?" lirikan dari sudut mata yang terpancar binar sulit untuk dijelaskan.
" Oh ya, kenapa harus repot-repot untuk jemput aku?" tanya Jelly yang masih memegang seikat bunga mawar dari Fox. Yang awalnya dia salah menafsir.
Bagaimanapun juga dia harus paham. Bahwa bos besarnya itu sudah memiliki istri yang tidak kalah cantik darinya meskipun bisa dikatakan kecantikan mereka berada di level sama.
Fox hanyalah menganggap, hal seperti ini adalah bentuk perhatian kepada teman. Jadi jangan berharap berlebihan atau mencoba mengembalikan cinta yang dulunya tidak pernah kesampaian.
" Tuh kan, kamu GR lagi. Siapa yang jemput kamu." ujar Fox dengan serius mengerjai Jelly teman lamanya itu.
Membuat mata Jelly mendelik bingung sekaligus sedikit malu. " Lalu?" tanyanya linglung.
" Hahaha." riak tawa Fox yang terpingkal melihat kebingungan Jelly dan membayangkan Tamarin istrinya yang pernah dikerjainya. Karena menurutnya, Jelly benar-benar mirip dengan Tamarin untuk sekilas wajahnya.
Sadar, jika dirinya hanya dikerjai oleh bos besarnya itu. Dia kemudian mendelik gemas kepada Fox.
" Ya udah masuk yuk!" Fox yang masih sedikit terpingkal namun tidak menyurutkan untuk membukakan pintu mobil untuk Jelly.
" Apa kamu sudah makan pagi?" tanya Fox ketika sudah berada di dalam mobil. Bersiap untuk melajukan mobilnya.
Jelly yang selesai memasang sabuk pengaman seketika terdiam. Entah mengapa? pertemuan singkat yang baru dua hari ini dengan Fox sekaligus teman lama dan boleh dibilang cinta belum kesampaian, membuat Jelly sedikit banyak merasa diperhatikan.
" Kenapa diam?" Fox yang menoleh ke arah pelipis Jelly yang sepertinya memikirkan sesuatu. "Meeting pukul delapan. Dan ini masih pukul tujuh lewat lima belas menit. Kita sarapan pagi di Hotel tempat aku menginap, yang jaraknya sangat dekat dengan kantor. Bagaimana?" tanya Fox yang masih belum mendapat jawaban. Lalu dia memainkan jarinya hingga bersuara di depan mata Jelly.
" Eh, iya." buyar seketika lamunan Jelly untuk beberapa detik itu. Membenarkan posisi duduknya kemudian menaruh satu ikat bunga mawar pada kedua pahanya.
" Kamu melamun ya?" tanya Fox serius.
" Sebaiknya kita jalan." jawab cepat Jelly mengalihkan pandangan ke jalanan di sampingnya.
Tanpa mendapat jawaban dan persetujuan dari Jelly, Fox tetap membawa Jelly sarapan di Hotel dimana tempatnya menginap.
Sampai dimana mobil itu berhenti dan Fox memarkirkan mobilnya.
BERSAMBUNG
mungkin author nya penyuka permen