NovelToon NovelToon
SETIAP HUJAN TURUN, AKAN ADA YANG MATI

SETIAP HUJAN TURUN, AKAN ADA YANG MATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu
Popularitas:421
Nilai: 5
Nama Author: Dranyyx

Riski adalah pria yang problematik. banyak kegagalan yang ia alami. Ia kehilangan ingatannya di kota ini. Setiap hujan turun, pasti akan ada yang mati. Terdapat misteri dimana orang tuanya menghilang.

Ia bertemu seorang wanita yang membawanya ke sebuah petualangan misteri


Apakah Wanita itu cinta sejatinya? atau Riski akan menemukan apa yang menjadi tujuan hidupnya. Apakah ia menemukan orang tuanya?

Ia pintar dalam hal .....


Oke kita cari tahu sama-sama apakah ada yang mati saat hujan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dranyyx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 : Petualangan baru saja di mulai.....!!!

Suasana Pagi yang cerah.. hari di buka dengan suara burung yang berkicau merdu. Di tengah hiruk pikuk kota yang berpolusi itu, lima orang pemuda dan pemudi sedang berkumpul di kosan Riski.

Huaaa .... "Rizal baru saja terbangun dari tidurnya. "Selamat pagi dunia tipu-tipu.. " Terlihat Riski yang sedang duduk minum kopi di depan kosan. Sedangkan Bela sedang live streaming di akun sosmednya. Sinta dan Amira sedang memasak.

"Rizal sini cuci muka dulu sana, " ucap Riski sembari menghirup asap rokoknya. Riski sedari jam 3 subuh Telah terbangun. Ia terlihat santai meski ia sedang terluka sebenarnya. Rizal pun bergegas menuju kamar mandi untuk cuci muka.

"Makan sini makan ... Bela, Riski, Rizallll... Sini mari makan" . Sinta dan Amira telah selesai memasak. Mereka pun bahu membahu menyiapkan tempat makan mereka berlima.

"Rizal... kalau sudah langsung ke meja makan, kita makan sama-sama". Riski masuk kedalam untuk makan.

"Bela... Berhenti live dulu... Makan ayok." Terlihat Amira sedang menyiapkan piring di meja makan.

"Iyahhh... aku mau makan dulu yah teman-teman nanti livenya lanjut lagi... Dadah... " Bela pun menghentikan live streamingnya.

Mereka sudah berkumpul di meja makan dan mereka pun terlihat bercanda dan bersenda gurau.

"Riski kira-kira apa yang terjadi sama kedua pria itu yah . " Rizal bertanya sembari menikmati ayam goreng buatannya Amira dan Sinta.

" Entahlah, setidaknya kita bisa lolos dari mereka itu.. Tuhan masih menyayangi kita bertiga hehehe awhkk." Riski Tersedak ketika berbicara sambil makan.

"Heh kalian ini tolong yahh bicara soal yang lain dulu, " Sinta merasa terganggu dengan tema bahasan itu.

"Iya kalian ini aku saja yang tidak ada di tempat kejadian merasa ngeri, apalagi Bela . Kan Bela? " Amira menatap Bela yang asik menikmati makanannya.

"Ahh tidak apa-apa. Lagipula tidak masalah kok." Bela tersenyum manis menatap Riski.

 

Di sisi lain... (Flashback) ketika malam tiba.

Terlihat kedua pria itu bangun . Tak ada seorang pun lagi di sekitar mereka karena Riski dan kawannya sudah pergi.

Hujan di luar toko makin deras. Guntur bergemuruh di langit kota kecil itu. Cahaya petir yang menyambar-nyambar menghiasi langit malam.

Mereka berjalan keluar toko untuk pulang ke rumah mereka.

“Sialan, salah dapat lawan kita. Seandainya saya tidak mabuk mungkin kedua anak ingusan itu sudah saya habisi.” Pria bertato berjalan tertatih-tatih sambil menggerutu. Tangannya seperti mati rasa akibat serangan yang ia terima dari Riski.

“Iya, sial sekali hari ini kalau kita ketemu lagi dengan mereka, kita langsung habisi saja. Sumpah, saya dendam sekali dengan mereka berdua. Tapi, kita menyebrang dulu hujan makin deras ini. Saya sudah kedinginan.”

Ngggrrrooomm...!!!! Dari arah perempatan, sebuah mobil truk dengan kecepatan tinggi berbelok.

Karena hujan yang tak kunjung reda, penglihatan sang supir pun jadi terganggu. Hanya gelap yang ada karena cahaya lampu jalanan seolah di tutupi oleh derasnya hujan bahkan suasa terasa seperti gunung yang berkabut tebal.

Lampu mobil itu tiba-tiba menyorot ke pandangan kedua pria itu.

“Weeee! Minggir!” Supir itu kaget dan berteriak ketika melihat dua orang pria sedang melintas zebra cross. Ia mencoba menghentikan laju mobilnya yang sedang berkecepatan tinggi. Tapi karena jalanan yang basah dan licin, mobil truk itu tak sempat berhenti.

Kedua pria itu kaget karena mereka pun tak menyangka hal itu akan terjadi “Astaga! Mobil! Weh mobil!” Akhirnya kedua pria itu tak sempat bereaksi.

“Aaaa... rrrggghhhh!” Terdengar suara dua orang berteriak di tengah jalanan kota yang terguyur hujan deras. Mereka pun tersambar mobil truk itu. Craakk... Tubuh mereka terhempas ,darah berceceran di mana-mana. Jalanan kota itu menjadi merah tapi tak lama kemudian darah itu hanyut terbawa arus air yang mengalir.

Mobil truk itu sejenak berhenti.

“Ah sialan. Bodoh sekali mereka itu. Bisa gawat ini kalau ada yang lihat.” Supir itu menoleh ke belakang. Memastikan bahwa tak ada yang melihat kejadian naas itu.

Wajah supir truk itu panik. Tangannya gemetaran. Ia tak percaya apa yang telah terjadi.

Tanpa pikir panjang, supir itu langsung tancap gas. Mobil itu melaju sekencang-kencangnya bak dikejar iblis . Meninggalkan kedua mayat itu tergeletak tak bernyawa.

 

Kembali ke kosan Riski.

Di Setelah kegiatan sarapan pagi, Riski memecahkan suasana.

"Emmm maaf yah kalian jadi absen dari tempat kerja." Riski menundukkan wajahnya. Ia merasa tidak enak dengan teman-temannya.

"Ahhh tidak usah di pikirkan. Lagipula, aku dan bela baru dapat pengalaman baru. Kita berdua awalnya kan tidak seakrab ini dengan kalia. Hitung - hitung ini jadi awal baru, Kami senang bisa jadi bagian dari circle kalian." Ucap Amira sembari menoleh ke arah Bela yang sedang asik dengan ponselnya.

" Iyah... Saya senang bisa akrab dengan Riski . " Bela menatap Sinta sembari memainkan keningnya. "Kan Sinta... "

"Apa ihhh. Weh maksudmu apa menatapku dengan tatapan busuk itu? cari ribut kah hah.. Caper... Cewe caper... cari perhatian terus" Sinta memalingkan pandangannya dari Bela.

" Sinta, sepertinya kemarin itu ada dua orang yang di ajak tapi bilangnya sibuk" Rizal menatap ke Sinta sembari tersenyum.

"Apa ihhh.. Itu kan emm.. Emm " Bela tiba-tiba gugup sembari memainkan kedua jarinya 👉👈.

"Sudah, sudah, saya juga senang berteman dengan kalian semua. " Riski tersenyum lebar. "Okay... Jadi sebenernya alasan aku undang kalian kemarin itu, karena saya berencana untuk pergi ke Toko buku nenekku. Almarhum nenek Rita. Saya ingin ungkap sebuah misteri. Dan disisi lain, Saya juga ingin kembali ke rumah tua itu. Aku rasa ada sesuatu yang tidak asing di rumah itu. Tapi mungkin kita ke toko buku nenekku dulu." Riski menatap tajam ke arah empat orang temannya itu.

"Emmm kami berdua ikut juga, Meski sebenernya kami tidak tau apa yang terjadi. " Ucap Amira. Amira ini tidak tahu menahu soal rumah tua itu. Yang paham dengan yang terjadi itu hanya Sinta dan Rizal.

"Kalau Bela dimana ada Riski, ada Bela juga, hehe." Ucap bela.

"Ihhh bisa tidak bicaramu jangan lebay. Apa 'kalau Bela, kalau Bela ' bilang saja kalau saya. Jangan sok imut yah di depan Riski. Cewe gatal" Sinta menunjuk -nunjuk ke arah Bela.

"Riski... bilang Sinta jangan galak-galak." Bela memasang wajah murung.

"Rizal, urus mereka aku tak mau komentari apa-apa yah. " Riski menepuk dahinya.

"Kenapa tidak rebutan aku saja?" Rizal memainkan keningnya, sesekali tersenyum tipis ke arah Bela dan Sinta.

"Huhhh ya Tuhan, " Riski menarik nafas dalam-dalam. Ia tak paham lagi dengan tingkah absurd semua temannya ini .

"Oke.. Kalau setuju besok kita investigasi Toko Nenek Rita.. "

Riski berdiri dan berteriak pelan.

"Gasss... " Mereka berempat berdiri menandakan setuju.

Awal baru di mulai. Apakah akan ada misteri baru yang akan di ungkapkan? Atau Masa lalu Riski akan kita ketahui selanjutnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!