Gadis yang harus terpaksa menikah dengan CEO muda kaya, karena Ayahnya terlilit hutang yang banyak. Namun, apa jadinya ketika dia baru tahu setelah menikah. Suami nya itu adalah seorang psikopat pembunuh berdarah dingin.
Tubuh Zizi bergetar hebat karena Kenzo mengarahkan pisau itu ke mulut mungilnya.
"Sssttt … jangan banyak bicara, apa kamu mau mulutmu yang kecil cerewet ini disobek?"
Kenzo semakin mendekatkan pisau itu ke mulut Zizi. "Sepertinya aku ingin melukis di atas kulitmu yang mulus ini, tapi aku tidak mempunyai tinta."
Zizi yang masih gemetaran memberanikan diri untuk bersuara.
"Tuan maafkan saya karena saya tadi begitu lancang."
Namun, Kenzo tidak menghiraukan Zizi. "Bagaimana kalau pisau ini sebagai kuas untuk melukis, sepertinya akan sangat indah."
Mau tahu kelanjutannya cuss ...Dibaca saja!!
Warning … . bisa membuat KECANDUAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Melawan
Seorang laki-laki sedang duduk dengan santai di kursi kerjanya. salah satu anak buahnya menghampirinya.
"Bos, Tuan Darel tidak ada di kamar nya."
"Mau kemana lagi anak itu."
"Saya sempat melihat sepintas Tuan Darel menggunakan mobil Tuan."
"Biarkan saja, kamu bisa pergi!"
Dia adalah Tuan Bram Ayah dari Darel Bos mafia yang paling ditakuti di kalangan pebisnis. Ia dulu terlalu terobsesi untuk memiliki wanita yang sudah resmi menjadi istri dari Tuan Hercules. Ia selalu melakukan bermacam cara agar nyonya Dara mau kepadanya tapi hasilnya sama saja ia tetap mendapat penolakan.
Sehingga dia merencanakan sesuatu untuk menghabisi Tuan Hercules tapi anak buahnya yang dalam keadaan mabuk malah membunuh nyonya Dara. Meski saat itu dia sudah menikah dengan nyonya Agel dan memiliki anak yaitu Darel. Tapi
sampai sekarang sikap busuk nya itu belum ada yang mengetahui nya. Begitu pula Darel dan nyonya Angel.
Ia juga tidak tahu kalau Kenzo yang telah membuat wajah Darel rusak hingga ia harus rela bolak balik hanya untuk melakukan operasi pada wajah Darel.
"Papa melihat Darel??"
Nyonya Angel sudah rapi dengan pakaian glamor nya.
"Papa gak tau, anak itu pergi kemana."
Nyonya Angel terkenal dengan gaya angkuh dan sombong nya itu, ia tidak mau ada satupun orang yang menyaingi nya. Ia tidak segan-segan membuat orang itu dipermalukan.
"Mama ada arisan di luar."
"Biar Baron yang ngantar Mama!"
"Papa lupa, Baron sudah dua hari ini tidak masuk kerja. Biar Mama sendiri saja yang menyetir."
Tuan Bram tidak benar-benar mencintai nyonya Angel sampai sekarang, karna mereka dulu menikah karena dijodohkan. Hanya satu alasan Tuan Bram mempertahankan pernikahannya. Tidak mau membuat Darel kecewa.
................
"Perut ku sudah kenyang bestie."
Zizi terlihat lebih akrab sekarang dengan Jesi.
"Makanan yang dibungkus ini untuk siapa Nyonya??"
Zizi sampai lupa.
"Tolong bawa ya bestie, nanti kita bagi buat orang yang ada di pinggir jalan."
Jesi semakin yakin Zizi ditakdirkan untuk membuat Kenzo berubah.
"Anda baik sekali nyonya."
"Aku hanya memberi mereka sedikit besti jangan berlebihan."
Zizi mengingat dulu ia pernah di usir dari rumah hanya karena ia ketahuan mengambil duit di dompet Ibu tirinya Eliza, itu pun ia ambil karena terpaksa.
"Aku pernah di usir dari rumah. Tanpa membawa uang sepeserpun."
Jesi tidak habis pikir sekejam itukah Ibu tiri Zizi.
"Saat itu aku pontang panting di jalan, Ayah sama sekali tidak mencari ku."
Mata Zizi memancarkan kesedihan.
"Aku makan hanya satu kali sehari, itu pun kalau mendapat jual rongsokan yang ku pulung, tubuhku setiap malam selalu kedinginan. Aku sakit karena tidak biasa hidup di jalanan, saat itu aku pasrah tuhan mengambil nyawa ku. Tapi takdir berkata lain. Ayah mencari ku karena salah satu guru di sekolah ku memberi tahu Ayah."
Jesi sudah tidak tahan mendengar Zizi.
"Bukan sampai di situ, Ibu tiriku sering tidak memberi aku makan karena tidak membantu asisten rumah tangga kami bersih-bersih. Ayah tahu itu semua tapi ia seolah-olah tuli dan buta tidak bisa melihat kebenaran. Aku selalu berusaha kuat karena aku yakin suatu hari nanti kebahagiaan akan menghampiri ku."
Jesi menepuk bahu Zizi.
"Sudah malam nyonya kita harus segera pulang ke mansion."
Jesi sebenarnya tidak ingin mendengar cerita Zizi yang menurutnya sangat sedih.
"Sampai lupa, kenapa malah jadi curhat. Ayo bestie kita pulang."
Saat Zizi akan berdiri ia menabrak laki-laki yang begitu sangat ia kenali. Mereka saling menatap.
"Maaf Nyonya saya tidak sengaja."
Hampir saja Zizi akan menyebut nama Darel. Tapi ia mengingat sekarang sedang bersama Jesi.
"Oh…tidak apa-apa."
Darel malah memasuk kan secarik kertas ke dalam tas Zizi.
"Mari nyonya."
Zizi heran kenapa jantungnya tidak berdetak lebih kencang saat melihat Darel.
Bukankah dulu ia begitu mencintai Darel apa mungkin rasa itu hilang. Karena sekarang Zizi sudah mulai mencintai Kenzo.
"Nyonya…Ayo!!"
Zizi mengikuti langkah Jesi, Darel yang melihat Zizi merasa terabaikan karena Zizi tidak merespon nya.
Ia berharap Zizi akan berlalu lalu memeluk nya. Tapi menoleh pun Zizi tidak.
"Apa mungkin Zizi sudah tidak mencintai ku lagi."
Darel menatap punggung Zizi yang sudah menghilang dari balik tembok pembatas cafe itu.
*****
"Dari mana saja kamu??"
"Bukan urusanmu!!"
Jawab Zizi singkat dan ketus ia masih sangat kesal dengan Kenzo waktu di kantor itu di tambah lagi tadi pagi Kenzo cuek saat Zizi ingin di antar ke Dokter obgyn.
"Ayo Jesi malam ini aku mau tidur di kamar mu."
"Kamu semakin berani sekarang!!"
"Aku tidak takut dengan mu, karena setelah dua jagoan ku lahir dia yang akan membelaku."
Kenzo berusaha mencerna ucapan Zizi.
"Benar-benar tidak punya hati, bukanya seneng bayi yang sekarang di rahimku kembar. Malah diam seperti kanebo kering."
Jesi merasa Zizi sudah memiliki mental baja. Hanya dia yang berani membentak dan melawan Kenzo.
"Zizi…berani-beraninya kamu."
"Siapa bilang aku takut??"
Zizi lalu bersandar di tembok sambil menatap Kenzo.
"Ikut aku sekarang juga!!"
Zizi tersenyum samar.
"Baiklah Ayo."
Kenzo membawa Zizi ke lapangan samping mansion disana sudah ada patung-patung yang menyerupai seperti manusia sungguhan.
"Sekarang tembak patung yang ada di depan sana!!"
Jesi yang melihat itu merasa Zizi tidak akan berani. Namun, dugaan Jesi salah Zizi mengambil pistol itu dari tangan Kenzo langsung menarik pelatuk tanpa perhitungan, tembakannya tepat mengenai kepala patung itu hingga hancur.
"Sudah. Mau apa lagi??"
Niko juga Kenzo terkejut melihat keahlian Zizi padahal baru pertama kali memegang senjata api.
"Jesi, bawakan aku kopi dulu. Aku ingin menikmati nya disini, suasana hatiku sedang senang karena berhasil membuat Tuanmu ini mengagumi ku."
Pinta Zizi kepada Jesi yang diam saja.
Kenzo memberikan Zizi dua pisau yang sama-sama sangat tajam. Kemudian menyuruh Niko berdiri di ujung lapangan.
"Niko berdiri di sana!! Dan ambil apel ini."
Niko tidak yakin kali ini Zizi pasti akan gagal.
"Cepat Niko, kamu juga Jesi lakukan seperti Niko."
Niko dan Jesi sekarang berdiri sambil mulut mereka komat kamit.
Berharap Zizi tidak melempar pisau itu secara meleset.
"Lempar pisau itu!!"
Hanya modal nekat, keberanian serta keyakinan Zizi menarik pisau itu sudah siap akan melemparnya ke arah kepala Niko yang di atasnya ada buah Apel.
"Nyonya Anda harus fokus!!"
Jesi terus memperingati Zizi. Karena ia tahu Zizi baru kali ini akan melakukannya.
"Tenang saja Jesi, aku begini-begini akan mempercepat kematian kalian berdua."
Zizi tertawa karena melihat wajah tegang Jesi. Ia tahu pasti saat ini jantung Jesi tidak baik-baik saja.
"Tutup matamu Jesi. Supaya kamu tidak takut."
Zizi menyobek gaun yang ia kenakan.
"Ini, ambilah. Sebagai penutup mata mu."
Kenzo masih memperhatikan tingkah
konyol Zizi.
"Tunggu!!" Sebelum Jesi menutup mata nya Kenzo malah mengambil sobekan gaun itu lalu ia malah menutup mata Zizi.
"Sekarang baru benar, lempar pisau itu."
Zizi sekarang kesulitan menelan ludah bagaimana bisa Kenzo menyuruh nya melempar pisau dengan hanya dengan cara menutup mata.
"Apa kamu berniat, ingin membunuh Jesi dan Niko melalui tangan ku??"
Kenzo bertepuk tangan.
"Ternyata tebakan mu tidak salah."
Kenzo menghampiri Jesi Dan Niko yang masih diam.
Zizi membuka penutup matanya.
[Apa dia sudah tahu kalau Jesi dan Niko? Aku tidak akan membiarkan itu semua terjadi.]
Zizi cepat-cepat membawa Jesi keluar dari lapangan itu. Ia tidak mau Jesi mati.
gak cocok jdi psikopat😂😂
jawabannya satu karena darel adalah PEBINOR hanya begitu dispesialkan disetiap novel yang novelisnya wanita,
kak tp q blm puas bgt mngkanya di bikin lg cerita anak2 mereka ya kak si arlon briana sm arlan aurora pasti g kalah seru dan bucin2.