Saqueena Khanza Humaira, dokter obgyn berusia 27 tahun ... berparas cantik dan memiliki kepribadian unik, terpaksa menikah dengan seorang driver ojek online karena nazar atau janji yang terlanjur diucapkan oleh ayahnya.
Pernikahan tanpa didasari oleh rasa cinta, akankah memberi kebahagiaan? Ikuti kisahnya .... 🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manusia Choki-Chokiii
Happy reading 😘😘😘
Khanza merasa empati setelah mendengar kisah perjalanan hidup Rangga dan sang bunda. Ia baru mengerti dibalik keceriaan seorang Rangga Adithya Fairuz, tersimpan kisah yang menorehkan kesedihan ....
"Ngga ...."
"Ya?"
"Apa tidak sebaiknya, kamu berkumis dan berjenggot lebat lagi? Aku khawatir, wajahmu akan dikenali oleh orang-orang suruhan Mak Lampir Ngga --"
Rangga tergelak lirih. Rasa sedih yang sempat menyapa, kini menguap karena ucapan istri comelnya. Bibir Khanza dengan entengnya menyebut istri kedua ayah Rangga ... 'Mak Lampir'.
"Kalau aku berkumis dan berjenggot lebat lagi, nanti ... kamu kegelian Za saat kita itu --," sahutnya sambil menoel hidung mancung Khanza.
Khanza mencebik. Raut wajahnya menyiratkan kekesalan karena ucapannya malah ditanggapi dengan candaan. "Isssshh, aku serius Ngga."
"Aku juga serius, Khanza sayang. Nggak usah khawatir Za. Orang-orang suruhan Mak Lampir nggak akan lagi berani menyentuh kami. Mereka sudah di atasi oleh ayah Bima dan bunda Kiran --"
"Ayah dan bunda mengatasi mereka? Bagaimana bisa?" Khanza melisankan tanya disertai kernyitan dahi. Ia heran, bagaimana bisa ayah dan bundanya mengatasi para penjahat. Tepatnya, orang-orang suruhan istri kedua ayah Rangga.
"Bisa lah. Mereka 'kan sepasang suami istri yang hebat. Ayah Bima mempunyai sahabat yang bisa diandalkan untuk menggiring orang-orang jahat ke penjara. Beliau paman Tama, seorang polisi yang jujur, amanah, dan tidak bisa disuap dengan apapun. Sedangkan bunda Kiran ... cerdik dan jago karate. Dengan kecerdikan bunda Kiran, polisi dapat dengan mudah menangkap orang-orang suruhan Mak Lampir," tutur Rangga disertai senyuman yang terlukis di wajahnya.
"Jadi, orang-orang suruhan Mak Lampir sudah mendekam di penjara?"
"Iya Za. Mereka sudah mendekam di penjara selama enam bulan .... Di dalam penjara, mereka diberi tausiyah oleh ustadz Ilham. Alhamdulillah, kini mereka berubah. Bahkan, mereka berniat untuk membantu kami, membongkar semua kejahatan istri kedua ayahku --"
"Mereka berapa orang sich, Ngga?"
"Mereka enam orang, Za. Sammy, Jefry, Alvin, Alam, Dewa, dan Rian."
"Kog kamu hafal semua nama mereka, Ngga?"
"Iya lah, 'kan cuma enam orang. Kalau seribu orang, mungkin aku nggak akan bisa hafal, Khanza sayang ...." Rangga menjapit hidung Khanza dengan gemas.
"Awww, sakit Ngga. Hidungku merah nich." Khanza memekik lantas mengusap hidungnya yang memerah karena japitan jari Rangga.
"Maaf Za, sengaja. Karena kamu terlalu menggemaskan ...."
"Isshhhh, gemas ya gemas. Tapi jangan dijapit!" ketus Khanza.
"Za ...."
"Apa?"
"Aku sangat bersyukur menjadi menantu ayah Bima dan bunda Kiran," tutur Rangga.
"Aku pun sangat bersyukur, Ngga. Bahkan, sangat ... sangat ... sangat bersyukur karena terlahir sebagai putri mereka. Ayah dan bunda yang teramat hebat." Khanza melengkungkan bibir disertai binar di manik matanya.
"Ngga ...."
"Hehem?"
"Aku laper bingitz," cicit Khanza sambil mengelus perutnya.
"Loh, tadi 'kan sudah sarapan?"
"Iya. Tapi cacing di dalam perutku meronta-ronta ingin makan," jawabnya dengan memasang wajah memelas.
"Hmmm, baiklah. Kamu ingin makan apa, Za?"
"Nasi bakar dan ikan bakar. Tapi, kita bikin sendiri. Nggak usah beli."
"Siap Nyonya Rangga. Kebetulan semua bahannya sudah tersedia di kulkas. Jadi, kita nggak perlu mampir ke pasar," sahutnya sambil beranjak dari kursi.
"Ngga --"
"Apalagi, Za?"
"Gendonggg!" pinta Khanza sembari mengulurkan tangan.
Rangga kembali tergelak karena tingkah istri comelnya. Dengan senang hati Rangga menuruti permintaan Khanza.
"Naiklah ke punggungku Za!" titahnya setelah ia berjongkok.
Dengan girang, Khanza naik ke punggung lalu melingkarkan tangannya di leher Rangga.
"Pegangan yang erat Za!"
"Siap, Ngga."
....
Di bawah naungan sinar mentari, Rangga dan Khanza asik membakar nasi dan ikan sambil bercanda ....
"Taraaaaa, nasi bakar dan ikan bakar sudah siap disajikan. Silahkan mencoba kakak!"
Suara cempreng Khanza yang terdengar menggelikan sukses menggelitik indra pendengaran Rangga. Pria tampan berambut gondrong itu pun tertawa geli sambil menggeleng-geleng kepala ....
"Kakak, silahkan dinikmati nasi bakar dan ikan bakar ala chef Khanza dan chef Rangga!" Khanza meletakkan dua nampan berbentuk oval yang berisi nasi bakar dan ikan bakar di atas meja.
"Kog kakak sich, Za? Harusnya 'kan sayang atau Hubby," protes Rangga.
Khanza tersenyum nyengir, memperlihatkan deretan gigi putihnya. "Aku 'kan meniru artis youtube, Ngga."
"Owhhh ...." Rangga manggut-manggut. Kemudian ia mendaratkan tubuhnya di atas bangku, diikuti oleh Khanza.
"Hayukkk suami o-mes, kita nikmati sajian berselera ini!" ucap Khanza penuh semangat.
"Iya istri comel."
Rangga menaruh bungkusan daun pisang di atas piring Khanza . Lantas ia mempersilahkan istri comelnya itu untuk membuka bungkusan tersebut. "Ini spesial untukmu Za. Nasi bakar wowww yang aku racik dengan penuh rasa cinta. Bukalah dan silahkan di cicipi!"
"Wahhh, makasih Ngga." Netra Khanza berbinar. Tanpa sabar ia pun membuka bungkusan tersebut ....
"Aaaaaa .... Kodok, kodok, mencolot." Khanza terlonjak ketika seekor kodok melompat dari bungkusan yang ia buka.
Rangga tergelak menyaksikan ekspresi istrinya yang sangat lucu dan menggemaskan.
"Rangggggaaaaa, awas kau. Tiada ampun bagimu ...," geram Khanza.
Gegas, Rangga memutar tumit dan berlari ketika menyadari kemarahan istrinya.
"Rangga, sini kau!" Khanza berteriak sambil berlari mengejar suaminya.
Para warga desa W yang menyaksikan adegan kejar-kejaran sepasang suami istri itu pun tidak bisa menahan tawa. Tawa mereka semakin menjadi saat Khanza terpeleset dan tercebur ke dalam lumpur.
"Astogehhh, wajah Mbak Khanza mirip choki-choki," gumam salah seorang warga desa yang bernama Ngatiyem.
Seketika Rangga menghentikan kakinya setelah tau sang kekasih hati tercebur ke dalam lumpur. Lantas ia memutar tumit dan berjalan menghampiri istrinya.
"Khanza, maaf ...," ucapnya sambil mengulurkan tangan untuk membantu Khanza bangkit dari kubangan lumpur.
"Kamu jahat Ngga. Jahat banget ...." Khanza terisak. Ia raih uluran tangan Rangga lalu menariknya dengan kuat. Karena tidak bisa menahan keseimbangan tubuh, Rangga ikut tercebur ke dalam lumpur.
Khanza tertawa puas. Sebab suaminya yang jahil ikut menjadi manusia choki-choki .....
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak like 👍
Klik ❤ untuk fav karya
Berikan gift atau vote bila berkenan mendukung karya receh author 😉
Trimakasih dan banyak cinta ❤😘