🌻Bijaklah dalam membaca. Novel ini mengandung unsur 21+🌻
Siapa yang mau mengalami kegagalan di hari pernikahan? Pasti tidak ada yang menginginkannya.
Niranida Alifia, hampir saja mengalaminya. Kekasihnya membatalkan pernikahan mereka tepat di hari H.
Untunglah ada seorang pria yang mau menikah dengannya, dan acara pernikahan berjalan lancar. Tapi bagaimana jalan kisahnya kalau menikah bukan dengan pria pilihannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vivi We, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21. Kedatangan Livia
Satu hari kemudian.
"Apa kau bilang?" tanya Arka pada Rey yang baru saja memberitahukan padanya kalau ada gosip yang tengah beredar. Gosip tentang dia yang bermesraan dengan seorang wanita sewaan di dalam lift.
"Ck, wanita sewaan apanya? Mereka belum tahu saja kalau wanita sewaan yang dimaksud adalah istriku." ujar Arka.
"Pffttt...." Rey menahan tawanya.
"Apa yang kau tertawakan?" tanya Arka dengan sorot mata tajam menatap Rey.
"Ternyata sekarang Anda sudah mengakui kalau Nona Nira adalah istri Anda. Apa diam-diam Anda sudah jatuh cinta pada Nona Nira?" tanya Rey penuh selidik. Dia tahu niat awal tuannya menikahi Nira. Tapi Rey dapat melihat perlakuan tuannya pada Nira yang berbeda.
"Kenapa mulutmu itu lebih tajam dari mulut-mulut para tukang gosip itu, Rey?" ejek Arka. "Apa kamu mau,,,"
Rey melambaikan kedua tangannya. "Tidak, tidak!" Rey sudah ketakutan saat Arka mau mengeluarkan ancamannya. "Kalau boleh tahu, memangnya Tuan sedang berbuat apa dengan Nona Nira di dalam lift?" Rey memicingkan matanya menatap penuh selidik tuan yang sedang duduk di kursi kebesarannya.
"Ck, kau itu. Mau tahu urusan orang saja." Arka mendengus kesal dengan asistennya yang kepo itu.
"Kenapa Anda memilih di dalam lift, Tuan? Itu sangat beresiko. Contohnya seperti sekarang ini. Kenapa Anda tidak membawa Nona Nira ke hotel atau,,"
"Atau kau tak akan menerima gaji bulan ini?" ancaman Arka akhirnya keluar.
"Jangan, Tuan. Bagaimana nasib wanita-wanitaku di luar sana?" Rey tak bisa membayangkan kalau gajinya selama sebulan hilang begitu saja. Para wanitanya pasti akan meninggalkannya.
"Apa peduliku pada wanita-wanitamu?" sindir Arka. "Sudah, jangan banyak omong kosong! Kau atasi berita itu. Jangan sampai aku mendengarnya!" perintah Arka.
"Baik, Tuan. Asal gajiku tetap aman." ujar Rey.
Dan seharian ini, Rey disibukkan dengan perintah yang diberikan oleh tuannya.
___
Arka yang baru masuk ke dalam ruang kerjanya mengerutkan keningnya saat hidungnya mencium parfum seorang wanita. Dia mengedarkan pandangannya dan tertuju pada kursi kerjanya yang membelakanginya.
"Arka, lama tak jumpa." sapa wanita itu sambil memutar kursi menghadap Arka. Wanita itu juga mengerlingkan sebelah matanya.
Arka menatap tajam wanita yang kini duduk di hadapannya.
"Kenapa? Kaget? Bukankah aku sudah bilang pada asistenmu kalau aku mau bertemu? Dan, jangan menatapku seperti itu, Arka. Membuatku takut saja." ucap wanita itu dengan gaya manjanya. "Apa kamu tak merindukanku?" goda wanita itu.
"Ck, jangan banyak basa-basi! Cepat katakan, apa maumu?" tanya Arka to the point, dia tak mau lama-lama berurusan dengan wanita di depannya itu.
"Kau itu sama sekali tidak berubah. Masih sama seperti dulu. Sangat tegas." ucap wanita itu lalu berdiri dan berjalan mendekati Arka. "Membuatku semakin tertarik."
"Cepat katakan, apa mau mu? Sebelum kesabaranku habis!" kata Arka sambil menahan amarah yang hampir meledak. Tapi dia mencoba untuk menahannya. "Kau mau uang?" Arka berjalan dan mengambil cek di atas meja kerjanya.
"Tulis berapa yang kau mau!" kata Arka sambil melempar cek dan pulpen, jatuh tepat di depan wanita yang sedang berdiri itu.
Seringaian tipis tertarik dari sudut bibir wanita itu. "Aku tidak butuh uang, Arka."
Arka menjatuhkan tubuhnya di kursi kerja. "Ck, sejak kapan kau tak butuh uang? Bukankah hidupmu itu tak pernah jauh dari yang namanya uang?" sindir Arka. Karena dulu, wanita itu datang hanya untuk meminta uang padanya.
Tak,, tak,, tak,,
Suara langkah wanita itu semakin mendekati Arka. Dia mengitari meja dan berhenti tepat di belakang Arka.
"Kalau aku bilang, aku butuh kamu, apa kau percaya?" bisik wanita itu tepat di telinga Arka.
"Aww,, sakit, Arka." rintih wanita itu saat lengannya dicengkeram erat oleh Arka.
"Jaga sikapmu! Aku sudah mencoba bersabar, sepertinya kau ingin aku menghancurkan hidupmu?" bentak Arka sambil menghempaskan wanita itu dengan kasar.
Wanita itu berjalan mengambil tasnya. "Huh, sepertinya suasana hatimu sedang tidak baik. Lebih baik aku pulang dulu." pamitnya. "Jangan lupakan, ulang tahun Geo tinggal beberapa hari lagi." ucapnya sambil membuka pintu.
Setelah pintu tertutup, Arka membuang semua yang ada di atas meja kerjanya. Kenapa wanita itu harus muncul lagi. Padahal dia baru saja ingin membuka lembaran baru dalam hidupnya.
kl dah begini byk x syaratnya....😞
but...ttp Semangat!!!
nyimak ya 🤝☺️💪
kasihan GEO ya ...
gmna nanti klo Arka tau klo Nira adlh adiknya Livia