Felix yang tidak memiliki keluarga, teman dan uang suatu hari harus lepas dari panti asuhan karena telah menginjak umur 17 tahun. Ia hanyalah anak muda yang tidak begitu memahami dunia luar, masih naif dan juga lemah.
Suatu saat, ia menemukan sebuah ponsel pintar aneh yang entah dijatuhkan oleh siapa. Dan dari ponsel itu terdapat misi-misi aneh yang benar-benar memberinya hadiah dan membimbingnya menjadi ‘pangeran tampan dan sukses’ seperti yang dijanjikan.
Ting!
----
MISI KHUSUS:
Selamatkan seorang gadis yang kesusahan!
Hadiah: uang tunai sebesar sepuluh juta
----
Ting!
----
MISI KHUSUS:
Beli seribu koin funzone, dan dapatkan hadiah dengan semua koin itu!
Hadiah: mendapatkan satu unit apartemen di ‘BluePearl’ seharga 10 miliar
----
Berasal dari manakah sistem tersebut??
Baca juga:
sistem pemburu penjinak monster
Sistem kekayaan hukuman
reinkarnasi Menjadi Pangeran Terbuang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Motor sport harga miliaran
.
.
Felix merasa jantungnya berdebar-debar saat memasuki area parkir VIP yang terasa sepi tersebut. Di parkiran yang luas ini ada hanya beberapa mobil saja yang terparkir, dan itupun
semuanya adalah mobil mewah yang terlihat sangat keren dan indah, permukaannya juga berkilauan seperti berlian.
Mungkin Felix berlebihan, tapi semua mobil itu memang terlihat sangat mahal, jika Lianna tiba-tiba memberitahunya bahwa harga rata-rata mobil itu lebih dari sepuluh miliar maka Felix akan langsung mempercayainya.
“Itu tempat parkir milikm – siapa yang memarkir motor sport disini?”
Felix menoleh pada Lianna yang berdiri di samping sebuah motor sport merah
“Apa aku harus memanggil seseorang untuk mengusir motor ini dari tempat parkirmu?” tanya Lianna setelah Felix mendekat padanya.
“Tidak perlu, ku rasa ini milikku” jawaban dari Felix membuat Lianna kebingungan “Apa maksudmu kau rasa ini milikmu? Motor ini harganya bukan ratusan juta lho, tapi miliaran. Kakakku menginginkan motor ini tapi tidak jadi karena stoknya terbatas, sepupu kami sudah membelinya karena itu kakakku jadi malas untuk membeli lagi – Lix, kau mendengarku?”
Lianna menyilangkan tangannya di bawah
dada saat Felix terlihat tidak fokus padanya dan malah melepas tas ransel yang ia kenakan, lalu membuka resletingnya.
Felix mengeluarkan sesuatu dari dalamnya “Tuh kan ini milikku, ini surat motornya, ini SIM milikku....hmm??”
Felix menatapi SIM di tangannya dengan seksama, ternyata selain mendapat surat-surat motor dia juga sekalian mendapatkan SIM?? Jadi Felix tidak perlu mengurus langsung?? Tidak perlu mendapat ujian juga?? Keren banget!!
Lianna yang sudah selesai memeriksa surat motornya tertegun, tidak percaya motor terakhir akan didapat oleh Felix.
“Sebenarnya kau mendapatkan berapa uang dari lotre itu?” tanya Lianna hampir seperti gumaman, mungkin dia sudah lelah karena Felix terus membuatnya terkejut.
Felix memasukkan semua surat motor serta SIM nya kembali ke dalam ransel, dan menjawab dengan singkat “rahasia”
Lianna menghembuskan nafas lelah “Terserah saja..”
“FELIX!!!”
Mereka berdua menoleh pada suara berisik familiar itu, Jini datang sambil berlarian menuju tempat mereka berada.
“Jini, kenapa kamu disini?” tanya Felix.
Jini yang sudah sampai segera menarik Felix ke sisinya dan memeluk lengannya erat “seharusnya aku yang bertanya, kenapa kamu disini sama dia?” Jini menatap Lianna sengit.
“Lalu kamu juga membuat akun Aiji dan postingan pertamamu dengan dia” tambah Jini.
Sekarang Felix mengerti, Jini pasti sudah melihat postingannya makanya bisa kemari.
“Memangnya kenapa? Aku dan Felix baru saja membuat vidio baru dan akan ku upload di akun yutup ku... tidak perlu iri begitu” balas Lianna.
Jini melepaskan lengan Felix “Aku tidak iri!”
“Sudah jangan bertengkar.. Jini sudah makan siang?” tanya Felix, Jini menjawabnya dengan gelengan “Kalau begitu, ayo makan siang denganku, Lianna mau ikut?”
Lianna menggeleng “Tidak usah, ada yang harus ku kerjakan setelah ini, kalian pergi saja berdua”
“Baiklah.. ayo Jini” Felix membawa pergi Jini dari sana.
“Kenapa kalian ada di parkiran?” tanya Jini
“Itu.. Lianna menunjukkan beberapa fasilitas di apartemen ini sekalian jalan-jalan”
“Dia pasti mengajakmu ke green house kan? Linna sendiri yang merancang tempat itu, pasti dia mau pamer”
“Jini.. apa salahnya Lianna menunjukkan bakatnya? Aku menyukai green house itu”
“Kalau begitu aku juga mau pamer bakatku!”
“Oh ya? Bakat apa?”
“Membuat gaun... aku suka merancang sebuah gaun atau pakaian, selain itu aku juga suka menari, Felix juga harus melihat bakatku”
“Tentu! Aku ingin melihatnya..”
“Oh iya, Kak Nana memintaku membuat desain untuk seragam cafe, aku sudah mendesain seragam chef dan pelayan.. tadi aku juga sudah memilih kain untuk seragamnya”
“Kenapa Kak Nana meminta bantuanmu?”
Jini berhenti berjalan, menatap Felix kesal “Sepertinya Felix tidak terlalu tertarik denganku..”
“Eh? Bukan begitu.. aku –”
“Sudahlah.. aku memang tidak seterkenal Lianna, kau tau.. papaku memiliki HJ Group kan? Dan itu berfokus pada bisnis hotel dan resort, lalu mamaku mengelola bisnis yang masih cabang dari HJ Group. Bisnis mamaku adalah beberapa toko pakaian dan beberapa butik. Aku sendiri membantu mamaku saat ini, tapi mungkin suatu saat aku juga akan membantu papa dengan bisnis hotelnya”
Felix mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi lembut Jini, dia tersenyum pada gadis itu “Kau sangat beruntung Jini.. memiliki kedua orangtua seperti mereka”
Jini yang pipinya sudah merona karena sentuhan Felix sekarang malah diam membeku di tempatnya, Felix melepaskan tangannya setelah tersadar “Ah, maaf.. aku tiba-tiba menyentuhmu”
Jini menunduk malu “Ti.. tidak apa, jika itu Felix..”
“Aku sudah lapar, ayo kita cari tempat untuk makan” Felix meraih lengan Jini, membawanya untuk kembali berjalan meninggalkan gedung apartemen.
“Aku tidak mau ke restoran, mau masakan Felix..” kata Jini.
“Masakanku? Baiklah, ayo ke rumah Kak Nana”
“Felix kemari naik apa?”
“Sepeda, itu disana!”
“Wah sepedanya warna biru..”
“Jini suka warnanya?”
“Suka!”
Felix kali ini bersyukur karena sepedanya adalah sepeda mini yang memiliki boncengan di belakangnya, jadi dia bisa membonceng Jini sekalian.
“Pegangan yang erat Jini..”
Jini memeluk pinggang Felix erat “Sudah”
Felix yang terlalu bahagia tidak mempedulikan berbagai tanggapan orang-orang di sekitarnya. Ada yang mencibir, ada yang iri, ada yang terang-terangan menghina, ada pula yang gemas dan memotret mereka.
Felix tidak peduli, yang ia lakukan hanyalah terus mengayuh dan tersenyum lebar. Ia merasa seperti berada dalam adegan romantis sebuah drama.
Saking tidak pedulinya Felix dengan sekitarnya, ia juga tidak tau jika sebuah mobil melintas di depannya dan mau berhenti.
Singkat cerita, mobil itu hampir menabrak sepeda Felix hingga terjatuh. Karena mobil itu sudah mau berhenti, jadi tidak parah, Felix juga sempat menghindar.
Untung sepedanya juga baik-baik saja dan tidak lecet... ini sepeda baru dia beli dari Buk Min dan harganya tujuh juta! Gila saja jika langsung rusak.
“Jini.. kamu baik-baik saja? Ada yang luka?” Felix panik memeriksa keadaan Jini, tapi Jini tersenyum dan menggeleng “Aku baik-baik saja, juga tidak tergores sedikitpun”
Felix lega mendengarnya “Syukurlah..”
“HEH KAMU!! Kalau naik sepeda tuh hati-hati dong! Liat nih mobilku lecet! Emang kamu bisa tanggung jawab hah? Sepeda jelek itu kamu jual juga belum bisa mengganti kerugiannya!” seorang perempuan berrambut coklat kemerahan keluar dari dalam mobil dan marah-marah, dia memiliki dandanan yang glamor dengan baju yang ketat. Sekali lihat saja sudah membuat Felix sakit mata.
Setelah membantu Jini berdiri, Felix juga kembali mengangkat sepedanya, baru menatap perempuan menor tersebut. Sepertinya dia masih sangat muda, mungkin seumuran dengan Felix dan Jini, tapi dandanannya sudah seperti itu.
“Harusnya aku yang marah karena yang menabrak kan mobilmu..dan mobilmu juga tidak lecet sedikitpun” bantah Felix.
Sudah jelas-jelas Felix tadi menghindar dan tidak menyentuh mobil itu seinchipun, malah Felix yang rugi karena jatuh.
“Orang miskin sepertimu tau apa hah? Apa kau tidak tau siapa aku?”
“Tidak.. pentingkah?”
Perempuan itu emosinya tersulut karena Felix tidak mengenali dirinya “Kamu tidak pernah melihat Aiji ya? Atau orang miskin sepertimu tidak punya ponsel? Aku ini selebriti yang memiliki banyak pengikut di Aiji, pengikutku sudah hampir sejuta!”
“Hei! Jangan menghina Felix!” Jini yang maju untuk membela Felix malah langsung didorong oleh perempuan itu.
“Kamu pacarnya orang miskin diam ya!”
Jini yang geram karena perempuan tidak jelas itu seenaknya sendiri akhirnya mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi Aiji dan memotret mereka.
Jini langsung menguploadnya, tak lupa ia menulis ‘Aku dan temanku Felix dihina oleh perempuan tidak jelas ini... dia mendorongku sampai aku terjatuh, teman-teman apa yang harus ku lakukan padanya?’ lalu dia juga menandai akun Felix di gambarnya, dan kirim.
Biar perempuan itu tau rasanya dihujat oleh netizen.
Jini yang pengikutinya sudah dua jutaan saja tidak sesombong itu.
“Ayo kita pergi Felix..” kata Jini setelah Felix membantunya bediri lagi.
“Hey! Bagaimana dengan mobilku?” protes perempuan itu
“Masih mempermasalahkan mobilmu?? Lebih baik kau lihat akun Aijimu, masih aman atau tidak” kata Jini.
Perempuan itupun buru-buru memeriksa
ponselnya, dan tidak butuh waktu lama dia segera membelalak tidak percaya, lalu dia kembali menatap Felix dan Jini yang sudah pergi dengan sepeda mereka.
“It.. itu tadi.. Jenifer Samudra?? Astaga! Apa yang ku lakukan?!! Dan itu tadi cowok main piano yang viral itu?? Bodoh sekali aku...”
Sementara itu Felix dan Jini sudah cukup jauh dari perempuan tadi.
“Apa yang kamu lakukan tadi Jini?” tanya Felix
“Coba lihat akunmu nanti”
“Nanti aja kalo gitu.. aku males buka Aiji”
.
.
Yg udah di kuadai 3: Indo, Engkish & Japan
Dari kemarin kemarin si MC ingkar janji Mulu padahal dia udah bilang bakalan berubah.
Apanya berubah?