Transmigrasi Istri Pemburu 2

"Entahlah, ini sulit di cerna olehku." Jujur Serena Yolin.

"Aku mengerti, tapi aku bicara jujur. Saat kau sadar di kehidupan keduamu nanti, aku harap kau dengar kata-kataku." Ucap Serena Halim.

"Kau bilang aku ini reinkarnasi mu? tapi kenapa kita berbeda?." Serena Yolin bingung.

"Reinkarnasi itu jiwa satu yang terlahir kembali, tanpa ingatan kehidupan pertama mereka. Kau hanya akan mendapatkan ingatan itu di waktu yang tepat, sifat kita bahkan berbeda tapi itu tidak mengubah fakta jika kau adalah reinkarnasiku." Ucap Serena Halim.

"Lalu bagiamana dengan Reinkarnasi Suamimu?." Tanya Serena Yolin.

"Hahaha, aku tidak tau. Tapi aku pasti akan mencarinya, aku akan menyatukan kembali keluargaku yang hangat." Ucap Serena Halim tersenyum cerah.

"Jadi kau akan hidup lagi? lalu untuk apa aku disini?." Bingung Serena Yolin.

"Hahahahha, aku akan menyatu denganmu setelah kau percaya jika kau adalah reinkarnasiku. Ingatanku akan mengalir padamu dan otomatis sifatmu akan berubah." Ucap Serena Halim.

"Anggaplah aku percaya, apa kau senang?." Serena Yolin sudah tidak memiliki semangat hidup.

"Kalau begitu sudah saatnya kita pergi." Serena Halim mengulurkan tangannya pada Serena Yolin.

Serena Yolin terdiam, tidak mengerti dengan ajakan Serena Halim. Dia lelah menjalani hidup sebagai orang gila yang selalu mendapat mimpi buruk tanpa tau mencari jalan keluar. Dirinya tidak dekat dengan orang tuanya, karena itu kehidupan tidak penting baginya.

"Apa disana ada ketenangan?." Lirih Serena Yolin.

"Tentu, kau bisa hidup semaumu disana. Kebahagiaan sudah digariskan untuk kita, anggap saja sebagai bayaran untuk segala rasa sakit yang pernah kita terima dimasing-masing kehidupan." Ucap Serena Halim, tersenyum hangat.

Serena Yolin terpaku, ada secercah harapan dalam hatinya. Meskipun setelah ini sifatnya akan berubah, setidaknya dia masih mengingat kehidupan saat dirinya menjadi Serena Yolin.

"Bagaimana caraku bisa mengenali reinkarnasi Yuwen?." Tanya Serena Yolin memastikan.

"Takdir akan mempertemukan kalian, kau mungkin tidak bisa menebak secara pasti. Tapi, hatimu pasti akan sadar jika bertemu dengannya." Jawab Serena Halim.

Tap

Tap

Greb

Serena Yolin melangkahkan kakinya perlahan lalu menyambut uluran tangan Serena Halim. Keduanya saling berpandangan, Serena Halim dengan tatapan penuh percaya sedangkan Serena Yolin dengan tatapan rumit.

Serena Halim menarik Serena Yolin ke arah danau, mereka turun dan terus berjalan hingga air sudah sampai dileher mereka. Serena Yolin merasa terkejut karena dia bisa merasakan air, padahal dia pikir dia sudah mati.

"Kematian adalah hal yang paling menyakitkan, tapi percayalah setelah rasa sakit ini kau akan menemukan kebahagiaan. Berbahagialah wahai diriku di masa depan yang jauh." Lirih Serena Halim.

Serena Yolin mendengarkan, begitu hendak menjawab dia merasa kakinya tertarik ke dalam dan tenggelam. Dia berusaha menggapai sesuatu, tapi anehnya tidak ada apapun disana hanya tersisa kegelapan.

Di ambang kesadarannya Serena Yolin percaya jika kematian dan kelahiran adalah sebuah misteri. Reinkarnasi itu ada, dan kehidupan masa lalu itu nyata bukan hanya dongeng semata.

Sedangkan di dunia nyata saat ini raga Serena Yolin sedang kejang-kejang dengan hebat. Dokter sedang melakukan kejut jantung, berharap detak jantung Serena Yolin kembali stabil.

Tiiiiiittttt

Suara nyaring dan panjang terdengar menggema diruangan. Para dokter menatap nanar layar monitor yang menampilkan garis lurus, menandakan jantung pasien sudah berhenti berdetak dan dinyatakan sudah meninggal dunia.

Serena Yolin menutup usia di umur 18 tahun. Dia dimakamkan di pemakaman keluarga dan selalu di kenang dalam hati orang tuanya. Meninggal diusia muda setelah mengalami banyak hal berat di rumah sakit jiwa.

Di sisi lain dunia di sebuah kawasan hutan lebat, tepatnya di tepi sungai yang deras. Ada sesuatu yang mengambang di atas air, sesuatu itu tersangkut di antara bebatuan tepi sungai. Setelah dilihat lebih dekat ternyata itu adalah manusia, seorang wanita tidak sadarkan diri dan diduga tenggelam.

uhuk uhuk uhuk

ohok ohok

Wanita itu terbatuk dan memuntahkan banyak air, menyeret tubuhnya menepi dan merebahkan dirinya ditepian sungai. Dia mencoba mengatur nafas dan menetralkan detak jantung.

"Apa ini? apa aku gagal mati?." Batinnya.

Wanita itu nampak kebingungan, beberapa ingatan asing masih tersimpan dalam kepalanya. Dia bisa mengingat momen saat dirinya sedang mencuci baju disungai dan hanyut terbawa arus.

"Jadi gue udah reinkarnasi? Ingatan Serena Halim udah ada dikepala gue, ingatan kehidupan pertama gue juga masih ada. Tapi yang terakhir ini ingatan siapa? sejak kapan gue nyuci baju disungai." Gumamnya.

Benar, wanita itu adalah Serena Yolin yang sudah mengalami transmigrasi jiwa ke dalam raga wanita asing. Tubuh wanita itu kurus, bajunya lusuh dan telapak tangannya kasar.

Serena bangkit dan duduk, dia merangkak mendekati tepian sungai. Mencoba melihat pantulan wajahnya di atas permukaan air.

Deg

Serena terkejut saat melihat wajahnya sama persis dengan dirinya hanya saja versi kumal, kurus, dan tak terurus. Serena meraba wajahnya, tangan kasarnya itu bisa merasakan betapa kasar wajahnya yang penuh komedo dan kurang terawat.

"Bjirr, gue versi burik." Batin Serena.

Serena berusaha berdiri, dia dengan kaki gemetar berusaha berjalan. Tidak tau arahnya kemana, tapi dia merasa familiar dengan jalan ini seperti pernah melewatinya.

"Laper." Lirih Serena.

Karena tidak bisa menahan lapar, Serena Dengan terpaksa memetik buah liar yang terlihat seperti rasberi. Meskipun dia tau perutnya akan perih karena makan buah asam dalam keadaan perut kosong.

Serena terus berjalan sambil makan rasberi, entah berapa lama waktu berlalu hingga dirinya bisa melihat ada orang berpapasan di jalan. Jiwa Introvert Serena kambuh, dia tidak suka keramaian.

"Shen Yue, aku mencarimu sedari tadi. Apa yang terjadi padamu? kenapa basah kuyup begitu?." Seorang bibi paruh baya mendekat pada Serena.

"Shen Yue? apa namanya pun sama?." Batin Serena.

"Tadi cucianku hanyut di sungai, aku berusaha mengejar tapi tidak berhasil." Ucap Serena beralasan.

"Astaga, anak yang malang. Begini, anu.... aku datang untuk memberikan kabar." Bibi itu nampak ragu-ragu.

"Apa ya? jangan bilang nagih utang?." Batin Serena was-was.

"Apa terjadi sesuatu?." Tanya Serena.

"Jadi begini, suamiku baru saja mengirim surat dari kota. Ternyata hanya beberapa pekerja yang diterima, suamimu dan beberapa pemuda desa belum diterima dan terpaksa harus di kirim kembali malam ini." Ujar bibi itu tidak enak hati.

Deg.

"Suami?! Lah gue udah punya suami? terus gimana sama reinkarnasi Yuwen? apa dia itu reinkarnasi Yuwen? duh gimana nih?." Batin Serana bingung.

"Maaf ya, suamiku pasti akan memberikan kabar jika ada lowongan pekerjaan baru." Ujar bibi itu terlihat sungkan, mengira Serena sedih karena diam saja.

"Terimakasih banyak sudah memberi kabar bibi. Tidak apa-apa, apa perlu ongkos tambahan untuk biaya kembali?." Tanya Serena, sesopan mungkin.

"Tidak-tidak, semua biaya sudah suamiku yang tanggung. Mungkin mereka akan sampai sekitar satu minggu lagi, kalau begitu aku pamit Yue, masih ada urusan di ladang." Ujar Bibi itu pergi.

Serena hanya mengangguk sopan, dia berjalan dengan bingung. Banyak pertanyaan dalam benaknya, jika memang suaminya saat ini adalah reinkarnasi Yuwen, maka baguslah karena dia tidak perlu mencari. Tapi masalahnya saat ini dirinya sangat jelek, meskipun terlihat masih muda dia inj lusuh sekali.

Padahal Serena berjalan sambil melamun, tapi tiba-tiba dia sudah membuka pintu rumah dan masuk. Serena celingukan, ternyata itu adalah rumahnya. Terlihat reyot berdinding bambu dan berlantai tanah, tapi cukup luas dan bersih.

Serena berjalan ke belakang, di belakang ada banyak kandang hewan. Ada kelinci, ayam bahkan ikan di kolam buatan. Semua sayuran ada, bahan untuk dapur sudah terjamin di sana.

"Wahhh apa si Shen Yue ini suka berkebun? keren banget bisa nanem beginian, syukur deh ngga bakal kelaparan kalo begini." Batin Serena.

Serena bergegas mandi dan berganti pakaian, hanya ada tiga stel pakaian di lemari. Sisanya sudah hanyut di sungai, artinya pakaiannya hanya tinggal ini saja.

Merasa lapar, Shen Yue membuka penutup wajan diatas tungku. Ada dua buah bakpao kukus, Serena makan dengan lahap lumayan untuk mengganjal perutnya.

Setelah mengisi perut, Serena mulai berpikir bagiamana caranya mempercantik diri. Dia harus menjadi cantik sebelum suaminya pulang, sepertinya dia harus membuat masker.

Serena membuat masker dari tomat, dia menggunakannya setiap pagi. Sedangkan saat malam dia akan memakai masker teh herbal campur putih telur, ini resep asal-asalan tapi semoga saja berhasil.

Serena masih kesulitan menyalakan api di tungku. Setelah banyak berlatih hingga tangannya lecet, akhirnya dia cukup tau caranya dan bisa menyalakan api tanpa kendala yang berarti.

Dua hari menggunakan masker tomat dan teh herbal, wajah Serena lumayan terasa kencang dan lembab. Meskipun belum begitu bersih karena komedo itu sulit di bersihkan, harusnya treatment tapi di zaman ini tidak ada yang seperti ini.

"Kayaknya butuh facial wash deh, kalau cuma ngandelin masker mah tetep aja ngga bersih." Gumam Serena.

Serena memetik bunga liar di sekitar pagar rumahnya, ada beraneka ragam warna dan wanginya cukup enak. Bagaimana cara membuat sabun? Serena sendiri tidak tau dia hanya akan membuat asal dengan cara yang ada di kepalanya saat ini.