"ah...Aku tidak akan memaafkanmu Alaska!! " ucap wanita itu dalam hati setelah melihat tunangannya bermesraan di mansion milik ayahnya dengan seorang wanita yang tidak lain adalah sepupunya sendiri.
Hubungan yang awalnya terjalin manis dan menyenangkan itu, kini mulai goyah karna hadirnya seorang wanita berhati licik bermuka dua itu, didepan baik di belakang diam diam menusuk.
Tiba tiba ada yang memperhatikan wanita itu dari lama, dan kini ingin mencuri kesempatan untuk menaklukkan hati si wanita itu.
Apakah wanita itu akan takluk oleh nya? ayok ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Lovina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TTM
"hua.... "
Jeslin menguap menyadari ini sudah jam 5 pagi. Tidurnya sangat nyenyak setelah membicarakan gaun pengantin itu dia bahkan tidak sadar kalau Alaska sudah meninggalkannya sendiri.
Dia mengusap matanya dan melihat nomor yang masih terlihat sangat jelas di tangannya. Seketika dia teringat laki laki tampan kemarin.
"Simpan tidak ya??? simpan tidak ya? " ucapnya bingung sambil menghitung jarinya bolak balik dengan kata simpan... tidak.... simpan... tidak.
Pada akhirnya dia memilih untuk menyimpan nomor itu tapi tidak langsung menghubunginya.
Perutnya terasa lapar, mengingat dia belum makan dari kemarin malam. Dia memaksa untuk bangun dan segera membasahi mukanya dengan air dingin.
kemudian berjalan ke dapur dan membuka kulkas melihat makanan apa yang bisa di makannya tanpa harus menunggu lama.
"ah... semuanya makanan dingin!! aku lapar!!! " menutup kulkas sedikit kesal.
Dia melihat ada roti tawar di meja dan berniat untuk memanggangnya dengan olesan selai kacang yang tadi masih ada didalam kulkas.
"wah... anak papa rajin banget nih masih pagi udah sibuk" ucap ayahnya yang baru keluar dari kamar tidurnya.
"eh... papa... iya nih.... Jes laper banget.. heheh" jawabnya menunjuk roti yang sudah siap untuk di panggang.
"papa mau juga dong. masa ga dibuatin sih buat papa? " ucapnya menggoda Jeslin.
"hm... siap pah!! nih putrimu buatin satu lagi yah!" jawabnya tersenyum senang.
Ayahnya duduk memperhatikan dia yang sibuk dengan pekerjaannya saat ini.
Setelah 15 menit berlalu, "Jes... " panggil ayahnya singkat.
Membuatnya menoleh dengan ekspresi bertanya sambil mengeluarkan roti yang sudah matang itu dari panggangan.
"kenapa pah? " tanyanya penasaran sambil menyajikan roti itu di depan pria itu.
"Papa merasa sedih, sebentar lagi putri papa akan menikah. Papa akan sendirian lagi setelah ibumu menghilang tanpa jejak. " ucapnya sedih.
"hei... papa.... Jeslin masih tetap bersama papa kok sekalipun sudah menikah. " berusaha meyakinkan ayahnya.
"Tapi... kamu akan punya keluarga sendiri sayang. Dan.... papa sangat harap kamu hidup bahagia, Alaska bisa menjadi suami sekaligus ayah yang baik buat mu nanti." Berusaha menahan air matanya.
"papa ngomong apa sih? ayok makan dulu rotinya, keburu dingin loh!!! " Memotong roti itu dan menyodorkan agar segera di makan.
Ruangan menjadi hening seketika, hanya terdengar suara kunyahan roti di mulut.
Jeslin kembali memikirkan masalah kemarin, dia ingin bercerita tapi takut ayahnya marah dan kecewa.
Karna dari dulu ayahnya sudah mengingatkannya untuk tidak terlalu dekat dengan Alaska tapi dia lah yang memaksa dan memohon agar tidak memisahkan mereka berdua.
Dan kini, di saat menuju hari bahagianya, Alaska mulai menunjukkan sikap serakah dan sikap jahatnya.
"Jes... kenapa belum dihabisin rotinya nak? Jangan terlalu dipikirkan, tadi papa cuman bercanda. Yang terpenting buat papa itu kebahagiaan kamu sayang!" Mengelus rambut wanita itu.
"papa... lepasin!! Jes udah gede bukan anak kecil lagi!! " menjauhkan kepalanya dan menyembunyikan air matanya yang sudah jatuh karna terharu.
Pria itu tertawa melihat tingkah malu putrinya yang menurutnya masih seperti tingkah anak kecil. Baginya, Jeslin akan selalu menjadi putri yang manis dan lugu belum berubah.
"Jes.... papa minta maaf yah kemarin, soal sepupumu itu! "
"hm?? maksud papa apa? " sedikit memelototi ayahnya dengan mata indah berwarna biru itu.
"papa tau kamu tidak melakukannya sayang. Papa minta maaf sudah membentak mu!! "
Kali ini dia benar benar menangis di depan ayahnya. Dia tidak mengatakan apapun hanya menunduk antara sedih dan senang mengetahui papanya masih mempercayainya.
"Hei.... putri papa sudah gede gini kok masih cengeng sih?? hah?? " mendekat dan menghapus air mata itu.
"Pa... Jes boleh minta peluk yang lama kan? "
Ayahnya mengangguk dan mereka berdua berpelukan dengan senang bercampur haru.
"Pah... aku tidak akan mengecewakanmu! Saat waktunya tiba, aku akan membuat setiap orang yang mencoba merusak kebahagiaan keluarga kita menyesal seumur hidupnya. Aku juga akan terus mengusut soal kehilangan mama. Aku yakin mama masih ada dan masih menunggu kita untuk menjemputnya! " ucap Jeslin dalam hatinya menahan segala rasa sakit dan rasa sayang di hatinya untuk keluarganya.
Pelukan itu berlangsung agak lama hingga pembantu di rumah itu bangun menghentikan mereka.
"tuan... nona... maaf... bibi ketiduran sampai lupa belum menyiapkan sarapan" ucapnya takut dan sedikit bingung kenapa mereka berdua bisa bangun sepagi ini.
"ah... gak masalah bi! silahkan lanjutkan bi! " ucap pria itu sambil melangkah kembali ke kamar meninggalkan putrinya.
Suasana pagi yang masih dingin itu semakin terasa dingin bagi pembantu itu melihat ekspresi Jeslin yang tiba tiba datar.
"Bi!!! Jes punya tugas buat bibi! " Ucap nya tiba tiba dengan nada tegas semakin menakuti pembantu itu.
"iya non saya laksanakan. " ucapnya gemetar.
Dia memberi tugas untuk memantau pergerakan Alaska dan Karolin jika mereka tiba tiba datang kerumah.
"kenapa non? "
"Saya tidak mau menjelaskan apapun! Saya cuman ingin bibi memberi laporan dan bukti nyata!! Dan Jes harap bibi bisa bekerja sama tanpa ada kebohongan apapun!! Jika tidak... "
"i.. iya non! bibi paham! saya masih butuh uang dari kerjaan ini non, jangan memecat saya non! "
"bagus!! lakukan dengan baik!! tuh... aku sudah transfer uang jajan tambahan buat bibi!! jangan mengecewakanku! " Berdiri setelah mematikan layar ponselnya.
"Ba... baik non! " jawabnya gemetar antara takut dan senang dengan imbalan yang diterimanya.
"Satu lagi!!!! "
Wanita itu semakin takut, apakah ada lagi kesalahan yang di lakukannya.
"Tolong beresin piring di mejanya yah bi.... Jes mau olahraga pagi dulu!! " ucapnya tersenyum meninggalkan ruangan itu setelah ekspresi menyeramkannya dari tadi.
"ah.... Non Jeslin!!! Kenapa aura anak ini sama persis seperti aura ibunya, nyonya Jesika? Ketika serius, akan membuat sekitarnya serasa mencekam dan menakutkan! " ucapnya sedikit merinding mengingat nyonya rumah yang sudah lama tidak diketahui keberadaannya setelah dikabarkan menghilang saat melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.