NovelToon NovelToon
Cinta Itu Terlalu Dalam

Cinta Itu Terlalu Dalam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:865
Nilai: 5
Nama Author: rosnila

Kiara merupakan seorang gadis yang masih berusia 18 tahun, saat ini dia baru dinyatakan lulus SMA, Akan tetapi takdir malah membuat dia terjebak dalam ikatan pernikahan dengan pria asing bernama Arya. akankah pernikahan yang dijalaninya berakhir bahagia? ataukah akan sebaliknya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rosnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Titipkan Pada Orang Asing

Sore itu Maya langsung membawa Kiara menuju rumah sari yang terletak didekat kantornya saat ini.

Taksi online yang mengantarkan mereka berhenti tepat didepan sebuah rumah bercat putih yang begitu mewah.

"Ayo kita turun!" ajak Maya kepada Kiara.

Tanpa membantah, Kiara ikut turun. Tak lupa menyeret koper yang dibawanya dari rumah.

Berjalan dengan langkah gontai, bagaimana tidak dia harus tinggal dengan orang yang tak dia kenal.

Apalagi dirinya bukanlah orang yang bisa cepat akrab dengan orang asing. Begitu mereka sampai di pintu utama, terlihat pintu dibuka lebar oleh seorang wanita yang mungkin sebaya dengan Maya.

"Akhirnya kalian sampai juga." Ucap perempuan berambut sebahu dan berwarna pirang itu.

Kiara hanya diam, tak menanggapi. Dia sesekali menatap perempuan dihadapannya dengan perasaan campur aduk.

"Ayo masuk may!" ajak nya.

Maya menarik pelan tangan Kiara, supaya ikut masuk kedalam rumah mewah itu. dan ikut duduk disebuah sofa berwarna maroon.

"Kapan kamu berangkat?" tanya perempuan berambut pirang yang pastinya bernama Sari itu.

"Besok pagi Sar, makanya aku mengantarkan keponakan ku kerumah mu sore ini." jawab Maya.

"Kamu jangan khawatir, aku pasti menjaganya dengan baik. seperti adikku sendiri." jawab Sari, sembari melirik ke arah Kiara yang hanya menunduk.

"Aku percaya sama kamu." jawab Maya dengan senyuman.

"Mudah-mudahan kamu betah ya Kiara." Sari mengalihkan pandangan kearah Kiara.

Kiara yang mendengar namanya disebut mengalihkan pandangannya, dan hanya tersenyum. Senyum yang dipaksakan oleh nya.

Dia tak pernah berpikir dan membayangkan, kalau hidupnya akan seperti ini setelah kepergian orang tuanya.

"Kamu jangan khawatir Kia, Tante janji akan menjemput kamu setelah semua urusan Tante beres." Maya mencoba meyakinkan Kiara.

"Iya Tante, Kiara percaya Tante pasti akan kembali." jawabnya dengan mata berkaca-kaca.

"Kamu jangan khawatir, disini hanya akan ada saya." ucap sari.

"Saya sama seperti Tante kamu hidup sendirian."

"Kamu jangan khawatir." Sari mencoba meyakinkan Kiara.

Kiara masih diam, hanya menatap sekilas ke arah sari yang terlihat melebarkan senyumnya.

"Ayo saya antar kamu kekamar!" ajak Sari kepada Kiara.

Dengan ditemani Maya, Kiara berjalan mengikuti Sari menuju sebuah kamar. Tentu saja kamar itu jauh berkali lipat lebih besar dari kamar dirumah nya.

"Kamu boleh pakai lemari Yang ada disini, karena memang lemarinya kosong."

"Terimakasih kasih Mbak!" ucap Kiara.

Dia sebenarnya bingung mau memanggil Sari dengan apa, tapi menurut nya lebih pantas dipanggil Mbak. Begitu juga dengan Maya, hanya saja karena Maya adalah adik bundanya makanya dia memanggilnya dengan sebutan Tante.

Setelah mengobrol beberapa saat, Maya pun izin untuk pulang kerumah nya. Kiara memeluk tantenya begitu erat, dia seperti seorang anak kecil yang dititipkan ke panti asuhan.

Namun Kiara juga tak ingin membebani Tantenya, dia tau Maya itu juga ingin mengejar masa depannya. Setelah taksi yang menjemput Maya menghilang Kiara berjalan dan duduk di teras rumah itu.

"Kamu kenapa Kiara? Apa kamu takut tinggal dengan saya?" tanya Sari khawatir melihat Kiara yang hanya diam saja.

"Enggak mbak, saya hanya sedih aja." jawabnya pelan.

"Ayo kita masuk, hari sudah sangat sore!" ajak Sari.

Kiara pun menurut berjalan masuk kedalam rumah bercat putih itu.

"Kamu jangan khawatir Kiara, disini juga kamu tidak perlu memasak saya setiap hari pesan makanan dari luar. "

"Karena saya akan pergi bekerja sampai sore hari, kamu berani kan tinggal dirumah sendirian?" tanya Sari pada Kiara.

"Iya Mbak, terimakasih Mbak Sari sudah mengizinkan saya tinggal disini." ucap Kiara.

"Kamu jangan sungkan."

Dan perhari itu, Kiara tinggal dengan Sari. Dia bahkan terkadang menyibukkan dirinya dengan bersih-bersih dirumah itu. Bagaimana tidak, rumah itu kosong hanya dihuni oleh dirinya setelah sari berangkat kerja.

Hari demi hari dilaluinya dengan harapan Maya cepat kembali untuk menjemput dirinya. Namun sudah dua bulan berlalu Maya tak juga kembali seperti janjinya.

Malam itu Kiara yang sedang istirahat dikamar keluar begitu mendengar namanya dipanggil oleh Maya.

"Kiara apa bisa kita bicara sebentar?" tanya Sari.

Wajahnya tampak serius, jantung Kiara berdetak kencang. Bagaimana jika Sari akan mengusirnya hari itu.

Kiara berjalan mengikuti sari dan duduk di sofa ruang tamu. Sesaat suasana begitu hening, tak ada yang bicara. Kiara sesekali menatap ke arah Sari, wajah itu seperti sedang menyimpan beban.

"Mbak Sari!" Kiara memberanikan diri memanggil wanita dihadapannya.

Dan Sari yang terlihat kaget, langsung mengalihkan pandangannya ke arah Kiara yang saat itu duduk tepat disampingnya.

"Apa Mbak sedang ada Masalah?" tanya Kiara pelan.

Namun saat itu Kiara melihat mata perempuan dihadapannya berkaca-kaca, Sari seakan tak mampu membendung kesedihannya. Tapi apa yang sebenarnya terjadi.

Perasaan Kiara campur aduk, antara penasaran dan takut. Takut kalau terjadi sesuatu dengan tantenya yang tak ada kabar.

"Mbak, cerita sama Kiara!" menyentuh punggung tangan Sari.

Dan tiba-tiba saja, Sari memeluk Kiara begitu erat. Dengan Isak tangis yang tak lagi mampu dibendung nya.

Kiara tak melanjutkan pertanyaannya, dia diam. Membiarkan Sari untuk tenang lebih dulu.

Sari melepas pelukannya dan saat itu menggenggam kedua jemari Kiara. menatap Kiara dengan tatapan penuh harap. Tapi apa itu? Kiara tak dapat menebak apa yang sedang terjadi pada Sari.

"Kiara, seandainya Mbak butuh bantuan kamu, apa kamu mau membantu Mbak?" tanya Sari dengan tatapan memelas.

Kiara masih diam, belum mengiyakan permintaan dari Sari, bantuan apa yang harus dia berikan.

"Kiara, selama ini Mbak sudah menolong kamu, menjaga kamu selama Maya pergi." ucapnya terbata.

"Bukan Mbak ingin mengharap bals Budi, tapi Mbak bingung."

"Dan saat ini Mbak butuh bantuan, Mbak tidak tau harus minta tolong ke siapa."

"Dan mungkin hanya kamu yang bisa menolong Mbak."

Kiara masih diam mendengarkan kata demi kata yang di ucapkan oleh Sari. Dan benar, Kiara mengakui kalau Sari sudah menolong hidupnya hampir tiga bulan ini.

Dia yang hanya menumpang hidup dirumah itu, tanpa bekerja dan tanpa harus mengerjakan berbagai pekerjaan rumah.

Kiara mengakui dalam hatinya, kalau dia berhutang budi dengan Sari, tapi pertolongan seperti apa yang bisa dia lakukan. Uang dia tidak punya. Dia hanya punya nyawanya saja.

"Mbak Sari, saya akan menolong Mbak jika saya mampu." jawab Kiara dengan suara bergetar.

"Tapi pertolongan apa yang harus saya berikan?" tanya nya lagi.

"Mbak, saya tidak punya apa-apa, saya hanya punya tenaga dan nyawa." Suara itu begitu terdengar getarannya.

"Kiara, Mbak memohon bantuan kamu untuk menyelamatkan harga diri keluarga Mbak, orang tua Mbak." jawab Sari masih dengan Isak tangis.

"Mbak tau, mungkin ini tidak adil untuk kamu. karena kamu tidak mengenal mereka."

"Tapi tolong bantu mereka demi Mbak!" Sari berbicara dengan nada memohon. Dan tentu saja itu membuat Kiara semakin gundah.

Bantuan dalam bentuk apa yang harus dia lakukan demi menyelamatkan kehormatan keluarga Sari? Akan kah permintaan sari membawa Kiara kedalam pilihan yang sulit?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!