Iin gadis asal Indonesia memutuskan untuk pindah ke jepang untuk menempati rumah warisan dari neneknya yang asli orang jepang.Rumah itu tampak sepi karena sudah tidak ditempati siapa pun lagi.satu tahun lalu nenek Iin sudah meninggal dan ia mewariskannya pada Iin cucu kesayangannya.Tanoa Iin ketahui bahwa rumah itu pernah di sewa seorang pemuda jepang yang bernama Taka.Dia telah meninggal dunia namun arwahnya sering muncul seperti layaknya orang normal.Namun Iin belum menyadarinya hingga mereka terjerat cinta yang begitu dalam.Sanggupkah Iin bertahan dengan cinta yang berbeda dunia? apakah kisah cintanya akan membuatnya lebih hancur ataukah Iin bisa membuat membuat arwah Taka tenang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Drama sarapan tadi pagi sudah selesai.iin kembali melanjutkan aktifitas dengan menyusun kembali barang barang yang baru di belinya dari toko furniture.iin ingin membuat suasana baru di rumah itu.namun saat Iin ingin membersihkan debu di atas meja.ia melihat foto kecilnya yang menggemaskan sedang menggenggam tangan anak laki laki.iin juga lupa siapa namanya.namun ia ingat anak itu anak dari teman ayahnya yang tinggal tak jauh waktu itu.iin tersenyum lalu menyimpan kembali foto tersebut setelah membersihkan debunya.
Iin kembali di kagetkan dengan lukisan mural yang jatuh di dapur.iin bangkit untuk mengecek dan ternyata bukan lukisan mural yang Iin kira jatuh.namun sebuah foto keluarga Iin bersama om Nobi .piguranya hancur berantakan dan pecah.tak ada kucing atau angin yang menggangu namun kenapa foto keluarga itu bisa jatuh,Iin juga tidak mengerti.
Iin terpaksa membereskan bekas pecahannya dan membuangnya di sampah lalu meletakan fotonya di dalam laci.beljm sempat Iin bangkit setelah berjongkok menyimpan lembaran foto tersebut Iin di buat heran dengan suara nyanyian yang sama yang dia dengar tadi malam.namun kali ini datang dari luar.suaranya berasal dari halaman belakang.iin penasaran dan mengecek membuka pelan jendela kamar dan mengintipnya.laki laki itu ada lagi dengan penampilan yang sama dan baju yang sama juga posisinya tidak berubah.
" hai",sapa in penuh antusias karena ini pertama kalinya Iin menemui orang lain setelah sampai di jepang.laki laki itu awalnya hanya diam tak menoleh sama sekali.iin berusaha menunggu gerakan laki laki itu.Dengan perlahan laki laki itu mulai menengok ke arah Iin ." hi" jawabnya sambil tersenyum.
Iin tersenyum lalu menunduk dan memperkenalkan dirinya." aku Iin,dari indonesia.tinggal disini." jelasnya pada laki laki itu.Dia hanya mengangguk dan menjawab " aku Taka" jawabnya pelan.Mukanya pucat dan rambut yang sedikit memanjang .
" boleh aku duduk disini?" tanya Iin basa basi.
" ini tempatmu,kenapa harus meminta ijin." jawabnya sambil memandang lurus ke depan.
" aahh aku lihat kamu duduk disini beberapa kali.apakah kamu nyaman duduk disini? Kamu tinggal dimana? tanya Iin penasaran sambil menggosok gosok kedua telapak tanganya yang kedinginan.
" aku selalu duduk disini terlalu lama dan nyaman.aku tinggal di tempat yang jauh namun aku akan selalu kembali ke tempat ini." jawabnya penuh teka teki.
Iin bingung,apakah dia orang stres atau dia memang sering mampir ke halaman belakang rumahnya cuma sekedar untuk duduk.itu tidak masuk akal.
Iin tak menghiraukannya,tapi Iin nyaman melihat wajahnya yang terlihat begitu lelah dan menyimpan beban yang begitu berat.iin mulai menyodorkan botol minum yang kebetulan belum dia buka,belum sempat.untuk menawari lelaki itu.terlihat bibirnya yang kering dan pecah pecah.mungkin saja dia kelelahan dalam bekerja.
" bilah minum ini,kamu terlihat begitu lelah Taka San." ucap Iin sambil menyodorkan botol akua.namun laki laki itu hanya diam dan tidak menerimanya.iin kembali menariknya,mungkin saja Taka tak haus.
Hujan mulai turun sore itu,air hujan turun berjatuhan begitu derasnya .Iin menawarkannya untuk masuk ke rumah.namun Taka menolaknya.dia memilih untuk pergi dan memakai payung kayu tuanya.dia menghilang di balik kabur pekat dan turun tanpa permisi.iin hanya bengong memandangi punggung Taka yang semakin menjauh.
Iin kembali ke rumah dan mengeringkan rambutnya yang sempat kehujanan.dia duduk di ranjangnya dan matanya melihat arah di luar dimana Taka tadi duduk di kursi tua itu.hatinya mengatakan bahwa sebenarnya Iin tak merasa asing dengan laki laki bernama Taka yang dia temui tadi.hujan semakin deras Iin menutup jendelanya seperti menutup sesuatu yang belum dia mengerti.
Sebuah suara nyanyian yang melow dan menyayat hati terdengar samar samar lagi.iin mendengarkannya lagi dengan hikmat dan menghayati setiap kata yang dia ucapkan.jelas itu bukan berasal dari speaker fortebel atau tetangga yang bermain gitar.Jelas itu suara dari laki laki yang sedang patah hati.namun suaranya tetap sama dari arah kamar tamu iin.iin membeku sesaat merasakan sesuatu yang tersambung pada batinnya.
Tak terasa air matanya mulai berjatuhan tanpa di mengerti.seolah Iin bisa merasakan rasa sakit yang orang itu rasakan.suaranya semakin pelan namun masih jelas terdengar.iin menyeka air matanya.walaupun hatinya masih bertanya tanya siapakah yang sedang bernyanyi sekarang.
Hingga akhirnya Iin ketiduran karena terlalu nyaman mendengarkan suara yang merdu dan menyayat hati itu.iin masih memeluk botol akua yang sempat ia tawarkan pada Taka tadi.om Nobi dan Tante Yura sudah pulang dan langsung tujuannya menemui Iin di rumah nenek.dan kini mereka mendapati Iin yang tengah tertidur.nobi mengelus lembut kepala keponakannya dengan lembut.
" maaf"..gumamnya hampir setengah berbisik.matanya berkaca kaca.
Iin menggeliat dan terbangun." ehh paman sudah pulang? Dimana Tante Yura?" tanyanya setengah mengantuk.
" dia sedang menyiapkan makanan di dapur. Apa kamu sudah makan siang nak?"
" belum paman,maaf aku ketiduran." Iin memeluk tubuh pamannya dan masih mengenakan kemeja dan jass lengkap.aroam parfum menusuk hidungnya namun membuat Iin nyaman.nobi adalah sosok satu satunya pengganti ayahnya.
" om,,boleh aku tanya sesuatu? " tanya Iin ragu.
" tanya apa sayang? Boleh."
" Dimana teman masa kecilku dulu.apakah rumahnya sudah pindah?"
" siapa yang kamu maksud nak?"
" dia," Iin menunjuk foto masa kecil Iin yang sedang menggandeng seorang anak laki laki tampan.
Nobi memutarnya matanya seolah dia sedang berpikir keras." om tidak ingat.mungkin saja sudah lama pindah." jawabnya tak meyakinkan.
" siapa namanya om,aku juga lupa." ucap Iin penuh sesal padahal dia masih ingat beberapa kejadian masih semasa kecil itu saat bersamanya .dia anak yang masih,jujur dan baik juga penyayang.iin juga lupa lupa ingat.tapi masih banyak kenangan masih yang tertempel dengan sempurna di dalam benaknya.
" sudahlah jangan banyak berpikir,om ingin kamu makan dulu." ajak Nobi sambil mengusap rambutnya.
Tante Yura menyambutnya dengan hangat dan mereka mulai menyantap makan siang.
" om,,,Tante,,aku bertemu seseorang tadi siang...!" ucap Iin di sela sela suapannya.membaut Nobi dan Yura saling memandang dan heran.
" siapa nak? Kamu jangan ketemu dan percaya orang sembarangan di sini." Nobi menjawab dengan penuh nada khawatir.
" namanya Taka."
Degg....
Jawaban itu ibarat busur yang meluncur tepat ke dalam jantungnya.nobi bahkan tak mampu berkata kata lagi.
" a..apa?" tanyanya setengah tak percaya." bagaimana mungkin." Nobi menggeleng ribut dan berhenti mengunyah membuat Iin menyerngit.
"loh kenapa om kaget,memangnya siapa Taka?" Nobi bahkan bangkit begitu saja meninggalkan ikan dan Yura yang tengah makan.membuat Iin semakin khawatir dan bertanya tanya.
Yura mengusul Nobi keluar dari rumah itu tanpa berkata kata lagi.iin semakin bingung.air matanya Taka terasa menetes begitu saja.entah ke apartemen hatinya terasa begitu sakit.siapa Taka sebenarnya.iin kembali masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan makanan yang tak sempat dia habiskan.