NovelToon NovelToon
Rahasia Yang Terlupakan

Rahasia Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kebangkitan pecundang / Fantasi Wanita / Gadis nakal
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: nolaa

Terlahir dengan sendok emas, layaknya putri raja, kehidupan mewah nan megah serta di hormati menjadikanku tumbuh dalam ketamakan. Nyatanya, roda kehidupan benar-benar berputar dan menggulingkan keluargaku yang semula konglomerat menjadi melarat.

Kedua orang tuaku meninggal, aku terbiasa hidup dalam kemewahan mulai terlilit hutang rentenir. Dalam keputusasaan, aku mencoba mengakhiri hidup. Toh hidup sudah tak bisa memberiku kemewahan lagi.

[Anda telah terpilih oleh Sistem Transmigrasi: Ini bukan hanya misi, dalam setiap langkah, Anda akan menemukan kesempatan untuk menebus dosamu serta meraih imbalan]

Aku bertransmigrasi ke dalam Novel terjemahan "Rahasia yang Terlupakan." Milik Mola-mola, tokoh ini akan mati di penggal suaminya sendiri. Aku tidak akan membiarkan alur cerita murahan ini berlanjut, aku harus mengubah alur ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nolaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Dendeng Nangka

Total enam pria bertubuh besar tengah mengejarku. Mengapa mereka main keroyokan, dasar pecundang, tidak mau satu lawan satu ya?

Aku melompat. Melewati pohon tumbang dengan lompatan yang cukup tinggi. Lantas lariku juga sangat mudah, seolah ada per yang membuat pelarianku jadi sangat mulus. Kakiku gesit, cakar-cakar ini cukup kuat untuk membantuki berlari kencang. 

Aku terus berlari membelah rimbunnya semak dan pohon. Sampai aku menemukan sebuah gua penuh lumut dan tanaman menjalar menutupi pintunya.

Peruntungan.

Barangkali gua itu bisa menyelamatkanku dari mereka.

Gelap dan lembab menjadi penyambutan kehadiranku. Napasku terengah dan terasa sesak. Selain kengerian yang membuat buluku tersengat aliran listrik. Badanku juga bergetar lantaran lelah berlari. Menjengkelkan sekali harus berlari seperti ini.

Aku pun memilih istirahat. Menyenderkan tubuhku pada bebatuan. Hingga mataku menangkap aliran air.

Mendengar suara aliran air. Mendadak tenggorokanku haus dan butuh minum. Mengikuti naluri hewani kucing. Mataku menangkap cahaya terang di dalam sana. Tanpa pikir panjang, aku pun segera melesat masuk ke dalam gua yang lebih dalam.

Mataku berbinar. Mulutku tak berhenti berdecak 'Wahh-meong-wahh-meong' sembari membulatkan mata sebulat bundaran donat. Berbicara tentang donat, perutku lapar lagi. Duh, perutku ini, selalu protes di saat yang tidak pas.

Stalagmit dan stalaktit yang terkena sapuan cahaya matahari terik menyilaukan mata. Danau hasil rembesan air hujan tertampung dalam inti gua. Airnya jernih, banyak bermacam rumput air tumbuh di dalam danau, barangkali karena rumput itu lah airnya jadi sedikit berwarna hijau kebiruan. Ada pun lubang besar tepat di atas danau. Memperlihatkan wujud langit yang begitu megah di atas sana.

Aku mengeram, mendekati air lantas membungkuk dan minum sambil memperhatikan wujudku, sekali lagi. Lumayan sekali wujudku ini, siapa sangka wujudku meski menjadi kucing tetap secantik ini.

Jika melihat buluku yang berwarna perak cerah, dan bola mata hijau yang memancar indah. Teringat akan Cheshire, kucing Alice in Wonderland dengan bulu Hijau botol dan sedikit abu. Mata dan mulut yang besar nan lebar. Tetapi, HANYA MATA INI YANG BESAR! Mulutku normal, senormal kucing pada umumnya. Dan aku tidak memiliki seringai nakal seperti Cheshire bodoh.

Kucing yang cantik dan manis, tentu saja itu aku.

Suara percikan air yang berasal dari langit-langit gua terdengar mengalun bak melodi berkecimpung. Suara-suara nyanyian burung menggema membuatku terlena dalam buaian ketenangan jiwa. Bahkan ada beberapa spesies kadal dan burung kecil yang hinggap di akar pohon. Sekedar berteduh.

Asyik menikmati pemandangan, sampai tak sadar jika ada bagian tubuhku yang mendadak sakit. Bukan, bukan dari perutku yang lapar. Melainkan leherku sakit.

Astaga, Orang-orang tadi membuntutiku. Mereka masih tidak menyerah, ya?

Aku mundur ketika anak panah salah satu dari mereka ingin mengiris leherku. Apa mereka tidak merasa iba pada seekor kucing cantik ini? Bahkan si bontot berkumis tipis itu berseru, dengan perutnya yang condong ke depan.

"Kucing ini besar sekali, bisa dijadikan kucing bakar."

Sialan, dasar gendut jelek, mendengar itu, dengan kekuatan cakaran kemarahan si manis. Aku memberikan tanda cinta berupa hiasan wajah dengan cakar panjangku, aku tak menyiakan kesempatan mengalihkan pandangan mereka kepada si bontot yang mengaduh perih, lantas segera melompat ke air. Beruntung danau cukup dangkal sehingga aku bisa berjalan di bawahnya dan segera menepi.

Hidungku kemasukan air, aku mengibaskan buluku, menjijikkan sekali bulu ini menjadi basah.

Mereka semakin mendekat. Aku segera bangkit dan berlari, menghindari kejaran mereka. Namun, gua ini tertutup rapat. Sebuah batu besar menghalangi, dan, bagusnya lagi, tidak ada jalan keluar lain!

Aku mengeong. Di kehidupan manapun, kenapa aku harus terlibat aksi kejar-kejaran dan berakhir di tempat sempit ini, orang itu membawa sial.

Aku semakin mundur. Menatap batu dan terpojokkan.

Untuk terakhir kalinya, aku menatap si bontot. Tubuhnya hanya sebesar pundak orang dewasa normal. Dan, aku cukup puas dengan tiga tanda garis yang tercipta dari cakarku yang tajam.

Keenam pria itu mendadak saling menepi. Membiarkan seorang pria maju sementara mereka mengekor di belakang. Aku menatap mulai dari kakinya, terbalut sepatu boot sepanjang lutut, celana cokelat, lalu aku menatap lebih ke atas, ia mengenakan rompi kulit dan kemeja coklat tanah dengan topi bundar menggantung di lehernya, sebab tali menahan agar tidak jatuh, yang paling memukau adalah matanya, rambutnya coklat dan bersinar terkena cahaya.

Omong-omong wajahnya sangat tampan seperti tokoh-tokoh sejarah Yunani. Oh, bukankah dia pria yang ada di sungai tadi? Lumayan juga.

"Grand Duke, kucing itu.... " Seorang pria tinggi mengamatiku. "Kucing yang galak," Lanjutnya.

Aku mengeong marah, memperlihatkan gigi sampai gusiku. Galak katamu? Haruskah aku mencakar mereka satu persatu?

Pria tinggi di sebrang sana menghampiriku. Yap, aku mengigit tangannya yang mencoba menyentuhku. "Galak dan jelek," Ejeknya. Wow blak-blakan sekali.

"Meongg.... "

"Tapi dia lucu, bolehkah kita membawanya sebagai peliharaan? Sepertinya dia lapar."

Oh, dia mengeluarkan dendeng nangka dan memberikannya kepadaku.

Mataku berbinar ketika tangan kekarnya menyodorkan Dendeng nangka tebal. Aroma gurih-manisnya membuat air liur berkumpul di pipiku. Hmph, manusia ini memang bodoh, tapi dia tau cara menyuap kucing berkelas sepertiku.

"Meongg meongg...."

'Dasar tidak punya sopan santun!' Suap-suap, siapa yang mau makan makanan rendahan itu, tapi aku lapar jadi dimakan saja!

"Kyaaaa lucunya...." Si tambun dengan bekas cakaranku ingin menyentuhku, aku memberinya salam cakaran lagi di tangan. "Wahh, kau jahat sekali kepadaku," Komentarnya.

'Gendut jelek! Setidaknya berikan sepuluh dendeng baru boleh menyentuh! Aku bukan barang gratisan, aku ini kucing berkelas, huh, gendut jelek!'

"Sudah cukup bermain-mainnya. Dari tadi kita hanya mendapatkan perburuan kecil, apakah kalian mau makan rumput?"

"Mohon maafkan kami Grand Duke."

Mereka semua memasang sikap berbaris tegap dan menundukkan kepala seraya minta maaf kepada seseorang yang berdiri di ujung gua sana.

'Dia pasti bosnya, dia bosnya!'

"Meongg... Meongg...."

'Hey, jangan tinggalkan aku, aku mau ikut! Heyy, minta dendengnya lagi, kurang... Kurang!'

"Meongg.... "

Pria tinggi tadi menengokku, "Grand Duke, bagaimana kalau.... "

"Ya, terserahmu saja."

"Terima kasih, yang mulia."

'Bagus! Terima kasih! Oke, minta dendeng lagi. Dimana tadi dia menyembunyikannya, di dalam tas ya. Hey, minta gendong, minta gendong.'

"Oh, kau mau di gendong? Hiro, gendonglah kucing itu." Pria tinggi itu menyerahkanku pada pria lain dan memeriku dua lembar dendeng. Aku, nurut saja, makan gratis.

"Wah, Hiro, kucing ini nurut sekali padamu." Si tambun.

"Karena kau jelek Boni, makannya dia takut, kehkeh." Ucapan pria itu membuat si tambun ngedumel.

'Jelek dan pelit, makannya jadi orang harus punya banyak dendeng.'

1
icaaa
kapan up niehh/Scowl/
nolaa: sudah ada bab baruuu, ayo cek cek/Kiss/
total 1 replies
sjulerjn29
bahasanya ringan mudah dimengerti
semangat 😊
mampir juga ya ke ceritaku..
kasih saran juga..makasih
icaaa
vote untukmu thor, semangat/Kiss/
nolaa: Nola bersemangat besar kalau dapat like/Angry/
total 1 replies
US
bacanya ga bosenin. top lh /Good//Good/
nolaa: nola berterimakasih/Pray//Kiss/
total 1 replies
Roxanne MA
agak kurang hajar ya, untung caspian jago berantem
nolaa: Caspian, ahli bela diri yang sebenarnya/Determined/
total 1 replies
Roxanne MA
semangat nulis thor
Proposal
🔥5 BINTANG SUPPORT🌟 BUAT KAKANYA😘😖
nolaa: nola berterimakasih!! /Kiss/
total 1 replies
Roxanne MA
bagus ka, semangat nulis nya
nolaa: nola selalu semangat 100% /Determined//Pray/
total 1 replies
icaaa
update trs thorr, cemungutt/Determined/
nolaa: author selalu semangat, tingalkan like agar semangat 200% /Hey//Smile/
total 1 replies
Noorphans.
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
nolaa: terimakasih 😍💖
jikalau mampir tinggalkan like juga ya, ily💖
total 1 replies
Fastandfurious
Kisahnya bikin baper, jadi terlarut sama ceritanya.
nolaa: wahh, terimakasih sudah mampir, jangan lupa likenya ya💓💖
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!