NovelToon NovelToon
Jadi Ibu Susu Anak Mantan Selingkuhan

Jadi Ibu Susu Anak Mantan Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Selingkuh / Ibu Pengganti / Menikah Karena Anak / Anak Haram Sang Istri / Ibu susu
Popularitas:30.3k
Nilai: 5
Nama Author: moon

Elma merasa, dirinya bukan lagi wanita baik, sejak sang suami menceraikannya.

Tidur dengan pria yang bukan suaminya, membuat Elma mengandung benih dari atasannya yang seorang playboy, Sean Andreas. Namun, Sean menolak bertanggung jawab dengan alasan mereka melakukannya atas dasar suka sama suka.

Beberapa bulan kemudian Elma melahirkan bayi perempuan dengan kelainan jantung, bayi tersebut hanya bisa bertahan hingga berusia satu tahun.

Disaat Elma menangisi bayi malangnya, Sean justru menyambut kehadiran seorang bayi dari rahim istrinya, sayangnya istri Sean tak bisa bertahan.

Duka karena kehilangan anak, membuat Elma menjadi wanita pendendam. Jika ia menangisi anak yang tak pernah diinginkan papanya, maka Sean juga harus menangisi anak yang baru saja dilahirkan istrinya.

Apa yang akan Elma lakukan pada anak Sean?

Tegakah Elma menyakiti bayi malang yang baru saja kehilangan Ibunya?

Bagaimanakah hubungan Elma dan Sean selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Orang Gila

#10

“Terima kasih, Nona.” 

Gading menerima cooler bag berisi ASIP untuk Baby Rey. 

“Jangan memanggilku Nona, aku sudah ibu-ibu,” tegur Elma. 

“Maaf,” ucap Gading. 

“Panggil saja Elma.” 

Gading mengangguk, “Saya ikut berduka,” ucap Gading pelan, sebelum pamit pulang. 

“Jadi, kamu tahu.” Elma menggumam, tapi hatinya masih getir kala mengingat Eve. 

“Semua yang terjadi di sekitar Tuan Sean, saya tahu, termasuk kehadiran putri anda.” 

Elma terdiam, apa gunanya itu? Semua sudah berlalu, toh Tuhan lebih sayang padanya, dan tak ingin Eve menderita lebih lama lagi. “Bagaimana kondisi bayi itu?” 

“Tuan muda sudah mulai tenang, dan beliau sangat menyukai ASI yang seharusnya hanya menjadi milik kakaknya ini.” Gading mengangkat tas berisi ASIP untuk Baby Rey. 

Sejak kedatangan Sean kemarin, Elma pun merasa bingung, kenapa bayi itu hanya mau ASI dari dirinya, bukankah semua ASI itu sama saja? “Itu mungkin kebetulan,” sahut Elma. 

“Tidak, El. Aku yakin Baby Rey merasakan ikatan dengan saudarinya.” 

Elma tertawa getir, “Saudari? Ikatan? Papanya saja tak mengakui kehadirannya?” 

“Em— itu—” 

“Sudahlah, jangan lagi membahas hal yang sudah berlalu.” Elma mengakhiri pembicaraan mereka begitu saja. 

Setelah kepergian Gading, Elma mengemudikan mobilnya menuju rumah Bu Kartika, sudah lama sekali ia tak menyambangi rumah ibunya, karena jika mengingat gunjingan tetangga, rasanya masih sangat menyakitkan. 

Benar saja, baru juga turun dari mobil, Elma sudah disambut pandangan sinis beberapa tetangga, tapi Elma harus kembali belajar untuk tidak peduli, demi kewarasan mental dan jiwanya. 

“Assalamualaikum,” ucap Elma ketika membuka pintu depan. Tak ada yang menyahut, karena Bu Kartika dan Alya sedang berada di toko mereka. Toko tersebut terletak di belakang rumah, yang sekaligus depan rumah, jika dilihat dari depan toko. 

Setelah mengunci pintu depan, Elma terus masuk ke belakang, dan sampai di dapur produksi.

Jika Elma mahir dalam hal pelajaran dan akademik, maka Alya adalah kebalikan Elma. Tapi kedua tangannya terampil mengolah tepung menjadi cake, roti, atau kue basah lainnya. 

“Kak, kapan datang?” sapa Alya, sementara kedua tangannya tetap bekerja membentuk adonan roti unyil yang sudah diberi isian. 

“Barusan, kenapa pintu depan tidak dikunci?” protes Elma. 

Alya menyeringai, “Lupa, Kak. Barusan ke depan ambil daun pandan.” 

Walau belum besar, tapi Alya sudah mempekerjakan 2 orang asisten, jika pesanan sedang banyak-banyaknya. 

“Kakak sudah makan?” tanya Alya. 

Elma menggeleng, kemudian membuka salah satu botol air mineral yang ada di rak penyimpanan. “Apa yang bisa Kakak bantu?” 

“Kakak makan, lalu istirahat saja,” jawab Alya, ia tahu Elma tak mahir dengan memasak, serta pekerjaan rumah. Karena sejak kecil Elma hanya fokus belajar, belajar, dan belajar. 

Pada awalnya Alya marah, karena Bu Kartika lebih mengistimewakan Elma ketimbang dirinya. Apalagi tak lama setelah lulus kuliah, Elma sudah bekerja, menikah, dan suaminya mengizinkan Elma melanjutkan kuliah ke jenjang S2. Tentu saja Alya merasa hidup benar-benar tak adil dengan nasibnya. 

Tapi kemudian, rentetan kejadian membuat kedua mata Alya terbuka lebar, memang benar bahwa, tak ada manusia sempurna, begitu pula kehidupan rumah tangga Elma. 

“Kamu menyindir Kakak?” 

“Kelihatan, kah?” Bukannya takut, Alya justru melanjutkan gurauannya. 

“Ck, dasar bocah!” Elma melempar taburan tepung ke wajah Alya. 

“Kak, aku sudah dewasa, sudah 25 tahun, loh,” jawab Alya tak terima. 

“Iya, iya.” Elma pun duduk di kursi kosong dekat adiknya. “Ibu, mana?” 

“Ibu sedang mengantar kue lumpur pesanan Bu Bekti.” 

“Al, kamu tak ingin melanjutkan kuliah?” tanya Elma. 

Alya tersenyum canggung, “Aku tak berbakat belajar, Kak. Dapat uang dari mana aku? Lebih baik digunakan untuk memperbesar toko. 

“Kakak yang akan membayar uang kuliahmu,” jawab Elma, teringat pada uang yang kemarin Sean berikan untuknya sebagai pengganti ASI untuk putranya. 

Tapi Alya tetap menggeleng, “Lebih baik Kakak tabung.” 

“Untuk apa? Eve sudah tidak ada, dan Kakak tak perlu lagi memikirkan biaya pengobatan.”

Elma bersandar lemah di kursinya. 

“Tentu saja untuk membangun hidup Kakak sendiri, tabunglah untuk masa depanmu nanti.” 

Elma tetap menggeleng, “Kakak sudah tak berharap memiliki masa depan yang baik,” ucap Elma gamang penuh keraguan. 

“Setiap orang berhak memimpikan masa depan yang lebih baik.” 

“Lakukan itu untuk dirimu, Al. Siapa tahu kakak kembali bersemangat, setelah melihat keberhasilanmu.” 

Tanpa bicara banyak, Elma mentransfer sejumlah besar uangnya, sebagai bukti kalau ia bicara serius, bukan hanya bualan semata. 

Alya melirik ponselnya, ia pikir itu adalah notifikasi pesan atau dari marketplace, tapi ternyata dari akun M-banking miliknya. 

“Kak! Banyak sekali?!” pekik Alya. 

“Pakailah itu untuk biaya kuliahmu.”

“Tapi, Kak.” Wajah Alya memelas. 

“Kamu ingin terus melihat Kakak merasa bersalah? Karena membuatmu selalu mengalah demi Kakak?”

“Bukan begitu, Kak. Tapi aku—” 

“Kakak tahu, kalau selama ini kamu merasa diperlakukan tidak adil oleh ibu. Sekarang, Kakak bisa membiayaimu, berapapun lamanya waktu yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan kuliah, Kakak akan bekerja keras.” 

Elma menepuk pundak adiknya, kemudian masuk kembali melewati ruang tengah, sebelum masuk ke kamarnya sendiri. 

Malam harinya, Elma sudah ikut bergabung di meja makan, Bu Kartika memasak banyak hidangan spesial, karena sudah lama Elma tak pulang. “Makanlah, pulihkan tenagamu, agar bisa terus melanjutkan hidup.” 

Ucapan Bu Kartika terdengar dingin, namun Elma tahu, kalimat itu sarat akan cinta kasih seorang ibu. 

Elma hanya mengangguk, kemudian mulai menyendok nasi dan lauk pauk yang terhidang di meja makan. “Pulang saja ke sini, jika kamu kesepian di rumahmu.” 

“Akan kupikirkan lagi, Bu. Lagi pula masa kontrak rumah masih 6 bulan lagi.” 

“Terserah kamu saja, Ibu hanya mengusulkan, jika kamu lebih nyaman tinggal di sana, terserah saja. Tapi kamu harus bisa jaga diri, dan jangan mengulang kesalahan yang sama lagi.” 

Elma mengangguk, tak banyak yang ingin ia katakan, ia sudah cukup senang karena Bu Kartika bersedia menerimanya kembali. 

“Bu, Kakak memberiku uang untuk melanjutkan kuliah,” ujar Alya terus terang. 

Bu Kartika menatap Elma, kemudian beralih menatap Alya. “Darimana kamu mendapatkan uang, bukankah selama ini uangmu di pakai untuk biaya pengobatan anakmu?” 

“Jangan cemas, Bu, aku mendapatkannya dengan jalan yang halal. Anggap saja itu hadiah kecil dari Eve untuk tantenya.” 

“Jawab!” bentak Bu Kartika tanpa sadar, ia tak mau Elma kembali tersesat. 

“Bu, aku serius, itu uang halal. Ada seseorang yang menukar ASIP milik Eve dengan sejumlah uang.” 

Walau sedikit heran, tapi Bu Kartika cukup lega setelah mendengar jawaban Elma. “Tapi orang gila mana yang mau membayar sebanyak itu hanya untuk ASIP?” cetus Alya. 

Elma mulai gugup, haruskah berterus terang? tapi membayangkan kemarahan Bu Kartika, membuat Elma mengkerut. “Itu—"

1
Nar Sih
turuti kta ibu mu elma ,biar sja sean urus sendiri ank nya ,toh dia dulu ngk peduli dgn eve
Patrick Khan
knp q ngerasa rey bukan anak nya sean sm linda ya🤔🤔🤔
Patrick Khan
bener ibu km elma.. km ngapain repot2 ngurusi tu bayik.. bapak nya model e gitu
Cindy
lanjut
Rahmawati
berarti eve sakit jantung bawaan sama kayak tantenya
DozkyCrazy
setuju sama ibu nya elma
DozkyCrazy
syukaaa n ngfanz deh sama kamu mom
kerren
Bunda Aish
seruu puol, awal cerita udah bikin 😬😠😮‍💨terimakasih Mbak Bulan 😘
semangat terus nulisnya yaaa 😍
Heri Achmadi
👍
Bunda Aish
kayaknya kalau mom Naura ketemu Bu Kartika dan Sean barengan bakalan seruu nih 😏
Nur Janah
kapok koe Sean sudah jatuh tertimpa tangga😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
nah loh 🤨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
batu raksasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Karena Sean tidak pernah lihat foto Eve 😭
Ais
iya el bnr kt ibumu kamu tanggungjwb ibumu soal baby rey itu adalah tanggungjwb sean seutuhnya jd ngak usah pikirkan itu lagi pula blm jelas baby rey anak kandung sean atau bkn smua msh abu"dan msh diselidiki sm lingga dan ayahnya sean
Esther Lestari
Mom Naura sudah tahu masa lalu mu Sean dan foto yg ditunjukkan tadi mungkinkah foto Eve anak Elma ?
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
itu foto Eve 😭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
kamu yg harus di usir Mirna 😠
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
dengan kasar
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
waduh ketahuan 😣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!