NovelToon NovelToon
Tidak Pernah Ada Kata Perpisahan Antara Kita

Tidak Pernah Ada Kata Perpisahan Antara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Lari dari Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: jnxdoe

Selama 2 tahun menjalin mahligai rumah tangga, tidak sekali pun Meilany mengucapkan kata 'tidak' dan 'tidak mau' pada suaminya. Ia hanya ingin menjadi sosok seorang isteri yang sholehah dan dapat membawanya masuk surga, seperti kata bundanya.

Meski jiwanya berontak, tapi Mei berusaha untuk menahan diri, sampai pada akhirnya ia tidak bisa menahan lagi ketika suaminya meminta izinnya untuk menikah lagi.

Permintaan itu tidak membuat Mei marah. Ia sudah tidak bisa marah lagi ketika sudah kehilangan segalanya. Tapi ia juga tidak bisa tinggal di tempat yang sama dengan suaminya dan memilih pergi.

Selama 7 tahun Mei memendam perasaan marah, sampai pada suatu ketika ia menemukan kebenaran di dalamnya. Kebenaran yang sebenarnya ada di depan matanya selama ini, tapi tidak bisa ia lihat.

Bisakah Mei memperbaiki semuanya?

*Spin off dari "I Love You, Pak! Tapi Aku Takut..."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jnxdoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3 -

Beberapa jam semenjak kepergian mertuanya, Mei masih duduk di sofa itu. Matanya menelusuri ruang tamu yang tidak luas dan sederhana itu.

Rumah ini dibeli Aslan hampir 5 tahun yang lalu, sejak pria itu akhirnya dapat menyisihkan uangnya sedikit demi sedikit untuk mencicilnya. Tempat tinggalnya ini hanya memiliki 2 kamar tidur kecil, 1 kamar mandi, 1 dapur beserta ruangan terbuka, ruang tamu dan juga teras.

Hal yang paling disukai Mei dari rumah ini adalah halamannya. Halaman berumput itu masih sangat luas dan membuatnya bisa menyalurkan hobi bercocok tanamnya. Ia banyak menanam tanaman hias, dan mereka tumbuh sangat subur. Suaminya itu juga memberi keleluasaan baginya untuk mengatur rumah. Tidak pernah satu kali pun Aslan menolak saat ia meminta rumah itu direnovasi kecil sesuai kemauannya.

Selama hampir 2 tahun pernikahan mereka, selama itu pula Mei menganggap rumah ini adalah rumah masa tuanya kelak. Rumah itu sederhana, tapi sangat asri. Ia berhasil membuatnya menjadi rumah impiannya.

Impian yang sekarang perlahan retak di matanya.

Mengambil nafas panjang beberapa kali, wanita itu akhirnya bangkit dan mulai ke dapur. Saat ia membuka kulkas, yang ada di kepalanya hanyalah apa yang akan dimasaknya untuk suaminya nanti malam.

Malamnya, pasangan itu makan dengan tenang seperti biasa.

Meminum air putihnya, mata Mei berkelana ke Aslan yang meletakkan sendok garpunya. Pria itu terlihat puas dan kenyang. Wajah lelaki itu yang biasanya dingin, akan sedikit memerah saat ia senang.

"Enak mas?"

Anggukan antusias yang diberikan suaminya, membuat hati Mei sedikit ringan.

"Enak sekali, Mei. Terima kasih. Kamu memang pinter masak."

Masih tersenyum, Mei mulai membereskan piring-piring makan kotor di atas meja. Saat melihat Aslan akan membantunya, dengan lembut wanita itu menepis tangannya.

"Kata bunda dulu, seorang isteri harus melayani suaminya. Mas cukup duduk saja."

Mata pria itu mengerjap, tapi ia akhirnya kembali duduk. Tatapannya tidak lepas ke arah isterinya yang sibuk membereskan peralatan kotor dan mencucinya di wastafel.

Sedikit berdehem, Aslan bertanya pelan, "Seharian ini kamu mengerjakan apa saja, Mei?"

Tangan-tangan wanita itu masih sibuk mencuci. Pandangannya fokus ke pekerjaannya.

"Bunda tadi mampir ke sini."

Penjelasan singkat itu membuat kepala Aslan langsung tertunduk. Pria itu tiba-tiba saja diam.

Melirik ke arah suaminya, Mei dengan tenang melanjutkan, "Tadi siang bunda sudah menjelaskan, kenapa mas Aslan sampai harus melakukannya. Bunda juga sampai minta maaf ke aku, mas."

Kening pria itu berkerut. Pandangannya terarah pada satu tangannya yang saat ini tampak mulai terkepal.

Melihat suaminya masih terdiam, Mei mengamati pria itu. Ia masih tidak paham arti ekspresi lelaki itu, meski mereka sudah 2 tahun bersama. Ia baru sadar, ia ternyata belum terlalu mengenal suaminya.

Hatinya bertanya-tanya. Apakah ia yang kurang berusaha, atau ia memang tidak peka?

"Aku mengerti mas. Aku akan menerima keputusan mas Aslan. Apapun itu."

Perkataan itu masih tidak ditanggapi Aslan. Pria itu berdiri dan matanya masih tertunduk.

"Aku akan mandi."

Tanpa mengatakan apapun lagi, suaminya masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya pelan.

Reaksi pria itu membuat Mei menundukkan kepalanya dalam. Apakah ia telah berbuat kesalahan?

Saat wanita itu ke kamar tidur, tampak suaminya telah berbaring dalam selimut. Pria itu membelakanginya.

Menghela nafas dalam, Mei pun akhirnya mengikuti dan terbaring diam beberapa saat.

"Mei?"

Suara berat pria itu yang tiba-tiba terdengar, membuat Mei sedikit kaget dan langsung menoleh.

"Mas? Belum tidur?"

Sejenak, pria itu kembali diam sebelum bertanya ragu-ragu, "Mei? Aku boleh... Malam ini...?"

Mata sipit Mei mengerjap pelan. Entah kenapa, permintaan itu membuatnya mendadak sedih.

"Boleh saja mas. Aku lagi tidak datang bulan kok."

Perlahan, pria itu berbalik ke arah isterinya. Keduanya bertatapan sebentar, dan tangan kanan Aslan terulur untuk menyentuh pipi Mei lembut. Mata cokelat itu bergerak-gerak pelan.

"Maafkan aku, Meichan..."

Senyuman singkat diberikan Mei dan ia memegang tangan pria itu di pipinya.

"Aku mengerti mas. Jangan minta maaf."

Kedua alis pria itu berkerut dalam, dan kepalanya menggeleng pelan.

"Tidak. Aku benar-benar bersalah padamu, sayang..."

Bola mata Mei sedikit membesar saat ia melihat mata pria itu berkaca-kaca. Tapi sebelum ia dapat berkata apapun, lelaki itu langsung menciumnya.

Ciuman itu sedikit berbeda dari yang sudah-sudah. Ciuman pria itu lebih agresif dan juga menuntut. Tangan-tangan yang juga biasanya mengelus lembut, kini terasa cukup kasar saat mer*mas tubuhnya.

Entah apa yang merasuki Aslan, tapi lelaki itu memberikan percintaan yang jauh berbeda dari yang pernah dialami Mei sepanjang pernikahannya. Malam ini, pria itu berhasil membuatnya melayang ke awang-awang. Kegiatan yang awalnya hanya ia lakukan sebagai kewajiban, kini wanita itu lakukan demi kepuasan.

Jika sebelumnya kegiatan tempat tidur itu hanya mereka lakukan seminggu sekali, kini Aslan menuntutnya hampir tiap malam. Entah dari mana energi lelaki itu, tapi ia seolah tidak pernah puas.

Lagi dan lagi, suaminya memuaskannya dan membuatnya bahagia. Kebahagiaan itu tidak berakhir, sampai Mei duduk di atas kloset dan mematung memandangi benda kecil di tangannya.

Tangannya gemetar tidak terkontrol dan ia menutup mulutnya sendiri.

Perasaannya sangat campur aduk saat ini.

Ia hamil.

1
Sri Mulyati
lanjut Thor ceritanya seru
Anis Rohayati
jujur gua malah jiji klu smpe mei balikan lagi sma si smpah aslan ingat laki2 modelan kya gini ga harus di pertahan kan pantes di buang
Sunaryati
Segera urai kesalahpahaman kalian, mulai dari awal jika sudah kembali bangun komunikasi yang baik jangan ada hal yang harus ditutpi
Harun Gayam
hadeuh muter² tetuss
Sunaryati
Itu akibat tak ada komunikasi yang jelas tujuh tahun yang lalu
Sunaryati
Dobell up Thoot makin menarik ceritanya
Sunaryati
Makin ada kejelasan, tapi tetap saja penyebabnya Ashlan telat menjelaskannya pada Mei sehingga Mei menyimpulkan jika Ashlan bersedia menikahi Cristine apalagi dugaan itu dikuatkan dengan kebersamaan Ashlan dan Cristine di kedai kopi dan terlihat Ashlan memegang tangan Cristine
Sunaryati
Itu sepenuhnya bukan salahmu, karena Ashlan tidak menjelaskan setelah kamu kecelakaan yang menyebabkan keguguran, seharusnya waktu itu mengurai kesalahpahamanmu memergoki Ashlan dan Cristine di kedai, karena sebelumnya Ashlan minta izin menikah
Ma Em
Aku kasihan pada Aslan kalau memang Aslan tdk menikah dan tdk pernah tidur dgn Cristine bilang sama Mei dan buktikan agar Mei percaya
Ma Em
Luar biasa
Sunaryati
Selidiki duli Mei, dan kamu Ashlan jika kamu tidal menikahi Cristine buktikan. Kesalahan kamu dulu minta izin menikahi Cristine, dua kamu ketemuan sama Cristine yang dipergoki Mei sehingga Mri kecelakaan dan keguguran
kesalahau besar Ashlan
Sunaryati
Lanjuut donel up Thoor, ceritanya semakin seru dan menarik
Sunaryati
Jelaskan dulu Ashlan Mei dan pembaca juga penasaran, kamu jadi menikahi Cristine? Jika ya kabulkan permintaan Mei untuk menceraikannya, jika tidakk kejar dan perjuangkan cintami, karena Mei sangat setia padamu
Sunaryati
Ceritanya menarik jika berkenan tolong up tiap hari Thoor
Sunaryati
Jika Ashlan tidak jadi menikah dengan Cristin, kembalilah. Namun jika sudah menikah lebih baik mundur dari pada sakit hati
Sunaryati
suka, jika penasaranku terjawab ttg Cristine tak kasi bintang 5
Sunaryati
Lanjuut fobel up, ya
Sunaryati
Bagaimana pernikahan Ashlan dengan Cristine, Thoor, bukankah kepergian Mei karena Ashlan akan menikahi mantannya itu
Sunaryati
Oh ternyata Mei keguguran ketika kecelakaan saat melihat Ashlan dan Cristin di Cafe, kasihan Mei
jnxdoe: Terima kasih kak buat komentarnya... Tetep baca sampai tamat ya... 🥰🙏
total 1 replies
Sunaryati
Sebelum pergi kan mengabarkan kehamilan Mei pada Ashlan, mana anak Mei?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!