NovelToon NovelToon
Memori Kelabu

Memori Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Subber Ngawur

Kenangan mungkin tak selalu berisi manis. Rasa pahit akan selalu menyertai. Amira sadar jika dirinya adalah orang yang telah memberi warna kelabu pada masa lalu kehidupan Vian. Kini rasa sesal tak lagi berlaku, sebab Vian telah melupakan semuanya. Semua boleh hilang, semua boleh terlupakan. Yang Amira harapkan hanya satu, Tuhan memberikan kesempatan untuk memperbaiki apa yang pernah ia sia-siakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Subber Ngawur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keping ke-3

Sekali lagi Amira tak sanggup berkedip menatap pemuda berkemeja yang sedang komat-kamit di depan kelas itu. Vian, siapa lagi? Takjub, sekaligus sesak, itulah yang saat ini Amira rasakan. Gadis itu kagum, Vian begitu cakap menerangkan materi yang ia ajarkan. Dan juga sedikit kesal karena ternyata adik-adik kelas yang dibantu belajarnya oleh Vian itu semua perempuan!

Amira menghela napas panjang saat melirik adik-adik didik Vian yang malah kasak-kusuk genit. Pasti kehadiran mereka hanya demi bisa memandang Vian dengan leluasa, bukan untuk belajar dengan sebenar-benarnya, begitu pikir Amira.

Terpaksa Amira berjinjit saat terpaan angin membuat korden kelas melayang-layang mengganggu pandangannya. Dan di saat itulah sebuah tepukan ‒agak kasar‒ di bahu Amira membuat gadis itu menurunkan jinjitan kakinya.

Amira menoleh malas, tapi juga agak was-was. Dan tampaklah tiga gadis berjilbab yang ada di kantin tadi menatapnya datar. Amira tersenyum kikuk.

“Mbak lagi ngapain? Mata-mata?”

Mendapat pertanyaan itu, jelas membuat Amira risih.

“Kayaknya kita nggak pernah lihat dia kuliah di sini, ya Gals?” sahut gadis berjilbab polkadot.

Amira tak hilang akal. Ia tarik kamera yang menggantung di lehernya hingga teracung di depan hidungnya. “Aku wartawan sebuah media berita online. Aku ke sini mau observasi.”

“Observasi?”

“Maksudku... survei lokasi,” ralat Amira santai.

“Survei lokasi?” Gadis berjilbab hitam tampak membekap mulutnya. “Haha! Mbak kira kampus kami ini calon tempat pertambangan? Pakai disurvei segala...”

Amira terkekeh. “Kalian itu kalau nggak tahu apa-apa nggak usah ngajak aku debat. Yang jelas... festival Bunkasai kemarin lusa bikin kampus kalian dikenal dan diminati banyak orang, karena media iNewsia tempatku bekerja telah memposting berita eventnya di media online. Dan mungkin... kalau aku memposting profil atau info menarik tentang kampus ini, bisa lebih menambah keuntungan juga untuk mahasiswi macam kalian.”

“Keuntungan?” tanya si jilbab hitam.

“Ya... siapa tahu ada band ibu kota yang pengen manggung di sini, atau bahkan band luar negeri.” Amira beralih pada kameranya, ia lap properti kantor itu yang memang lupa dibersihkan beberapa hari ini. Dan sikap santainya itu tanpa sadar membuat ketiga gadis tadi undur diri. Akhirnya Amira bisa bernapas lega. Ia kembali pada aktifitasnya semula, yaitu mengintip kegiatan mengajar Vian. Kembali Amira tersenyum simpul, meski hanya bisa menatap pemuda langsat itu dari kejauhan.

“Hidungnya... kalau lagi senyum jadi makin kelihatan mancung...” gumam Amira.

Kali ini gadis itu tidak akan menggunakan kameranya untuk memotret Vian diam-diam. Tapi dengan....

Ckerrk!

Kamera ponsel. Ya, Amira tak bodoh untuk melakukan kesalahan yang sama. Tentu ia tidak akan sengaja membuat Vian memergoki sinar bliz kameranya. Kalau begini kan aman, Amira bisa sepuasnya mencuri potret diri Vian.

Tapi...

Bip..bip! Bip!

Amira mati kutu! Badannya membeku! Jelas tadi itu bunyi chat di smartphone-nya. Suara lantangnya membuat heboh penghuni aula. Dengan gerak cepat Amira menyimpan ponselnya dalam tas. Buru-buru Amira jongkok untuk menyembunyikan diri saat dilihatnya Vian mengedarkan pandang ke penjuru aula.

“Sudah Kakak bilang, jangan main ponsel waktu belajar,” tegur Vian.

Amira menghembuskan napas lega. Tapi kasak-kusuk penghuni aula yang mulai terdengar membuat Amira gugup juga.

“Siapa?”

“Aku nggak main.”

“Sama, aku juga.”

Lirih para gadis itu berkata.

Mati aku... Sebelum Vian benar-benar mencari tahu, Amira memilih ngacir ke kantin dengan berjalan jongkok supaya kepalanya tidak terlihat dari jendela.

***

Mie ayam, akhirnya makanan itulah yang dipesan Amira sekarang, setelah sejak tadi Bu kantin menatapnya dengan ekspresi heran. Mungkin memang sudah cukup lapar baginya setelah menunggu kemunculan Vian yang begitu lama. Gadis fishtail itu benar-benar nekat menunggu Vian dari pagi hingga siang. Sampai bokong teposnya terasa cenat-cenut karena terus duduk, diiringi dengan senandung kemerucuk perutnya yang kelaparan.

“Masa iya sih jam segini masih bantu belajar mereka? Kalaupun udah masuk kelas, masa belum pulang juga?” Amira memainkan sendok dan garpu tanpa berniat melahap mie ayamnya. Dan sedetik kemudian, tanpa sengaja Amira melihat sekelebat sosok Vian yang berjalan pelan di koridor jauh di depan sana. Spontan Amira tersetrum semangat baru. Ia lahap mie ayamnya buru-buru. Baru tiga sendok, Amira menenggak jus melonnya, mengelap bibir dan beranjak ke meja Bu kantin. Tapi setelah mendapat uang kembalian dan membalik badan... Amira terdiam. Ia tatap nanar adegan kurang mengenakkan antara Vian dan seorang perempuan.

“Apa-apaan sih?!” pekik Amira. Tanpa pikir panjang ia berjalan cepat menuju tempat Vian. Tampak jelas perempuan itu menarik manja lengan kanan Vian, dan mendudukkannya di sebuah bangku taman.

Amira tidak terima. Isi dadanya bergemuruh, seakan terbakar.

Cemburu? Mendadak langkah cepat Amira terhenti, seperti direm cakram. Tiba-tiba pikiran itu terlintas dan menyodok kesadarannya. Ya, Amira sadar seketika. Sadar bahwa apa yang dilakukannya sekarang sangatlah konyol dan memalukan. Bagaimana tidak, ia terlanjur berdiri mematung di dekat bangku Vian, sambil setengah melotot ke arah sepasang makhluk ganteng-cantik itu, melotot tanpa sadar.

“Eh? Ada perlu apa, Mbak?” tanya perempuan cantik di sebelah Vian.

Amira menelan ludahnya pelan. Gugup, salah tingkah, Amira hanya bisa membenahi letak kamera DSLR-nya, sekaligus membuang pandang. “A—anu... aku... Ah, permisi ya. Aku ada perlu di sini. Mau foto-foto tamannya,” dusta Amira. Ya, sekalian bisa mengganggu acara duduk berdua mereka.

Sejenak Vian teringat pada sinar bliz yang mengenainya tempo hari. Tapi ia tak begitu yakin bahwa pelakunya adalah gadis kemeja kotak-kotak yang sedang memegang kamera di hadapannya ini. Vian lebih memilih kembali mengobrol santai.

“Aku pengen tahu dong tempat nongkrong favoritmu.”

“Saya tidak biasa nongkrong di manapun, Sa.” Vian melepas pegangan tangan perempuan itu di pundaknya.

“Bagus lah, berarti aku punya kesempatan buat ajakin kamu?” Tangan perempuan itu justru turun ke lengan Vian dan menempelkan kepala di bahunya. Mesra.

“Anisa... tolong jangan seperti ini...”

“Nggak usah malu sama cewek paparazi itu, Vi... Toh dia nggak mungkin cemburu haha!”

Amira sempat meremas kuat moncong kamera saat suara genit nan manja perempuan itu terdengar jelas di gendang telinganya. Ya, aku cemburu! Masalah buat lu! batin Amira menggerutu. Dan sekali lagi, kesadaran Amira hilang kendali. Ia sorotkan lensa kameranya ke arah Vian, berkali-kali.

Vian menoleh spontan ke arah Amira saat sadar terkena sinar bliz kameranya. “Mbak...” panggilnya. “Ada perlu sama saya?”

Amira tak menjawab. Tak peduli pada tatapan heran Vian dan perempuan di sebelahnya. Amira terus menyorotkan kamera pada Vian, dan berulangkali menjepretnya, asyik mengambil gambar.

“Mbak...” panggil Vian lagi. “Mbak kenal saya?”

Seketika Amira menghentikan aksi memotretnya. Ia memandang Vian dalam diam, cukup lama, hingga akhirnya Amira beranjak pergi tanpa permisi.

1
Anita Jenius
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya.
Subber Ngawur: terima kasih 🥰
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak
Subber Ngawur: halo, salam kenal
total 1 replies
Lucky ebj
ceritanya menarik,, bikin penasaran
Subber Ngawur: Terima kasih sudah mampir baca 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!