NovelToon NovelToon
THE TWINS

THE TWINS

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Anak Kembar
Popularitas:527.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Mommy Shine

Clara yang tak tau apa-apa.. malah terjebak pada malam panas dengan seorang pria yang tak dikenalnya akibat dari jebakan seseorang. Dan dihadapkan pada kenyataan jika dirinya tengah hamil akibat malam panas pada malam itu.

Akankah clara mempertahankan kehamilannya itu, atau malah sebaliknya? Dan siapakah pria yang telah menghamilinya? Dan siapa yang telah menciptakan konspirasi tersebut?

Yuk simak kisah clara disini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Disisi lain, disalah satu kamar hotel..

Berdiri seorang pria yang tengah memandangi dirinya sendiri didepan cermin, dengan sebuah ponsel yang ia tempelkan di telinganya.

"Kau harus cari wanita itu apapun dan bagaimanapun caranya. Dan satu lagi, bawakan saya baju ganti." perintah pria itu dengan wajah dingin, dan tanpa menunggu jawaban langsung memutuskan sambungan telfonnya.

Pria itupun beranjak dan duduk di salah satu sofa sembari melihat bercak darah di atas tempat tidur dihadapannya, kemudian memijat pelipisnya seraya mengingat-ingat apa yang terjadi semalam.

"Sial! Rupanya meraka belum tau siapa aku sebenarnya," ucapnya dengan tatapan dingin dan tajam. Seolah hanya dengan tatapan itu saja.. Bisa membunuh semua musuh.

***

Beberapa minggu telah berlalu dari kejadian kelam yang menimpa Clara.

Clara menjalani hari-harinya setelahnya dengan penuh semangat, seolah tak pernah terjadi apapun padanya.

Namun hari ini.. Kesabaran Clara kembali diuji. Karena hari ini.. Dokter menyatakan jika dirinya tengah hamil dua minggu.

Ya, pagi tadi Clara mengalami pusing dan mual-mual. Dengan ditemani Eliza, sahabatnya.. Clara pergi memeriksakan diri ke dokter, dan mendapati dirinya tengah hamil benih dari pria asing yang waktu itu bermalam dengannya.

Dengan lesu, Clara pergi meninggalkan rumah sakit dengan perasaan campur aduk.

Dan Eliza yang selalu setia mendampingi Clara, turut merasakan apa yang dirasakan Clara saat ini. Namun Eliza tak bisa berbuat banyak, yang dirinya hanya mampu bisa lakukan adalah selalu ada disamping Clara, untuk menemani dan memberinya semangat.

Eliza tak dapat membayangkan.. Jika dirinya yang mengalami peristiwa yang Clara alami, mungkin dirinya tidak akan setegar Clara.

"Clara.. Are you oke?" tanyanya, yang hanya dijawab anggukan lemah Clara.

Tanpa Clara dan Eliza sadari, ada yang mengikuti keduanya sampai ke rumah sakit. Orang itu tengah mengepalkan tangannya setelah membaca laporan medis milik Clara. "Beruntung sekali kau Clara. Dulu karena kebodohan ku, kau bisa tidur dengan Arkhana Davidson. Dan sekarang.. Kau tengah mengandung bayinya?" ucapnya dengan tatapan penuh kebencian. "Heh. Tapi kau tenang saja Clara, akan aku rebut segalanya darimu. Termasuk anak yang kau kandung." Sambungnya dengan senyuman iblis nya.

Orang itu yang tak lain adalah saudara tiri Clara, Bella, segera mengambil ponselnya dan menelfon seseorang. "Saya punya satu tugas untukmu....." Ucapnya.

***

Hari berganti minggu, minggu pun berganti bulan. Tak terasa sudah sembilan bulan Clara mengandung janin yang sempat membuatnya gundah dulu. Antara menggugurkan atau mempertahankan. Tapi akhirnya Clara lebih memilih mempertahankan kandungannya. Berharap kelak anak yang dikandung dan dijaganya, akan menjadi penyejuk nya.

"Clar... Kandungan mu sudah sembilan bulan loh.. Apa kau tak ingin memeriksanya ke dokter?" tanya Eliza, yang entah sudah berapa kali dirinya bertanya. Karena semenjak kejadian Clara ditanya oleh orang yang juga mengantri menunggu giliran untuk diperiksa.. 'Dimana suaminya dan kenapa tidak mengantarnya' Clara tidak lagi pergi untuk kembali memeriksakan diri, karena malas untuk kembali menanggapi pertanyaan yang sama. Dan kali ini pun jawaban Clara tetap sama.. Yaitu "Tidak".

Eliza pun hanya menghela nafas sembari melihat Clara yang sedang menikmati makanannya dengan tak berselera. Tak seperti biasanya yang selalu bersemangat jika tentang makanan.

"Clar... Kita ke dokter yuk.." ajak Eliza lagi. "Wajah kau pucat Clar... Dan Kau, sedari tadi aku perhatikan.. Kau selalu meringis seperti tengah kesakitan." Lanjutnya.

Clara tak merespon ucapan Eliza, karena dirinya tengah fokus pada rasa sakit yang kian lama kian terasa sakit.

"Eliz." Panggil Clara.

"Kenapa?"

"Sakit..." Ucapnya dengan suara tertahan sebab menahan sakit.

"Clara, jangan-jangan Kau akan melahirkan?!!" heboh Eliza. Dan dengan segera Eliza pun memanggil salah satu taksi untuk bisa membawanya dan Clara ke rumah sakit.

***

Setibanya di rumah sakit, Clara dengan segera dibawa oleh dokter ke ruang bersalin.

Baru beberapa saat Clara masuk, tiba-tiba mama Eliza datang menghampiri, Eliza.

"Mama?! Kenapa Mama bisa di sini?" tanya Eliza dengan perasaan terkejut.

"Jangan banyak bicara, cepat ikut mama."

"Tapi...."

"Kenapa? Apa Kau lebih memilih wanita jalang itu ketimbang ikut dengan mama, hah?" sela mama Eliza dengan nada tinggi.

"Wanita jalang? Siapa yang mama maksud?"

"Si Clara, siapa lagi." jawab mama Eliza sekenanya. "Sudah. Ayo cepat ikut mama, kita pergi dari sini." Sambungnya.

"Kenapa Mama berkata seperti itu? Clara__"

"Sudahlah Eliza!" bentak mama Eliza. "Apa kau ingin seperti dia, dengan terus bersamanya? Tidur dengan pria yang bukan suaminya hingga hamil, iya?!" lanjutnya masih dengan nada tinggi.

"Ma-maksud Mama apa? Eliza tidak mengerti apa maksud Mama." elak Eliza sembari memalingkan mukanya ke arah lain.

"Sudahlah, Eliza... Kau tak usah menyembunyikan apa-apa lagi dari mama.. Mama sudah tau semuanya."

"Ma-mama tau darimana?"

"Tidak penting mama tau darimana. Yang terpenting sekarang, kau harus ikut mama. Ayo."

"Tapi ma, Clara??"

"Tidak ada tapi-tapian. Ayo cepat." mama Eliza terus saja menyeret Eliza, tak lagi memperdulikan kata-kata Eliza.

"Ma, lepas." Eliza melepas cengkraman mamanya dengan kasar. "Setidaknya izinkan Eliza untuk menemui Clara untuk yang terakhir kalinya." Lanjutnya dengan tatapan memohon.

"Huh, baiklah. Sepuluh menit."

"Dua puluh ya ma.."

"Lima menit."

"Oke-oke, sepuluh menit." ucap Eliza dan segera buru-buru pergi dari sana untuk segera menemui Clara.

***

Di ruang bersalin.. Clara yang tengah berjuang sendirian untuk melahirkan bayinya, tiba-tiba Eliza datang membawa berita yang membuatnya semakin merasa sendiri.

"Kau jangan khawatir... Aku akan berusaha untuk sering-sering menghubungimu." ucap Eliza dengan terus menahan air yang akan segera terjatuh.

"Tidak Eliz. Jangan pergi, aku mohon..." pinta Clara ditengah sakitnya yang ia rasakan.

"Kau harus kuat Clara, demi anakmu." ucap Eliza sembari menghela nafas berat. "Maafkan aku." lanjutnya, dan berlalu pergi seraya menghapus air matanya yang akhirnya jatuh juga.

"Tidak Eliz... Jangan pergi.. Elizaaa..."

Oeek.. Oeeek...

Bersamaan dengan teriakan Clara, bayi Clara lahir dan menangis mengiringi kepergian Eliza, sahabat sang ibu. Tangisannya seolah ikut ingin menahan kepergian Eliza, namun Eliza tetap pergi, karena seseorang tengah menariknya dari luar.

Melihat Eliza sahabat Clara pergi dengan diseret oleh ibunya.. Seseorang yang sedari tadi memperhatikan, tersenyum bahagia melihatnya, "Ini belum seberapa Clara sayang..." ucapnya seraya berlalu pergi.

Di ruang bersalin...

"Maaf Dok... Bayi Nyonya ini tidak bisa diselamatkan." ucap salah satu perawat yang ikut membantu proses Clara melahirkan.

"Tidak bisa diselamatkan, bagaimana maksudmu??" tanya dokter yang membantu Clara.

"Ba-bayinya meninggal."

"Bagaimana bi__"

"Tidak mungkin. Bayiku tidak mungkin meninggal. Ta-tadi dia menangis kan Dok..? Iyakan Dok... Dokter juga mendengarnya kan? Bayiku sehat kan, Dok?" ucap Clara yang tak percaya jika bayinya dinyatakan meninggal.

"Nyonya tenang dulu.. Saya akan memeriksanya terlebih dahulu," ucap dokter seraya mengikuti perawat yang tadi membawa bayi Clara untuk dibersihkan.

Beberapa saat kemudian, dokter datang dengan wajah lesu, lalu disusul oleh perawat yang tengah menggendong bayi ditangannya.

Melihat itu, Clara segera bertanya, "Ba-bagaimana bayi saya Dok? Dia tidak papa kan? Sehat-sehat saja kan?"

"Maafkan kami Nyonya, kami sangat menyesal mengatakan ini..." Dokter tersebut menjeda ucapannya sejenak, lalu kembali berkata, "Bayi anda telah meninggal."

"Tidak, tidak mungkin. Ini tidak mungkin. Tidak, BAYIKU... AAAAH....."

***

1
Ismalinda
Luar biasa
Nur Azizah
terima aja clara kasihan anak"mu yg butuh keluarga yg utuh
Nur Azizah
oayyooo lanjuuttt kakak authoooorr
Nur Azizah
top markotopppp lanjuttt kak auutthor
Nur Azizah
woooww kereen pokoknya ceritanya kak author lanjuutt
Nur Azizah
ayoo lanjutt kak author
Nur Azizah
jgn buat Readers penasaran kaka author ayo cepat buka rahasia besar ini
Nur Azizah
cepet buka kebusukan Bella kak aurhor
Nur Azizah
ssmakin penasaran kak author
Nur Azizah
jgn mbulat mbulet kam author ceritanya
Nur Azizah
siapa yg memaggil clara yaaahh
Nur Azizah
sambut bahagiamu mulai hari ini clara
Nur Azizah
siapa yg menegur clara mungkinkan asisten leo
Nur Azizah
lanjuuuttt kakakk aauttthhorr
Nur Azizah
semoga kalian berjodoh arkhana sama clara leo sama eliza
Nur Azizah
lanjuutttt siapa lg yg datang yaaa,,
Nur Azizah
Bella
Nur Azizah
bener"anak GENIUS Arsen
Nur Azizah
jgn lama"kak author mempertemukan twin brsama ke 2 orang tuanya
Nur Azizah
haduuuh ketahuan Airline
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!