Dion Mahesa Birawa adalah seorang menantu yang tidak berguna di keluarga Wolf. Setiap hari hanya mendapat hinaan dari seluruh anggota keluarga mereka, terutama Jasmine istrinya, dengan teganya berkhianat di belakangnya.Perceraian sudah tidak bisa di elakkan lagi. Tapi, tanpa mereka sadari, lelaki yang selalu di anggap tidak berguna itu, adalah seorang putra mahkota, pewaris tunggal sebuah perusahaan besar dunia. Tidak ada yang tidak mungkin baginya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aditya Jetli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan dan Ancaman
"Sepertinya sudah tidak ada lagi yang bisa aku lakukan di sini untuk membela diri" Dion berhenti sejenak dan memandang semua yang hadir di sana dengan acuh,
"Kalau memang itu kemauan kalian...Dion tiba tiba menghentikan kalimatnya lagi, membuat semua orang yang hadir di ruangan tersebut menjadi geram.
"Cepat katakan!. Apa maksudmu bangsat!" Vincent berkata dengan ketus.
"Hai.. hai!..Apakah kau tidak diajarkan sopan santun oleh orang tuamu?" Dion berucap sekenanya.
"Badjingan kau Dion. Dasar menantu tak berguna. Enyah kau dari hadapanku!" Bentak Everly geram
"Kalau aku pergi, bagaimana dengan perjanjian cerai itu? Kalau aku tidak menandatangani surat persetujuan, berarti perempuan jhalang itu masih menjadi istri sah ku." Dion berkata seperti itu sambil tertawa, padahal dalam hatinya penuh dendam.
"Dasar pecundang!. Siapa yang kau maksud dengan jhalang, bangsat!" Teriak Jasmine marah sambil maju melangkah, berniat menampar Dion, Tapi..
Tap!
Telapak tangan Jasmine yang sudah siap mendarat di wajah Dion, ditangkap oleh nya dengan mudah
"Takkan kubiarkan tangan kotor mu menyentuh wajah mulia ku ini lagi" Bentak Dion, sambil menghentakkan tangan Jasmine kuat kuat. Hingga membuat Jasmine terhuyung dan terdorong ke belakang dan hampir jatuh
"Beraninya kau Dion. Di rumahku, kau seenaknya main tangan pada seorang perempuan!" Teriak nenek Wolf murka.
"Nenek Owl yang terhormat!" ucap Dion merubah nama kepala keluarga seenaknya dengan tujuan meledek
"Siapa yang main tangan? Bukankah kau melihatnya sendiri, bahwa perempuan jhalang Ini yang duluan ingin menamparku?" sambung Dion membela diri.
"Dasar badjingan kau Dion!. Berani beraninya kau merubah nama nenek seenak perut mu!" Teriak Vincent emosi.
"Ho...ho.. Sepertinya ada yang marah nih.Memangnya kenapa, kalau aku merubah nama orang seenaknya? Bukankah kalian juga begitu terhadapku? Jadi adil dong." Ejek Dion cukup puas.
"Kau..!
"Aku, kenapa? Mau memukulku? Sini kalau kau berani." Hardik Dion tanpa rasa takut sedikitpun, dan maju mendekati Vincent dengan aura mengintimidasi.
Vincent yang didekati melangkah mundur, dan berlindung di belakang nenek Wolf.
"Beraninya kau Dion! Cepat panggil pengawal! Suruh hajar orang ini." Teriak nenek Wolf tidak bisa menahan diri
Beberapa orang anggota keluarga bergegas keluar memanggil pengawal yang selalu bersiap di sekitar rumah,
Beberapa saat kemudian, 5 orang pengawal keluarga datang. Rata rata tubuh mereka kekar, dengan tampang bengis. Tanpa dikomando, mereka langsung mengepung Dion
Kehadiran mereka bukan membuat Dion takut, tapi malah membuat Dion tertawa terbahak bahak "Ha..ha..ha! Lima orang cecunguk seperti ini yang disebut dengan pengawal?" Ejek Dion meremehkan mereka,
"Sini maju!, kalau ingin merasakan bogem mentah ku ini" seru Dion memprovokasi mereka.
Mendapat cemoohan yang merendahkan harga diri tersebut. Kelima pengawal itu serentak maju dengan pukulannya masing masing
Tapi..
Bug!..bug!.. Des.!.buk.!.plak..!
Entah sejak kapan Dion bergerak. Tapi hasilnya segera terlihat, ke lima orang pengawal tersebut terlempar ke segala arah, berguling guling di lantai,
Ada yang menabrak meja. Ada juga yang menabrak dinding juga jendela hingga pecah. 4 orang diantaranya tidak bangun lagi, pingsan. sementara yang satu lagi meraung raung menahan sakit, akibat persendian tangannya lepas.
Pemandangan itu tentu saja membuat semua yang ada di situ terkejut. Seorang Dion, yang selama ini terkenal lemah dan penurut, kenapa tiba tiba bisa menjadi kuat? Apakah selama ini dia menyembunyikan kekuatannya?
"Dasar sampah. Cuih... Dion melepaskan kekesalannya pada kelima pengawal itu, kemudian memandang satu persatu anggota keluarga yang hadir, hingga membuat mereka ketakutan, dan tidak berani bertatap mata dengan Dion.
"Selama ini kalian menindas ku, aku diam!. Kalian menghina ku aku diam!. Kalian memakiku aku diam!"
"Demi rasa cintaku pada Jasmine, aku rela kalian hina, kalian rendahkan. Karena cintaku, aku rela di anggap seperti binatang, yang bisa kalian maki seenaknya! Tapi sekarang tidak akan lagi! Ingat itu!" Teriak Dion berapi api
"Sini!. Bawakan surat perjanjian itu. Aku akan dengan senang hati menandatanganinya" ucap Dion dengan emosi.
Dengan tergopoh gopoh, salah seorang anggota keluarga bergegas datang, dan memberikan surat perjanjian cerai itu dengan takut takut
Dion merampas surat itu dengan kasar. Sekilas melihat isinya kemudian berkata..
"Ingat!. Suatu saat nanti, aku akan membalas perlakuan buruk kalian terhadap ku, berpuluh puluh kali lipat dari yang kalian lakukan terhadap ku."
"Aku akan menghancurkan seluruh keluarga besar kalian. Akan ku buat miskin sampai kalian jadi pengemis!" Teriak Dion sambil menandatangani surat perjanjian cerai itu, kemudian dilemparkannya ke wajah nenek Wolf dengan kasar.
Kemudian menyambung perkataannya kembali" Dan satu lagi, aku berharap saat itu terjadi,kau masih hidup Wolf, agar kau juga bisa merasakan, bagaimana sakitnya diperlakukan seperti binatang!" sambung Dion penuh emosi, sambil menunjuk wajah nenek wolf tanpa sungkan.
Perlakuan yang kasar itu, tentu saja membuat seluruh anggota keluarga menjadi marah, tapi cuma berani dalam hati
Mereka tidak berani terang terangan menunjukkannya kepada Dion, yang sudah terbukti kekuatannya, termasuk juga nenek wolf, yang duduk di kursi kebesarannya, dengan tangan gemetar menahan marah.
Lima orang pengawal yang kuat saja, tidak berdaya ketika berhadapan dengan Dion, apalagi mereka.
Tak seorang pun yang berani membantah, atau menghina Dion lagi seperti tadi. Mereka semua bungkam, tidak berani bersuara walau hanya berbisik, termasuk nenek Wolf sendiri.
Setelah puas melampiaskan kemarahan, dan sakit hati yang selama ini dipendam nya. Dengan percaya diri, Dion melangkah pergi meninggalkan ruang pertemuan keluarga wolf, menuju kamar belakang, mengambil pakaiannya yang cuma 2 pasang, yang selama ini dia miliki, dan memasukkannya kedalam tas lusuh
Tidak ada seorangpun yang berani mencegahnya, mereka terdiam menahan marah
Tapi setelah Dion pergi, dan terlihat keluar dari pintu gerbang, baru lah suara suara ramai terdengar.
"Dasar pecundang!. Dia kira dia siapa!" Ujar nenek Wolf melampiaskan kemarahan yang selama ini dia pendam.
"Vincent!. Kau cari orang kuat, yang bisa mengatasi bajingan seperti Dion itu!Buat dia menjadi cacat, atau jika perlu, bunuh!" teriak nenek Wolf sambil menggebrak meja di depannya.
"Beres nek! nenek tenang saja. Aku mengenal beberapa orang kuat yang akan mampu mengatasi si bangsat itu." Jawab Vincent penuh percaya diri
Anggota keluarga yang mendengar perintah nenek Wolf itu, tentu saja terkejut. Mereka tidak menyangka, begitu marahnya nenek kepada perlakuan buruk Dion padanya.
Menantu lemah yang selama ini mereka rundung, telah berani merendahkan kepala keluarga mereka
Tentu saja mereka maklum, atas sikap nenek barusan. Mereka mendukung keputusan itu untuk menghabisi Dion lewat tangan orang lain.
Mereka juga sangat marah, apalagi Jasmine, setelah mendapat panggilan wanita jhalang dari mantan suaminya.Timbul niat jahatnya, untuk merobek mulut pedas Dion suatu saat nanti.
Ibu Jasmine dan ayahnya, juga marah terhadap perlakuan Dion pada putrinya. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa. Bukannya tidak mampu, tapi yang jelas mereka tidak berani. Setelah melihat kekuatan Dion, yang mampu mengalahkan 5 orang pengawal mereka dengan mudah
Saat ini tidak ada yang bisa mereka lakukan. Mereka hanya menunggu aksi yang akan dibuat oleh pewaris utama keluarga, Vincent
"Pertemuan kali ini cukup sampai disini. Hasil sudah didapat. Si badjingan itupun sudah terdepak dari keluarga kita. Maka mulai sekarang, kita bangun lagi kekuatan usaha keluarga Wolf kita"
"Dan untukmu Jasmine. kau dekati tuan Brian itu lagi, sampaikan salam ku, hari Sabtu ini, nenek mengundangnya untuk makan malam, merayakan perceraian mu dengan menantu brengsek itu." Ujar nenek Wolf penuh semangat berbalut emosi.
Tak satupun anggota keluarga yang berani membantah perkataan nenek Wolf. Mereka semua memandang Jasmine dengan harap harap cemas
Mereka tahu, hidup matinya usaha keluarga mereka, tergantung dari usaha Jasmine, yang akan membuat kerjasama dengan tuan Brian, Seorang manager sumber daya manusia, yang berkuasa di anak perusahaan raksasa Birawa Group.
Saat ini, usaha keluarga mereka sedang mengalami kesulitan keuangan, setelah beberapa tender mereka dibatalkan sepihak oleh tuan Brian.
Oleh karena itulah, mereka sangat ngebet sekali menjodohkan Jasmine dengan Brian, dengan mengorbankan Dion sang menantu yang tidak berguna. Parasit dan benalu di keluarga besar mereka.
Menurut mereka. Apabila Jasmine mempunyai hubungan khusus dengan Brian, maka semua tender yang mereka perjuangkan akan mudah didapatkan. Itu menurut pendapat otak mereka yang licik
Setelah semua pembicaraan selesai. Nenek Wolf segera beranjak pergi, meninggalkan kursi kebesarannya. Seluruh anggota keluarga yang hadir pun ikut bubar, kecuali Jasmine dan kedua orang tuanya,
"Sekarang kau telah bebas dari si pecundang itu. Ibu senang, pada akhirnya lelaki yang tidak berguna itu hengkang dari kehidupan kita." Celetuk Everly senang.
"Ayah juga senang. Selama ini ayah diam saja Tapi setelah melihat perlakuan Dion pada keluarga kita, khususnya nenek, ayah jadi sangat dendam padanya!" Sambung Danish ikut memanaskan suasana.
"Semoga Vincent segera menemukan orang yang akan membuat si brengsek itu mendapatkan balasannya." Ujar Jasmine pula dalam hati