NovelToon NovelToon
My Sexy Old Man

My Sexy Old Man

Status: tamat
Genre:Romantis / Action / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Biran ASMR

Miranda adalah seorang jurnalis wanita berusia 29 tahun di sebuah majalah sport di Toronto, Kanada. Impian sebagai seorang penulis buku dia hentikan setelah bertemu Jeff, kekasihnya. Selama dua tahun mereka tinggal bersama, Jeff dengan teganya berselingkuh dan membuat Miranda jatuh di titik terendah hidupnya.

Di saat kegalauan itu datang, Miranda diperintahkan atasannya untuk kembali menulis buku. Sebuah buku biografi dari mantan atlet nasional rugby yang kini menjadi seorang pelatih terkenal bernama Rick. Pria berusia 51 tahun yang baru kehilangan istri yang dicintainya karena kanker.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biran ASMR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20

Pernikahan macam apa yang diinginkan Rick dan Miranda?

Kini mereka berdua sedang selonjoran berdua di atas hammock yang sama di halaman belakang. Rick menjadikan lengan kanannya bantalan leher Miranda. Keduanya memandang langit yang sama dalam penuh cinta.

"Kau pernah menonton film Maleficent yang sekuel kedua?" tanya Miranda.

"Hm? Aku tidak pernah menghabiskan waktu dengan menonton," jawab Rick.

"Kalau begitu, nanti malam kita harus menontonnya. Aku ingin pernikahan kita seperti pernikahan Aurora dan Pangerannya. Altar yang bertabur bunga," kata Miranda sembari membayangkannya.

Rick tersenyum. "Kau pasti cantik dengan gaun pengantin,"

Miranda tersenyum mendengar pujian itu. "Aku sudah tidak sabar sampai saat itu tiba. Bersamamu, di depan altar dan saling mengucap janji," Miranda mendongakan kepalanya memandang Rick.

Rick menunduk dan mencium bibir Miranda. Ciuman hangat di musim panas. Pernikahan mereka direncanakan di bulan depan dengan tamu hanya orang-orang terdekat kedua mempelai.

Setelah pernikahan, Nat pun telah menyiapkan tiket keliling Eropa untuk bulan madu sebagai langkah awal mencapai impian besar mereka yaitu keliling dunia.

Persiapan pernikahan yang umumnya dilakukan selama tiga bulan sebelum hari-H, dipercepat menjadi satu bulan. Untung saja ada Nat yang mengatur. Jika bukan Nat, tidak ada yang bisa melakukan itu.

Mereka menyudahi ciuman itu sebelum semakin memanas.

"Hari ini aku dan Nat ada janji untuk bertemu desainer gaun pengantin," kata Miranda.

"Benarkah? Boleh aku ikut?" tanya Rick.

"Tidak boleh."

"Kenapa?"

"Tabu bagi seorang mempelai pria melihat gaun pengantin wanitanya sebelum hari pernikahan."

Rick tertawa. "Kau percaya itu?"

"Well, sebenarnya tidak sih. Tapi, kupikir ada benarnya. Kau tidak akan terpana saat menatapku nanti jika sudah tau gaun pengantinku seperti apa!"

Rick tertawa lagi. "Ya. Kau benar."

Miranda terbangun dan hendak beranjak dari hammock.

"Mau kemana?" tanya Rick yang masih betah berlama-lama bersama calon isterinya itu.

"Aku harus siap-siap. Sebentar lagi, Nat akan menjemputku," kata Miranda

Sset! Rick menarik lengan Miranda hingga membuatnya terjatuh lagi di pelukan Rick. "Beri aku lima menit," katanya.

"Untuk?"

Rick meraup bibir Miranda sekali lagi. Bibir Miranda memiliki rasa yang khas menurut Rick, seperti rasa kopi yang membuatnya kecanduan. Miranda membalas ciuman yang kini sudah menjadi santapan favoritnya jika bersama Rick.

Lima menit berakhir dan ciuman itu pun berakhir. Rick sudah mendapatkan ritmenya. Jika ciuman itu melebihi lima menit, maka dia tidak akan mampu mengendalikan dirinya lagi.

Miranda terbangun dari hammock dengan bibir yang memerah. Dia berjalan masuk ke dalam rumah dan mulai bersiap. Rick kembali berbaring di hammock dengan perasaan bahagianya.

TIN DIN

Klakson mobil Nat terdengar dari depan rumahnya. Miranda yang sudah siap menghampiri Rick yang sekarang sedang menonton di ruang TV.

"Aku pergi dulu sayang!" kata Miranda lalu mengecup pipi Rick.

Rick menatap kepergian Miranda. Hari ini dia ingin wanitanya ada di sampingnya seharian. Rasanya berat membiarkan Miranda pergi meski bersama Nat.

Nat melajukan mobil setelah Miranda duduk di sampingnya. Tiga puluh menit berlalu, mereka sampai di butik gaun pengantin.

"Hai, July!" sapa Nat pada seorang wanita blonde di butik itu.

July menghampiri Nat dan memeluknya memperlihatkan keakraban mereka. "Hai, Nat!"

Nat menunjuk Miranda. "July, ini Miranda dan Miranda ini July."

July menatap Miranda kemudian mengulurkan tangannya yang disambut Miranda. "Hai, Miranda. Kau calon pengantin yang sangat cantik!"

Miranda tersipu mendengarnya. "Ah, haha.. Kau terlalu berlebihan!"

July kemudian membawa Miranda ke ruangan yang penuh dengan menekin dan koleksi gaun pengantin berwarna putih. Miranda menatap gaun-gaun itu dengan tatapan berbinar.

July lalu membawa buku catatannya dan pita meter untuk mengukur tubuh Miranda. "Baiklah, gaun seperti apa yang kau mau?"

"Aku tidak punya kriteria khusus untuk gaunku. Aku hanya ingin gaun yang elegan. Selebihnya, aku percayakan sepenuhnya padamu," jawab Miranda.

July terlihat berpikir kemudian dia mulai menggambarkan desain gaun pengantin yang sepertinya akan cocok untuk Miranda.

"Aku akan memberikan sesuatu yang classy untukmu," kata July lalu memberikan gambar pola di kertas pada Miranda.

Miranda memandanganya takjub. Gaun putih dengan lace yang menjuntai menyapu tanah. Dia langsung suka dengan desain itu. Setelah setuju, July pun mulai mengukur tubuh Miranda.

"Oke. Sudah dapat. Aku akan segera menyelesaikan gaun ini dalam dua minggu. Karena Nat yang memintanya," kata July lalu melirik Nat yang sedang duduk sambil membuka-buka majalah.

Miranda terkekeh mendengarnya. Terlihat sekali July menurut pada Nat. "Dia mengancammu?"

"Yah.. semacam itu. Aku harus segera menyelesaikan gaunmu katanya, kalau tidak, habislah aku!"

Miranda tertawa dan mengakui kehebatan Nat dalam mengatur sesuatu.

"Kembali lah dua minggu lagi untuk fitting. Sampai waktunya tiba, jangan sampai kau hamil!" bisik July, menggodanya.

Selesai dari butik July, Nat makan siang bersama Miranda. Nat dan Miranda memilih tempat duduk di luar restoran. Sengaja Nat memilih restoran yang sepi pengunjung agar dia bisa berdiskusi dengan Miranda soal pernikahan.

Miranda merogoh ponselnya dan memperlihatkan foto-foto adegan pernikahan di film Maleficent yang menjadi pernikahan impian baginya. "Nat, bisakah kau membuatkan altar seperti ini?

Nat meraih ponsel Miranda dan melihat-lihat. "Oke."

Miranda kegirangan mendengarnya.

"Aku sudah memesan catering hanya untuk seratus orang. Tak ada media, hanya kerabat dekat kalian berdua dan beberapa sponsor utama Rick. Besok aku akan mencari lokasi yang cocok untuk konsep pernikahan yang kau inginkan barusan," kata Nat sambil memakan makan siangnya.

Miranda mengangguk lalu beranjak. "Aku mau ke toilet dulu!"

Setelah keluar dari bilik toilet, Miranda bertemu Jenifer ketika sedang mencuci tangan di wastafel masih dalam ruangan yang sama bertuliskan toilet.

"Miranda," kata Jenifer dengan wajahnya yang memelas. "Aku mau minta maaf padamu."

Miranda selesai cuci tangan. Menatap Jenifer dari pantulan cermin di hadapannya. "Jenifer, lupakanlah. Aku sudah tidak dendam padamu. Aku akan menikah dengan Rick."

Jenifer mendekat dengan wajahnya yang sumringah. "Benarkah? Selamat untuk kalian berdua!"

Miranda tersenyum. "Terima kasih."

Miranda merunduk mencuci mukanya. Saat dia menegakkan kembali lehernya, Jenifer membekap Miranda dengan sapu tangannya. Miranda meronta, tapi Jenifer memiliki tenaga lebih kuat sampai akhirnya tubuhnya lemas dan gelap.

Tak ada orang sama sekali di sana. Jenifer memanggil orang suruhannya untuk membawa Miranda lewat jalan belakang. Di jalan keluar belakang pun tak ada seorang pun yang melihat itu termasuk karyawan restoran.

Nat sudah habis dengan makanannya. Dia menunggu Miranda yang sudah hampir setengah jam tak kunjung kembali dari toilet. Ponsel dan tas Miranda pun masih tergeletak di atas meja. Dirasa cukup aneh, Nat pun masuk ke dalam toilet dan tak ada siapapun di sana.

Nat berlari mendekati karyawan restoran. "Kau melihat seorang perempuan keluar dari toilet?" tanya Nat yang dijawab dengan gelengan kepala para karyawan.

Segera Nat berlari keluar, memutari restoran dan tak menemukan Miranda. Alarm dalam otaknya mulai berbunyi memberikan sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres tengah terjadi.

♤♤♤

Desain gaun pengantin Miranda.

1
pelangijingga
happy endding.
Yunice Janis
Luar biasa
Dewi Mardiana
romantis
Ida Darwati
kelihatan jenifer pelakor
Ida Darwati
saya suka cerita nya,, gada lanjutan kah
AJAM ZAM ROMDON (Apa Ajam)
wuwh !!! lanjuuut thor
AJAM ZAM ROMDON (Apa Ajam)
Luar biasa
AJAM ZAM ROMDON (Apa Ajam)
emang
Mur Wati
Karena lu gak sadar kalo Jeff hanya ingin tubuhmu jen bukan hati atau cinta mu ..kapok
Mur Wati
jeruk nipis peras alias Jenifer gak ada habisnya ya jahat terus 😡
Mur Wati
gaun pengantin nya bagus bgt
Mur Wati
iya lah murahan pantasnya hanya untuk selingan aja ..sokoor😡
Dede Derlis
Luar biasa
yella xarim
love this story so much.. tq thor
rika okhta
Luar biasa
rika okhta
Lumayan
Miftahun Nikmah
ok
Arhieva Jimshoneysruwen
untuk visualnya aku membayangkan sendiri Thor 🤭🤭
Dapurita Surabaya
bagus , beda dari yg lain 💓
Lilik Rudiati
keren novelnya singkat padat dan jelas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!