Rocella gadis berusia 24 tahun, yang dijual oleh ayahnya sendiri pada seorang mafia berpengaruh di dataran Amerika dan Eropa. Kehadiran orang ketiga dalam keharmonisan keluarga menghancurkan semuanya, hidupnya hancur seketika kala ayahnya berselingkuh. Ibunya meninggal dunia karena syok dan kakak laki-laki yang tiba-tiba menghilang dihari kematian ibunya, dan demi membalaskan rasa sakit itu Roce mulai bersekutu dengan mafia yang telah membelinya. Bertekad untuk membalaskan semua dendamnya kepada ayah dan wanita selingkuhannya.
"Aku punya segalanya maka manfaatkan aku yang hanya bisa kamu miliki." ~Killian Leonardo Dextor (Killian Victorious Leonardo De Dextor)
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Latar cerita Eropa dan Amerika kalau emang nggak suka budaya mereka skip aja ya guys ya, love you all♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GraceAnastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semua Jinak Padaku
Sicilia, Italia
Setelah mereka sampai ke mansion besar Dextor di Sisilia, Roce langsung mengajak Killian untuk pergi ke kandang kuda. Roce tak menyangka kandang itu akan sangat luas dan bersih, bahkan kuda di sana sangat terawat dan begitu sehat.
"Wow ini yang aku mau!" Seru Roce menunjukan kuda putih yang dia maksud, Killian tersenyum melihat antusiasme Roce.
"Namanya Avalon," Roce menyentuh Avalon, kuda itu meresponnya dengan sangat baik.
Killian mendekati Roce dan ikut mengusap kepala Avalon, "Biasanya dia sulit dijinakkan jika bukan aku yang menyentuhnya, tapi lihatlah dia sangat menyukaimu."
Roce terkekeh kemudian dengan pede dia menjawab, "Tentu karena aku cantik semua jinak padaku."
Killian hanya mengiyakan saja, mata Roce tertuju pada kuda hitam pekat di depan kandang Avalon.
"Wow siapa dia, dia terlihat jantan sekali." Ujarnya menghampiri kuda itu, "Jangan sen—" Belum selesai Killian mengucapkannya Roce sudah menyentuh kuda itu, dan kuda itu benar-benar menurut.
Ternyata memang semua jinak pada Roce, "Dia Philip kudaku, biasanya dia sangat agresif saat orang lain mendekat."
Dengan angkuh Roce mengangkat dagunya, "Lihat dia begitu jinak padaku."
"Iya semua jinak padamu." Ujar Killian mengalah, "Termasuk kamu!" Tambah Roce.
Killian menoleh cepat ke arah Roce, langsung meraih tengkuk leher Roce dan menciumnya lembut.
" Kamu juga sama jinaknya." Ujar Killian santai setelah mengakhiri ciuman itu, pipi Roce memerah malu.
Killian terkekeh, dengan sedikit membungkuk Killian mencuri satu ciuman di pipi memerah Roce.
"Jangan menggodaku!" Kesal Roce dengan wajah memerah penuh, Killian menaikan alisnya menggoda "Kapan aku menggodamu, tapi jika menang tergoda itu wajar karena aku memang sangat menggoda."
Roce langsung memukul kepala Killian, Roce merinding dibuat dia seakan-akan bukan Killian yang dia kenal.
"What wrong baby girl?" Tanya Killian saat Roce memukul kepalanya dengan cukup keras, tidak sakit sebenarnya hanya saja dia kaget dengan kelakuan Roce yang begitu bar-bar dengannya.
"Nothing!" Balas Roce langsung pergi keluar kandang, dia ingin segera menuju dapur untuk membuat es coklat.
Killian dengan cepat mengikuti Roce, melihat langkah Roce yang begitu lambat menurut Killian mengangkat Roce dengan cepat meletakkannya di bahunya.
"Akhhh apa yang kamu lakukan Ian, cepat turunkan aku!" Pekik Roce memukul punggung tegap Killian.
Killian tak terusik sedikitpun dengan aksi brutal Roce, bahkan dengan kencang Killian menampar pantat Roce yang terus memberontak.
"Akhh, pelecehan!" Pekik Roce membuat beberapa orang maid yang tak jauh dari mereka menoleh.
Mereka semua langsung menundukkan pandang melihat keharmonisan pasangan itu, meskipun terlihat seperti bertengkar keduanya sangat romantis.
"Pelecehan apa El, bahkan kita sudah melakukannya lebih." Jawab Killian santai, Roce mengangkat wajahnya tangannya meraih bibir Killian dan menutupnya.
"Jangan katakan itu disini banyak maid, aku malu jika mereka mendengar." Bisik Roce penuh penekanan.
Sudah Killian bilangkan wanitanya itu begitu menggemaskan, padahal jelas-jelas semua orang sudah tahu apalagi di leher Killian masih ada kissmark bahkan sampai saat ini.
"Tapi mereka sudah tahu El." Santai Killian, "Hah, darimana mereka tahu kamu mengatakannya pada mereka?" Tanya Roce penuh selidik.
"Bukankah karya diseluruh leher dan dadaku karyamu terlihat bagitu nyata." Mata Roce membulat, dia lupa akan hal itu.
"Huwaa malunya!" Ujar Roce menyembunyikan wajahnya di leher Killian, Killian hanya bisa tertawa kecil melihat kerandoman Roce yang semakin menjadi setiap harinya.
Killian meletakkan Roce di kursi pantry, dia akan membuatkan es coklat untuk Roce karena dia tahu Roce menginginkannya.
"Ian aku bisa membuatnya sendiri." Ujar Roce turun dari kursi menghampiri Killian.
"No! Aku ingin membuatkannya untukmu." Roce kekeh menolaknya, "Tidak biar aku saja." Tolak Roce mencoba meraih bubuk coklat dari Killian.
"Tidak, biar aku saja El!" Killian menaikan bubuk coklat itu membuat Roce kesulitan mengapainya.
"Aku yang mau bikin." Ujar berusaha mengapainya sambil melompat lompat.
Beberapa orang maid yang akan pergi kedapur melihat ada tuan dan nonanya segera menghampiri, sebelum sempat menyapa mereka tiba Roce terjatuh menubruk Killian. Killian yang tak dapat menjaga keseimbangan turut terjauh, mereka berdua terjatuh bersama bermandikan bubuk coklat.
Roce langsung bersin-bersin di buatnya, dengan cepat maid yang di sana langsung membantu Roce berdiri ada yang membawakan tisu untuknya. Killian juga langsung berdiri membantu Roce mengabaikan dirinya yang juga sama seperti Roce, keduanya sudah seperti manusia coklat.
"Kita mandi sekarang." Ujar Killian langsung menggendong Roce segera pergi dari sana.
Namun saat baru keluar dari dapur keduanya dikejutkan dengan kedatangan empat Dominic yang menatap mereka dengan menahan tawa, jika saja Killian tidak menatap tajam mereka mungkin mereka sudah tertawa terbahak-bahak.
Killian melayangkan tatapan begitu tajam pada mereka, tatapan penuh makna dan ancaman. Dalam sekali tatap mereka bahkan menunduk menatap lantai marmer itu, setelah Killian pergi barulah mereka tertawa.
"Ian aku malu banget tahu, ini gara-gara kamu pokoknya aku ngambek!" Ucap Roce saat mereka sudah berada di kamar mandi, Roce tengah berendam sambil memainkan busa.
"Bukan salahku, tapi salahmu harusnya mengizinkanmu membuatkan ice coklat." Jawab Killian yang sedang berdiri di bawah shower menikmati air yang mengalir disetiap tubuhnya.
Roce melayangkan tatapan kesalnya pada Killian yang hanya berbatas kaca dirinya bahkan bisa melihat seluruh tubuh Killian.
Tatapan Roce tertuju pada otot perut Killian yang telihat begitu menggoda di matanya, wajahnya memerah melihat area pribadi Killian yang terlihat begitu gagah. Killian yang merasakan tatapan intens menoleh kepada Roce, Killian tak dapat menyembunyikan senyumnya melihat wajah Roce yang memerah karena melihat tubuhnya.
Nakal sekali, batinnya.
Namun Killian begitu senang jika Roce begitu terpesona padanya, bahkan memandangi dengan begitu dalam. Namun jika orang lain menatapnya seperti itu jangan harap mata itu akan utuh, seperti halnya Masha yang begitu terang-terangan memperhatikan Leo. Mesum sekali wanita itu, bahkan berani berfantasi dengan tubuhnya.
Killian menghampiri Roce dan berdiri di hadapan Roce yang masih berendam, "Terpesona hm?" Tanya Killian.
Dengan cepat Roce mengangguk bahkan tatapan matanya tak lepas memandangi Leo, Roce begitu terbengong memikirkan bagaimana benda besar itu bisa memasukinya yang sangat kecil.
"Peganglah," Tawar Killian namu tanpa di duga Roce langsung memegangnya dan meremasnya.
"Akhhhh" Emang Killian merasakan semua ototnya menegang, debaran jantungnya begitu cepat bahkan darahnya mengalir begitu deras.
"Apakah sakit?" Tanya Roce dengan polosnya memandangi wajah Killian yang terlihat begitu memerah, bahkan jakunnya naik turun dengan cepat.
"Tidak, percepat!" Pintanya, Roce menuruti permintaan Killian dan semakin cepat mengocoknya.
Killian begitu frustasi merasakannya, bagaimana tangan Roce yang begitu lembut menyentuh miliknya.
Guys latar cerita ini budaya barat ya, kalau emang kalian merasa ini melenceng dari budaya kita it's okey emang ini faktanya. Jadi kalau emang nggak suka bisa langsung skip ya say, see you guys.