"Sudah ku katakan namaku Sarah bukan sarang! " seru Sarah pada polisi yang membawanya itu.
Meski belum fasih bahasa korea, tapi dia mengucapkan dengan jelas apa yang dia katakan.
Dia masih saja harus menjelaskan pembetulan ejaan namanya pada mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Produser Go datang, dia langsung duduk dan menatap Sarah. Menatap dari kaki hingga kepala.
"Duduk di sana! " perintahnya.
Sarah terkejut, menatap meja dan kursi kosong di sudut ruangan.
"Aku! " Sarah menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, masa Ki Yong, dia kan mau meeting dengan sutradara Nam" ucap He Jin.
Sarah duduk dan diam.
"Kamu bisa pakai komputer kan? " tanya He Jin.
"Bi.. bi.. sa" jawab Sarah gugup.
"Jawab yang benar, bisa tidak? " tanya He Jin dengan nada keras.
"Bisa... tentu saja bisa! " ucap Sarah, kali ini lantang.
Ki Yong dan Jin Guk jadi kasihan melihat nya.
"Ok, ceritakan semuanya sambil mengetiknya. Aku mau dengar dan nanti ku baca ulang jika sudah selesai" ucap He Jin kemudian melipat tangan di perut dan memejamkan matanya.
Ki Yong dan Jin Guk terdiam.
"Hei kalian! " He Jin memanggil mereka tanpa membuka mata.
Jin Guk dan Ki Yong menoleh.
"Pergi! " He Jin mengusir mereka.
"Tapi.... " Jin Guk tak tega meninggalkan Sarah sendirian.
"Aku tidak akan memakannya" ucap He Jin.
Mereka keluar dari ruangan. Sarah masih mengatur nafas dan membuka komputer untuk memulai.
"Mulai! " seru He Jin.
Ki Yong menutup pintu sambil melihat raut wajah Sarah yang tegang.
"Aduhhh, kenapa aku seperti meninggalkan anak ku di sekolah ya" ucap Jin Guk.
"Memang kau punya anak" Ki Yong meliriknya.
"Di sini, di sini terasa ada yang mengganjal " tunjuknya ke dada.
Mereka pun meeting dengan yang lainnya.
***
Produser Go He Jin menatap Sarah dengan iba. Kedua tangannya mengusap wajahnya setelah mendengar semua yang dia katakan.
Sarah mengatur nafasnya, matanya sembab karena menangis menceritakan apa yanh terjadi.
"Print semua" ucap He Jin.
"Ya" jawab Sarah kemudian mencetak semua yang dia tulis.
Puluhan lembar kertas tertumpuk dan Sarah kumpulkan. Dia berikan pada He Jin.
"Ini sudah seperti Naskah, tapi ini tidak utuh" ucap He Jin.
Sarah mengangguk.
"Kenapa mengangguk? " tanya He Jin.
"Ini versi ku, untuk jadi sebuah film, kau harus dapat versi lainnya. Polisi, penjahat sisanya kau buat dramatis sesuai keinginan mu, tapi atas izin narasumber" ucap Sarah.
He Jin tercengang mendengar pengetahuannya.
"Wahhh, pintar juga kamu" puji He Jin.
Sarah menghela, dia tak suka dipuji jika ini tentang mengingat Ji Hyuk dan Jun Mo.
"Produser" panggil sarah saat He Jin memasukkan naskah Sarah ke dalam map.
"Apa? " tanyanya.
"Kapan uangnya bisa kau berikan? " tanya Sarah.
He Jin menatapnya.
"Kapan kau butuh? " tanya He Jin.
"Satu minggu dari sekarang" ucap Sarah.
He Jin menatap lagi.
"Aku berikan sekarang, tapi dengan satu syarat" He Jin menyimpan berkasnya di meja.
"Apa itu? " tanya Sarah.
"Buat polisi dan penjahat memberikan ceritanya, pergi kesana dan berikan semuanya persis seperti ini" He Jin meletakkan kedua tangannya di hadapannya sendiri.
Lagi lagi Sarah tegang.
"Jika kau setuju untuk pergi, sekarang juga aku akan kirim uangnya, tapi ingat, aku tidak segan segan untuk menuntut mu jika kau tidak menepati janji mu" tunjuk He Jin padanya.
Sarah terdiam.
***
Jin Guk langsung keluar setelah selesai meeting. Dia langsung pergi ke ruangan He Jin mencari Sarah.
"Dimana dia? " tanya He Jin.
Ki Yong ikut tapi, lebih santai darinya yang terlihat sangat panik.
"Kurasa pulang" ucap He Jin.
Jin Guk menutup lagi pintunya, kemudian pergi. Ki Yong ikut, tapi He Jin memanggilnya.
"Aku mau bicara! " serunya.
Ki Yong berbalik kemudian duduk.
"Dia pintar" ucap He Jin.
"Siapa? " tanya Ki Yong.
"Sarang"
"Sarah " Ki Yong meralat.
"Aku suka memanggilnya Sarang" ucap He Jin memaksa.
"Terserah! " Ki Yong mendelik.
"Ini yang dia buat dalam waktu 2 jam" He Jin melemparkan berkas padanya.
Ki Yong menangkapnya, kemudian membuka.
"Dia bahkan membuat judulnya, memory buruk" ucap He Jin menunjuk berkasnya.
"Dia, menulis Hangul sebaik ini? " ucap Ki Yong.
"Iya, benar" He Jin duduk di samping nya.
"Sendiri? " lanjut Ki Yong.
"Saat hendak pergi, dia bilang kau cocok untuk jadi Anh Jin Hyuk" He Jin merangkulnya.
Ki Yong hanya melirik.
"Baca, bagaimana Anh Jin Hyuk dimata Sarang, temui dia bersamanya di penjara" ucap He Jin seraya menepuk-nepuk pundaknya.
Ki Yong menatap berkas di tangannya.
***
"Sarang! " seru Jin Guk.
"Ehhh salah, Sarah! " dia meralatnya, tau Sarah akan marah.
Tapi, dia melihat Sarah sudah melayani pelanggan.
Seon Yu menatap Jin Guk.
"Ada apa? " tanya Jin Guk merasa Seon Yu terlihat bingung.
"Dia tak bicara apapun tentang apapun, Bos pun tak di jawabnya" keluh Seon Yu.
Jin Guk menatap Sarah yang raut wajahnya terlihat biasa saja.
"Tapi dia terlihat... "
"Biasa" jawab Seon Yu.
"Apa ini jauh lebih menakutkan? " tanya Jin Guk.
"Benar, sangat menegangkan" Seon Yu mengambil nampan kotor di meja dan pergi.
"Mau pesan apa?" tanya Sarah pada Jin Guk.
"Jjampong satu" jawab Jin Guk.
"Tidak minum? " tanya Sarah lagi.
"Air putih saja" jawabnya lagi.
"Silahkan duduk! " ucap Sarah setelah mendapat uangnya.
Jin Guk tak berani bertanya lagi.
***
Malam tiba, sudah tak ada pelanggan.
Da Jin tak tahan, So Min pun mulai tak sabar. Dia duduk melipat tangan di depan Sarah yang sedang makan malam.
"Apa? " tanya Sarah dengan mulut penuh makanan.
"Apa yang sebenarnya terjadi? " tanya So Min.
Dahi Sarah mengerut heran dengan pertanyaannya.
"Kenapa rambut mu jadi di ikat? " lanjut So Min.
Da Jin menepuk bahunya.
"Bukan itu! " ucapnya.
Sarah bingung dengan tingkah mereka.
"Apa yang terjadi di sana? Kenapa kamu balik lagi kerja di sini? " tanya Da Jin.
"Apa? Apa kau mengusir ku? " tanya Sarah.
Seon Yu menghela, merasa kedua bosnya benar-benar payah.
"Bukan itu!" Seon Yu duduk bersama mereka.
Sarah menganga melihat mereka seolah sedang menginterogasinya.
"Gimana? Lancar? " tanya Seon Yu seraya memegang satu tangannya.
"Lancar" jawab Sarah masih heran.
"Lalu kenapa kau langsung bekerja dan diam saja? " tanya Da Jin.
"Kalian tidak tanya" jawab Sarah polos.
Mereka menghela, mereka sudah takut lebih dulu, padahal Sarah tidak memberitahu karena tidak ada yang bertanya.
"Kau ini, bikin panik saja! " ucap So Min.
"Benar kan? Tidak bohong? " tanya Da Jin masih cemas.
"Dia sudah mentransfer uangnya, aku juga sudah kirim ke kakak ku" ucap Sarah sambil melap mulutnya.
"Syukurlah!" Da Jin menghela lega.
"Maaf, aku pikir ini hanya masalah ku, kalian tidak perlu tau" ucap Sarah.
"Bagaimana bisa begitu, kau sudah seperti adik ku sendiri! " seru Da Jin.
"Kim Yu Na? " tanya Sarah.
Da Jin terdiam.
...****************...