NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Pewaris

Kembalinya Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Anak Genius / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Reni t

Dihina dan direndahkan oleh keluarga kekasihnya sendiri, Candra Wijaya benar-benar putus asa. Kekasihnya itu bahkan berselingkuh di depan matanya dan hanya memanfaatkannya saja selama ini.

Siapa sangka, orang yang direndahkan sedemikian rupa itu ternyata adalah pewaris tunggal dari salah satu orang terkaya di negara Indonesia. Sempat diasingkan ke tempat terpencil, Candra akhirnya kembali ke tempat di mana seharusnya ia berada.

Fakta mengejutkan pun akhirnya terkuak, masa lalu kedua orang tuanya dan mengapa dirinya harus diasingkan membuat Candra Wijaya terpukul. Kembalinya sang pewaris ternyata bukan akhir dari segalanya. Ia harus mencari keberadaan ibu kandungnya dan melindungi wanita yang ia cintai dari manusia serakah yang ingin menguasai warisan yang ditinggalkan oleh orang tuanya.

Harta, Tahta dan Wanita "Kembalinya sang Pewaris. "

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Anda benar-benar kenal sama Ayah saya?" tanya Candra, mendengar ucapan Apandi membuat hatinya bergetar.

Apa iya, wajahnya mirip seperti wajah Askara Wijaya? Ia bahkan tidak tahu seperti apa rupa sang ayah. Berjumpa dengannya saja tidak pernah.

Apandi mengulurkan telapak tangan, memperkenalkan diri. "Perkenalkan, nama saya Apandi, teman dekat Ayahmu, Candra."

Dengan senyum lebar, Candra menerima uluran tangan Apandi. "Saya Candra dan ini sekretaris saya, namanya Erlin." jawabnya, lalu melepaskan jabatan tangan Apandi, menunjuk Erlin yang berdiri tepat di sampingnya.

Erlin mengulurkan telapak tangan seraya memperkenalkan diri dan Apandi pun menerima uluran tangan Erlin seraya tersenyum lebar. Hal yang sama pun dilakukan oleh Bram, berjabat tangan dengan Erlin.

"Silahkan duduk," pinta Candra kepada mereka bertiga.

"Suatu kehormatan bisa bertemu dengan kamu, Candra. Saya pikir saya gak akan pernah ketemu lagi sama keturunan Askara Wijaya," ujar Apandi seraya duduk di kursi.

"Saya juga baru tau siapa orang tua saya beberapa hari yang lalu, Om. Setelah melakukan test DNA dan hasilnya 99,99% positif, barulah saya--"

"Tunggu, kamu melakukan test DNA?" sela Apandi bahkan sebelum Candra menyelesaikan apa yang hendak diucapkan. "Bukannya Ayah kamu udah lama tiada? A-apa kamu melakukan test DNA bersama Ibu kandung kamu?"

"Itulah yang mau saya tanyakan sama Anda, Om. Apa Anda kenal sama Ibu kandung saya?"

"Kamu belum pernah bertemu sama Ibu kandung kamu?"

Candra menarik napas dalam-dalam seraya mengangguk-anggukkan kepala, menyandarkan punggung di sandaran kursi dengan wajah datar.

"Ck ... ck ... ck ... malang sekali nasib kamu, Candra," ucap Apandi seraya menggeleng-gelengkan kepala.

"Apa Om kenal sama Ibu kandung saya? Om teman dekat Ayah saya. Saya yakin, banyak yang Om tau tentang masa lalu Ayah dan Ibu saya dan mengapa saya bisa terpisah dari mereka."

Apandi tersenyum lebar, kembali duduk tegak seraya menatap wajah Candra dengan lekat. "Saya tau semuanya, Candra. Siapa Ayah, Ibu dan mengapa kamu sampai terpisah dari mereka, tapi--" Apandi menahan ucapannya, masih dengan senyuman yang sama.

"Tapi apa, Om?"

"Tidak ada yang gratis di dunia ini, Candra Wijaya. Tak mungkin saya memberikan informasi sepenting itu secara cuma-cuma."

Candra terdiam, sementara Erlin yang semula menatap wajah Apandi seketika menoleh dan menatap wajah Candra dengan kening dikerutkan. "Sudah kuduga kejadian seperti ini akan terjadi. Gak mungkin informasi sepenting itu diberikan tanpa meminta imbalan apapun," batinnya, seraya menarik napas dalam-dalam.

Sementara Bram, seketika menoleh dan menatap wajah sang ayah. "Jadi, Candra benar-benar anak kandung Askara Wijaya, pemilik PT Sejahtera Abadi?" tanyanya.

"Hus, yang sopan kamu manggil atasan kamu, Bram. Dia ini pewaris tunggal, panggil dia dengan sebutan Pak, atau Tuan," tegur Apandi dengan penuh penekanan.

"Ma-maaf. Saya lupa, Yah," jawab Bram, menggaruk kepalanya sendiri yang sebenarnya tidak terasa gatal seraya tersenyum cengengesan.

"Cukup panggil Pak Candra saja. Rasanya terlalu berlebihan jika saya harus dipanggil Tuan Candra," ucap Candra dengan wajah datar.

"Katakan, berapa kami harus membayar informasi penting yang mau Anda berikan, Pak Apandi?" tanya Erlin dingin.

"Hahahaha ... saya gak butuh uang, Nona Erlin. Saya punya cukup banyak uang," jawab Apandi dengan santai.

Candra mengerutkan kening. "Terus, apa yang Anda inginkan? Bukankah, tadi Anda sendiri yang mengatakan kalau tak ada yang gratis di dunia ini, termasuk informasi tentang orang tua saya."

"Hmm ... ada hal lain yang lebih penting dari sekedar uang, Candra," jawab Apandi, kembali menyandarkan punggung di sandaran kursi. "PT Sejahtera Abadi itu perusahaan besar, cabangnya ada di mana-mana. Jika kamu bersedia memberikan satu saja cabang perusahaan untuk dikelola oleh Bram putra saya, maka saya akan menceritakan apapun yang ingin kamu ketahui. Gimana, bukankah itu sepadan dengan informasi penting tentang orang tua kamu?"

Candra terdiam, menoleh dan menatap wajah Erlin. Hal yang sama pun dilakukan oleh wanita itu. Keduanya saling menatap satu sama lain dengan perasaan bingung. Candra hanya menjabat sebagai Direktur Cabang, mana mungkin ia bisa memberikan salah satu cabang perusahaan kepada Bram? Dirinya tidak memiliki wewenang hingga ke sana karena masih ada Rosalinda yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan tersebut.

"Kenapa? Kamu takut sama Rosalinda?" tanya Apandi seketika membuyarkan lamunan panjang Candra dan juga Erlin. Keduanya secara refleks menatap wajah Apandi.

"Anda kenal sama Nyonya Rosalinda?" tanya Erlin dengan heran.

Apandi tersenyum sinis. "Tentu saja saya kenal sama si jalang tidak tahu diri itu."

Candra masih terdiam dengan kepala menunduk. Kedua tangannya mengepal. Pikirannya berkecamuk tidak karuan. Ia pikir, akan mudah mendapatkan informasi mengenai kedua orang tuanya. Nyatanya, tidak ada yang gratis di dunia ini dan Apandi adalah orang yang pandai dalam memanfaatkan peluang.

"Begini saja, saya kasih clue-nya, Candra," ucap Apandi dengan santai.

Candra kembali menatap wajah Apandi dengan kening dikerutkan. "Maksud Anda?"

"Ada cinta segitiga antara Askara Wijaya, Rosalinda dan Febriana Putri, Ibu kandung kamu."

"Sudah kuduga," batin Erlin, seketika memejamkan kedua mata.

Ia pernah mendengar hal tersebut dari Rosalinda. Ya, meskipun wanita paruh baya itu tidak menceritakan hal tersebut secara terang-terangan karena Rosalinda mengatakannya dalam keadaan mabuk berat.

"Jadi maksud Anda, Ayah saya punya dua istri, Rosalinda dan Ibu kandung saya, begitu?" tanya Candra, rasa sesak seketika memenuhi dada.

"Kalau kamu bersedia memenuhi keinginan saya, saya janji akan menceritakan semua yang saya tau, Candra," ujar Apandi.

"Saya belum dapat wewenang hingga ke situ, Om. Posisi saya hanya sebagai Direktur Cabang, mana mungkin saya berani memberikan salah satu cabang perusahaan untuk dikelola sama Bram?" jawab Candra dengan penuh penekanan.

"Dasar Rosalinda tidak tau diri. Dia cuma kasih kamu jabatan Direktur Cabang? Padahal kamu adalah pewaris sah perusahaan."

"Tante Rosalinda tidak menceritakan apapun sama saya, Om. Dia juga tidak memberitahu saya tentang siapa Ayah saya. Bahasa kasarnya, dia cuma memungut saya dari jalanan dan di kasih jabatan Direktur Cabang. Udah, itu aja."

Suasana seketika hening. Baik Bram maupun Erlin tidak ada yang berani mengeluarkan suara. Keduanya hanya mendengarkan percakapan tanpa berani berkomentar. Sedangkan Candra benar-benar dibuat pusing dengan keadaan yang ada. Pertemuannya dengan Apandi tidak merubah apapun dan hanya satu informasi yang ia terima secara cuma-cuma, yaitu mengenai cinta segitiga kedua orang tuanya. Sementara informasi penting lainnya, harus ia tukar dengan sesuatu yang sama berharganya dengan informasi yang ingin ia ketahui.

"Kenapa kamu diem aja, Candra? Kamu beneran takut sama Rosalinda?" tanya Apandi seringai tipis nampak terukir di kedua sisi bibirnya. "Si Rosalinda itu gak ada hak apapun, Candra. Kamu yang punya hak sepenuhnya atas harta miliaran yang ditinggalkan sama Ayah kandung kamu. Seharusnya kamu melawan dong. Rebut apa yang jadi hak kamu, bukan malah diem aja kayak gini. Gimana sih!"

Bersambung ....

1
Kimo Miko
sepertinya candra akan dibuat bonekanya rosalinda. kalau memang candra pewarisnya pasti dipertemukan denfan orang tuanya
Yulia Dhanty
bagus dan menarik
Reni: Terima kasih, Kakak❤️❤️❤️
total 1 replies
Kimo Miko
bener candra mengapa bukan rosalinda malah febriana putri. ada hubungan apa rosalinda dan febriana putri?
Kimo Miko
jangan utamakan balas dendam can... biarkan mereka dengan tingkahnya jika bertemu denganmu di sapa dengan baik mereka akam sungkan dan malu sendiri
Kimo Miko
mengspa gak pulang ke rumahmu aja dulu erlin . Emang rumahmu teramat jauh y. pindah cari hotel lain aja
Kimo Miko
lah... candra punya tabungan 4jt yg dikasih ke viona mosok iyo gak bisa bayar. jangan jangan uang kontrakan di embat viona
Kimo Miko
semoga saja candra wijaya anaknya rosalinda yang hilang. pertanyaannya kenapa candra bisa hilang? apakah waktu itu di culik dan dibuang
Sunaryati
Langsung yo the point
Kimo Miko
lanjut kak..,. lihat judulnya jadi tergoda kak...
Reni: Terima kasih, Kakak. Selamat membaca❤️😍
total 1 replies
Kimo Miko
waduhhhhh.... candra kamu kena tipu ... uangmu melayang... tinggalin aja cewek seperti itu bikin strok kalau diterusin. itu ibu derektur baik amat . apalah mungkin yang di cari selama ini si candra? mungkinkah candra anaknya? terus kenapa bisa terpisah?
@Arliey🌪️🌪️
tiba tiba g diakui dong..parah si viona abis dapet duit juga😩
Kar Genjreng
😁 satu kamar extra baht saja ga apa apa
lh
Kar Genjreng
aduhhh Mak Lampir bukan ga mau bayar uangnya di tipu 4 jt duhh niat melamar gatot.ga tau demit cinta sama si menejejer prettt 🤣🤣
Kar Genjreng
shukur ketemu orang tua nya jadi kehidupan nya berbaring terbalik dengan
sekarang ohhh ada yang sengaja niat
jahat menculik Candra jadi tukang sapu jadi viral bertemu orang tua nya yang
tajir melintir setelah hilang 29 th lalu
👍👍
Kar Genjreng
jangan jangan ada hubungan nya ini dengan Nyonya Rosalinda 👍
Kar Genjreng
jahat sekali viona ternyata wanita ga benar pasti Candra pria yang di cari oleh Rosalinda kah ,,,nah Chan apa bila nanti bertemu orang tua nya atau keluarga
jangan mendekati viona itu wanita
ga benar tapi kejam uang melayang
empat jt ga taunya menipumu Chan..😭
Kar Genjreng
mampir ini semoga tambah bagus dan belum TAMAT 👍😂
Reni: Terima kasih banyak, Kakak. 😍❤️
total 1 replies
Ratih Tupperware Denpasar
kok sepertinya nyonya rosalinda ga tukus sama candra wijaya, dugqqnku dia mau memanfaatin aja sampe dia dpt harta warisan ayahnya candra
knovitriana
kasih iklan buat mu
knovitriana
up Thor jangan lupa mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!