"Aduh.... sakit woi! turun ga kamu!" ucap seorang gadis cantik dengan pakaian sederhana dan tingkah yang bar bar nya, menghadang seorang pengendara motor yang baru saja menyerempet nya hingga jatuh ke sawah.
"Sorry." ucap seorang pria dengan wajah yang tertutup helm mahal, dan mengeluarkan suara yang membuat gadis itu tertegun.
wajah nya yang kotor, akibat terjatuh di sawah, membuat nya seakan lupa, bahwa dia baru saja di senggol oleh orang di depan nya. tapi gadis itu malah melamun dan tak sadar untuk bersikap tegas.
Pria itu menatap heran, dan langsung pergi tanpa berkat apa apa lagi, sepertinya memang pria itu memiliki urusan yang lebih penting saat itu.
"Aisshh, dasar goblok, apa yang kamu pikirkan Selin, dia yang nabrak kamu, malah dia yang pergi. woi, liat ya kalau kamu balik lagi, tak cincang kamu jadi gulai!" pekik nya yang mencak mencak seperti seekor monyet. untung saja kondisi di sawah begitu sepi, dan kebetulan saat itu tengah hari, jadi aman tak membuat Selina malu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.20
Selin melihat ke arah pojokan, ternyata ada Desi yang sedang memasukan kue ke dalam boks di sana.
"Assalamualaikum besti ku, yang cantik." pekik Selin yang langsung duduk di sebelah Desi.
"Walaikumsalam, Masyaallah ukhti, cantik banget."puji nya yang merasa takjub dengan keindahan sahabat nya itu.
"Ckck, kamu kok ninggalin aku sih des. Aku tadi singgah ke rumah kamu. Kata bude Ratih Udah pergi duluan." ucap Selin yang merasa sedikit kesal di tinggal oleh sahabat nya itu.
"Kamu yang aku call ga angkat angkat. yaudah aku pergi duluan aja. Tadi kebetulan sama ustazah yeyen kesini. tapi tuh orang malah hilang entah kemana."gerutu Desi yang terlihat kesal. Sebab dari tadi dia mengerjakan tugas nya sendirian, tak ada yang mau membantu.
"loh, dari tadi kamu sendirian doang disini?" ucap Selin yang kaget
"ga, tadi ada para remaja lain. Tapi Udah pulang duluan katanya ada tugas di rumah. Ayo sini bantuin, aku cape sendirian dari tadi masukan kue ini ke dalam boks boks."
"okey besti."
Sedangkan ustazah yeyen, saat ini sedang sibuk mendekati Aksa yang sedang membantu para remaja lainnya mendirikan tenda tenda di sana.
"Assalamualaikum, mas Aksa ini kopi, buat mas aksa. Tolong di minum ya." ucap gadis itu sambil menyodorkan segelas kopi dari tangan nya.
Yang lain malah sibuk melihat percakapan kedua orang itu. Aksa yang merasa heran langsung sedikit menjauhkan tubuhnya karena wanita itu, terlalu dekat ke arah nya.
"Tidak perlu!" ucap Aksa dengan sedikit tegas menolak pemberian dari wanita itu.
Aksa melihat ke arah asisten nya itu, dan meminta pertolongan untuk mengurusi wanita di hadapan nya. Seakan mengerti dengan tatapan bos nya, Romi dengan segera berjalan ke arah mereka.
"maaf mbak, bos saya tidak minum kopi itu. Jadi maaf beliau masih banyak pekerjaan yang menumpuk, ayo bos." ucap Romi yang datang dan memberitahukan kepada Yeyen.
Raut wajah Yeyen langsung kesal, apalagi tadi saat dia mencoba mendekati Aksa, ada saja penghalang yang mengganggu nya.
"kami permisi dulu mbak." ucap Romi dengan suara sopan nya. Tak sedikit wanita yang tergila gila dengan bos nya itu, sudah sering sekali Romi yang menangani para wanita wanita yang menyukai Aksa. Itulah sebab nya, Aksa selalu meminta Romi untuk membantu nya menjauh dari wanita wanita yang mengejar nya.
"Kenapa sih dia begitu cuek, apa kurang nya aku. Udah cantik, Sholeha lagi!" gerutu nya yang merasa kesal dengan penolakan tersebut.
"liat aja mas, kamu akan menjadi milik Yeyen!" gumam nya dalam hati dengan tangan yang terkepal di sebelah kanan nya.
"huft, siapa sih itu bos. Kok seperti nya tergila gila sama bos?" tanya Romi yang penasaran dengan gadis tersebut.
"kecilkan suara mu. Aku tak mengenal gadis itu!" ucap Aksa yang kesal dengan penuturan sang asisten nya.
"Siap bos, ayo kita kerjakan tugas lain saja. Agar cepat selesai."
"hmm."
Yeyen yang kesal, akhirnya masuk ke dalam melihat bagian konsumsi yang sedang mengerjakan tugas memasukan kue kue ke dalam boks.
Memang setiap warga atau setiap rumah tangga harus membawa kue kue untuk diberikan kepada para panitia di mesjid. dan kue yang sudah di berikan, akan di masukan ke dalam boks boks yang akan diberikan nanti malam oleh para jamaah yang hadir. tujuan nya yaitu, menjalin silaturahmi yang kuat, antar warga sekitar. biasanya orang orang akan bebas membawa kue apapun yang penting masih layak digunakan dan di konsumsi oleh para warga sekitar.
"Assalamualaikum!" ucap Yeyen dengan wajah yang cemberut menghampiri Desi dan juga Selin.
"walaikumsalam Bu ustazah." ucap kedua nya yang heran.
"Bu ustazah dari mana, kok dari tadi ga nongol nongol. padahal saya udah nungguin loh." sahut desi dengan raut wajah penasaran.
"jangan tanya saya dulu. suasana hati saya sedang kesal!" pekik nya dengan tatapan tajam.
"kenapa tuh orang ya des. Tumben banget jadi sensian gitu?" gumam Selin dengan bisikan pelan di telinga sahabat nya itu.
Selin yang di sebelah nya, merasa aneh melihat tingkah gadis itu.
"maaf Bu ustazah. Kan saya cuman nanya doang. Habis nya saya kan tadi butuh buk ustazah buat bantuin masukan kue kue ini. Tapi malah ngilang gitu aja."
Tanpa menjawab pertanyaan dari Desi, Yeyen langsung bangkit, dan pergi meninggalkan kedua gadis itu. Selin dan juga Desi langsung saling pandang dan kemudian terkekeh geli.
"Hahah, kenapa tuh orang ya sel. aneh, padahal kita cuman tanya, dia malah pergi dengan wajah kesal nya." kekeh Desi sambil menatap geli ke arah Yeyen yang sudah keluar dari sana.
"Lagi ga mood kali dia. Tapi kok sifat nya makin aneh ya?'
"iya gue juga ngerasa dia aneh. Padahal dulu ga begitu kan?"
"hm, Udah ga usah di bahas, ingat kondisi kita lagi di mana."
"Oya lupa heheh."kekeh Desi sambil menyengir lucu ke arah Selin.
***
"Liat jeng akhirnya putri ku pulang juga." ucap Marni dengan bangga saat melihat kepulangan putri kesayangannya dari kota.
Saat ini ketiga ibu ibu itu, sedang menunggu di rumah Bu kades, sekaligus menunggu kepulangan Windi yang kuliah dari luar kota. Tentu saja Bu Marni begitu bangga dengan putri nya itu, bisa dipamerkan kepada para warga nya.
"Hebat ya Windi jeng, kuliah di kota. Pasti ga sedikit uang yang dihabiskan." ucap romlah yang iri dengan kehidupan Bu kades sekaligus rekan gosip nya itu.
"Ya namanya Bu kades, ya wajar jeng kalau hidup nya enak. Apalagi hidup nya si ana itu, suami nya dokter, anaknya selebgram di kampung ini."ucap Bu asih yang juga ikut merasa iri dengan kehidupan para rekan gosip nya.
"ckck, gausah di bahas dia jeng. buat mood jadi buruk aja." sahut Bu Marni yang sangat tidak suka dengan membahas tentang tetangga nya itu, terutama soal keluarga nya Selin. Entah dendam apa yang terjadi pada buk kades dan juga ibunya Selin.
"kalian bawa apa kue apa aja jeng, untuk di bawa ke mesjid?" tanya Bu Romlah yang penasaran dengan kue kue yang di bawa rekaan nya itu.
"Tentu saja kue enak dong. Liat aku bawa kue brownies coklat yang harga nya mahal jeng." pamer Bu Marni yang menunjukkan barang yang ada di tangan nya itu.
"wih, enak kayak nya itu jeng."
"tentu dong, bawaan dari windi ini."
"Windi makin cantik aja ya."
"iya dong Bu asih, namanya udh berbaur di kota. Liat skin care Windi juga mahal. Bu pesanan ibu ada di tas ya, Windi cape mau istirahat dulu."
"iya sayang makasih ya." ucap Bu Marni dengan nada bangga nya.