NovelToon NovelToon
SCARLET TEARS: VANILLA AND VENGEANCE

SCARLET TEARS: VANILLA AND VENGEANCE

Status: tamat
Genre:Mafia / Roh Supernatural / Dark Romance / Tamat
Popularitas:97
Nilai: 5
Nama Author: isagoingon

"Aku mencintaimu, Hayeon-ah. Mungkin caraku mencintai salah, kacau, dan penuh racun. Tapi itu nyata." Jin Seung Jo.





PERINGATAN PEMBACA:

Cr. pic: Pinterest / X
⚠️ DISCLAIMER:

· KARYA MURNI SAYA SENDIRI. Cerita, karakter, alur, dan dialog adalah hasil kreasi orisinal saya. DILARANG KERAS mengcopy, menjiplak, atau menyalin seluruh maupun sebagian isi cerita tanpa izin.

· GENRE: Dark Romance, Psychological, Tragedy, Supernatural.

· INI BUKAN BXB (Boy Love). Ini adalah BxOC (Boy x Original Female Character).

· Pembaca diharapkan telah dewasa secara mental dan legal.





©isaalyn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isagoingon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan di Antara Dua Dunia

Seola, gadis kecil berusia tujuh tahun, memiliki kemampuan melihat lebih dalam daripada kebanyakan orang. Di perpustakaan yang sunyi, tempat dia sering bersembunyi di sudut dengan buku-buku, orang-orang dewasa hanya menganggapnya sebagai anak pendiam.

Namun, Seola tahu, di antara rak-rak buku itu, ada "Teman-Teman yang Terlihat Samar"—bayangan yang menunggu untuk diceritakan.

Sore itu, saat sinar matahari merayap masuk melalui jendela besar, Seola merasakan kehadiran mereka.

Di dekat jendela, ada "Kakak yang Sedih"—Hayeon. Tubuhnya tampak seperti kabut, matanya yang bulat menatap kosong ke taman, dan Seola bisa merasakan kesedihan yang mendalam, seperti angin dingin yang menyentuh kulit.

Sesekali, Hayeon meraih perutnya, dan Seola melihat kilasan bayangan kecil yang samar, lalu menghilang—membuat hatinya bergetar.

Di sisi lain ruangan, "Paman yang Marah dan Sedih"—Seung Jo, berdiri dengan aura gelap, seperti bayangan yang bergejolak. Seung Jo bukanlah sosok menakutkan; di balik kemarahan yang membara, ada penyesalan yang menggerogoti jiwanya, seolah-olah dia terjebak dalam labirin kesalahan.

Dengan keberanian khas anak kecil, Seola melangkah mendekati Seung Jo.

"Paman," bisiknya, suara lembutnya seperti embun pagi,

"kenapa Paman dan Kakak tidak bisa pergi?"

Seung Jo terkejut. Bayangannya bergetar, seolah terbangun dari mimpi buruk. Sudah lama sekali tidak ada yang bisa melihatnya, apalagi berbicara padanya.

"Aku...," suaranya parau, nyaris tak terdengar,

"aku harus meminta maaf padanya. Tapi dia... tidak bisa mendengarku."

Seola mengangguk, matanya berbinar penuh perhatian. Lalu, dia menatap Seung Jo dengan serius.

"Apa yang harus dilakukan agar Paman dan Kakak tenang?"

Seung Jo terdiam, bayangannya memudar seolah terhisap ke dalam kegelapan. Akhirnya, dia mengeluarkan suara yang penuh beban,

"Aku ingin dia tahu... bahwa aku menyesal. Benar-benar menyesal. Bukan untuk mendapatkan maafnya, tapi agar dia tahu."

Nafasnya terengah-engah. "Dan... aku ingin dia melepaskan rasa sakitnya. Dia tidak pantas menderita selamanya."

Seola mengangguk lagi, hatinya bergetar. Dia lalu berjalan menghampiri Hayeon.

"Kakak," panggilnya lembut, suaranya bergetar seperti daun yang tertiup angin.

Hayeon menoleh, matanya yang kosong seolah menemukan harapan dalam tatapan Seola. Dia selalu lemah pada anak-anak.

"Paman di sana," Seola menunjuk ke arah Seung Jo,

"dia ingin bilang sesuatu pada Kakak."

Wajah Hayeon seketika berubah, ketakutan menyelimuti dirinya. Bayangannya bergetar hebat, dan Seola kembali melihat kilasan darah di sekelilingnya.

"Tidak... tidak bisa... maafnya tidak bisa mengubah apa pun... tidak bisa menghidupkan kembali anakku... tidak bisa menghapus rasa sakitku..."

Seola merasakan sakit di dalam hatinya. Dia memahami—beberapa luka terlalu dalam untuk disembuhkan.

Namun, Seola tidak menyerah. Dia berdiri di antara kedua arwah itu, berusaha menjembatani kesedihan mereka.

"Kakak," katanya pada Hayeon,

"Paman memang salah. Tapi Kakak, kalau terus begini, Kakak tidak akan pernah bahagia. Bayi kecil itu juga sedih melihat Kakak menangis."

Hayeon terkejut, dan Seola bisa melihat bayangan kecil di dekat Hayeon berkedip lembut, seolah mendengarkan.

"Dan Paman," Seola menoleh ke Seung Jo,

"Kakak butuh waktu. Mungkin maaf Paman tidak bisa menyembuhkan lukanya, tapi... mungkin bisa membantunya melangkah."

Seola mendapat ide. Dia mengambil selembar kertas dan krayon dari tasnya.

"Coba tulis, Paman. Tulis apa yang ingin Paman katakan. Aku yang akan beri ke Kakak."

Seung Jo, dengan sisa energinya, memusatkan perhatian. Seola menggenggam krayon, dan tangannya bergerak sendiri. Di kertas itu, tertulis dengan goresan bergetar:

"Hayeon-ah,

Aku merusak segalanya. Aku mengambil hidupmu, kebahagiaanmu, masa depanmu. Aku tidak layak dimaafkan.

Tapi tolong, jangan biarkan rasa sakitku menjadi rantai yang juga mengikatmu. Lepaskan saja. Pergilah ke cahaya.

Aku akan tinggal di sini, dalam kegelapan, sebagai hukumanku. Itu tidak akan pernah cukup, tapi itu semua yang bisa kuberi.

Selamat tinggal."

Seola membawa kertas itu kepada Hayeon. Untuk pertama kalinya, Hayeon tidak langsung menjauh. Dia membaca pesan itu, air mata darah mengalir di bayangannya.

"Aku... aku lelah," bisik Hayeon, suaranya seperti angin yang berdesir.

"Aku ingin bertemu anakku... tapi rasanya... aku tidak bisa pergi begitu saja."

Dia menatap Seung Jo dari kejauhan. Untuk pertama kalinya dalam kematian, tatapan mereka bertemu—bukan dengan kebencian atau kemarahan, tapi dengan pengakuan pilu akan tragedi yang mereka alami bersama.

Mungkin itu yang mereka butuhkan. Bukan rekonsiliasi, bukan pengampunan, tapi sekadar pengakuan bahwa mereka sama-sama korban—Hayeon korban kekejamannya, Seung Jo korban dendam dan penyesalannya sendiri.

Dan dalam keheningan perpustakaan yang mulai sepi, di hadapan seorang anak kecil yang pemberani, dua bayangan itu perlahan mulai memudar. Bukan menghilang, tapi mulai melepaskan beban terberat mereka.

Mungkin perjalanan mereka menuju kedamaian masih panjang. Namun, untuk pertama kalinya, ada secercah harapan bahwa suatu hari nanti, mereka akhirnya bisa bebas...

1
LOLA SANCHEZ
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
isagoingon: besok yaa kakkk!😄
terima kasih sudah mampirr!!
total 1 replies
Oralie
Larut malam ini tetap menunggu update dari thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!