NovelToon NovelToon
Nikah Sat Set

Nikah Sat Set

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Time Travel / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:288
Nilai: 5
Nama Author: Alrumi

Berawal dari pertemuan tak terduga, Misel seorang gadis desa yang tak pernah berharap menikah di usia muda. Namun, tak di duga ia kini menikah di usia muda. Hal yang tak pernah ia pikirkan sekarang ia duduk di acara pernikahan nya sendiri dengan seorang pria yang baru ia kenal 5 hari yang lalu.

Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk mampir untuk mengetahui seperti apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana misel bertemu dan persiapan apa yang ia siapkan untuk pernikahannya ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sempat Menghampiri

Keesokan paginya, Misel masih tertidur di kursi karena sedari malam ia kesulitan tidur. Jadi, saat ia selesai shalat subuh. Ia kembali tidur dan sampai saat ini ia belum bangun.

"Ibu, ayolah buka pintu kamarnya, ayah mau masuk. Hanya menyimpan bantal dan selimut aja. Ayolah bu, di buka pintunya." ucap ayah yang kini berada di depan pintu kamar yang tertutup.

Ibu Misel yang sudah terbangun, tak menghiraukan ucapan ayahnya Misel itu. Karena saat ini ia sibuk dengan handphone miliknya.

"Bu, cepatlah buka." ucap ayah lagi.

Ibu masih tak menjawab ucapan ayah, bahkan saat ini ia terlihat begitu sibuk melihat handphone miliknya.

Sampai ke tujuh kalinya ayah Misel memanggil istrinya tersebut yang tak kunjung menjawab ucapan nya. Barulah ia menyerah dan bergegas untuk kembali ke kursi. Tempat dimana ia tertidur semalaman.

"Hm... begitu marah nya kamu bu, sampai ucapan aku yang memanggil mu pun tak ada sahutan sedikit pun." ucap ayah sebelum melangkahkan kakinya.

Namun, baru saja tiga langkah kaki itu berjalan. Pintu kamar pun terbuka.

"Katanya mau simpan bantal sama selimut. Ini kok malah mau pergi lagi. Jadi nggak simpen bantal sama selimutnya, kalau nggak jadi..." ucap ibunya Misel yang sudah melipatkan tangannya di depan dada.

Cepat-cepat lah ayah Misel pun berbalik menghadap pintu lagi yang sudah terbuka memperlihatkan tubuh istrinya yang sedang melipat tangan di dada. Begitu sangat menyeramkan, bagaikan ibu tiri yang siap menghukum anak tirinya ketika ayahnya tak ada di rumah. Itulah yang bisa di jelaskan saat ini menurut ayah Misel.

"Garang sekali istri ku ini. Sudah seperti ibu tiri saja. Seremnya." ucap ayah di dalam hatinya.

Bahkan untuk menelan air ludah sendiri pun rasanya sulit sekali. Karena rasa takut yang begitu dominan ia rasakan saat ini.

"Jadi... kok bu, ayah kira ibu tak akan membuka pintu makannya ayah mau ke sana lagi aja." ucap ayah yang pada akhirnya memberanikan diri menjawab ucapan ibu Misel.

"Hem... ya sudah, silakan simpan saja." ucap ibu Misel masih sinis.

"I... ya bu." ucap ayah yang menjadi gugup.

"Ck... suara ku saja sudah gugup seperti ini. Ternyata istri ku kalau udah marah serem ya. Tapi, untungnya aku cinta dan sayang sama dia. kalau nggak, udah pasti aku akan melawan. Kalau istri kan, mana berani melawan, bisa-bisa tidur di kursi lagi malam ini. Ah... tak mau." ucap ayah Misel dalam hatinya.

Tanpa banyak bicara lagi, kini ayah Misel pun mulai bergegas masuk ke dalam kamar, di simpan lah bantal dan selimut itu di atas tempat tidur dengan perlahan.

Namun, tindakannnya ini malah membuat perhatian ibunya Misel langsung di luar dugaan.

"Ck... Lama sekali simpan bantal dan selimut itu juga, ayolah lebih cepat. Aku mau tidur lagi." ucap ibu yang geram dengan tingkah suaminya yang seakan-akan sengaja di buat lama hanya sekedar menyimpan bantal dan selimut di atas tempat tidur itu.

"Sabar bu, ini juga sudah ayah simpan. Barusan lama karena ayah takutnya kurang rapih saat menyimpan bantal dan selimutnya. Makannya barusan ayah lama simpan ini, bantal sama selimutnya." ucap ayah yang bertolak belakang dengan hatinya.

"Ck... ibu nih, memang benar-benar peka. Aku kan lagi ngambil kesempatan, eh malah udah ketahuan duluan. Istri ku memang pintar." ucap ayah dalam hatinya. Itu benar tidak sesuai bukan? begitulah yang terjadi, karena yang sebenarnya ayah Misel mau adalah berlama-lama di dalam kamar. Tapi sayangnya ibu Misel telah mengetahui modusnya sebelum di mulai.

Bergegaslah ayah Misel melangkahkan kaki mendekati istri nya itu. Setelah ia berada tepat dihadapan istrinya, ia lalu berucap terlebih dahulu sebelum keluar dari kamarnya.

"Terimakasih bu, ibu tak merindukan ayah kah? semalam ibu tidur dengan nyenyak nggak saat ayah tak tidur bersama ibu?" ucap ayah Misel yang sedari tadi penasaran, akhirnya bisa ia tanyakan langsung pada istrinya.

Karena dirinya sangatlah sulit untuk tidur, apalagi tak tidur dengan istrinya. Benar-benar sulit.

"Bisa." ucap ibu hanya dengan satu kata.

"Ayah kira tak bisa bu, soalnya ayah kepikiran ibu terus jadinya tak bisa tidur dengan nyenyak seperti biasanya malam tadi." kata ayah jujur apa adanya.

"Kita berbeda, aku bahkan sangat nyenyak saat tak ada ayah di tempat tidur." ucap ibu sengaja memanasi ayah Misel.

"Benar kah itu bu? apa ibu lebih nyaman tak di peluk sama ayah? sakit sekali rasanya mendengar ucapan ibu ini." ucap ayah Misel yang langsung memegang dadanya.

"Lebay sekali tau nggak, udah sana. Jangan lupa chat teman mu yang tahu tentang acara pernikahan biar jelas." ucap ibu Misel yang langsung menutup pintu setelah sedikit mendorong suaminya keluar dari batas pintu yang akan di tutup.

"Ck... tega sekali istri ku ini. Awas aja kalau nanti udah luluh, tak akan ku buat ampun kamu bu." ucap ayah yang mengancam ibu Misel setelah pintu kamar tertutup.

Sehingga ucapannya itu hanya ia yang bisa mendengar. Karena Misel masih tertidur dan pintu kamar miliknya pun sudah tertutup. Selain itu, ucapan ayahnya Misel barusan hanya bisa di dengar oleh ayahnya sendiri karena suara yang dominan kecil.

"Hem... ternyata sulit juga membujuk istri ku. Tapi, ya udah lah aku harus chat teman ku dulu saja. Kalau perintahnya di tunda, bisa-bisa makin menjadi istri ku." ucap ayah Misel yang akhirnya memutuskan untuk menghubungi temannya tersebut.

Bergegaslah ia keluar dari rumah untuk melihat halaman rumahnya, agar ia bisa mengetahui ukuran yang pas untuk membuat acara di depan rumahnya seluas apa, sehingga ia pun akhirnya melangkahkan kaki keluar rumah.

Tap... tap...

Langkah kaki itu pun keluar dengan begitu teratur, bahkan tak sedikit pun membuat Misel terbangun dari tidurnya walau ayah sempat menghampiri tempat Misel tertidur.

Dan tak lupa ia juga melihat Misel, lalu berucap sesuatu pada Misel sebelum melangkahkan kaki ke luar rumah.

"Ya ampun sayang, kamu belum bangun. Pasti nggak bisa tidur, makannya belum bangun jam segini. Kasian sekali kamu nak, semoga ibumu bisa memaafkan mu." ucap ayah Misel yang langsung mengusap rambut Misel beberapa detik, lalu meninggalkannya untuk pergi keluar rumah.

"Tidur yang nyenyak ya sayang, ayah keluar dulu." ucap ayah Misel setelah selesai mengusap rambut Misel.

Kini akhir nya ayah Misel pun mulai membuka kunci rumah nya. Dua kali kunci itu terdengar membuka pintu. Setelah selesai ayah Misel langsung membuka pintu itu secara perlahan dan di saat pintu itu terbuka, begitu terkejut nya ia saat melihat apa yang terjadi di luar rumahnya itu.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!