NovelToon NovelToon
Lesson After Class

Lesson After Class

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Gadis nakal / Dosen / Diam-Diam Cinta / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: SweetMoon2025

Yurika Hana Amèra (Yuri), mahasiswi akhir semester dua yang mencari tempat tinggal aman, tergiur tawaran kosan "murah dan bagus". Ia terkejut, lokasi itu bukan kosan biasa, melainkan rumah mewah di tengah sawah.

Tanpa disadari Yuri, rumah itu milik keluarga Kenan Bara Adhikara, dosen muda tampan yang berkarisma dan diidolakan seantero kampus. Kenan sendiri tidak tahu bahwa mahasiswinya kini ngekos di paviliun belakang rumahnya.

Seiring berjalannya waktu, Yuri mulai melihat sisi asli sang dosen. Pria yang dielu-elukan kampus itu ternyata jauh dari kata bersih—ia sangat mesum. Apalagi ketika Kenan mulai berani bermain api, meski sudah memiliki pacar: Lalitha.

Di tengah kekacauan itu, hadir Ezra—mahasiswa semester empat yang diam-diam menaruh hati pada Yuri sejak awal. Perlahan, Ezra menjadi sosok yang hadir dengan cara berbeda, pelan-pelan mengisi celah yang sempat Yuri rindukan.

Antara dunia kampus, cinta, dan rahasia. Yuri belajar bahwa tidak semua yang berkilau itu sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SweetMoon2025, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Be Mine

​Yuri memejamkan matanya sebentar, badannya masih lemah. "Bang Ez, turunin. Gue bisa jalan sendiri," pintanya.

​"Udah diam."

Diberi jawaban seperti itu Yuri langsung manyun diam. Jelas sebentar lagi “tamu bulanan” akan segera datang, sepertinya.

​"Bang, bisa buruan nggak. Ssss", ringisnya.

"Tolong antar ke kamar mandi langsung Bang, sama bawain yang tadi aku pesan," kata Yuri sedikit ngegas.

​Ezra jelas bingung tapi dengan sigap mengikuti instruksi yang diminta. Sesampainya di kamar tamu, Ezra langsung jalan menuju kamar mandi. Perlahan dia turunkan Yuri dan memberinya satu kantong belanja berisi pesanannya tadi. Belum sempat Ezra bersuara, ia langsung diusir keluar, badannya di dorong dengan lemah.

​BRUKKK

​Pintu kamar mandi langsung ditutup dengan keras oleh Yuri. Sekalian dia membersihkan diri di dalam sana. Seolah ia lupa kalau baru saja pulang dari RS yang ada malah langsung membasuh badannya. Ezra yang masih di luar, langsung menggedor pintu kamar mandi saat mendengar suara gemericik air.

​DUG DUG DUG

“Hana… Hana… jangan mandi, Han! Lo baru banget dari RS!” serunya.

Di dalam kamar mandi, Yuri mengacuhkan seruan seniornya itu, ia dengan cuek malah asik merendam di air hangat, kaki yang di balut perban dia naikkan sebisa mungkin biar nggak kena air.

​"Hmmm," rasanya badannya mendadak rileks. Goresan di lengan masih memberi sedikit rasa perih dan benturan di pinggangnya mulai membiru. Ia berendam nggak terlalu lama. Segera dia pakai pakaian dalamnya dan langsung memakai bathrobe yang ada.

​CEKLEK

​Pintu kamar mandi terbuka, dengan perlahan Yuri jalan menuju kamar tertatih.

Kosong.

​Ia terus berjalan menuju kasur. Di sana ada kaus putih yang kalau dipakainya jelas kebesaran dan juga celana pendek. Segera dia pakai di dalam kamar. Baru selesai dia pakai bajunya, suara pintu kamar terbuka.

​"Sorry," Ezra terus masuk. Untungnya Yuri sudah selesai memakai bajunya. Ia baru saja membersihkan tubuhnya secepat kilat di kamarnya sendiri.

​"Kenapa mandi, hm?" tegurnya lembut, membantunya naik ke ranjang.

​"Gerah tadi," lirihnya.

​"Mau makan lagi?"

​"Mau minum susu aja. Susu hangat."

​"Oke, bentar ya."

***

​Minggu pagi, di dalam kamar sebuah rumah bernuansa abu tua. Dua insan berbeda jenis kelamin tidur bergelung di bawah selimut. Di luar hujan turun, membuat suasana semakin syahdu.

​Yuri menggeliatkan tubuhnya yang jauh lebih baik dari kemarin. Kepalanya udah nggak pusing, badannya jelas nggak selemah kemarin.

Semalam dia membalas pesan Isa dan Widya sebelum pergi tidur, dia membalas kalau dia baik-baik saja dan sudah pulang dari RS.

Yuri membalikkan badannya. Di sana ada Ezra yang tidur dengan pulas memeluk pinggangnya erat.

​"Hah, gue kan mau jaga jarak. Kok jadi begini," ucap Yuri dalam hati sambil melihat ke arah perutnya ada tangan Ezra di sana. Perlahan dia melepaskan diri dan berjalan tertatih menuju kamar mandi sebelum membuat sarapan dan minum obat.

​Di dapur Yuri sibuk membuat roti panggang dan salad sayur. Ia juga memanaskan ayam bakar yang dia temukan di dalam kulkas dan membuat susu almon hangat. Selesai dengan pekerjaannya, Yuri berniat membangunkan Ezra di kamar tamu, di mana semalam mereka tidur. Belum juga melepas celemek, pintu kamar terbuka dengan kasar.

"Astaga, Bang Ez"

​"Hah... hah... kirain lo udah pergi," tatap Ezra sambil mengatur napasnya saat melihat Yuri mematung di dekat meja makan dengan tangan siap melepas celemek.

​"Lo udah nggak papa? Kok nggak bangunin gue sih," Tatapannya langsung menyapu seluruh meja makan yang penuh dengan hidangan.

​"Jangan bikin gue panik dan khawatir bisa nggak," Ezra mendekat membantu melepas celemek Yuri dan menuntunnya duduk di kursi meja makan.

​Yuri hanya diam, jantungnya masih berdetak dengan cepat. Dia masih syok dengan suara pintu terbuka dengan kencang.

​"Tunggu sini. Gue ke kamar mandi bentar, habis itu kita sarapan bareng," pinta Ezra dan segera berlalu.

***

Dalam mobil, Ezra dari tadi masih sibuk membujuk Yuri.

​"Lo yakin balik ke kosan? Nanti kalau ada apa-apa di sana gimana? Nginap di rumah gue aja lagi ya, sampai kaki lo sembuh. Please,"

​Saat ini keduanya sedang berada di dalam mobil. Rencananya Yuri akan kembali ke kosan barunya. Sayang banget, sampai detik ini belum juga dia tempati. Mana, sebentar lagi libur semester. Jelas rumah itu bakal kosong beberapa waktu.

​"Yakin, yakin banget malah. Makasih banyak ya, Bang, sudah banyak nolong gue. Tapi Bang...," jeda Yuri memikirkan kata yang tepat untuk mereka nggak ada urusan lagi setelah ini.

​"Kenapa?"

​"Gue mau kita jaga jarak, kayak kalau di kampus ya masing-masing aja gitu. Nggak perlu tegur sapa, kayak sebelumnya. Please."

​Ezra terdiam. Dari semalam dia menahan diri untuk bertanya soal luka Yuri. Tapi sekarang Yuri justru minta mereka kembali asing?

​"Ini ulah Tania, kan, lo sampai masuk RS?" tanya Ezra to the point. Emosi Ezra mulai naik.

​Yuri yang belum siap dengan pertanyaan Ezra langsung tersedak air yang sedang dia minum. Ezra dengan cepat menepuk-nepuk punggung Yuri.

​"Nggak ada hubungannya sama siapapun. Ini keputusan gue, Bang. Lo bisa lihat waktu kita datang kemarin siang semua langsung kepo. Gue nggak suka jadi pusat perhatian," jelasnya panjang lebar seolah itu alasan utama.

Mungkin Yuri sempat lupa dengan ketenaran. Kemarin, dia kembali merasakan. Ia kembali di ingatkan di mana semua mata terus melihat dan mengawasinya. Jelas gerak-geriknya jadi terbatas dan nggak bebas, semua pasang mata menjadi juri di kehidupannya. Itu salah satu kenangan yang dia alami selama masa SMA dulu. Capek.

​Hanya hembusan kasar yang Ezra keluarkan dari mulutnya, jelas dia mau jauh lebih dekat dan memperjuangkan Yuri dengan 'serius'. Iya, Ezra sudah berpikiran ke arah sana.

​"Oke. Kita bakal kayak sebelumnya. Nggak saling kenal kalau di kampus. Tapi...," jedanya membuat Yuri penasaran dan memusatkan perhatiannya ke arah Ezra yang sibuk nyetir.

​"Di luar kampus. Entah, sepulang kuliah atau kalau kita nggak ada jadwal dan bisa ketemu, kita agendakan buat ketemu. Bisa di kosan lo atau tempat gue karena nggak mungkin juga di tempat umum. Gimana?"

​"Nggak," tolak Yuri.

Ia sadar, kemarin dia khilaf seperti wanita murahan saja yang gampang luluh dan melemparkan dirinya di hadapan seniornya ini tanpa status yang jelas.

​"Kenapa? Apa yang salah sama solusi yang gue kasih?" Ezra jelas heran. Dia nggak mau Yuri menjauh.

​Yuri memicingkan matanya ke arah Ezra di balik kemudi, sebentar lagi mereka akan sampai di kosan Yuri. "Gue bukan siapa-siapa lo ya, kalau lo lupa, Bang Ez."

​"Oh...," Ezra hanya menjawab seperti itu membuat Yuri jelas kesal. Ia memalingkan wajahnya ke arah jalan. Rumah kosannya sudah jelas terlihat. Mobil Ezra parkir di sisi jalan.

​"Yuri, lihat sini," pinta Ezra setelah melepas sabuk pengamannya.

​Wajahnya masih kesal, tapi berusaha nggak dia tunjukkan. Yuri nggak berharap status apa-apa untuk sekarang. Dia sadar kedekatan keduanya baru saja terjalin. Dan fokusnya masih dengan kuliah. Nggak mungkin kan kalau...

​Gemuruh di pikirannya belum juga selesai dengan serangkaian kata, Ezra menarik bahunya dan menangkup wajahnya.

​"Be mine. Don’t make me repeat it."

1
Tinta Kental
hm....... menarik....
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: ditunggu komen-komen lainnya 🤗😘
total 3 replies
Siti Musyarofah
jiwa misquenku meronta😭
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: sabar ya kak. yang nulis pun sama 🤣🤭
total 1 replies
Bengkoang Studio
Anjaaay, 'Pesona dozen muda.' 😌
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: anda berisik ya... kasih hadiahnya kaka 🤣🤣🤣
total 1 replies
Vanilla Ice Creamm
hola.... nice see you again 😍
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: Hallo Miss Ice Cream 🥰❤️
total 1 replies
WidBy
waduh, jangan macem2 Ez
WidBy
Lanjut thor
WidBy
wih muncul cwo baru nih
WidBy
siapa ya?
WidBy
Hayoloh, Pak Kenan
WidBy
lanjut...
WidBy
seru
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025: Makasih ya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!