Sejak malam pernikahan, Clara Wu telah diracun oleh pamannya—racun yang membuatnya hanya bisa bertahan hidup lewat penawar yang diberikan setiap minggu.
Namun setiap kali penawar itu datang, bersamanya hadir obat perangsang yang memaksa tubuhnya menjerit tanpa kendali.
Tak sanggup menanggung hasrat yang dipaksakan padanya, Clara memilih menyakiti diri sendiri, melukai tangannya agar tetap sadar.
Tiga tahun ia bertahan dalam pernikahan tanpa cinta, hingga akhirnya diceraikan dan memilih mengakhiri hidupnya.
Ketika Adrian Zhou kembali dari luar negeri dan menemukan kebenaran tentang siksaan yang dialami istrinya, hatinya hancur oleh penyesalan.
Apakah Adrian akan mampu mencintai istri yang selama ini ia abaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Lulu berusaha melepaskan tali pinggang Andrian, namun tiba-tiba ia terdorong keras. Andrian, dengan sisa tenaga terakhirnya, menyingkirkan wanita itu. Lulu terkejut dan tersungkur ke belakang. Andrian bangkit perlahan, tubuhnya limbung tapi tekadnya kuat.
"Fu Lulu, aku tidak berminat denganmu. Jaga jarak dariku," ucap Andrian sambil berjalan menuju pintu, napasnya tersengal.
"Tidak mungkin! Kenapa kau bahkan tidak tertarik padaku?" teriak Lulu sambil buru-buru mengenakan gaunnya.
Andrian menatapnya tajam.
"Sejak awal aku bilang, aku tidak menyukai wanita yang tidak tahu malu. Aku sudah menikah. Selain istriku, aku tidak akan menyentuh wanita mana pun."
Wajah Lulu berubah, kepalanya menegang karena kesal.
"Andrian Zhou… apakah kau yakin istrimu masih percaya padamu setelah melihat video yang kukirim dari Paris? Semua wanita pasti mengira suaminya berselingkuh ketika melihatnya bersama wanita lain di hotel."
Andrian mengeraskan rahangnya.
"Tentang foto itu… aku belum selesai membuat perhitungan denganmu. Percayalah, aku tidak akan melepaskanmu."
Ia membuka pintu dan melangkah keluar dengan kaki lemah. Begitu sampai di koridor, dua temannya langsung menghampiri.
"Andrian! Ternyata kau di sini. Kami mencarimu dari tadi," kata Tomy.
"Ada apa denganmu? Kau terlihat tidak sehat," tanya Hacken sambil menopangnya.
"Minumanku dicampur obat… oleh Fu Lulu," jawab Andrian pelan.
Tomy mengepal tangannya. "Ternyata dia…"
"Andrian...,"Seru Lulu yang mengejarnya hingga keluar dari ruangan itu.
"Kau adalah Fu Lulu yang meberi obat pada teman kami? Apakah kau ingin mencari mati, ya?" tanya Tomy dengan nada kesal.
"Bukan urusan kalian," jawab Lulu.
"Andrian!" suara familiar terdengar. Clara muncul dari ujung koridor wajahnya khawatir. Ia cepat menghampiri suaminya yang masih dipapah Hacken.
"Kakak ipar!" sapa Tomy dan Hacken sopan.
Clara menatap mereka dan tersenyum kecil. "Iya, apa kabar?"
Andrian memandang istrinya dengan bingung. "Clara… kenapa kau bisa datang?"
Sebelum Clara menjawab, Lulu muncul dari belakang, langkahnya penuh kesombongan.
"Dia istrimu?" Lulu mendekat sambil melipat tangan.
"Aku penasaran ... wanita yang kau nikahi tanpa cinta. Sampai sekarang dia masih tidak ingin melepaskanmu?" sindirnya.
Clara menatapnya dengan dingin.
"Kau… wanita di hotel Paris itu?"
Lulu tersenyum sinis. "Masih ingat? Bagus. Ingatanmu ternyata tidak seburuk yang kubayangkan."
PLAK!
Suara tamparan keras menggema di koridor. Semua orang terdiam—Andrian, Tomy, Hacken—semua terkejut melihat Clara menampar Lulu tanpa ragu.
Lulu memegang pipinya dengan marah. "Kau berani menamparku?"
Clara mendekat, matanya tajam dan penuh wibawa.
"Menggoda suami orang… apakah kau tidak merasa rendah dan hina?"
Lulu tercengang.
Clara melanjutkan dengan suara tegas, tiap kata menusuk:
"Putri keluarga kaya sepertimu ternyata tidak punya harga diri. Kau tahu aku istrinya, tapi masih berani mencoba mendekatinya. Apa orang tuamu mengajarkanmu untuk merebut suami orang?"
"Clara Wu, kau hanya istri yang diabaikan oleh suamimu," hina Lulu sambil mendongakkan dagu.
Clara tersenyum tipis, tidak tergoyah sedikit pun.
"Lebih baik menjadi istri yang diabaikan daripada wanita kaya yang rela menjadi selingkuhan. Bahkan malam ini pun kau mencoba menggoda suamiku, lalu mengirim video itu untuk memprovokasi aku."
Clara mengangkat ponsel dan memperlihatkan rekaman tersebut tepat di depan wajah Lulu.
"Kau…!" Lulu menggertakkan gigi, wajahnya memerah.
"Kau adalah wanita kejam," Tomy ikut menyambar, menatap Lulu dengan jijik.
Andrian mengerutkan dahi, suaranya rendah dan penuh tekanan.
"Kau bukan hanya menjebakku, tapi juga sengaja menyakiti istriku."
Wajah Lulu mulai pucat, namun Clara melangkah maju satu langkah—tatapannya tajam dan percaya diri.
"Fu Lulu," ucap Clara pelan namun menusuk, "kau dan ayahmu sudah tiba di kota. Apa menurutmu apa reaksi mereka… dan publik… kalau mereka melihat rekaman ini?"
Lulu menelan ludah.
"Apa maksudmu?" tanyanya dengan suara yang goyah.
Clara mengangkat alis, seolah menikmati bagaimana warna wajah Lulu berubah perlahan.
"Semua orang bisa melihat wajahmu dengan sangat jelas. Tapi mereka tidak bisa melihat wajah Andrian. Orang yang merekam benar-benar tidak punya keahlian… sehingga melakukan kesalahan fatal."
Clara menatap lurus ke mata Lulu.
"Wajahmu terlalu jelas, Lulu. Dan semua orang akan tahu siapa yang sebenarnya tidak punya harga diri."
"Kakak ipar, bagaimana bisa kau tahu dia dan ayahnya baru tiba?" tanya Hacken penasaran.
Clara menghela napas pelan, menatap Lulu tanpa berkedip.
"Kane yang memberitahuku. Dan sebentar lagi ayahnya akan dikejutkan dengan adegan putri kesayangannya… yang akan ditonton oleh jutaan orang."
"Tidak..." Lulu mundur selangkah, wajahnya mendadak pucat.
Ia seperti baru sadar betapa fatal kesalahannya.
Clara melipat tangan di dada, suaranya tenang namun sangat menusuk.
"Tubuhmu memang langsing. Kau bahkan terlihat sangat percaya diri saat telanjang dan memaksa suamiku. Hmm… kau cocok menjadi artis film dewasa."