NovelToon NovelToon
Serpihan Memori

Serpihan Memori

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Tamat
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Yihana Gicel

Kisah seorang lelaki bernama Marvel Gaendra Pratama, lelaki bermata tajam, rahang tegas, dan bijaksana dalam geng motor nya, Argos Rozegeng atau sering disebut Argos.

Lelaki yang tidak pernah jatuh cinta bertemu dengan seorang gadis yang pernah ia sukai saat masa SMP. Akibat kecelakaan, ia hilang ingatan dan melupakan gadis tersebut. Kenyataan nya, semesta masih memberikan kesempatan untuk bertemu kembali dalam perjodohan dadakan, atas dasar perjanjian masa lalu antar keluarga.

Tentu saja, pada awalnya masih saling membenci. Tetapi, semakin berjalan nya waktu, timbul lah benih-benih cinta dalam hati lelaki itu.

Lalu, apakah lelaki itu akan berhasil melewati segala rupa rintangan demi mendapatkan gadis istimewa nya, atau malah sebaliknya?.

***

-cover by hihappiness
-typo dimana-mana!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yihana Gicel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

| Arti kebahagiaan

Lelaki yang hampir koma seminggu sekarang sudah kembali pulih. Hal itu terbantu karena sikap gesya yang sudah berubah, bahagia sekali hatinya, ia sudah berhasil membuat gadis istimewa nya jatuh cinta dengan ketulusan dan perjuangan nya.

Kali ini kedua orang yang saling mencintai itu mengambil satu hari cuti sekolah untuk kebersamaan mereka berkencan di sesuatu tempat yang menjanjikan.

Sebentar lagi akan ada kata congratulations untuk kelas XII, karena tiga bulan lagi mereka akan menamati SMA Meteora.

Musim gugur adalah bulan yang terbaik, terbaik untuk pemandangan nya. Marvel dan gesya memutuskan untuk berjalan-jalan di jalanan pemenpat bunga Tabebuya Ungu pemberi kesan elegan, dan penenang jiwa.

Gesya terlihat begitu cantik dan menawan di kencan keduanya dengan Marvel. Kedua pasangan itu berlarian ditaman bunga Tabebuya indah berjatuhan.

"Lari lebih cepat, sayang! ". Ucap Marvel yang sedikit mendahului gadis nya.

Gadisnya tersenyum lepas, ia memasuki pelukan suaminya yang menunggu didepan.

Marvel merengkuh tubuh gadis itu bersandar kepadanya. Gesya sesekali menangkap-nangkap bunga Tabebuya ditelapak tangannya. Tak heran jika banyak sekali pasangan yang mengunjungi taman ini saat kemarau datang, bunga nya semakin mekar walaupun berjatuhan.

"Ayo duduk disana, anginnya akan lebih sejuk.... ". Ajak marvel.

Gesya mengangguk, sebelum pergi gesya menggenggam terlebih dahulu tangan marvel. Marvel sedikit tegang, baru kali ini ia menggenggam tangan gesya dari sekian lamanya mereka bersama.

Marvel membalas genggaman itu erat, khawatir takkala genggaman itu tidak dapat ia rasakan lagi suatu saat nanti. Ketika mereka duduk ditepian danau, marvel memakai waktu itu untuk menanyakan soal Harry.

"Aku boleh tanya sesuatu? ".

"Boleh, mau tanya apa? ".

"Soal Harry.... ".

Gesya menghening, sebetulnya ia tidak ingin mengungkit-ungkit lagi kejadian itu. Nama Harry saja sudah membuat nya bersedih dan kecewa, membuat nya bersalah pula. Sosok Harry sempurna, tapi tidak dengan cinta serta ketulusannya.

Marvel merasa bersalah telah menanyakan soal tersebut. "Eh, nggak apa-apa kalau kamu nggak pengen cerita. Aku nggak maksa jangan sedih yah? ".

"A-aku nggak sedih, aku merasa bersalah kalau diungkit-ungkit kejadian nya lagi. Ta-tapi aku bakalan cerita.... ".

"Seriusan kamu nggak apa-apa, sayang?".

"Iya nggak apa-apa". Gesya menarik nafas dalam, menyiapkan diri menceritakan tentang apa yang terjadi. "Sebelumnya, aku minta maaf karena udah nuduh-nuduh kamu waktu poster foto kita tersebar. Aku selalu percaya sama Harry, dan ternyata dalangnya adalah Harry.... ".

Betapa terkejutnya marvel, maksudnya apa? Bagaimana bisa Harry mempunyai foto sebanyak itu?. Apalagi semuanya tentang kebersamaan nya dengan istrinya dirumah.

"Aku juga bersalah, karena udah nerima liontin dari Harry. Karena didalam liontin terdapat kamera tersembunyi".

Mata marvel membelalak, sekarang jawaban nya terjawab bahwa ternyata Harry mengambil foto-foto itu dari liontin yang ia berikan kepada gesya. "D-dia yang melakukannya?, tapi kenapa? ". Tanya marvel, keningnya mengerut.

"Kamu tahu Celine? ".

"Yah, celine adalah sahabat terbaikmu bukan?".

"Benar, tapi tidak dengan sekarang. Karena dia adalah seseorang yang bekerja sama menghancurkan hubungan kita".

Marvel tidak habis fikir, sekarang ia tahu apa maksud dari perkataan gesya yang mengatakan Dalang terbesar adalah sahabat nya itu sendiri. "Bukannya kamu sudah tahu kalau dia akan menghancurkan hubungan kita? Kenapa kamu terlihat kaget? ".

"Aku hanya tahu kalau dia adalah dalang terbesar pemberi konflik dalam hubungan persahabatan aku dan yang lainnya. Tapi kalau untuk hubungan kita aku tidak tahu menahu.... ". Jelas gesya, ia mengarahkan pandangan ke atas supaya air matanya tidak jatuh. Namun perjuangan nya hanyalah sia-sia, air matanya jatuh membasahi pipinya.

Lelaki yang menjaga air mata gadisnya jatuh terlihat iba, lelaki itu menyandarkan kepala gadis nya dibahu. "Maafkan mereka yah? ".

"Tidak bisa". Gesya mengelap air matanya menggunakan punggung tangan nya. "Gara-gara mereka, kamu jadi aku per salahkan".

"Aku sudah ikhlas kan semuanya, semua yang udah terjadi dihidup ku. Apapun yang terjadi aku akan tetap mencintai kamu".

Mendengar itu, tangisan gesya semakin menjadi-jadi. Lelaki itu sudah mencintai nya dengan hebat, namun apa yang dia lakukan?, Dia malah menyakiti hati yang lelaki itu peluk sendirian.

"Aku mencintai kamu seperti aku mencintai diriku sendiri. Tetapi aku nyaris mencintai kamu dibanding aku mencintai diri sendiri". Ujar marvel. "Aku bertanya-tanya mengapa kita baru dipertemukan tahun ini? ".

"Kita sudah pernah bertemu, marvel". Gadis yang bersandar padanya hendak menceritakan masa-masa sewaktu SMP. "Nama asli kamu sebenarnya bukan Marvel, melainkan Arthur".

"Maksud mu? ".

"Saat itu, kita masih SMP jadi belum berpisah. Kita sekelas, hanya aku anak perempuan dikelas. Sumpah dulu kamu nyebelin banget! Tapi disitulah rasa cinta mulai berkembang diantara kita. Saat SMA kita berpisah, dan akhirnya kita baru dipertemukan di perjodohan, itu sebabnya aku selalu memanggilmu Arthur pada awal-awalnya". Gesya menceritakan kisah mereka berdua," marvel tercengang mendengar cerita nya. "Lucu sekali! Karena baru pertama kali bertemu, aku masih dalam proses menyesuaikan lagi, makanya suka marah-marah".

"Mengapa kamu baru menceritakan nya sekarang? ".

"Aku tidak punya waktu luang. Kali ini aku lebih mencintai marvel daripada Arthur. Sedikit berpihak pada Arthur, karena sosok Arthur adalah sosok yang nggak pernah aku sakitin sama sekali.... ".

Gesya masih terisak, marvel berusaha menenangkan gadis itu. Dia sangat tidak menyukai gadisnya menangis, dia hanya ingin gadisnya bahagia.

"Tatap aku.... ". Suruh marvel, gesya menoleh kearah nya, istrinya masih terus dilanda tangis. "Sudah berapa kali aku bilang, aku tidak suka kamu menangis. Cobalah tersenyum, betapa cantik nya kamu jika tersenyum? ".

Gadis itu lantas senyum, kemudian satu kecupan dari gadis itu dilontarkan nya ke kening marvel. Di sisi lain, seorang gadis menyaksikan kejadian yang begitu cepat terjadi di balik pohon Bunga Tabebuya. Kemesraan itu membuat nya sedih, akan tetapi ia wajib merelakan nya. Ia tidak berharap banyak, lagian marvel hanya menganggap nya sebatas teman saja.

"Marvel". Lirihnya sambil tersenyum. "Sekarang aku sadar, Tuhan hanya mempertemukan kita, bukan mempersatukan kita. Gesya lebih sempurna untuk kamu, dan gesya lebih pantas. Selamat menjadi milik orang lain".

Sebagai tanda perpisahan, Zurra merobek foto nya bersama marvel. Merobek foto itu sama seperti ia merobek hatinya sendiri, kini ia bukan cegilnya marvel lagi, Cegil yang selalu ceria, yang selalu membuat marvel muak.

Foto tersebut habis dirobek nya, ia manatap serpihan-serpihan foto yang jatuh ketanah membuat nya terisak. "Cinta Marvel akan habis pada ratunya. Gue salut, Sya. Gue salut dengan kemenangan kamu, gue Terima kekalahan gue.... aku berharap, i can see you again, but i can't see you again Marvel, gesya, thanks buat semuanya".

Bisa dibilang, itu adalah ucapan terakhir nya. Kebenarannya, ia sedang mengidap penyakit parah. Waktu nya tersisa beberapa bulan lagi, ia harus balik ke Islandia pada keluarga jauhnya, keluarga yang telah melantarkan nya ke Jakarta.

Tiba-tiba ada dua orang pasangan penghancur kemesraan dua remaja itu. Pandangan kemudian beralih pada dua pasangan yang tengah bertengkar hebat.

"Sayang! Tunggu sebentar! ". Panggil seorang lelaki.

"Apasih?! Kamu nggak puas nyakitin hati aku?".

"Dia hanya teman aku! ".

"Teman apanya? Jelas-jelas aku lihat kamu ngasih bunga yang banyak untuk dia!. Sedangkan aku kamu hanya ngasih cincin kayak begini? ".

Alangkah terkejutnya Marvel dan Gesya kala melihat ring besar membentuk bulat, gesya mengalihkan pandangan nya ke dasar kolam menahan tawa.

"Itu bagus sayang! ". Kata lelaki itu, ia menyapu nyapu lengan istrinya. "Kurang apalagi aku ini? Kamu mau minta baju, aku udah belikan banyak sekali tinggal kamu pilih-pilih saja! Cincin itu aku beli mahal sekali".

"Ini bukan cincin! Ini alat bengkel!. Aku tahu kamu membelikan ku baju yang banyak, tapi aku akan pakai itu kemana? Sedangkan baju yang kau belikan adalah baju kebun! ". Protes istri dari laki-laki tersebut.

"Ada apa ini? ". Tanya Marvel, ia pergi dari dasar kolam. Zurra masih ada disana mengamati apa yang akan terjadi.

Suami istri yang sedang dalam proses berdebat kini menatap kearah Marvel. "Ini, suami saya membelikan cincin baru karena cincin lamanya sudah usang. Tapi dia malah mengajak perempuan lain disaat kita janjian kesini, lebih parahnya lagi cincin yang dia kasih ring besar ini, sebesar ini aku tidak menyebutnya sebagai cincin melainkan gelang". Keluhan istrinya.

"Maaf kami membuat keributan disini, aku tidak tahu cara memakaikan cincinnya, itu sebabnya aku mengajak perempuan lain seolah ia adalah istri ku.... ".

"Jangan pula ajak wanita lain! Kamu bisa jelaskan padaku. Kalau kamu tidak tahu memberikan cincin yang baik tidak usah. Eh, bisakah kamu mengajarkan suami ku Toturial melamar seseorang? ".

"Tentu, kenapa tidak? ".

Marvel melirik gesya dari kejauhan, geysa menyadari bahwa hal tersebut merupakan isyarat, ia lalu menghampiri Marvel dan kedua pasangan tersebut.

Setelah gesya sampai, Marvel mengeluarkan wadah empuk dari kantong nya. "Perhatian kan baik-baik".

Marvel berlutut didepan gesya, ia membuka wadah empuk berisi cincin berwarna kuning keemasan. "Maukah ratu menerima saya sebagai pasangan hidup saya? ".

Gesya mengangkat bibir nya tersenyum lebar, ia mengulurkan tangannya kearah Marvel. Gesya masih berfikir kalau Marvel hanya memberikan contoh kepada kedua suami-istri itu. Marvel perlahan memakain cincin tersebut kejari manis gesya, sehabis itu gesya yang memakai kan cincin satunya kepada Marvel.

Zurra masih bertahan, dalam keadaan menangis gadis itu berusaha tersenyum haru. Ia merasa bangga karena lelaki yang ia perjuangan kan sudah berhasil menemukan cinta terbaik.

Kedua pasangan itu yakni Zayyan dan Ratna tersenyum bahagia seraya bertepuk-tepuk tangan. "Wah! Itu Toturial melamar yang sangat baik! Terlebih khusus tulus! ". Puji Ratna.

"Dan sekarang aku jadi tahu cara memberi kan cincin pada istri ku tersayang. Terima kasih banyak, kami akan segera kembali ke tempat janjian lagi ".

"Iya semoga berhasil.... ".

Mereka kembali ditempat perjanjian, sedangkan gesya melepaskan cincin yang dipakaikan marvel, namun marvel memakaikan nya ulang di jari manis istrinya.

"Lho, kok dipakaikan ulang? ". Tanya gesya kebingungan.

"Ini untuk kamu. Ini cincin yang kita beli lalu, kamu sempat membuangnya ditong sampah, untuk aku melihatnya".

"Kamu mengambil nya lagi? ".

"Iya, dengan harapan kita akan memakai nya kelak. Kamu mau pakai kan? ".

Gesya menatap marvel haru, tangannya yang ramping elegan memeluk tubuh marvel. Gesya masih sempat mencari cincin nya, gesya menduga sudah hilang ternyata marvel yang menemukan nya.

Zurra memakai mesker putih, ia melangkah kan kaki melirik ke pelukan marvel dan gesya sebelum akhirnya hilang tidak terlihat lagi dari balik pohon bunga Tabebuya.

***

Malam tiba, sekumpulan anggota Argos inti berkumpul dirumah ketua Argos. Istri sang ketua sibuk mengantarkan makanan, sementara ketua Argos membantu istrinya.

Evan tertegun melihat ketuanya amat rajin membantu istri nya. "Wah, ketua kita rajin sekali. Nggak ingin ratunya capek yah? ". Evan menggoda.

"Harus itu! ". Ucap gesya, ia menaruh baki berisi gelas dan jus anggur lalu duduk disamping suaminya. "Tuh makan makanan nya, harus dihabiskan".

"Pasti kita habiskan! Kelihatan nya enak-enak". Areksa berkata demikian, ia adalah orang pertama yang mengambil makanan.

"Eits! Aku pernah bilang apa ke kalian? Nggak boleh ada yang makan kalau yang lainnya belum makan. Ingat amanat nya kan, Reksa? ". Marvel mengingat kan mengenai amanat yang pernah amanat kan.

"I-iya, kak. Maaf aku lupa".

Gesya menyenggol lengan suaminya, gesya merasa kasihan pada Areksa kelihatan nya sudah lapar. "Marvel, kok gitu peraturan nya? Kasihan Reksa udah lapar".

"Yang lain juga lapar, Sya. Bukan hanya reksa yang lapar aku dan lainnya lapar".

Sehabis mengambil piring, masing-masing mengambil makanan secara teratur. Ditengah-tengah proses makan, ponsel gesya berdering.

Drrr.... Drrr.... Drrr...

Marvel terlihat sedikit penasaran, disebabkan gesya yang menyembunyikan ponselnya setelah melihat nama penelepon.Tanpa sebuah pamitan gesya meninggal kan Rooftop, lagi-lagi Marvel penasaran. Karena biasanya gadis itu izin terlebih dahulu.

Gesya memastikan tidak ada yang membuntuti nya. "kenapa dia menelpon? Merasa bersalah kah? ". Gumamnya.

"Halo? ".

"Halo, turun kebawah! ".

"Maksudnya? ".

"Turun kebawah sekarang atau aku yang masuk kerumah! ".

Titt.... Titt... Titt...

Apa maksud Harry? Gesya tidak pernah memberitahu keberadaan rumahnya.

Gadis itu beranjak turun ke lantai satu, ketua Argos melihat ke arah bawah, matanya sedikit membelalak melirik Harry yang lama tak berjumpa lagi dan yang katanya sudah pergi menjauh tanpa jejak.

"Kalian ikut kebawah! Jangan biarkan gesya disakiti oleh pria brengsek itu! ". Perintah sang ketua Argos.

Anggota nya turun satu-persatu menyusul ratu marvel, marvel melacak CCTV diluar rumah menggunakan laptop yang ia bawa didalam tasnya.

"Gesya!". Suara Afgan bergema diruang tamu lantai satu.

Gesya menoleh terkejut dengan kehadiran anggota Argos. "Kalian kenapa ikut? Marvel tidak ikut kan? ".

"Tidak, kami disini atas dasar perintah ketua kami! ". Kevin berkata sambil turun dari tangga.

"Lalu marvel dimana? ". Tanya gesya sedikit was-was.

"Dia lagi di rooftop".

"Jangan biarkan dia turun!. Naldo kamu nggak usah ikut. Cegah jangan sampai marvel turun kebawah apapun yang terjadi". Pintah gesya, jari telunjuknya mengarah ke atas tangga.

"Tapi kak marvel menyuruh kita semua untuk meng kawal ratunya". Naldo menolak, ini adalah perintah ketuanya.

"Tapi ini demi keselamatan ketua kalian!. Kalau dia udah bertindak, Harry bisa-bisa akan mati disaat ini juga! ". Pekik gesya, nada sedikit mengancam, wajahnya terlihat serius.

"Siap!". Naldo menyadari gesya sedang dilanda emosi, ia terpaksa naik lagi ke rooftop. Kini tersisa sepuluh orang pengawal gesya menyuruh mereka tinggal didepan pintu saja, sehingga gesya turun sendirian kearah Harry berada.

Mata tajam Harry menusuk sampai ke ubun-ubun gesya. Gesya menghilangkan aura kepolosan nya, saat menghilangkan kepolosan nya wajahnya sedikit mirip menyerupai ketua Argos persis!.

"Apa yang kamu inginkan sekarang, Harry? ".

"Kamu tidak rindu padaku? ".

"Tidak sama sekali! ".

Harry tertawa terbahak-bahak, suaranya menggelegar dihutan belantara sepi. "Dimana pahlawan kesiangan mu itu? Kenapa dia membiarkan mu turun sendirian? Dimana tanggung jawabnya sebagai pahlawan? ". Harry menganggap remeh.

"Sayang sekali dia tidak ikut, Harry. Kalau dia ikut, hidup mu akan berakhir ditangan nya! ".

"Lihat saja! Lihat siapa yang akan berakhir dan gugur. Pahlawan mu itu akan gugur seperti dedaunan dimusim kemarau ini! ".

"Aku tidak takut!, Raja ku sudah ditusuk beberapa kali tapi dia masih bisa bertahan. Kamu boleh percaya diri tetapi terlalu percaya diri juga tidak bagus!, kalau kamu terlalu membanggakan diri kamu, dan kamu akan kalah.... kan jadi malu". Nada gesya terlihat meremehkan Harry, Harry terlihat murka.

"BRENGSEK! BAJINGAN! KAMU GESYA! ".

Kata-kata yang dilontarkan Harry memanaskan hati marvel untuk menyusul istrinya. Dengan cepat Naldo mencegah hal itu agar tidak terjadi. "Tidak, Kak!. Gesya menyuruh kakak untuk tinggal disini".

"Aku tidak tahan lagi! ".

"Saya mohon, kak!. Ini perintah dari gesya! ".

Marvel menahan egonya. Terpaksa, ia hanya dapat memantau dari atas rooftop saja.

"KAMU MENGHANCURKAN SEMUA RENCANA KU! ".

"DAN KAMU MENGHANCURKAN HATI AKU, HARRY! ". Ucap gesya tegas. "Aku terlanjur mencintai kamu, dan kamu malah nyakitin hati aku. Untung aku dengar percakapan kamu dengan teman-teman kamu mengenai rencana kalian, kalau seandainya aku nggak dengar.... mungkin aku bakal terus kalian manfaatkan dan aku akan terus menghancurkan hubungan perkawinan ku sendiri! ".

"Dan kalau kita nggak manfaatkan kamu, siapa lagi narasumber kami? Sedangkan yang tahu semua nya adalah kamu! ". Bentak Harry.

"Apa yang kakak mu kaiden cari? Dia cemburu karena Arthur berhasil mendapatkan ku sebelum dia? ".

"Tentu saja dia cemburu!. Kamu adalah orang yang diperjuangkan nya, tapi lihat Arthur! Dia tidak pernah berjuang! ".

"SIAPA BILANG DIA TIDAK BERJUANG? ".

Suara pertengkaran mereka makin menggelegar dan memanas.

"BANYAK YANG DIA PERJUANG KAN!. KAMU PIKIR ADA YANG SEKUAT RAJAKU? ".

Harry menerobos masuk kedalam lingkungan rumah. Gesya berusaha mencegahnya untuk masuk. "Kamu mau kemana?! ".

"Minggir!. Aku mau mencari laki-laki sok-sok itu! ".

"Dia tidak ada disini! ".

Harry tidak peduli, ia masih saja berusaha melewati hadangan gesya. "Kamu pikir aku percaya dengan perkataan mu?. Aku tahu dia disini! ".

"Dia tidak ada disini, Harry!. Jangan memaksa!".

"Kamu perempuan pembohong!. Mau aku lenyapkan kamu disini?! ".

Merasa terancam, gesya mendorong tubuh Harry hingga berjarak beberapa jengkal tangan. "Kamu akan lenyap kalau kamu memaksa masuk! ".

"Oh yah? ". Harry tersenyum licik. Tangan kanannya mengambil pisau tajam dari kantong celana nya.

Menyadari keadaan semakin memanas, dan menyaksikan Harry diam-diam mengambil pisau, marvel sedikit takut. Nafasnya tersengal-sengal, Naldo menyadari trauma ketuanya kambuh.

Naldo membantu ketuanya bersandar ke pondasi. "Kak, kakak tidak apa-apa? ".

"Se-selamatkan gesya! Ha-harry membawa pisau! ". Perintah marvel terbata-bata.

"Ta-tapi, kak? . Bagaimana dengan kakak?. Aku tidak mungkin meninggalkan kakak sendirian! ".

"Pergi! Jangan khawatir kan aku! Beri kan perintah kepada ya-yang la-lainnya! ".

Dengan berat hati naldo pergi meninggalkan ketuanya sendiri, sesampainya di ruang tamu Naldo mendapati kawan-kawan nya tengah mengintip dibalik pintu.

"Hey kalian! ".

Semuanya menoleh. "Kamu meninggalkan kak marvel sendirian? ".

"Trauma kak marvel kambuh! Kak marvel menyuruh kita untuk memenangkan keadaan".

"Jangan bertele-tele! Cepat! ". Sedikit kasar mahesa menendang pintu dengan satu kakinya, karena pintu itu dikunci dari luar oleh gesya, ibu ketua mereka.

Brakk!!

Langkah gagah perkasa dari anggota inti Argos menuju ke arah Harry dan istri ketuanya. Harry terkesan melihat banyak lelaki yang ada dirumah itu.

"Wah! Kamu menyembunyikan ini, gesya? ". Harry tersenyum sinis. "Jadi kamu menyuruh mereka untuk melawanku? ".

"Kenapa kalian keluar? ". Gesya berbisik kepada segerombolan lelaki tersebut, tetapi mereka sama sekali tidak menghiraukan apapun, tujuan mereka adalah mengusir Harry.

"Pengecut sekali! Kamu datang kesini membawa benda tajam? ". Anggasta menatap itens.

Gesya memasang wajah terkejut, ia mencari letak pisau yang dimaksud anggasta. "Pi-pisau?. Apa maksud mu, angga?".

"Dia membawa pisau gesya. Sepertinya laki-laki pujaan mu ini ingin menusuk mu diam-diam, yah?". Nada Gevano mengejek.

"Sekarang bukan lagi laki-laki pujaan, Van!. Kamu mau mengejek ku?". Gesya kesal atas ejekan Gevano.

"Bukan, aku tidak habis pikir dia mau melukai mu. Padahal kamu sangat mencintai nya. Lihat bagaimana dia membalas cinta mu". Balas Gevano.

Aldo berdehem. "Perkenalkan kami anggota inti Argos. Tugas kami adalah melindungi ibu ketua kami".

"Aku tidak menanyakan tugas kalian, dimana kalian menyembunyikan Arthur? ".

"Sebentar, gesya siapa Arthur? ". Tanya Aldo.

"Huff, sudahlah! Kalian hanya membuat suasana kacau! ". Gesya menggerutu.

Gevano maju kedepan, menutupi gesya hingga ibu ketuanya itu berada di tengah-tengah kawan-kawan nya. "Baiklah ke topik lain. Sampai kan pada kaiden tentang kesolidaritasan geng Argos. Dia adalah seorang ketua pertama, dia malah membubarkan geng yang ia jaga hanya karena satu gadis? ".

"Kalau tentang dendam dia tidak akan perduli". Harry menyembunyikan pisau ke kantong celananya. "Kami geng Demonblack sudah kembali! Rebut posisi, pertumpahan darah akan segera terjadi lagi! Tinggalkan satu pesan sebelum pertempuran IV melanda Argos! ".

Harry menatap tajam gesya yang ada ditengah-tengah rangkulan anggota inti Argos. Kebencian mulai tertanam dihati nya, sebab ia juga sudah mulai jatuh cinta pada gadis itu. Selanjutnya, apa dia akan membantu kakaknya? Atau dia akan saling merebut dengan kakaknya?, Itu hanya ditentukan oleh alur.

Lelaki berjubah hitam tersebut pergi, lelaki itu telah jauh beranjak dari rumah gadis yang telah bersamanya selama lebih dari beberapa bulan. Entah kenapa, gesya masih saja menangis, ia memeluk Rio.

"Rio.... aku nggak sanggup lihat wajahnya lagi! Aku benci Harry! ".

"Tumben kamu nggak panggil Ria, gitu dong....Kan aku jadi tambah sayang.... ".

"Rio! Istri orang anjir! ". Zefran menyeringai.

"Sorry.... gesya terlalu cantik. Nggak heran kalau banyak yang tergila-gila. Gue yakin Kaiden dan Harry punya perasaan antara dendam dan juga cinta". Rio menebak.

"Kadang jadi cantik nggak selalu menyenangkan yah? ". Kevin merenung. "Malahan orang cantik itu selalu dimanfaatkan, dan dilukai".

Gadis yang tadinya menangis tersedu-sedu, sekarang memasang raut marah. "Tadi aku bilang apa? Jangan keluar! ".

"Tadi kak marvel nyuruh aku perintahkan yang lainnya untuk keluar, karena Harry membawa pisau tajam".

"Marvel melihat pisau itu? ". Wajahnya yang marah menjadi khawatir.

"Iya, seka-".

Belum sempat melanjutkan, gesya tergesa-gesa berlari an masuk kedalam rumah. Semuanya terdiam, semua mengira gadis itu tidak tahu tentang trauma ketua mereka.

"Lah! Baru juga mau bicara.... ". Naldo sedikit kecewa.

"Makanya langsung to the poin aja! ". Zefran menepuk-nepuk punggung Naldo seraya tertawa kecil. "Ayo susul ibu ketua kita. Dia pasti sudah sampai di rooftop".

"Tunggu sebentar!. Rumah nya besar sekali, padahal aku baru aja naik turun satu kali tapi udah nggak kuat lagi! ". Kata mahesa, mahesa memutuskan untuk duduk sejenak di kursi kayu. "Lihat aja! Halaman rumah nya aja besar, masih muat air mancur nya, masih ada taman, ada kebun lagi!. Nggak ngerti deh sama orang kaya".

Mahesa menyapu nyapu dadanya terasa sesak nafas, zefran ikut duduk disitu. "Jangan pingsan yah, Sa?. Nanti kita yang repot".

"Bukan pingsan lagi sih, Zef!. Kayaknya aku bakalan mati ".

"Semangat! Kita ini penerus Argos! Jangan lembek lembek! ".

Disatu sisi, gesya sampai keatas. Ia melihat suaminya yang duduk bersandar pada pondasi terlihat lemah.

"Marvel! ".

Gesya berlutut didepan marvel, tangannya memeluk tubuh marvel. "It's okay! Aku disini, sayang! ".

Marvel meringkuk dirinya, jantung nya berdebar kencang, berkeringat dingin, tubuhnya bergetar hebat seperti daun yang diterpa badai. Matanya nanar menatap kosong, bahkan seakan ia tak mau melihat gesya. Trauma itu kembali menghantui nya.

Hati gesya mencelos melihat marvel dalam kondisi rapuh. Gesya sama tak berdaya nya dengan marvel. Gesya bisa merasakan bagaimana sakit cengkraman dingin masa lalu marvel.

"Vel, tenang yah? ". Gesya mengusap rambut lelaki itu. "Kamu nggak perlu takut, ada aku disini. Kamu aman sekarang".

Marvel diam. Ia merenung tanpa sebuah arti yang jelas. Gesya nervous, melepaskan pelukannya. Gadis itu menggigit bibir bawahnya. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

Gesya ragu-ragu mengelap keringat di pelipis marvel. Seusai itu, ia menggenggam jemari tangan marvel yang bergetar hebat. Gadis tersebut mencoba menghentikan getaran dari tangan marvel, tapi semua hanya lah berakhir sia-sia.

Gesya kembali memeluk marvel, membiarkan marvel bersandar padanya. Pelukannya mungkin tidak bisa menggantikan pelukan seorang ibu yang telah pergi. Tanpa gesya sadari, marvel hanya bisa mendapatkan kekuatan dan ketenangan dalam pelukan nya.

Tangan kirinya nya tak berhenti mendekap jemari marvel, dengan penuh harap getaran tubuh marvel akan segera meredah. Gesya berniat menceritakan sesuatu, agar pikiran marvel bisa kembali tenang.

Gadis itu menghembuskan nafas panjang, menutup matanya. Genggaman tangan dan tubuh marvel tidak ingin ia lepaskan sedetik pun. "Aku mengerti, memang kita tidak akan bisa pergi dari labirin masa lalu. Tapi apa kamu yakin kalau kamu bisa menikmati dunia yang kini sambil terus membawa sebuah mimpi buruk? ". Gesya menetralkan suaranya dalam isakan tangis.

Tak berselang lama, getaran tubuh marvel meredah. Tatapan nya yang kosong, sudah lebih fokus. Perlahan, ia menatap gadis istimewa nya. Sesekali melawan trauma nya.

Marvel menelan ludah, matanya tajam walaupun sedikit sayu. "Sayang....".

Gesya menatap marvel, lelaki itu mengelus rahang gesya yang sempurna. Menurut nya, gesya gadis yang sempurna tidak ada satu pun yang bisa menutupi kecantikan nya.

Ia khawatir pada mata sembab gesya. "Maafkan aku.... ".

Gesya menggeleng kan kepala. "Kamu salah apa?. Kamu tidak salah apa-apa, tidak perlu minta maaf".

"Aku salah". Bisik dia. "Aku terlalu menjadi beban untuk kamu".

"Kamu bukan beban, marvel. Kamu itu kebahagiaan ku".

Marvel tidak terima dengan jawaban gesya. Ia mengelus tangan gesya. "Aku merasa begitu. Kamu tenang saja, kalau aku pergi dari dunia, kamu tidak susah payah lagi untuk menanggung beban tinggal bersama ku".

"Kamu bicara apa?. Tidak baik bicara seperti itu! ". Larang gesya. "Berhenti menganggap diri sendiri beban. Kamu harus bisa menerima fakta ini tanpa ada makian. Aku tidak suka kamu bicara begitu! ".

Marvel tersenyum. Namun hampa. "Aku akan mencoba nya kalau itu mau tuan ratu ku. Tetaplah bahagia, aku tidak mau melihat genangan air dimatamu".

Gadisnya mengulaskan senyuman tipis, bagaimana ia bisa tersenyum lebar jikalau suaminya dalam kondisi seperti ini. "Istirahat lah dikamar, aku akan menyuruh anggota mu pulang. Takutnya ada sesuatu dijalan jika sudah terlalu malam pulang nya.... ".

Marvel mengangguk setuju. Gadis itu kemudian memapah suaminya hingga sampai ke kamar. Selesai memakaikan kain ketubuh suaminya, barulah ia menghampiri gevano dan lainnya.

"Guys.... makan-makanan nya udah dulu yah? Ini udah malam banget.... ".

"Kondisi kak marvel gimana?. Kita sudah tidak menyusul, rumah ini sangat besar, dua kakiku bisa-bisa tidak berfungsi lagi karena naik-turun tangga dirumah mu".

"Mohon dimaklumi, aku juga capek naik-turun tangga, tapi ini adalah anugrah yang tidak bisa ditolak. Kalian tenang saja mengenai kondisi marvel sekarang, marvel udah istrahat dikamar".

"Yaudah kalau begitu kita pergi ke markas dulu yah? ". Pamit Areksa. "Kalian berdua jaga diri baik-baik, kalau Harry datang kesini lagi minta tolong aja sama kita".

"Iya. Dijalan kalian hati-hati yah! Kalau ada sesuatu yang terjadi telepon ke nomor aku".

Satu-persatu dari anggota Argos mengendarai motor mereka, itupun secara teratur. Gesya sungguh salut, sebab marvel berhasil membimbing anggota nya. Sekarang, tugas gadis itu hanyalah mengunci gerbang, membereskan rooftop, dan terakhir adalah mandi.

Ketika membereskan rooftop, gesya tidak sengaja menemukan ponsel marvel yang ketinggalan. Hatinya diliputi rasa penasaran kira-kira apa isi di ponsel suaminya. Baru saja menyalakan ponsel nya, gesya dikagetkan dengan fotonya di layar. Layar kedua menampilkan foto mereka berdua, saat membuka galeri, semuanya full dengan foto mereka berdua.

"Gila! Pantas saja dia selalu senyum-senyum kalau buka ponsel. Ternyata begini isi ponselnya? ".

Pembersihan rooftop sudah selesai, tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Namun gadis tersebut masih menunaikan kegiatan nya yang ke terakhir yaitu mandi. Aroma nya harum sekali, sepertinya jika gadis itu tidak mandi dua hari pasti akan tetap harum.

Gadis tersebut memasuki kamar, ia meletakkan handuk mandi di gantungan khusus handuk. Berhubung rambut panjang nya masih basah, gesya hendak mengambil Headlyer sebagai pengering.

Colokan Headlyer nya sudah dekat dengan tempat colokan, setelah melihat suaminya yang tertidur lelap dari kaca, ia mengurungkan niatnya untuk memasang Headlyer yang suara nya bising.

"Marvel pasti lelah, aku nggak boleh ganggu. Tidur dengan rambut sedikit basah tidak masalah kan? ".

Gesya meletakkan Headlyer nya ketempat semua, lalu beranjak pergi dari depan cermin. Gesya mematikan lampu kamar perlahan, agar tidak mengganggu tidur ganteng rajanya marvel.

Kebetulan, lampu tidur yang masih tetap dinyalakan bersampingan dengan tempat marvel tidur. Gesya tersenyum lebar, ia mengelus rahang marvel yang jelas dan turun ke jakun lelaki itu.

Tanpa berfikir panjang, gesya mengecup bibir marvel beberapa detik. Ini adalah waktu yang tepat untuk gesya melakukan hal itu. Gadis itu mencari kesempatan dalam kesempitan, jika marvel tahu mungkin marvel akan marah.

Marvel sangat menjaga kebersihan bibir gesya, pokoknya tidak boleh kotor sama sekali. Baginya, yang dimiliki seorang wanita tidak boleh disentuh apalagi tanpa izin.

"Maaf yah, sayang. Hanya beberapa detik kok!!, eh satu kali lagi oke?".

Gesya mengecup bibir lembut itu untuk kedua kalinya namun singkat. "Nggak apa-apa, ciumnya sama kamu juga kan? ".

Gadis itu tersenyum, ia tidak tahu apa yang ia lakukan barusan. Yang ia tahu, jantung sedang berdebar hebat. Sepertinya ia sudah sepenuhnya mencintai marvel.

Gesya merebahkan tubuhnya, hari yang melelahkan tetapi berkesan. Ia memeluk marvel dari samping, memejamkan matanya, bibirnya terus menunjukkan senyuman tipis.

"Ternyata hangat sekali tidur bersama kamu. Aku bersyukur karena apapun yang terjadi saat aku bersama kamu aku merasa terjaga, aman, dan merasakan kehangatan". Gumam gadis, itu ia menempelkan hidung dan bibirnya pada pipi sang suami.

Seseorang yang benar-benar tulus mencintai tidak akan meninggalkan perbuatan nya sendiri. Seseorang yang tulus mencinta tidak akan menurunkan harga diri, kalau sekali ia menjatuhkan harga diri maka orang itu tidak pantas!.

Amanat ketua Argos angkatan III, Berhenti lah berusaha jika tidak dihargai, kalau itu menyangkut cinta maka tinggal kanlah cinta itu. Mereka bukannya tidak peka, tetapi memang tidak punya rasa. Berani bertahan, Terima resiko!.

ARGOS SOLIDARITAS TANPA BATAS!!!

1
Faaabb
Jempolan!
•°ꫀꪜꪖ°•
Terpana😍
Yihana Gicel: Mari ikuti terus chapter-chapter menarik lainnya 🙆‍♀️😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!