Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. tugas menantu
sementara Desi sendiri, dia membersihkan beberapa peralatan kotor yang tidak banyak di dapur, dan juga kotak-kotak makanan yang baru saja mereka bawa dari kebun tadi. setelah selesai membersihkannya, dia pun langsung berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
******
di posisi Dita. saat dia bangun dari tidurnya, dia sudah tidak mendapati keberadaan Marco di sana. tadi malam, dia ngotot ingin tidur di atas tempat tidur yang sama dengan Marco, dan bahkan tidak peduli dengan larangan Marco.
Marco yang waktu itu kelelahan, dan juga sedang bad mood, akhirnya memutuskan pasrah dengan keinginan Dita. namun dia memilih untuk tidur di atas sofa dan menghindari tidur seranjang dengan Dita. dia tahu, kalau Dita ini orangnya sangat agresif. dan dia terlalu benci dengan perempuan yang agresif. namun berbeda kalau dia mencintainya tentunya.
"hoaaamm...!! di mana Mas Marco..?" gumamnya dengan suara serak sambil mencari keberadaan sosok suaminya itu. dan ketika mendapati jam yang ada di atas meja telah menunjukkan pukul 09.00 pagi, namun tidak membuatnya terkejut. karena memang dia sudah terbiasa bangun di jam segitu, malahan akan lebih parah lagi.
akhirnya dia beranjak dari atas tempat tidurnya, dan langsung menuju ke kamar mandi untuk mengganti pakaian dan sekaligus bersih-bersih. setelah itu dia langsung turun ke bawah.
dan ternyata, di bawah Dia tidak menemukan siapapun kecuali mertua perempuannya dan para asisten rumah tangga yang masih mondar-mandir melakukan pekerjaan mereka.
"selamat pagi ma.." ucap Dita. mertuanya yang bernama nyonya Sarni itu langsung melirik dengan sarkas.
"baru bangun kamu..? aku baru tahu kalau perempuan seperti kamu ini bangunnya telat sekali. padahal kamu sudah memiliki suami yang harus kamu urus." ucapnya sambil menyeruput minumannya. namun Dita tidak merasa bersalah sama sekali. dia langsung mengambil posisi duduk di bangku lain dan mulai menikmati sarapan yang disajikan oleh pembantu tadi ketika melihat kedatangannya.
"Ya mau bagaimana lagi mah.. aku terbiasa di rumahku seperti ini." tanpa sengaja ia membongkar sifatnya sendiri. namun lagi-lagi dia tidak merasa bersalah. sementara Nyonya Sarni yang mendengar penuturan itu langsung melotot sempurna.
"begitukah!! bukankah kemarin ibumu bilang kalau kamu ini adalah anak yang rajin, anak yang baik dan anak yang penurut. tapi kenapa saya melihat kalau kamu tidak seperti itu. anak yang rajin itu tidak akan bangun jam 09.00 pagi seperti ini, dan anak yang baik itu biasanya tidak akan menjawab apa yang dikatakan oleh mertuanya tanpa merasa bersalah sedikitpun. begitu pula dengan anak yang penurut, kalau anak penurut itu biasanya dia akan mengurus suaminya dengan tangannya sendiri. tadi aku tidak melihat semua itu padamu." ucapnya dengan penuh selidik.
Dita yang mendengar penuturan itu mematung sejenak. ingatannya kembali melayang waktu hari pernikahan mereka. di mana Di sana untuk mendapatkan Marco, kedua orang tuanya mengatakan kalau Dita ini adalah anak yang baik, rajin dan juga penurut. dan masih banyak lagi kata-kata baik yang ditujukan kepadanya oleh kedua orang tuanya.
"ehehe.. maaf ma.. mungkin, aku masih merasa kelelahan.. makanya bangunnya agak telat dan kesiangan." ujarnya lagi yang mulai menyadari tingkat sembrononya itu.
Nyonya Sarni kembali memfokuskan matanya ke atas meja, di mana minuman miliknya ada di sana.
"benarkah!! kali ini saya akan berikan kamu kesempatan. tapi kamu harus ingat. kamu di sini sebagai seorang istri untuk suamimu, dan semua kebutuhan suamimu harus kamu penuhi. kali ini aku berikan kamu kesempatan, tapi tidak untuk hari esok." ucapnya.
nyonya Sarni pun mengeluarkan selembar kertas yang berisi beberapa catatan di dalamnya. dan kemudian menyerahkan nya kepada dita.
"bacalah dan pahami semuanya. kamu harus memahami tata cara dan peraturan yang berlaku di keluarga ini. karena kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kami, maka kamu harus mentaati semuanya. dan semua di sana tercatat tugas seorang istri terhadap suaminya, dan juga tugas sebagai menantu terhadap mertua dan keluarga suaminya." mendengar itu dita langsung menganga. perlahan dia menarik kertas itu dan mulai membacanya.
dia mengerutkan keningnya tatkala membaca poin-poin itu, yang menurutnya akan mengekang semua kebebasan nya.
"Mama tidak salah mencatat semua poin-poin ini untuk kulakukan ?" ucapnya dengan tatapan tidak percaya. Nyonya Sarni terlihat anggun dan tegas dalam menyeruput minumannya. menunjukkan kalau dia adalah seorang bangsawan yang derajatnya tidak sama dengan Dita.
"menurutmu bagaimana..? memang itulah poin-poin yang harus kamu lakukan. dan saya ingin kamu melakukannya mulai dari sekarang. urus semua kebutuhan suami kamu dan layani dia. dan jangan lupa juga tanggung jawabmu terhadap mertuamu." setelah mengatakan hal itu, Nyonya Sarni langsung meninggalkan meja tersebut.
Dita memandang kepergian Nyonya Sarni itu dengan tatapan tidak percaya. tatapannya itu kembali fokus lagi kepada kertas yang memperlihatkan poin-poin penting yang harus diturutinya.
"Yang benar saja!! aku datang kemari bukan untuk menjadi seorang pembantu !! tapi ingin menjadi seorang nyonya. terus kenapa aku harus mengerjakan semua ini.? lalu apa gunanya para pembantu-pembantu yang dipekerjakan di tempat ini!! itu, nenek tua itu tidak salah baca kan ? aku juga masih harus melayani kebutuhan mereka. ini namanya penindasan, bukan kebebasan." dia mendengus kesal.
niat hati ingin menjadi burung phoenix, eh malah menjadi burung gagak hitam yang membawa kabar buruk.
mendadak dia jadi tidak bersemangat untuk menghabiskan sarapannya. apalagi poin seperti ini benar-benar meluluhlantakan semua harapannya.
"aku tidak bisa begini!! aku harus ngomong hal ini kepada Mas Marco. masa iya aku harus mengerjakan semua pekerjaan ini sendirian. Aku di rumah tidak biasa melakukan pekerjaan rumah tangga seperti ini." protesnya. setelah mengatakan hal itu, dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan kembali ke kamar.
sementara di posisi Marko sendiri, dia yang sudah berada di kantor lebih awal tampak duduk di kursi kebesarannya dengan gagah dan berwibawa. tatapannya masih terlihat tajam dan juga kosong. tapi bukan berarti dia akan terpuruk.
tok tok tok
mendengar ada yang mengetuk pintu, Marco pun langsung tersadar.
"masuk." terlihat pintu ruangan itu pun terbuka dan memperlihatkan sosok laki-laki muda yang usianya sepantaran dengan dirinya.
"selamat pagi Tuan.. maaf mengganggu anda. ini ada beberapa informasi yang berhasil saya dapatkan mengenai resepsi pernikahan Anda yang kemarin. silakan dibaca poin-poinnya." ucap asistennya itu.
sang asisten yang bernama fajar itu menyodorkan map yang berisi informasi-informasi tersebut. dan, Marco pun menerimanya. keningnya langsung berkerut tatkala membaca semua rentetan informasi yang berhasil dikumpulkan oleh fajar.
seketika, sorot matanya semakin tajam dan tangannya pun ikut terkepal.
"berani sekali mereka menipuku." ucapnya dengan suara yang terdengar dingin.
di tunggu updatenya
semoga benih " cinta mereka menyatu & cepat hamil...