NovelToon NovelToon
Gabby

Gabby

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Persaingan Mafia
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nasella putri

Gabriella Alexia Santoro. Seorang gadis cantik yang begitu dingin dan cuek. Kedatangan nya ke sekolah baru, membuat siapa saja terpesona. Termasuk dengan most wanted yang terkenal sangat cuek dan galak. Samudra Tri Alaska. Ketua geng motor Alaska yang berdarah dingin. Kebiasaan nya mengirim orang-orang ke rumah sakit sudah senter terdengar di seluruh penjuru kota. Namun aksinya itu tidak pernah sampai membuatnya di tangkap oleh polisi. Karena ayahnya yang seorang komandan militer. Namun, kedatangan Gabby si gadis super cuek dan dingin membuat nya berubah. Pesona Gabby mampu meluluhkan hati keras Samudra



Guys!! Ini novel pertama ku disini, bantu support yaaa🤗
Kalo ada kesalahan mohon koreksi, biar aku bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki nya😘
Happy reading guys....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasella putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gabby

“Kami sudah berusaha sebisa kami tuan. Tapi memang belum ada tanda-tanda tuan dan nyonya. Kami akan terus berusaha untuk mencari keberadaan tuan dan nyonya, tuan”

“Pergilah meskipun harus ke ujung dunia sekalipun! Kalian harus berhasil menemukan anak-anak ku!”

“Baik tuan! Perintah kami terima!”

Beberapa orang berpakaian serba hitam keluar dari dalam ruangan Ebru.

Sementara Ebru berdiri dengan tongkatnya menatap ke arah luar jendela. Matanya menatap langit dengan sendu.

“Kalian, harus kembali. Anak-anak kalian, membutuhkan kalian” Ucapnya berdialog sendiri.

Tanpa Ebru sadari, sedari tadi, sang cucu yaitu Gabby, menguping dari balik pintu. Tanpa membuat suara sedikitpun, Gabby melenggang pergi menuju ke kamarnya.

.

.

.

BRUK!

Gabby menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang queen size nya. Ia merebahkan tubuhnya dengan mata yang menatap langit-langit kamar dengan datar.

Tiba-tiba saja kepalanya berdenging. Gabby memejamkan mata nya untuk menahan rasa sakit. Sedetik kemudian matanya kembali terbuka, namun yang terlihat kali ini adalah mata merahnya.

“Mereka ga berguna! Setelah bertahun-tahun, mereka belum menemukan apapun! Orang-orang itu! Apa mereka melakukan tugasnya? Ck. Gue ga percaya sama orang-orang itu!”

“Terus apa yang mau lo lakuin?”

Tanya sebuah suara yang berada di dalam tubuh Gabby.

“Gue yang akan cari mereka sendiri!”

“Kemana? Emangnya lo tau mereka dimana?”

“Well, selalu ada jalan jika kita ingin menemukan sesuatu, right?”

“Whatever”

Gabby tersenyum miring.

“Biar gue yang ambil alih mulai sekarang!”

“Apa maksud lo?”

“Shut up!”

.

.

.

Gallilea sedang melenggang di lorong. Ia berniat untuk turun ke bawah mengambil air karena merasa tenggorokan nya kering.

Namun tepat di dekat ruangan sang ayah, yaitu Ebru, langkahnya terhenti karena melihat pintu ruangan terbuka sedikit. Di karenakan hari yang sudah larut malam. Gallilea pun merasa heran. Apakah ayahnya masih berada di ruangannya hingga tengah malam seperti ini?

Di karenakan rasa penasaran yang tinggi, Gallilea pun akhirnya memeriksa. Ia melenggang menuju ruangan sang ayah dan membuka pintu secara perlahan.

“Ayah? Ayah di dalam?”

Gallilea menatap seisi ruangan yang gelap. Di karenakan tidak ada yang menyahut, Gallilea berpikir, mungkin pintunya tidak tertutup dengan rapat. Gallilea pun akhirnya menutup pintu dengan rapat dan kembali melenggang pergi menuju lantai bawah.

Di dalam, di ruangan yang begitu gelap. Seseorang keluar dari balik meja. Ia pun kembali menyalakan senter nya dan kembali membuka laci meja kerja dan mengeluarkan beberapa dokumen.

.

.

.

“HAHAHA!!!! CABUT! CABUT!”

Samudra dan teman-temannya berlarian dengan tunggang langgang di jalanan besar yang sepi. Alaska Gang baru saja selesai tawuran dengan geng lainnya.

Namun di karenakan Samudra yang tidak melihat kanan kiri saat berlari menyebrang jalan, tubuhnya pun terpelanting karena sebuah motor yang melaju ke arahnya.

Motor itu berhenti tepat di hadapan nya, Samudra yang kesakitan pun merasa kesal dan marah. Ia pun hendak menyerang si pengendara motor, namun si pemotor itu malah melaju pergi begitu saja.

“SIALAN LO! KALO KETEMU GUE HABISIN LO! BRENGSEK!”

Samudra berang dengan wajah yang sudah memerah karena emosi yang meluap-luap.

“SAM! AYO!”

Gama memanggil Samudra karena musuh mereka sudah semakin dekat. Melihat itu, Samudra pun mau tak mau berlari pergi dengan hati yang dongkol.

.

.

.

“Huh... Anjir... Gila! HAHAHAHA!!!!”

Alaska Gang yang sudah berada di markas terduduk dengan nafas yang memburu.

“Gue jamin! Mereka pasti bakal balas dendam!” Sahut salah satu anggota Alaska Gang.

“Hahaha! Yaelah! Siapa takut! Cuma ngelawan tikus tikus kecil kayak gitu! Hahahaha!!!!”

“Lagian lucu banget anjir! Lo pada liat ga muka mereka tadi! Hahahaha!!!!”

“Komuknya anjir! Kek bocah yang ga di kasih permen! Hahahaha!!!”

Sementara teman-temannya yang lain tengah bercengkrama dengan tawa yang begitu menggelikan perut. Samudra sendiri malah terdiam di kursi nya dengan sebatang rokok di tangannya.

Ingatannya kembali pada si pengendara motor yang tadi sempat menabrak nya. Samudra berpikir jika si pengendara motor adalah seorang perempuan, karena ia melihat sepatu berhak yang di pakai si pengendara motor.

“Woi! Mikirin apa lo?” Tanya Aries yang menyadari keterdiaman Samudra.

“Gaada” Jawab Samudra berbohong seraya menghisap rokok nya.

“Gausah boong gitu. Keliatan dari muka lo” Ucap Aries.

“Yaelah, gue cuma mikirin orang yang tadi nabrak gue. Gila aja tuh orang, gatau gue siapa emangnya”

Aries terkekeh geli mendengar nya.

“Yaelah, Sam. Ga semua orang tau lo itu siapa. Bisa aja tuh orang yang tadi nabrak lo bukan berasal dari sini”

“Jadi maksud lo, gue masih belum di kenal seluruh dunia gitu?”

“Hahahaha!!! Sam.. Sam.. Lo ga pernah berubah ya..”

Aries menggelengkan kepalanya dengan tidak percaya pada jawaban Samudra.

“Btw, lo gimana sama si Gabby?” Tanya Aries tiba-tiba.

“Ngapain lo nanyain gue sama Gabby?” Samudra balik bertanya dengan kening yang mengkerut.

“Ya... Gimana gue ga nanyain tentang lo sama Gabby, lo aja terang-terangan banget tuh deketin si Gabby”

“Well, gue gatau juga. Cuma gue ngerasa sesuatu yang beda kalo gue di deket Gabby”

“Beda gimana maksud lo?”

Samudra mengendikan bahunya.

“Gue juga gatau, gue ga bisa ngejelasin hal beda itu. Rasanya masih samar”

“Maksud lo, lo jatuh cinta?”

Mendengar itu, Samudra mengernyit dalam.

“Jatuh cinta? Enggaklah! Ya kali!”

“So, kalo bukan karena jatuh cinta, terus karena apa? Ga mungkin kan, cuma karena dia yang punya sesuatu yang lo juga punya?”

Aries menatap Samudra dengan alis yang terangkat.

“Ga tau lah! Ga usah ngomongin itu dulu!”

Samudra pun beranjak dari duduknya dan melenggang pergi menuju ke lantai atas.

Aries hanya bisa tersenyum melihat respon Samudra.

.

.

.

Samudra yang berada di rooftop terduduk di sofa single dengan kepala yang mendongak ke langit malam yang penuh dengan hamparan bintang.

Matanya menatap bintang-bintang tersebut dengan begitu lekat. Hingga di dalam penglihatan nya, bintang-bintang itu bergerak dan berubah menjadi sebuah wajah.

Sebuah wajah yang terlihat begitu cantik. Sebuah wajah yang seharian ini ia perhatikan dengan begitu intens. Sebuah wajah yang tidak bisa memalingkan penglihatan nya selama seharian ini.

Wajah itu adalah wajah dari Gabriella. Wajah gadis yang ia pandangi selama satu hari penuh selama di sekolah.

Tanpa sadar, senyuman tipis pun terbit pada wajah tampannya. Tangannya dengan perlahan mengapung di udara.

“You are so beautiful, can that face be just for me?”

.

.

.

Sementara di sisi lain, gadis yang sedang menjadi bayang-bayang Samudra tengah berkutat di meja belajar nya. Dengan di temani lampu meja, Gabby membolak-balikkan beberapa kertas yang entah apa itu.

Matanya terlihat begitu fokus pada lembar demi lembar.

“Ah... Shit!”

Gabby bersandar pada sandaran kursi dengan kepala yang mendongak ke langit-langit kamarnya. Ia terlihat begitu lelah dan tertekan.

“See? Sulit bukan?”

“Shut Up!”

Gabby kembali menegakkan duduknya lalu menatap ke arah sebuah cermin yang terdapat di samping nya. Pantulan wajahnya yang terlihat sama persis, namun jika di lihat lebih detail lagi, mata pada cermin itu berwarna coklat susu. Sedangkan saat ini, mata Gabby berwarna merah menyala.

“Lo gaakan dapet apa yang lo cari. Itulah kenapa semua orang yang di kirim kakek ga nemuin apa-apa”

“Gue cuma belum nemuin sesuatu! Lo liat aja, dalam waktu dekat, gue akan nemuin sebuah petunjuk!”

“Gue mohon... Jangan terlalu di paksain!”

“Lo bisa tutup mulut lo! Gue tau, lo juga kangen kan sama mereka!”

“Iya! Gue kangen sama mereka! Tapi gue gaakan maksain sesuatu yang emang gabisa!”

“Lo terlalu banyak bicara!”

Prang!!!

Gabby melempar sesuatu yang membuat cermin itu pecah.

.

.

.

.

TBC.

1
nonoyy
apa gabby punya alter ego 🤔
Ayudya
lanjut kak
Ayudya
mampir kak.kak maaf ya ceritanya seru dan enak tuk di baca.tapi tolong dong bahasa luarnya di ganti aja ma bahasa indonesia jujur aku ga ngerti.maaf ya kak thor/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Matchalatte: Baik, terimakasih sudah membaca😍 Author terima untuk saran nya😍
total 1 replies
Nuriati Mulian Ani26
aku mulai tertarik kekanjutanya
Zhunia Angel
Ngangenin ceritanya!
Matchalatte: Terimakasih 🤗
Dan selamat datang💕
total 1 replies
Libny Aylin Rodríguez
Aku bisa tunggu thor, tapi tolong update secepatnya.
Matchalatte: Baik🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!