NovelToon NovelToon
Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:884
Nilai: 5
Nama Author: Nocturnalz

Di dunia yang dipenuhi oleh para gamer kompetitif, Kenji adalah sebuah anomali. Ia memiliki satu prinsip mutlak: setiap game yang ia mulai, harus ia selesaikan, tidak peduli seberapa "ampas" game tersebut. Prinsip inilah yang membuatnya menjadi satu-satunya pemain aktif di "Realms of Oblivion", sebuah MMORPG yang telah lama ditinggalkan oleh semua orang karena bug, ketidakseimbangan, dan konten yang monoton. Selama lima tahun, ia mendedikasikan dirinya untuk menaklukkan dunia digital yang gagal itu, mempelajari setiap glitch, setiap rahasia tersembunyi, dan setiap kelemahan musuh yang ada.
Pada sebuah malam di tahun 2027, di dalam apartemennya di kota metropolitan Zenith yang gemerlap, Kenji akhirnya berhasil mengalahkan bos terakhir. Namun, alih-alih layar ending credit yang ia harapkan, s

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturnalz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9: Pagi Pertama di Dunia Baru

Giliran jagaku berlalu dalam keheningan yang nyaris absolut. Aku duduk di kegelapan gudang, hanya diterangi oleh cahaya redup dari antarmuka sistemku dan pendaran samar [Lumut Pendar] yang menyelinap masuk melalui celah-celah barikade. Di luar, suara-suara malam dunia baru—raungan jauh, decitan aneh, gesekan cakar di aspal—menjadi sebuah simfoni yang mengerikan. Setiap suara membuatku waspada, kapak besiku selalu dalam jangkauan.

Melihat Anya tidur dengan damai di sudut, meringkuk di bawah selimut, memberiku perspektif baru. Di "Realms of Oblivion", kematian hanyalah ketidaknyamanan sementara, sebuah perjalanan singkat ke titik respawn terdekat. Di sini, tidak ada respawn. Kelelahan, kelaparan, dan cedera adalah nyata. Kematian adalah akhir yang permanen. Tanggung jawab untuk menjaga nyawa lain terasa jauh lebih berat daripada pertarungan bos raid mana pun.

Aku tidak bisa hanya duduk diam. Otakku terus berputar, mencari cara untuk meningkatkan peluang kami. Aku teringat buku skill yang baru saja kupelajari.

[Membuat Jebakan (Pemula) Level 1].

Aku memeriksanya di jendela statusku. Skill itu memberiku akses ke beberapa "resep" jebakan sederhana. Aku punya bahan-bahannya di sini. Toko ini adalah gudang material bagiku.

Aku mengambil beberapa kaleng kosong, benang kasir yang kuat, dan botol antiseptik dari kotak P3K. Aku memilih resep pertama: [Jebakan Alarm Bunyi]. Antarmuka sistem memandu tanganku seolah-olah aku adalah seorang ahli. Aku mengikat kaleng-kaleng itu dengan benang, merendam benang itu dengan antiseptik yang mudah terbakar (sebuah detail dari pengetahuanku yang tidak ada di resep dasar), dan memasang mekanisme pemicu sederhana.

[Anda telah berhasil membuat: Jebakan Alarm Bunyi x1].

Efek: Saat terpicu, akan menghasilkan suara denting keras untuk menarik perhatian.

Catatan Khusus: Berkat tambahan bahan alkimia minor (antiseptik), jebakan ini memiliki peluang 5% untuk menyebabkan status 'Terbakar' tingkat rendah pada target.

Sebuah senyum kecil muncul di wajahku. Aku bisa memodifikasi dan meningkatkan resep dasar. Pengetahuanku tentang mekanika game memberiku keunggulan bahkan dalam skill yang baru kupelajari. Aku menghabiskan satu jam berikutnya membuat beberapa jebakan serupa, mengubah toko kami menjadi benteng kecil yang cerdas.

Saat cahaya ungu fajar pertama mulai merayap melalui celah-celah barikade, mengubah kegelapan menjadi warna lembayung, aku merasakan sedikit kelelahan. Dua bulan di langit perlahan memudar, digantikan oleh matahari tunggal yang cahayanya terasa aneh dan asing. Pagi pertama di dunia baru telah tiba.

Anya mulai bergerak, meregangkan tubuhnya seperti kucing sungguhan sebelum duduk. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya, tampak bingung sesaat sebelum ingatan tentang di mana ia berada kembali. Wajahnya menunjukkan kelegaan yang luar biasa saat menyadari bahwa ia terbangun di tempat yang aman.

"Selamat pagi," sapaku pelan.

"Pagi, Kenji-san," balasnya, suaranya masih serak. "Tidak... tidak ada yang terjadi?"

"Semua aman," jawabku. "Aku sudah memasang beberapa jebakan di sekitar. Seharusnya kita akan tahu jika ada yang mencoba masuk."

Kami berbagi sarapan yang terdiri dari biskuit dan air kemasan dalam diam. Keheningan itu tidak lagi canggung, melainkan nyaman. Itu adalah keheningan dua orang yang telah melalui pertempuran bersama dan selamat.

Setelah kami selesai, mataku tertuju pada sesuatu yang semalam terlewatkan dalam kekacauan: sebuah pintu di bagian belakang gudang dengan tulisan 'Kantor Manajer'. Pintu itu terkunci.

Di dunia lama, itu hanyalah pintu biasa. Di dunia ini, setiap pintu yang terkunci adalah potensi harta karun.

"Anya, bantu aku," kataku sambil menunjuk pintu itu.

[Observer's Eye] memberitahuku bahwa itu adalah [Pintu Baja Terkunci - Kunci (Sederhana)]. Tidak ada skill [Membuka Kunci] di antara kami, jadi kami harus menggunakan cara kuno. Kami berdua mengambil kapak kami dan mulai menghantamnya. Butuh hampir sepuluh menit kerja keras yang melelahkan, suara dentuman logam bergema di seluruh toko, sebelum akhirnya engselnya menyerah dan pintu itu roboh ke dalam.

Kantor itu kecil dan pengap, hanya berisi sebuah meja, kursi, dan lemari arsip. Di atas meja, ada sesuatu yang membuat jantungku berdetak lebih cepat: sebuah terminal komputer desktop yang layarnya menyala dengan cahaya biru samar, terhubung ke sumber daya darurat toko.

"Mundur," kataku pada Anya sambil mendekati terminal itu. Tanganku gemetar sedikit saat aku menyentuh keyboardnya. Apakah ini sebuah keajaiban? Sebuah koneksi ke dunia lama?

Aku mencoba membuka peramban web standar. Gagal. [Koneksi ke Jaringan Global Gagal]. Seperti yang kuduga, internet telah mati. Infrastruktur dunia lama telah runtuh. Tapi kemudian, sebuah jendela pop-up sederhana muncul di layar dengan logo sistem yang sama dengan yang ada di antarmukaku.

[Jaringan Lokal Pemain Terdeteksi. Ingin terhubung?]

Jaringan Lokal Pemain? Aku menekan 'Ya' tanpa ragu.

Layar berubah, menampilkan antarmuka yang sangat dasar, mirip seperti forum internet dari era awal. Judulnya sederhana: Forum Penyintas Zenith.

Ini... ini adalah sebuah pengubah permainan. Kami tidak sepenuhnya terisolasi. Ada pemain lain di luar sana, dan mereka berkomunikasi. Aku mencondongkan tubuh ke depan, mataku melahap setiap baris teks. Forum itu adalah potret kekacauan, ketakutan, dan secercah harapan.

Ada utas-utas yang dipenuhi kepanikan:

Pengguna: Anonymous_Warrior84

Judul: APA YANG TERJADI?! DI MANA AKU?!

Isi: "Aku baru saja bangun dan ada monster di luar jendelaku! Aku punya pedang entah dari mana! Apa ini mimpi?! Tolong!"

Ada pula yang sudah mulai berbagi informasi dasar, seperti anak-anak yang baru belajar berjalan:

Pengguna: Sorcerer_Yuki

Judul: Info Monster: Slime Hijau

Isi: "Menemukan makhluk lendir hijau di selokan. Level 1. Sangat lambat. Pukulan dengan pipa besi sudah cukup. Menjatuhkan 'Inti Slime'. Belum tahu gunanya."

Aku hampir tersenyum. Sementara mereka bertanya-tanya, aku sudah tahu Inti Slime bisa menjadi salep penyembuh atau bahan peledak minor jika dicampur dengan benar.

Lalu, aku melihat utas yang membuatku paling tertarik. Utas yang disematkan di bagian atas.

Pengguna: Kaito_Vanguard

Judul: [PENGUMUMAN] PEMBENTUKAN GUILD PERTAHANAN ZENITH - 'VANGUARD'

Isi: "Jangan panik! Kita lebih kuat jika bersama! Aku, Kaito, mantan pemain peringkat teratas di 'Brave Saga Online', membentuk sebuah guild untuk semua penyintas. Titik kumpul kita adalah di Lapangan Utama Zenith, di depan menara jam. Mari kita bangun kembali peradaban bersama! Kekuatan dalam jumlah!"

Anya, yang mengintip dari balik bahuku, menunjuk ke layar. "Orang lain... ada orang lain yang selamat!" katanya, suaranya dipenuhi harapan.

Aku mengangguk, tetapi pikiranku bekerja dengan dingin. Lapangan Utama Zenith. Di "Realms of Oblivion", area itu adalah zona terbuka yang terkenal sebagai tempat spawn massal monster tipe serangga setiap malam. Itu adalah jebakan maut bagi pemain level rendah. Kaito ini mungkin pemain hebat di game lain, tapi di game ini, dia buta. Dia akan membawa orang-orang yang putus asa itu ke dalam pembantaian.

Forum ini adalah tambang emas intelijen. Aku bisa melihat di mana kelompok-kelompok besar terbentuk, sumber daya apa yang baru saja mereka temukan, dan yang terpenting, kesalahan-kesalahan apa yang mereka buat. Sementara mereka semua bergegas ke pusat kota yang berbahaya, berebut sumber daya yang jelas terlihat, tempat teraman justru ada di sini, di pinggiran. Di tempat-tempat yang membosankan dan diabaikan.

"Orang-orang itu... mereka dalam bahaya," kata Anya cemas.

"Ya, benar," jawabku. "Dan karena itulah kita tidak akan ke sana. Belum."

Aku berbalik menghadapnya, mataku serius. "Dengarkan, Anya. Mereka panik. Mereka berpikir kekuatan ada dalam jumlah. Tapi mereka salah. Di dunia ini, kekuatan adalah level, skill, dan equipment. Mereka berkumpul di satu tempat, menarik perhatian monster-monster terkuat. Mereka akan saling bersaing untuk monster level 1 dan setetes EXP."

Aku menunjuk ke luar jendela, ke jalanan yang sepi. "Sementara itu, kita di sini. Di tempat yang mereka anggap tidak penting. Di sini, semua monster, semua sumber daya, adalah milik kita. Kita akan menggunakan pengetahuan ini untuk menjadi lebih kuat, lebih cepat dari orang lain. Kita akan melakukan power-leveling sementara mereka sibuk berkelahi satu sama lain. Saat kita akhirnya siap dan muncul, kita tidak akan menjadi pengungsi yang mencari perlindungan. Kita akan menjadi kekuatan yang harus mereka perhitungkan."

Rencanaku mungkin terdengar dingin dan egois, tetapi ini adalah strategi yang paling logis. Ini adalah jalan menuju kemenangan.

Anya menatapku, memproses kata-kataku. Aku melihat keraguan di matanya berganti menjadi pemahaman, lalu menjadi tekad yang kuat. Ia percaya padaku.

"Baiklah," katanya. "Apa rencana kita untuk hari ini, Kenji-san?"

Aku tersenyum. "Hari ini," kataku sambil berdiri, "kita akan melakukan sesi grinding. Kita akan membersihkan setiap monster di radius lima blok dari toko ini. Kita akan kumpulkan semua material yang bisa kita temukan. Tujuan kita hari ini sederhana: naik level sebanyak mungkin."

Aku berjalan ke pintu gudang dan mengambil kapak besiku. Aku merasa seperti seorang jenderal yang sedang mempersiapkan pasukannya—meskipun pasukanku hanya terdiri dari satu orang gadis kucing yang pemberani.

"Sebelum kita pergi," kataku, "bantu aku memasang beberapa jebakan di luar. Kita akan memastikan markas kita aman selagi kita pergi berburu."

Kami menghabiskan setengah jam berikutnya dengan hati-hati menempatkan [Jebakan Alarm Bunyi] buatanku di titik-titik strategis di sekitar toko—di mulut gang, di belakang tumpukan mobil yang hancur. Ini adalah jaring pengaman kami.

Saat kami akhirnya berdiri di depan barikade, siap untuk memulai ekspedisi pertama kami, aku merasa sangat berbeda dari hari kemarin. Aku bukan lagi seorang penyintas yang bereaksi terhadap bahaya. Aku adalah seorang pemain dengan rencana, sebuah strategi, dan tujuan yang jelas.

Aku melirik Anya. Ia berdiri tegak, kapak apinya di tangan, ransel barunya di punggung. Ketakutan di matanya telah digantikan oleh api petualangan. Kami bukan lagi dua orang asing yang dipersatukan oleh takdir. Kami adalah sebuah party. Dan party kami akan menaklukkan dunia ini.

"Siap?" tanyaku.

"Siap!" jawabnya dengan senyum lebar.

Kami membongkar sebagian kecil barikade, cukup untuk kami bisa keluar, lalu menutupnya kembali. Pagi pertama di dunia baru ini tidak akan kami habiskan dengan bersembunyi. Kami akan menghabiskannya dengan berburu.

1
Babymouse M
Uppppp🔥
Mamimi Samejima
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
Shishio Makoto
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
Nocturnalz: terimakasih dukungannya, saya usahakan untuk update secepatnya
🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!