Nostalgia Generasi Kedua Bersama Trio Rusuh
Mike Cahill, Abimanyu Giandra dan Edward Blair adalah sahabat berdasarkan pertemuan yang agak Membagongkan. Mike dan Edward adalah saudara ipar sementara Abimanyu sahabat Stephen Blair, adik Edward.
Cerita ini cerita komedi unfaedah dan nantinya akan berlanjut ke Vivienne Neville dan Jammie Arata ( edisi revisi ).
Novel ini akan up tergantung wangsit ya jadi bisa tidak setiap hari up. Kan ceritanya nostalgia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sunday Not Bloody Sunday
Suara anak-anak heboh bermain di halaman belakang dengan pengawasan para kaum ibu yang juga asyik ngobrol sembari makan rujak, terdengar riuh rendah. Tiga orang pelayan rumah Abimanyu dan Dara pun ikut rempong karena keluarga Sultan yang datang itu memang rusuh.
"Bu Tarsih, yakin mereka keluarga Sultan?" bisik salah satu pelayan rumah keluarga Giandra berbisik ke Bu Tarsih, kepala pelayan.
"Kenapa memangnya?" tanya Bu Tarsih bingung.
"Gayanya santai banget, tidak ada jaimnya."
Bu Tarsih tertawa. "Memang mereka seperti itu. Apa adanya."
Tiba-tiba terdengar suara bapak-bapak heboh di ruang tengah.
"Kan udah aku bilang! Jangan remehkan Steve Kerr! Dia itu mirip John Paxton! Spesialisasi three points dari luar ring!" seru Abimanyu heboh.
"Pemain Spursnya gak lihat, Bi!" eyel Edward.
"Sudah, sudah. Bulls menang lagi tuh nanti," lerai Mike Cahill.
Bu Tarsih dan para pelayan hanya bisa menatap datar dengan keributan disana dan disini.
"Ini bakalan menjadi hari Minggu yang sungguh heboh," gumam Bu Tarsih.
***
"Beneran lho kalau Abi nanti malah besanan sama Edward, aku nggak tahu harus mengucapkan duka cita atau suka cita," ucap Nabila sambil makan bengkuangnya.
"Gimana itu konsepnya? Neil! Awasi dik Ghani yaa!" Diana menoleh ke arah putranya yang memegang ban perahu dimana Ghani duduk disana lengkap dengan pelampung di tangan dan kakinya untuk keamanan.
"Iya Maaaa," jawab Neil. "Dik Ghani aku awasi sama Duncan juga."
"Ada kami kok Tante," timpal Mamoru yang sebaya dengan Neil dan Nadya.
"Adik-adiknya dijaga ya Moru," pinta Shanum.
"Iyaaaa ...."
"Suka cita itu dari sisi Edward soalnya dia ada korban jahil sementara bagi Abi, itu adalah musibah!" lanjut Nabila.
Dara hanya menggelengkan kepalanya. "Ladies, aku itu sama mas Abi, tidak memikirkan hal itu. Kita semua kan tidak tahu ke depannya. Apakah Duncan berjodoh dengan putri kami atau tidak ... Kita tidak tahu. Jalannya juga masih panjang. Bagaimana jika di tengah jalan, masing-masing menemukan orang yang lebih baik? D ketemu cewek lain atau nanti putriku bertemu dengan cowok lain? Kan tidak ada yang tahu," ucapnya lembut.
"Dara realistis sih, Yuna. Bukan apa-apa, D nanti besar pasti jadinya anak yang ganteng dan disukai banyak cewek. Bisa saja kan malah jodohnya dari teman SMA atau teman kuliah?" senyum Diana.
"Benar tuh mbak Di. Kita tidak tahu apakah D bisa setia nih misalkan ke anaknya Dara? Tidak mudah lho dengan godaan diluar sana," timpal Shanum.
Yuna hanya tertawa kecil. "Aku sih tahu perasaan Dara dan Abi hanya saja, kalian tahu kan bagaimana Mr Edward?"
"Kacau memang suami kamu, Yun," kekeh Nabila ke Yuna.
"Eh, ini rujaknya enak banget bumbunya," celetuk Shanum.
"Oh itu resepnya Bu Tarsih," jawab Dara.
Tiba-tiba ruang tengah ramai lagi dengan suara bapak-bapak yang asyik nonton NBA.
"Oh ya ampun, gimana ceritanya kalau nonton langsung?" gumam Diana.
***
Akhirnya para anak-anak pun selesai acara berenangnya dan sudah mandi dengan dibantu ibu masing-masing sementara para ayah masih meributkan pertandingan antara Chicago Bulls dan San Antonio Spurs.
"Kan aku sudah bilang, Bulls itu akan menang karena Spurs itu kelemahannya di bola-bola jauh. Steve Kerr dan Tony Kukoc itu paling jago bola-bola three point kalau Jordan dan Pipen itu di dunk!" ucap Abimanyu sambil makan siang dengan menu penyetan dan duduk lesehan plus makan pakai tangan.
Uniknya, Dara merubah ruang tengah menjadi ajang makan lesehan dan banyak yang suka konsep begitu. Sangat santai dan relaks.
"Iya iya ... Yang suka Bulls!" sungut Edward sebal.
"Tapi three point shooters nya Spurs juga tidak kalah sih. Hanya saja apes lah hari ini," timpal Mike Cahill.
Para istri hanya mendengar pembahasan di ruang tengah sambil menggeleng pelan.
"Yang penting Sunday Not Bloody Sunday lah gara-gara basket," ucap Yuna.
"Ini baru basket. Belum sepak bola," kekeh Nabila. "Oke. Siapa Londoners, Chelsea dan Arsenal?"
Mike dan Edward langsung ngacung.
"Siapa yang North England? Manchester United, Manchester City, Liverpool dan Everton."
Abimanyu, Stephen dan Hiroshi yang ngacung.
"Dara, jika ada pertandingan Derby atau Sunday Big Match, kita harus nonton disini. Bukan apa-apa, kamu akan tahu bagaimana brutalnya pria-pria ini," seringai Yuna.
Dara hanya menghela nafas panjang. "Sepertinya semua barang-barang pecah belah harus disingkirkan agar tidak terjadi korban kekerasan Hooligans."
Semua orang terbahak mendengar komentar bumil itu apalagi diucapkan dengan wajah polos.
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu