NovelToon NovelToon
Dia Milikku

Dia Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Caca99

Kisah perjalanan sepasang saudara kembar memiliki sifat yang berbeda, juga pewaris utama sebuah perusahaan besar dan rumah sakit ternama milik kedua orang tuanya dalam mencari cinta sejati yang mereka idamkan. Dilahirkan dari keluarga pebisnis dan sibuk tapi mereka tak merasakan yang namanya kekurangan kasih sayang.

Danial dan Deandra. Meski dilahirkan kembar, tapi keduanya memiliki sifat yang jauh berbeda. Danial yang memiliki sifat cuek dan dingin, sedangkan Deandra yang ceria dan humble.

Siapakah diantara dua saudara kembar itu yang lebih dulu mendapatkan cinta sejati mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Tunangan

Waktu satu minggu telah berlalu, tak terasa hari pertunangan Meldy dan Danial akan dilaksanakan pada hari ini. Diadakan kediaman Aldiwara, pertunangan keduanya hanya dihadiri oleh keluarga saja. Pijar yang merupakan sahabat dan keluarga Danial juga ikut hadir begitu juga dengan kedua sahabat Danial, yaitu Alvi dan Deon.

Berangkat dari kediaman Mahendra, Danial telah siap dengan jas yang nanti akan senada dengan gaun yang akan dikenakan oleh Meldy. Bunda Kanaya dan Dea adalah orang yang paling sibuk dalam mempersiapkan pertunangan ini.

"Widiiiih, sahabat gue udah mau tunangan aja nih. Pacaran nggak pernah, eh malah sat set tunangan. "Alvi dengan heboh masuk kedalam kamar Danial. Nanti mereka akan sama-sama berangkat dari kediaman Mahendra.

"Diam lo, berisik."

"Kalian benar-benar nggak pacaran dulu?." Tanya Deon menepuk bahu Danial.

"Boro-boro mau pacaran, kenal dia aja belum sampai satu bulan." Jawab Danial. Berdiri didepan kaca, melihat pantulan tubuh nya. Berharap ini hanya sebuah mimpi. "Ini perjanjian gila yang papa gue buat sama sahabat nya."

"Nggak apa-apa lah, cewek nya juga cantik kok." Ucap Deon.

"Lo tau?." Tanya Alvi, dia saja nggak tau seperti apa wajah calon tunangan Danial itu.

"Tau lah, dia adik Melvin kan."

"Lo mata-mata in gue ya?." Tanya Danial, dia saja belum pernah mengenalkan Meldy kepada kedua sahabatnya itu.

"Geer banget lo. Lo lupa gue sama Melvin satu SMP, Meldy itu adik kelas gue." Jawab Deon.

"Kok lo bisa tau namanya Meldy?" Danial kembali bertanya.

"Ha, itu anu." Deon menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gue tau dari Dea." Deon menyengir.

"Dasar ya tuh anak, bocor banget mulut nya." Geram Danial.

"Dan, udah belom. Ditungguin tuh dibawah." Panjang umur, yang barusan diomongin menyembulkan kepalanya dipintu kamar Danial.

"Iya, tunggu aja dibawah." Ucap Danial. "Dan buat lo berdua, jaga rahasia ini, jangan sampai ada yang tau tentang tunangan gue." Danial memperingati kedua sahabatnya itu.

"Amaan." Ucap Alvi dan Deon kompak seolah-olah mengunci mulut mereka dengan jari.

Setelah semua persiapan selesai, iring-iringan mobil keluarga Mahendra telah melaju menuju kediaman Aldiwara.

"Pi apa gue kabur aja ya." Saat ini dia dan Pijar tengah berada didalam kamar.

"Jangan macam-macam deh Mel, lo mau buat om Hendra sedih?. Udah cantik-cantik gini masa kabur sih." Pijar membantu merapikan kebaya yang saat ini dikenakkan Meldy.

"Gue nggak mau tunangan ini terjadi. Masa gue harus tunangan sama orang yang nggak gue kenal sih."

"Nggak kenal gimana? Lo udah beberapa kali ketemu kak Danial."

"Bukan itu, tau ah ngomong sama lo nggak pernah beres."

"Udahlah, lo jalani aja dulu. Toh kalian juga udah buat kesepakatan kan?."

"Tau ah." Meldy terduduk lesu didepan meja riasnya. "Lo kan keluarga kak Danial, kenapa disini?."

"Jadi lo nggak mau gue temanin?."

"Ya nggak gitu juga."

"Gue udah minta izin sama mama, gue mau dampingi lo disini. Dari sana udah banyak kok. Ada kak Dea, juga kedua sahabat kak Danial."

Tok

Tok

Tok

"Non Meldy, rombongan keluarga den Danial sudah datang. Bapak minta non Meldy turun kebawah." Ucap bibi.

"Iya bi." Ditemani Pijar, Meldy turun kelantai bawah.

Melangkah satu demi satu anak tangga, Meldy berharap ada sebuah keajaiban yang membuat dia menghilang dari sana. Melihat rombongan yang datang, tak seperti yang Meldy bayangkan. Didalam pikiran nya yang datang hanya empat atau enam orang saja. Ternyata disana ada sekitar lima belas orang yang hadir dari keluarga Danial.

"Banyak banget Pi." Bisik Meldy.

"Itu cuma keluarga inti loh." Jawab Pijar.

Dari semua orang yang datang, yang Meldy kenal adalah Danial, dea, kedua orang tua Danial dan kedua orang tua Pijar yang jug ikut disana. Selebihnya Meldy tak kenal sama sekali.

Acara akhirnya akan dimulai, pertama kata sambutan dari kedua belah pihak keluarga hingga kini tibalah saatnya penyematan cincin. Meldy dan Danial berdiri berhadapan.

Sebuah cincin telah diberikan kepada Meldy untuk disematkan dijari manis Danial. Dengan tangan yang gemetaran Meldy menyematkan cincin itu, begitu jiga sebaliknya. Penyematan cincin pun telah selesai dilaksanakan, diakhiri dengan pembacaan do'a.

Danial dan Meldy pura-pura berbahagia seolah ini adalah hari bahagia mereka. Senyum palsu yang keduanya tunjukkan kepada setiap orang yang memberikan selamat.

Papa Hendra menghampirinya Meldy, lalu memeluk putri nya itu. "Papa selalu berdoa untuk kebahagiaan kamu sayang."

"Entah kebahagiaan seperti apa yang papa harapan kan." Batin Meldy. Ingin mengatakan langsung, tapi Meldy tak mau menyakiti perasaan papanya.

"Yang sabar ya dek, kakak tau gimana perasaan kamu." Melvin ikut memeluk Meldy. Dia tau senyum yang ditorehkan Meldy adalah senyum palsu.

"Iya kak. Do'ain Meldy ya kak."

"Selalu dek."

Lelah dengan kepura-puraan itu, Meldy dan Danial memisahkan diri. Danial bergabung dengan kedua sahabatnya begitu juga dengan Meldy, bergabung dengan Pijar dan juga Dea yang tengah menikmati sebuah puding sambil bercerita.

"Bagi dong." Meldy merebut minuman yang baru saja akan masuk kedalam mulut Pijar.

"Loh loh loh, kak Danial mana?." Tanya Pijar, tak mempermasalahkan minum nya yang diambil Meldy.

"Nggak tau, emang gue mama nya." Meldy duduk tengah-tengah Pijar dan Dea.

"Ditinggal ya lo, emang ya tuh orang."

"Nggak kok kak, emang kita aja yang mau mencar. Capek tau dari tadi pura-pura senyum terus. Pegal nih pipi."

"Udah, bawa happy aja. Kan baru tunangan. Kalian juga beda sekolah, jadi nggak ketemu setiap hari kan?." Dea mencoba menghibur Meldy.

"Kak sorry ya." Ucap Meldy, entah maaf untuk apa.

"Maaf buat?." Dea tak mengerti maaf apa yang dikatakan oleh Meldy.

"Maaf karena kedepannya mungkin lo akan sering dengar gue ngedumel tentang kembaran lo."

Dea dan Pijar, sontak tertawa. "Meldy Meldy, gue pikir minta maaf untuk apa. Santai aja kali. Juga aja hampir tiap hari ngomelin Danial. Emang ngeselin orang nya."

"Lo sih belum terlalu kenal mereka. Julukan mereka berdua ini tom and Jerry tau. Nggak pernah akur." Ucap Pijar yang tau betul bagaimana melakukan kedua saudara kembar itu.

"Kalau gue di posisi lo, pasti gue akan lakuin hal yang sama, bahkan bisa lebih. Lo tenang aja, selama ada gue, Danial nggak akan bisa macam-macam sama lo. Gue akan selalu ada di pihak lo Mel." Ucap Dea.

"Gue juga, yaaa walaupun kadang tatapan kak Danial mengeringkan sih. Tapi tenang, bekingan kita kuat." Pijar menepuk bahu Dea.

"Pulang yok." Ucap Danial begitu bergabung dengan Alvi dan Deon.

"Nggak salah dengar gue, ini acara pertunangan lo Dan. Masa lo pulang." Ucap Alvi.

"Bosan gue."

"Gue tau tunangan ini bukan keinginan lo, tapi setidaknya hargailah bunda sama papa lo. Kalau lo pulang sekarang apa kata mereka sama keluarga lo nanti." Ucap Deon mengingatkan. Tumben bijak pria satu ini.

"Kan udah selesai. Emangnya mau ngapain lagi." Danial sudah sangat bosan berada disana.

"Sebentar lagi Danial." Ternyata bunda Kanaya mendengar obrolan mereka. "Nggak sopan kalau kamu pulang duluan."

"Tapi bun."

"Danial, ingat kan kata bunda?."

Danial berdecak. "Iya iya bun, mainnya ngancem." Kalau bunda Kanaya sudah berbicara, Danial tak bisa berkata-kata lagi. Hanya bisa menurut dan pasrah.

°

Saat yang dinantikan Danial akhirnya tiba. Keluarga mereka akhirnya berpamitan pulang. Sebelum itu Danial mengajak Meldy untuk ngobrol berdua.

"Apa sih, sakit tau." Danial menarik pergelangan tangan Meldy.

"Sorry, itu aja sakit."

"Mau apa lo?."

Danial mengeluarkan hp nya. "Simpan nomor lo."

"Untuk apa?."

"Simpan aja, banyak tanya deh."

"Buat apa dulu."

"Buat yakinin semua orang kalau ini pertunangan benaran."

"Aneh lo. Siapa juga yang mau ngecek hp lo, nyimpan nomor gue atau nggak."

"Bunda."

"Ha?."

"Bunda yang nyuruh gue, kalau nggak ogah banget gue nyimpan nomor lo."

"Ya udah, nggak usah. Itu kan urusan lo sama tante Kanaya."

"Meldy simpan buruan."

"Nggak mau."

"Ayolah Mel, gue nggak mau cuma gara-gara ini bunda ngomelin gue."

"Bodo amat." Meldy menyilangkan kedua tangannya didada, seolah tak peduli dengan Danial. "Bilang gue cantik, baru gue kasih."

"Nggak ada syarat lain apa?. Gatel-gatel yang ada lidah gue ngomong itu."

"Mau nggak nih? Kalau nggak, ya udah. Selamat mendengar omelan tante Kanaya."

"Iya iya deh. Lo cantik." Ucap Danial terpaksa.

"Yang ikhlas dong. Ngomong nya tuh gini, Meldy cantik minta nomor nya dong." Ucap Meldy aneh nada yang dibuat-buat.

"Jijik banget gue. Sok imut lo."

"Ya udah. Minggir gue mau masuk."

"Mau kemana lo." Danial menahan tangan Meldy.

"Mau masuk, lo budeg?."

"Nomor lo dulu."

"Masih ingat kan syarat tadi."

"Iya iya. Meldy cantik bagi nomor nya dong." Terpaksa Danial mengikuti sayat dari Meldy.

"Nah gitu dong." Meldy mengambil hp dari tangan Danial lalu mengetik nomor nya disana. "Nih." Meldy mengembalikan hp Danial kembali.

"Meldy imut?." Nama yang Meldy buat di hp Danial.

"Jangan diubah, awas aja sampai lo ubah." Meldy berlalu masuk kedalam rumah.

"Dasar cewek gila." Gerutu Danial, memasukkan hp nya kedalam saku, lalu kembali bergabung dengan keluarga nya yang akan berpamitan pulang.

1
Ritsu-4
Keren thor, jangan berhenti menulis! ❤️
Eca99: terimakasih support nya🤗
total 1 replies
Alhida
Aduh, hatiku berdebar-debar pas baca cerita ini, author keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!