NovelToon NovelToon
KIN, DENDAM HARUS TERBALASKAN

KIN, DENDAM HARUS TERBALASKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Misteri / Horror Thriller-Horror / Hantu
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Tsaniova

Melati dan Kemuning tak pernah melakukan kesalahan, tapi kenapa mereka yang harus menanggung karma perbuatan dari orang tuanya?

Sampai kapan dan bagaimana cara mereka lepas dari kutukan yang pernah Kin ucapkan?


Assalamualaikum, cerita ini murni karangan author, nama, tempat dan kejadian semua hanya kebetulan semata. Selamat membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsaniova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ternyata, Aku Tak Mampu!

Jika ada yang bingung dengan transisi jalan cerita dan perpindahan alur, bisa tanyakan di komentar, ini memang gaya author biar keliatan misterius, eh_^

_______

Tap... tap... tap, suara langkah Seno yang semakin mendekat membuat gemuruh di hati Melati semakin bergetar hebat. Satu tangannya meraih vas bunga yang ada di meja nakas.

Kemudian, suara langkah itu menghilang, tapi juga tak terdengar suara pintu terbuka menandakan si penyusup itu masih ada di rumah.

Melati mengintip dari celah pintu dan ternyata mata mereka saling bertemu.

Deg! Keduanya sama-sama terkejut, Seno membulatkan matanya saat melihat mata Melati secara tiba-tiba, begitu juga dengan sebaliknya.

Seno yang bergerak cepat itu segera mendorong pintu, takkan mungkin dia dapat dikalahkan oleh gadis lemah seperti Melati, kan?

Dengan sengaja, Melati melepaskan pertahanannya sehingga pintu itu berhasil terbuka, saat itu, dengan cepat Melati mengayunkan vas bunga ke kepala Seno.

Crah! Suara pecah itu, Seno merasa sedikit pusing, tapi mencoba bertahan walau pecahan vas bunga itu sudah berhasil membuat kepalanya berdarah.

Pria kurus itu menggeleng pelan untuk mengusir pusingnya, lalu pandangannya kembali fokus pada Melati yang menodongkan gagang sisir runcing di tangan kiri dan pecahan vas di tangan kanannya.

Seno tersenyum tipis, dia mengusap darah yang mengalir di pelipisnya. "Kamu cuma sedikit beruntung bisa melukaiku seperti ini!" kata Seno sambil melangkah mendekat, dia menatapnya, menatap tajam Melati.

"Bajingan, mau apa kamu ke sini?" sergah Melati, dia mundur mengimbangi setiap pergerakan Seno.

"Mau mencabut nyawamu!" jawab Seno yang kemudian menangkis tangan Melati dengan cepat, juga melintir tangan satunya membuat dua senjata itu jatuh, lepas dari genggaman.

"Akh!" pekik Melati yang ikut terhuyung. Bukannya jatuh, justru Seno menariknya, membuat gadis itu jatuh ke pelukan pria mesum itu.

Bukan untuk romantis-romantisan, tapi Seno meletakkan pisau tepat di leher Melati, bukannya langsung mengeksekusi, tapi pikiran liar itu kembali hadir, entah kenapa, dia begitu tak bisa mengendalikan dirinya saat melihat Melati, apa karena sudah pernah merasakan nikmatnya?

Tapi, sepertinya bukan karena itu, di hati pria itu selalu merasa ada dorongan untuk melakukan lebih pada Melati.

"Kenapa?" tanya Melati yang menunggu pisau itu menyayat lehernya dan saat itu Seno meluncurkan kecupan kecil ke leher jenjang Melati.

Saat itu, Melati merasakan ada sesuatu di bawah sana, dia pun menyikut perut Seno.

"Aaaakh, kurang ajar!" teriak Melati, dia teringat dengan kejadian di toilet waktu itu membuat sakit di dadanya kembali menyeruak.

"Ugh!" Seno menahan sakitnya, dan Melati dengan sengaja menekan tangan Seno.

"Ayo, cepat bunuh aku!" desis Melati yang seolah sudah siap bertemu dengan kematian.

"Kau yang minta! Jangan menyesal!" jawab Seno yang nyaris merenggut nyawa gadis itu. Tapi, sepertinya nyalinya tak sampai sejauh itu. Tangannya seolah tak dapat di gerakkan untuk menikam Melati.

"Ayo, bunuh dia! Akhiri semua mimpi buruk ini!" bisik setan di telinga Seno.

"Jangan, semua bisa dibicarakan baik-baik, lagipula ini semua salahmu, bukan salah Melati!" kata hatinya yang paling dalam.

"Seharusnya, kau minta maaf, bukannya seperti ini!" hatinya kecilnya masih berusaha untuk mengingatkan sang tuan.

"Lemah!" kata Melati, di saat lengah, gadis itu berhasil melepaskan diri dari genggaman Seno, Melati berbalik badan dan meyakinkan Seno, gadis gila itu mengambil tangan pria itu, mengarahkan pisau ke jantungnya.

"Ayo, cepat bunuh aku! Aku memang ada niat bunuh diri, aku ingin akhiri semua kutukan ini, kalau kamu membunuhku, aku akan sangat berterima kasih, hahahahaa!" Melati seolah sangat bersemangat.

Melihat itu membuat Seno merinding, tak mengerti pada Melati yang justru tak takut mati. Kalau begitu, sebenarnya Melati bukan ancaman baginya? Lalu, mimpi buruk itu, apakah karena rasa bersalahnya?

Suara tawa Melati kini berubah jadi suara tangis yang menyayat hati. Gadis itu melepaskan tangan Seno, menunduk dengan rambut yang menutupi wajahnya, lalu terduduk begitu saja di lantai.

Tangannya terus memukuli kepalanya sendiri.

"Aku lelah, Seno! Lelah hidup seperti ini, seandainya kamu tau, kematian adalah yang terbaik buatku dan adikku," ucapnya dengan terus memukuli kepalanya sendiri, menangis lalu sebentar kemudian tertawa.

Melati benar-benar terlihat sangat frustasi membuat Seno menjadi tidak tega padanya.

Pisau di tangan pria itu pun jatuh, di susul Seno yang ikut duduk, menyender ke pintu kamar Melati, kepalanya mendongak, mengerjapkan matanya saat darah bercampur keringat hampir masuk ke mata.

"Aku juga lelah karena kamu terus menghantuiku, Mel!" jawab Seno, tatapannya masih menerawang ke atas. Tak tau harus berbuat apa sekarang.

"Sebaiknya, kamu yang bunuh aku, aku nggak mau selalu merasa bersalah seperti ini!" ucap Seno seraya mendorong pisau itu ke arah Melati.

Saat itu, Melati yang masih tertawa segera diam, dia menatap pisau yang ada di depan matanya. Bukannya dia sangat membenci Seno? Ini adalah kesempatan bagus untuk balas dendam!

Perlahan, Melati mengambil pisau itu, menatap dengan tatapan yang sulit di artikan. Saat itu, Seno yang sudah pasrah hanya menelan ludah, dia akan menerima jika ini takdirnya.

"Ayo, kita mati sama-sama," ajak Melati, dia menarik tangan Seno, ingin memutuskan nadi pria itu sekarang juga.

Namun bayangan itu, semua tentang Kemuning yang masih membutuhkannya membuat tangan Melati terhenti. Napasnya memburu, tatapannya yang semula tajam berubah bimbang. Pisau di tangannya bergetar, seolah menolak menorehkan luka.

Kemuning, adiknya yang rapuh, yang masih menunggu di rumah sakit, menantikan kehadirannya untuk selalu menemaninya.

Melati memejamkan mata, air matanya jatuh satu-satu.

"Aku, aku nggak bisa," bisiknya lirih, sesenggukan.

Dia melepaskan genggaman pada tangan Seno, membiarkan pisau itu jatuh ke lantai. Suaranya memecah hening.

Seno tertegun, menatap Melati yang kini terisak, tubuhnya terguncang menahan amarah, kecewa, dan putus asa yang bercampur jadi satu.

Tapi di dalam hatinya, Melati tau, membunuh Seno tidak akan membuat hidupnya lebih baik. Itu hanya akan membuat luka baru, dan mungkin, akan menyeret mereka ke dalam kegelapan yang semakin gelap.

Seno mengangguk, dia mencoba memahami perasaan Melati. Perlahan tangannya terulur, menggenggam tangan Melati yang terasa amat dingin.

"Maafin aku, Mel! Aku cuma nggak tau harus bagaimana," ucapnya dan Melati mencoba menarik tangannya, tak sudi untuk disentuh Seno.

Tapi, bukannya melepaskan, justru pria itu membawa tangan Melati ke pelukan. "Maafin, aku. Aku janji akan bertanggungjawab, izinkan aku buat berubah jadi lebih baik."

"Aku benci kamu, Sen!" jawab Melati seraya menarik tangannya, berusaha lepas, tapi Seno tak mengizinkan.

"Kenapa? Apa karena kamu suka sama Arman?" tanya Seno, menatap lekat Melati yang tak mampu menjawab.

Saat itu juga, Seno melepaskan Melati. "Kejar dia kalau dia mau sama kamu, kalau dia menolakmu, kamu harus ingat kalau ada aku yang masih menunggumu di belakang!" ucapnya.

Sekarang Seno bangun dari duduk, dia ingin pergi, entah kenapa teringat dengan Arman sangat menyakitkan baginya.

"Kamu tau siapa Arman?" tanya Melati, dia mendongak menatap Seno yang sedang membuka pintu.

Tanpa menoleh, Seno menjawab, "Ya, cuma tau nama aja, dia tumbuh besar di pesantren, nggak kaya aku yang begajulan."

"Kenapa, kamu cemburu?"

Dan Seno tak dapat menjawab pertanyaan itu, dia pergi dari rumah Melati dengan membawa pisaunya lagi, takut Melati akan melakukan hal nekat dan itu akan menjadi barang bukti yang mengatakan kalau dirinya terlibat.

Melati menatap pria itu sampai tak terlihat, menangis sendirian di rumah sepi. Ini pertama kali baginya merasakan patah hati, hancur.

Sementara Seno, dia merasa sedikit lega, setelah mengakui kesalahannya dan juga perasaannya, tapi juga tak berhenti memikirkan Arman, apakah ini yang dinamakan cinta segitiga?

1
Rhina sri
kasian melati yg jadi karma dari bapaknya
Rhina sri
apa yg dilu drajat lakukan sm kinan kena sm melati🥺
Queen Alma: 🤧🤧🤧🤧🤧🤧
total 1 replies
Rhina sri
kesalahan drajat di masa lalu membuat anak anaknya gk tenang di hantui dgn dendam
Queen Alma: Semoga ada cara buat Melati sama Kemuning lepas dari kutukan Kin
total 1 replies
Rhina sri
walau si drajat udah meninggal kinan masih bls dendam tuk meneror anaknya
Queen Alma: Sakit hatinya masih belum reda ka 🥺🥺
total 1 replies
Rhina sri
makin seru ceritanya aku suka
Queen Alma: Terimakasih 😍🥰🥰
total 1 replies
Rhina sri
kin harus balas dendam lagi gk seru dong kalo harus di musnahkan sm dukun😂
Queen Alma: kutukan itu bakal tetep ada walau Kin udah nggak ada, udh jadi karma turun temurun 😩🥺
total 1 replies
Rhina sri
makin seru ceritanya.. buka ajah kalung jimatnya biar kin yg ngejar ngejar si drajat
Rhina sri
astagfiruloh tega banget semua org.. udah saatnya kinan balas dendam
Rhina sri
kasian kinan hamil dari laki laki bejat😭
Queen Alma: 🥺🥺🥺🥺🥺
sedih bgt yaaa
total 1 replies
ㅤㅤ
kasihan karsih, tega baget si drajat..
Queen Alma: bukan manusia emang si Drajat 😌
total 1 replies
ㅤㅤ
kin blum musnah kan, biar bsa balas dendam lgi.. 🤭
Queen Alma: heheee belum ko,
total 1 replies
ㅤㅤ
tadi prasaan hamil muda kok udh mau lahiran thor..
Queen Alma: kayanya dipersingkat deh 🤭✌
total 1 replies
ㅤㅤ
tega banget orang² kampung, kasihan Kin dan emak.ny.. 😢
Queen Alma: 🤧🤧🤧🤧🤧🤧
total 1 replies
ㅤㅤ
jahat banget si Drajat, mana memanfaatkan anak kecil lagi..😒
Queen Alma: jelmaan dia mah bukan manusia 😌😌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!