Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.
Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.
Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.
Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.
Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20 Apa Itu Talak
Namira yang tetap berdiam di tempatnya yang melihat bagaimana marahnya Bian yang pasti begitu sangat kecewa sekali dengan Namira.
"Namira kamu benar-benar membuang waktuku untuk pernikahan ini. Jika kamu masih mengharapkan laki-laki itu untuk ada di dalam hidup kamu yang seharusnya tidak memutuskan untuk menikah denganku," sahut Bian dengan suara rendah.
"Kamu menemuinya dan mendengar semua penjelasannya yang sudah menjelaskan bahwa kamu memang ingin kembali kepadanya," ucap Bian menarik kesimpulan.
"Maafkan Namira. Namira sudah mencoba tetapi tidak mampu untuk bertahan dalam pernikahan ini," ucapnya yang benar-benar sangat jujur.
Entahlah betapa kecewanya Bian dengan hubungan seperti itu. Dia berusaha semampunya untuk menjadi imam yang baik, memberi kenyamanan kepada Namira, memberi waktu yang banyak untuk bisa menjalankan tugasnya sebagai istri dan pada nyatanya Namira masih mencintai Ferdi.
"Kamu siapkan barang-barang kamu. Aku akan mengantarmu," ucap Bian yang tiba-tiba saja mengambil keputusan dan langsung berlalu dari hadapan Namira.
Air mata Namira kembali jatuh ketika mendengar pernyataan dari suaminya, suara pintu kamar mandi yang ditutup dengan sangat kuat sudah menggambarkan betapa kecewanya Bian pada istrinya yang terlalu menganggap rendah pernikahan mereka.
Namira ternyata benar-benar melakukan hal itu yang sekarang sedang memasukkan pakaiannya ke dalam koper.
Dratt-drattt-drattt
Namira melihat ponselnya yang berdiri di atas tempat tidur yang membuatnya langsung mengangkat panggilan tersebut yang ternyata dari Ferdi.
"Assalamualaikum Mas," sahut Namira.
"Walaikum salam. Namira masih ada sesuatu yang ingin aku katakan kepada kamu, kita bertemu malam ini ya," ucap Ferdi.
"Tapi Mas," sahut Namira menolak permintaan itu dan belum sempat memberi alasan yang tiba-tiba saja ponselnya diambil oleh Bian.
"Di Restaurant kemarin, aku sudah berada di sana dan akan menunggu kamu, aku tahu Namira kamu pasti akan datang," ucap Ferdi dalam panggilan tersebut yang tidak menyadari jika ponsel itu telah diambil oleh Bian dan mendengarkan semua perkataan Ferdi.
"Kak...." Namira sejak tadi tidak bisa menghentikan suaminya.
"Aku tidak tahu seberapa sering kamu saling berkomunikasi dengannya," ucap Bian sudah mematikan panggilan telepon itu.
"Aku akan mengantarmu pulang setelah aku menemuinya. Jika kamu memberitahu bahwa aku yang datang, aku tidak akan melepaskanmu!" tegas Bian memberi ancaman kepada istrinya itu dan meletakkan kasar ponsel itu kembali di atas ranjang.
Bian keluar dari kamar yang menuntut pintu kamar begitu sangat kuat.
"Kak Bian kenapa hanya menyalahkan Namira saja anda menganggap bahwa Namira memanfaatkan pernikahan ini," batin Namira yang sejak tadi tidak mampu berbicara apapun.
****
Bian benar-benar menemui Ferdi di Restaurant tadi siang di mana dia melihat istrinya bersama laki-laki. Ferdi kan berada di tempat duduk yang sama yang terlihat menunggu Namira.
Aura wajah Bian yang sudah terlihat penuh dengan amarah dengan tangan terkepal yang sepertinya tidak terima dengan kedekatan istrinya bersama calon mantan suaminya itu.
Bian usaha untuk menenangkan diri yang menghampiri Ferdi.
"Namira kamu akhirnya datang," Ferdi langsung berdiri dari tempat duduknya dengan senyum yang tiba-tiba saja hilang ketika menyadari yang dia tunggu bukanlah datang dan ternyata melainkan suaminya yang pasti Ferdi juga mengetahui siapa suami Namira.
"Kamu," sahut Ferdi.
"Ternyata begitu sangat menunggu istriku. Ayo keluar, banyak hal yang ingin aku katakan kepadamu," ucap Bian yang tidak mungkin ribut dengan laki-laki itu di dalam Restaurant yang banyak pengunjung.
Bian tidak mengatakan apapun lagi yang langsung berlalu. Ferdi menghela nafas yang akhirnya mengikuti Bian, sebagai lelaki gentleman yang bagaimanapun Ferdi harus menerima resiko karena sudah mengganggu istri orang lain.
Bian yang berdiri tegak dengan berkacak pinggang dan Ferdi sudah berdiri di belakangnya di mana mereka berdua sedikit jauh dari Restaurant.
"Ada apa?" tanya Ferdy.
Bukkkk
Bian berbalik badan langsung melayangkan pukulan ke wajah Ferdi yang membuat pria itu sedikit mundur ke belakang dengan ujung bibirnya yang langsung berdarah.
"Bajingan!" umpat Bian dengan mencengkram kuat kerah baju Ferdi dan mata melotot yang penuh dengan amarah yang sangat tajam.
"Berani kali kau menghubungi istriku hah! Kau menemui secara diam-diam," umpat Bian yang memang secara tidak ada jika hanya mengintimidasi Namira saja dan semua pasti bermula dari Ferdi.
"Aku hanya ingin menjelaskan kebenarannya kepadanya. Aku tidak termasuk apapun," jawab Ferdi mencoba mencari pembelaan.
"Dengan kau yang sedang mengganggu istriku, itu sudah berarti kau mengganggu rumah tangga orang lain. Untuk apa aku harus memberi penjelasan ketika dia sudah menikah hah!" umpat Bian.
"Sekarang kau mengajaknya bertemu lagi dengan memberi penjelasan apalagi yang kau inginkan hah! Kau yang membuat kesalahan dan sekarang kamu memanipulasi bukti bahwa kau tidak bersalah dan membuatnya justru merasa bersalah!" tegas Bian.
"Tidak! Aku tidak memanipulasi bukti dan memang benar kenyataannya bahwa aku hanya difitnah dan aku tidak akan mengganggu Namira, jika bukan aku diganggu terlebih dahulu," sahut Ferdi membuat Bian mengerutkan dahi.
"Apa maksud mu. Apa kau pikir aku pernah mengganggu hubungan kalian berdua. Aku harus menikah dengannya karena perbuatanmu!" tegas Bian.
"Kami akan tetap menikah jika ibumu tidak ikut campur," ucap Ferdi.
Bian mengerutkan dahi yang benar-benar sangat bingung dengan pernyataan Ferdi. Di tengah Bian yang lemah yang akhirnya membuat Ferdi lepaskan cengkraman tangan itu yang masih berada di kerah bajunya.
"Kau benar! aku mengajak istrimu untuk bertemu hari ini karena masih ingin memberitahu hal yang sangat mengejutkan dan semua itu berhubungan dengan kau dan juga keluargamu. Kita bukan orang yang saling mengenal satu sama lain dan aku tidak tahu apa kesalahanku kepada keluargamu sehingga kalian menghancurkan pernikahanku dengan Namira," ucap Ferdi.
"Kau berbicaralah dengan jelas. Apa maksud mu?" tanya Bian.
"Aku menjelaskan kepada Namira bahwa aku hanya difitnah yang benar-benar tidak melakukan zina dengan Fenny. Tapi Fenny temanku dekatku melakukan semua itu karena perintah dari ibumu," tegas Ferdi yang membuat Bian benar-benar kaget dengan mata melotot yang hampir saja bola mata itu jatuh.
"Jadi jika kau mengatakan bahwa aku telah mengganggu rumah tanggamu dengan Namira dan maka bukan itu. Justru kamu yang terlalu terobsesi dengan Namira sehingga melakukan hal licik yang menghancurkan hubungan kami berdua,"
"Kamu sekarang datang ke padaku, marah kepadaku karena bertemu dengan istrimu secara diam-dia dan aku tidak tahu bagaimana istrimu akan lebih marah lagi jika dia mengetahui yang sebenarnya bahwa dia juga terjebak dalam pernikahan ini," ucap Ferdi.
"Tutup mulutmu, aku tidak pernah ikut campur sama sekali dengan hal itu, jadi jangan omong kosong!" tegas Bian.
"Bagaimana mungkin aku omong kosong jika apa yang aku katakan adalah benar. Tante Farah bekerjasama dengan Fenny untuk menjebak dan daripada kamu marah kepadaku yang lebih baik kamu tanyakan saja kepada ibumu jika memang benar kamu tidak terlibat dalam hal itu," sahut Ferdi menantang
"Bian! Namira dan aku tidak tahu apa-apa dan hubungan kami harus berantakan karena keegoisan kalian. Aku juga tidak akan menyerah dan tidak akan merelakan Namira bersama pria sepertimu yang mengambilnya dengan cara yang sangat licik. Aku juga sangat yakin jika selama pernikahan kau sangat tersiksa karena wanita yang kau sebut istri masih mencintaiku," ucap Ferdi.
Bian sekarang tidak bisa berbicara apapun lagi dia benar-benar tidak percaya dan sangat tidak menduga.
Bersambung.
duhh zahra jgn sampe gagal ya petnikahanmu ilham pria baik dan ga bakal mengungkit kisahmu yg telah di perkosa si ferdi