NovelToon NovelToon
Kau Rebut Pacarku, Kunikahi Papamu

Kau Rebut Pacarku, Kunikahi Papamu

Status: tamat
Genre:Poligami / Balas Dendam / CEO / Konflik etika / Cinta Terlarang / Kehidupan di Kantor / Tamat
Popularitas:55k
Nilai: 5
Nama Author: misshel

"Ini putri Bapak, bukan?"
Danuarga Saptaji menahan gusar saat melihat ponsel di tangan gadis muda di hadapannya ini.
"Saya tahu Bapak adalah anggota dewan perwakilan rakyat, nama baik Bapak mesti dijaga, tapi dengan video ini ditangan saya, saya tidak bisa menjamin Bapak bisa tidur dengan tenang!" ancam gadis muda itu lagi.

"Tapi—"

"Saya mau Bapak menikah dengan saya, menggantikan posisi pacar saya yang telah ditiduri putri Bapak!"

What? Alis Danu berjengit saking tak percaya.

"Saya tidak peduli Bapak berkeluarga atau tidak, saya hanya mau Bapak bertanggung jawab atas kelakuan putri Bapak!" sambung gadis itu lagi.

Danu terenyak menatap mata gadis muda ini.

"Jika Bapak tidak mau, maka saya akan menyebarkan video ini di media sosial!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 27. Menerima Keputusan Danu

"Kamu darimana aja seharian, Cla?" Cakra muring-muring karena kelelahan mengurus Mila sendirian seharian penuh. Bahkan ketika dia harus pergi mandi atau makan, Mila ditinggal sendirian dan kerap rewel karena tidak mau disentuh perawat.

"Mami cariin kamu dari tadi! Suami kamu juga kemana coba, udah tau kita ribet malah nggak muncul juga!" omel Cakra dengan kondisi muka begitu masam.

Clara yang sudah kesal sejak awal hanya bisa membalas tatapan kesal Cakra dengan hembusan napas keras. "Ribet ngapain sih, orang Mami tidur mulu kaya gitu!"

Cakra menoleh, menatap adiknya yang menggerutu itu tajam. "Karena sekarang Mami sudah tidur, sudah tenang, sudah stabil, jadi mami diam. Tadi pas masih susah bicara Mami ngamuk, Mami nggak bisa nerima kondisinya, dan semua saudara berkumpul di sini, minus kamu sama suami kamu yang nggak ada."

Clara hanya berdecak. Itu tidak penting juga, toh bagus kalau dia tidak muncul dan tidak ditanya perihal nikah dadakan semalam.

"Ya udah sih, kalau mau pulang, pulang aja! Nggak usah ceramah kaya orang paling kerja sedunia! Gue juga punya urusan yang nggak bisa gue tinggal, Cak ... lagian semua ini nggak akan terjadi kalau bukan karena orang—"

Clara memiringkan kepala dengan mulut di penuhi sisa-sisa omongan nya yang sebelumnya. "Iya benar ini semua salah wanita itu, jadi kalau minta ganti rugi kayaknya bisa deh!"

"Kamu ngomong apa sih, Cla?" Cakra bingung dengan sikap adiknya. "Nggak usah cari perkara, kita lagi kena musibah sekarang."

"Cakra, kamu paham nggak sih kalau musibah ini tuh karena Papi? Kita baik-baik aja sampai Papi bawa pelakor itu, bener nggak?" ujar Clara mengabaikan nasihat Cakra.

Cakra sebenarnya memikirkan hal yang sama, tapi mungkin usia Papinya yang masih muda, masih prima, dan bagaimana pun juga, mami mereka sudah berumur meski masih terlihat bugar. Cakra memang belum menikah, tapi dia sedikit tahu kebutuhan seorang pria.

"Biarin aja, Cla ... toh Papi udah ngaku ke kita bahkan sebelum orang lain tau!"

Lagi-lagi Clara berdecak. "Kok dibiarin sih! Kan gara-gara jujur ke kita itu bikin mami sakit, trus kaya sengaja banget gitu dikenalin pas aku nikah! Kaya sengaja banget mau rusak momen bahagia aku!"

"Kan kamu yang acaranya dadakan, Cla ... mungkin aja mereka sebenarnya mau bilang lebih awal, trus kamu juga kaya sengaja mancing-mancing orang yang nggak nyentuh kamu!"

Cakra tau kalau Beby teman sekolah Clara, bahkan saat mereka berkelahi dulu, Cakra lah yang kerap melerai. Diakui Cakra, Beby anak yang berani cenderung bar-bar.

Clara tidak suka mendengar ucapan Cakra. "Susah ngomong sama orang kaya kamu, Cak!"

Clara beranjak,"aku cari makan dulu, nanti aku balik!"

"Jangan lama-lama!" Cakra memperingati. Namun Clara tidak mendengarkannya. Jika sudah keluar, tidak perlu kembali! Untuk apa? Maminya baik-baik aja kok! Mereka saja yang lebay.

Alih-alih mencari makan, Clara justru mencari Revan yang saat ini sudah pasti berada di Marcopolo Bar. Tempat nongkrong favorit Revan dan juga Clara, bahkan mereka punya privat room favorit.

...

Pagi keesokan harinya, Candra yang akhirnya giliran berjaga. Dia masih ditemani oleh Paman dan Bibinya yang benar-benar sesayang itu pada keluarga ini.

Mila mulai membaik, dan boleh pulang jika sudah tidak ada kendala di wajah, suara, dan tangannya. Hari tenang begini, biasanya Mila menemani Danu berkunjung ke kyai-kyai, ustadz, dan tokoh masyarakat, memohon doa restu untuk kelancaran pemilu secara umum. Lantas mereka tinggal di rumah, ngobrol ringan dengan timses dan kader hingga pagi hari saat pemilihan umum tiba, Danu dan Mila keluar rumah menuju tps.

Mila biasanya menyiapkan beberapa hal seperti makanan, minuman, dan menambah bantuan di dapur untuk mengantisipasi kehadiran beberapa orang yang biasanya mampir ke rumah usai pulang dari tps. Mereka dijamu dengan baik ketika membahas jalannya pemilu.

Namun kini, Mila duduk terbaring diranjang rumah sakit dalam keadaan lemah.

"Apa yang kamu rasakan, Dek?" Hasan mendekati adiknya, memegang tangan Mila yang agak dingin. "Apa kamu ingin saya panggilkan Danu? Kemarin dia bilang akan kesini usai sowan Mbah Kyai Ageng dan Pak Broto, mungkin agak siang dia bisa kemari."

"Sama siapa dia pergi?" tanya Mila terbata.

"Sendiri sama Isa dan Ratih." Candra menjawab dengan cepat. "Mami nggak usah pikirin itu dulu, sekarang fokus ke kesembuhan Mami saja, Papi bisa urus semuanya selagi Mami memulihkan diri."

Candra yang usianya paling besar adalah orang yang paling tahu keadaan dirumah tiap-tiap kali pemilu menjelang. Bukan karena mereka harmonis, tetapi memang agar maminya selalu eksis. Ketika berada di rumah pemuka agama bahkan tokoh masyarakat, Mila lah yang begitu gigih memegang kendali. Sementara Danu, hanya berbicara sepatah dua patah kata. Kali ini Candra yakin, Danu akan lebih leluasa tanpa maminya.

Danu bukan tidak bisa menghentikan Maminya, tapi Danu menjaga agar kehormatan istrinya tetap terjaga. Itu sikap yang baik sebagai seorang suami, meski Candra sering kesal karena merasa Danu terlalu lembek dan tidak berdaya di kaki istrinya.

Keadaan sekarang membuat Candra mengerti kenapa Danu melakukan hal itu. Jadi dia tidak marah ataupun kesal berlebihan, meski seharusnya bisa lebih baik, tidak sampai membuat maminya sakit.

Sudahlah, ia yakin semua baik-baik saja. Maminya juga baik-baik saja sekarang. Bahkan semua ini Danu yang bayar, yang urus semuanya. Jadi sebenarnya yang kurang bersyukur sebelum-sebelumnya itu ya maminya.

Danu tidak kurang satu apapun sebagai suami, ayah, dan pria bagi mereka. Kini, biarkan Danu merasakan apa yang selama ini tidak dia dapatkan, meski tidak dari maminya.

Candra bisa menerima semua itu dengan hati yang lapang.

"Selamat siang." Sebuah suara yang bernada berat dan tegas menggema di ruangan ini. Semua orang menoleh, sehingga kini perhatian penuh tanda tanya beralih ke sana.

"Mas Candra, boleh saya bicara dengan anda?"

Polisi dengan beberapa personel itu tampak menghormati penghuni ruangan.

"Saya juga ikut serta," ujar Hasan kemudian sebab ia merasa ada firasat tidak baik melihat kedatangan polisi itu.

Hasan menatap Candra, mengisyaratkan agar Candra keluar lebih dulu. Ia sejenak menatap istrinya, memberi kode agar istrinya menjaga Mila selama dia keluar, lalu akhirnya berhenti pada Mila yang tampak ingin tahu.

"Nggak apa-apa, Dek." Hasan sekali lagi mengusap kepala adiknya. "Mungkin hanya membahas hal teknis perkara pemilu, jangan khawatir ya."

Mila tidak bisa tidak khawatir, karena dia tahu ini tidak ada hubungannya dengan pemilu. Sebelumnya sekalipun dalam masa mencekam karena persaingan ketat, polisi tidak pernah mendatangi mereka secara khusus. Ini pasti ada hubungannya dengan Clara. Mila tahu betul watak anak itu.

Namun, dengan kondisinya yang seperti ini Mila bisa apa?

Hasan keluar dari ruangan Mila, menyusul Candra yang kini sedang menatap layar ponsel begitu serius.

"Ini perintah Pak Danu, Mas ... makanya saya bingung."

Hasan bergegas untuk melihat apa yang mereka bicarakan karena mendengar ucapan polisi barusan. Ketika sampai, pandangan polisipun membuat Hasan nimbrung melihat ponsel di depan Candra. Beberapa saat kemudian, Hasan menghela napas dalam seraya menggelengkan kepala. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan tindakan Clara.

...

"Kamu kalau tidak pergi dari rumah Papi ku, kamu akan aku laporkan ke polisi! Kamu juga harus ganti rugi atas apa yang kamu lakukan pada keluargaku, Beby! Kamu harus bayar semuanya!"

Ekspresi Clara benar-benar mengerikan ketika menarik rambut Beby hingga rasanya tidak tertahankan. Beby benar-benar kesakitan sebab ia dalam keadaan tidak siap saat Clara datang.

"Kamu harus bayar dua kali lipat dari apa yang kamu lakukan ke kami, Beby! Dasar pelakor murahan!"

Saat itu, hanya pembantu rumah tangga yang berada di rumah pribadi Danu. Kedatangan Revan dan Clara dilaporkan oleh pembantu itu, beserta rekaman videonya.

1
Marini Suhendar
Semangat Thor💪😍
Bunda Aish
cerita yang beda,kocak,konyol,bikin gemesss ....sayang retensi mengacaukan mood 😏
tetap semangat ya kak 🫰😘
Bunda Aish
gak ngerti dan tidak habis pikir apa yang menjadi alasan sehingga bisa karya seseorang tidak dihargai samsek hanya karena retensi tapi bukan bobot dari cerita yang ditampilkan... iklan segambreng...😮‍💨😒🤦
D_wiwied
semangat kak, pdhl aku suka bgt loh sm ceritanya, alurnya, gaya bahasa enak midah di paham.. lanjut terus kak, ttp berkarya ya
Yunita Dwi Lestari
pdhl ceritanya bagus
gaya bahasa
cerita menarik tp knpa sepiii
terima kasih kak telah membuat novel yg bagus, ringannn tp enak di baca
Diana
seruuu ceritanya
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ini karya bagus! beda dari yang lainnya. semoga author tetap semangat berkarya
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semangat selalu.
Siti Siti Saadah
iya padahal ceritanya menarik kenapa kadang ngga lolos resensi.
YPermana
Semangaaat Misshel ❤❤❤❤ aku mah setia padamu 😍😍😍
YPermana
Semangaaat Misshel ❤❤❤❤ aku mah setia padamu 😍😍😍
Eka Marliyani
terap 💪💪 menulis cerita yg ditulis selalu bagus2
Tri Lestari Endah
tetap semangat thor 💪/Heart/
tetap membuat karya karya terbaik ya thor🙏😍

novel istri muda pa dewan ttp di nt atau aplikasi lain thor🙏
Linda Liddia: Alhamdulillah kalo masih di noveltoon thor asal jgn pindah lapak aja..
Semangat & semoga sehat selalu kk thor..
total 2 replies
Nie_Ayu
👍👍👍👍👍
🅡🅞🅢🅔
𝙱𝚎𝚗𝚊𝚛, 𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗 𝚋 𝚊𝚓𝚊, 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚎𝚜𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚜𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚓𝚍 𝚓𝚞𝚊𝚛𝚊. 𝚐𝚊𝚔 𝚊𝚙𝚊2 𝚜𝚒𝚑 𝚔𝚊𝚔, 𝚊𝚔𝚞 𝚒𝚔𝚞𝚝 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 🤣 𝚓𝚞𝚓𝚞𝚛 𝚒𝚗𝚜𝚝𝚊𝚕 𝙽𝚃 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚗𝚘𝚟𝚎𝚕 𝚔𝚊𝚖𝚞, 𝚊𝚔𝚞 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚗𝚘𝚟𝚎𝚕𝚖𝚞 thok😁
Siti Siti Saadah
danu itu ngga tahu siapa bapaknya clara atau pura" ngga tahu buat mancing Pelaku buat tangkap tangan 😁
D_wiwied
o.. ow.. jangan2 Broto bapaknya Clara, secara bahas uang sm si Mila 😏
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kesalahan kecil anakmukah, broto?
Tri Lestari Endah
kesalahan kecil anak anak
yg buat salah anak kamu bersama Mila pa Broto 🤭
Akhirnya ketahuan ya bapak kandung Clara , tinggal bapak kandung candra dan cakra 😄

semoga Beby hamil kembar ya thor
agar ada kebahagian Danu punya anak kandung🙏
Eka Marliyani
ketangkap basah kykny mila
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!