Dari kecil Raka tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ibu, Ibu nya selingkuh saat ia baru berusia satu tahun. dan saat itu Ayah nya tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang perempuan.
Sampai Raka di usia 22 tahun, Ayah nya memutuskan untuk menikah dengan janda satu orang anak.
Disanalah hidupnya berubah setelah berkenalan dengan Adik tirinya bernama Nadine, Nadine baru berusia 20 tahun, mahasiswi semester 4 jurusan Tata boga.Dan ternyata mereka satu kampus.
Nadine tidak ikut tinggal dengan keluarga barunya, ia memilih untuk tinggal di apartemen nya, tapi sesekali ia akan menginap di rumah keluarga barunya, dan disanalah Mereka sering bertemu dan berinteraksi. mau di rumah ataupun di luar.
Ada kejadian dimana membuat Raka mulai jatuh cinta dan tertarik kepada Nadine.
kira-kira kejadian Apa ya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Halaman Empat
***
Raka berada di Apartemen Nadine sampai jam setengah tiga sore, itu juga di luar masih gerimis. makanya Raka pamit pulang, menurutnya bahaya kalau terlalu lama disana. Bisa-bisa ia khilaf.
Raka tidak langsung pulang ke rumah, ia ke bengkel dulu sebentar setelah itu baru pulang.
Selama di jalan, pikirannya terus tertuju pada Nadine. Ternyata agak susah untuk mengalihkan pikirannya itu.
Sampai di Rumah saja, tetap saja masih kepikiran. Apalagi wangi parfum Nadine masih menempel di bajunya.
“Wanginya enak, tenang gitu.” gumam Raja melepaskan bajunya dan menciumnya.
Raka memilih untuk berendam, siapa tahu wajah dan wangi Nadine perlahan hilang di pikirannya.
hampir setengah jam, Raka sudah selesai dan sekarang ia sedang merokok di balkon kamarnya.
“Kalau Ayah sama Ibu tau kalau Gue tadi tidur bareng Nadine, kira-kira bakalan marah nggak ya?”
“Tapikan cuma tidur doang sambil pelukan, nggak ngelakuin apa-apa. Jadi masih Aman mungkin ya.” ucapnya.
Di sengaja dikit Sebenarnya, saat Nadine memeluknya ada perasaan hangat dan nyaman. Enggan untuk melepaskan pelukannya nya, makanya saat ia juga mulai terasa ngantuk, Raka cuma memindahkan posisi tidurnya Nadine di depan nya dan ia memeluk nya dari belakang.
Baru pertama kali nya ia tidur memeluk perempuan selain Oma nya, sudah pasti rasanya beda. Itu juga memeluk Omanya sambil tidur sudah lama, waktu ia masih kelas tiga SMA.
.
Di Apartemen, ternyata Nadine juga sama. dan ia sudah yakin kalau dirinya menyukai Raka, tapi sekarang ia akan pendam dulu sampai tahu perasaan Raka kepadanya.
“Ini benar-benar Gila, Gue suka sama Abang tiri?” ucapnya.
“Kalau ngasih tahu Ibu gimana ya?”
Nadine menggelengkan kepalanya. “Jangan, Ibu nggak boleh tahu. Kalau tahu bisa-bisa Gue di kirim ke Bandung, otomatis Gue nggak bakalan bisa ketemu sama Bang Raka lagi.”
Dreet dreet
“Tari.” gumamnya.
Nadine : “Apa?”
Tari : “Lo lagi dimana?”
Nadine : “Apart, kenapa?”
Tari : “Gue kesana sekarang, mau curhat.”
Nadine : “Kesini aja, Gue juga sama mau cerita.”
Tari : “Siap, Gue mau beli cemilannya dulu buat teman ceritanya.”
Nadine : “Ya, beli yang banyak.”
Seperti nya tidak masalah kalau ia cerita soal Raka kepada Tari, lagian mereka berdua memang selalu terbuka kalau soal masalah percintaan.
Apalagi kalau lagi pada galau, mereka akan pergi ke salah satu tempat mereka. Tari akan menginap di tempat Nadine begitu juga dengan Nadine.
Setelah menunggu beberapa Menit, Terdengar suara Bel. Nadine berjalan cepat dan membuka pintu Apartemen nya mempersilahkan Tari masuk.
“Di balkon aja, pemandangan nya bagus habis hujan.” Ajak Nadine.
Mereka duduk di kursi nya masing-masing, dan Barang belanjaan yang di bawa Tari di taruh di atas meja tengah-tengah Mereka.
“Mau siapa dulu?” Tanya Tari.
“Lo aja.” jawab Nadine.
“Gue tadi ketemu sama Bang El.”
“Ngajak balikan?” tanua Nadine.
Tari menganggukkan kepalanya. “Gue belum jawab, lagian Gue juga lagi pkdt sama anak kantoran.” jawab Tari.
“Menurut Lo gimana?” tanya Tari.
“Ya Lo nya masih suka nggak?” tanya balik.
“nggak tahu Gue, masih samar-samar perasaan sukanya.”
“Lo tahu belum soal keluarga nya Bang El itu seperti Apa?” tanya Nadine.
Tari menggelengkan kepalanya. “Selama Pacaran gak pernah di kenalin, nggak pernah di ajak main ke Rumahnya, kalau ke Apartemen nya sering.”
“Mereka keluarga pemain semua.” ucap Nadine.
Tari langsung menatap Nadine. “Maksud Lo?”
“Tadi Bang Raka cerita, Katanya mulai dari Bokap, Nyokap, Kakak sampai Iparnya mantan pemain semuanya. Kakaknya pernah gagal nikah terus nikah sama mantan pemain, eh Langgeng sampai sekarang, Mantan Orang tuanya aja lebih dari 15 orang.” jawab Nadine.
Tari melebarkan matanya, kripik ditangannya sampai tidak jadi dimakan.
“Gila, Serius?”
“Serius lah, tapi kalau Lo mau coba balikan, siapa tahu langgeng sampai Nikah punya anak, jadikan Lo satu-satunya menantu yang bukan mantan pemain.” Kekeh Nadine.
Tari bergidik ngeri. “Nggak mau Gue, walaupun setiap orang akan berubah, tapi Gue nggak yakin. Lo tahu Gue orangnya selalu overthinking, nanti gimana kalau nikah sama Bang El, kayaknya hidup Gue nggak akan tenang. Setiap jalan nanti ketemu sama perempuan-perempuan yang pernah dekat sama Bang El, pas masih pacaran aja gue sering di datangi pada mantan nya. Apalagi kalau sudah nikah.”
Nadine tertawa. “Hahaha, Tapi memang benar sih Lo gak pantes kalau dapat pasangan yang punya mantan banyak. apalagi Lo orangnya nggak sabaran, pasti berantem terus sama para mantan bang El. belum kalau Bang El baru pulang kerja, kayaknya Lo bakalan curigaan.”
“Tapi mereka sebelumnya suka HS, sama mantan-mantan mereka?” Tanya Tari.
“Nggak tahu Gue, Nanti Gue tanya sama Bang Raka.” jawaban Nadine.
“Tapi Lo pernah di ajak begituan nggak?” tanya Nadine.
Tari menggelengkan kepalanya. “Nggak pernah, kita nggak jauh dari ciuman doang.” jawab Tari.
“Sekarang giliran Lo yang cerita.” titah Tari.
Nadine Minum terlebih dahulu, ia menatap lurus kedepan. “Menurut Lo, kalau Gue suka sama Bang Raka, boleh nggak?”
“Boleh banget, kalian bukan saudara sedarah. malah banyak kok di luaran sana menikah sama sepupu sendiri, apalagi sama saudara tiri. Tapi itu juga tergantung orang tua kalian, ngasih restu apa nggak.”
“Apa yang Lo rasain pas dekat Bang Raka?” Tanya Tari.
“Deg-degan, nyaman.”
“Bang Rakanya sendiri suka gak sama Lo?”
“Ya Mana Gue tahu, Makanya sekarang Gue mau Pendem dulu aja. pengen lihat kedepan gimana.”
“Semoga aja suka balik.” ucap Tari.
Nadine menatap Tari. “Gue mau jujur lagi nih, tadi Gue tidur siang sama Bang Raka di sofa ruang tengah.”
“Wow, pelukan? atau ada sesi ciuman juga?”
“Cuma pelukan, awalnya kita nonton film horor, Gue ketiduran pas nyender di bahunya. Eh pas bangun ternyata kita lagi tidur dia tidur di belakang Gue sambil meluk.” Jawab Nadine.
“Tunggu deh, kenapa bisa nonton bareng disini?”
“Kan Lo tahu tadi Hujan, terus jalannya ada yang banjir. makanya Gue tawarin nunggu disini.” Jawab Nadine.
“Awal yang bagus, selanjutnya Lo harus nyari cara gimana caranya kalian berduaan lagi. Atau Lo pindah ke Rumahnya aja.” saran Tari.
“Mana bisa, Gue udah nolak. dan lebih nyaman disini. Kalau Gue tiba-tiba pengen pindah kesana, nggak curiga tuh Ibu Gue.”
“Tapi kalau Lo ikut pindah kesana, gak bakalan bisa berduaan.” ucap Tari.
“Ya iyalah, kalau mau berduaan juga harus tengah malam banget, apalagi kamar kita sampingan. Kalau mau lewat balkon juga tinggal manjat sedikit, sampai di kamar sebelah.”
Mereka melanjutkan obrolan nya di dalam.
