Jennaira adalah putri kandung dari keluarga bangsawan Bakari. Ia terlahir dari rahim istri kedua Aston Bakari yang bernama Jenny. Ibu kandung Jennaira tersebut adalah cinta pertama Aston. Jenny terlahir dari trah rakyat jelata, bukan berdarah bangsawan.
Kebahagiaan Aston hancur setelah kematian Jenny secara mendadak.
Suatu malam, Jennaira (21 tahun) sedang berjalan kaki menuju ke sebuah klub malam terbaru di kotanya. Ia punya pekerjaan gelap yakni mencuri dompet-dompet orang kaya.
Jennaira terkejut melihat sebuah sedan mewah mengalami kecelakaan tunggal di depan kedua matanya. Ia berlari ke TKP untuk menolong.
Akan tetapi, Jennaira begitu terkejut melihat wajah seorang wanita muda yang ditolongnya itu ternyata mirip sekali dengan wajahnya.
"Kenapa wajahnya mirip sekali dengan wajahku? Apa aku punya saudara kembar?" batin Jenna.
Bagaimana bisa Jennaira, putri kandung dari putra mahkota Keluarga Bakari bisa tinggal berjauhan dari keluarga aslinya yang kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - Kedatangan Della
Sontak kedatangan Della mengagetkan mereka semua di sana. Jenna otomatis membuka kedua matanya.
Ares pun perlahan menurunkan senjatanya. Ia menghela nafas beratnya. Begitu pun Lusi berlega hati karena ada yang datang untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan dari ketegangan kakak-adik tersebut.
Tap...tap...tap...
Langkah kaki Della dengan pasti terarah berjalan menuju tempat Jenna berdiri.
"Apa yang kamu lakukan di kamar putraku?" tanya Della dengan tatapan tajam dan nada suara terdengar ketus seperti biasa jika berbicara dengan Sovia.
"Hanya ingin meminta maaf pada Kak Ares," jawab Jenna dengan penuh keyakinan tanpa ragu sedikit pun. Ia juga membalas tatapan Della tanpa takut.
"Minta maaf? Soal apa?" cecar Della.
"Semuanya," jawabnya singkat.
"Apa semalam kau habis, ma_buk?" cibir Della.
"Aku sudah pensiun dini dari dunia malam dan alkohol," sahut Jenna yang terdengar semakin memuakkan di telinga Della.
"Lucu sekali. Hehe..." ucap Della seraya tertawa kecil mengejek Jenna. "Aku bukan anak TK yang gampang kau bodohi! Hampir setiap malam kamu pergi du_gem dan sekarang mendadak bertaubat. Sepertinya kamu perlu periksa ke psikiater. Cepat keluar dari kamar putraku!" usirnya.
"Baik, aku akan pergi. Tapi Tante sebagai ibu yang baik, tolong ajarkan Kak Ares agar tidak k0lokan. Hargai orang lain terutama pelayan atau suster yang sudah membantunya selama ini!" tegas Jenna.
"Bibirmu lancang sekali berani menggurui ku!" bentak Della.
"Maaf jika tante merasa tersinggung, tapi aku tak bermaksud mengguruimu. Umur Kak Ares itu sudah 26 tahun bukan?"
"Tentu saja. Memangnya kenapa kamu mendadak bahas umur Ares?"
Jenna melangkah perlahan mendekati Della. Tubuhnya ia condongkan ke sisi telinga Della tepatnya bagian kanan. Lalu, ia berbisik lirih di telinga ibu tirinya itu.
"Harusnya dia sudah menikah atau bahkan punya anak untuk meneruskan tahta selanjutnya Keluarga Bakari. Apa Tante rela jika aku yang menikah dan punya keturunan terlebih dahulu ketimbang Kak Ares?"
Jenna pun menegakkan tubuhnya dan menatap wajah Della yang sudah sangat masam bagaikan buah jeruk kecut.
"Kau !!" pekik Della dengan suara tertahan.
Ares menatap sang ibu dan Jenna dengan mimik wajah bertanya-tanya apa gerangan yang dibicarakan mereka berdua dengan berbisik-bisik. Lusi hanya mampu menatap dari kejauhan tingkah laku majikannya tersebut. Ia tak ingin ikut campur karena hal itu urusan pribadi sang majikan.
"Bye, Kak Ares. Bye Tante Della," pamit Jenna seraya tersenyum penuh kemenangan. Ia melambaikan tangan pada Della dan Ares seolah tak terjadi apapun sebelumnya.
"Jangan lupa segera penanaman bibit unggul, Tan. Khawatir punah sebelum bercocok tanam di lahan basah. Kalau butuh obat biar ularnya tahan lama, hubungi aku Tan. Dijamin tokcer," ucap Jenna sengaja menggoda Della.
"Dasar anak gun_dik sialan!" geram Della dalam hatinya.
Sedangkan Ares dan Lusi tentu tak tau apa yang dimaksud oleh Jenna barusan.
Sepeninggal Jenna, Ares menekan tombol di kursi rodanya untuk mendekat ke arah ibunya.
"Apa maksud Sovia bicara ke Mama soal penanaman bibit unggul, bercocok tanam lalu obat ular? Memangnya Mama mau bertani?" cecar Ares.
"Jangan hiraukan omongan anak tak tau diri itu!" tegas Della yang tak ingin Ares membahas obrolan Jenna padanya yang unfaedah.
"Ini sudah siang, segeralah mandi dan sarapan."
"Aku lagi malas mandi apalagi sarapan!" tolak Ares.
"Tolong dong, Nak. Dewasalah sedikit dan jangan terpengaruh sama tindakan anak gun_dik itu!"
Bagi Della, Sovia adalah anak pela_kor alias gun_dik karena ibu kandungnya menjadi istri kedua Daddy Aston. Kehadiran Jenny dalam hidup Daddy Aston membuat hidupnya semakin rumit. Padahal sejatinya, Jenny yang datang terlebih dahulu ketimbang dirinya pada hidup Daddy Aston membawa cinta.
"Pergilah, Ma. Aku pengin sendiri," ucap Ares.
Della menghela nafas beratnya.
"Mama mohon, Res. Semangat demi Mama. Kamu pasti bisa sembuh," pinta Della terdengar merengek pada Ares.
"Sampai kapanpun aku tak akan pernah bisa sembuh, Ma. Lupakan aku jadi pewaris utama Keluarga Bakari. Tak lama lagi, daddy akan mengesahkan Sovia yang jadi pewarisnya." Ares terdengar frustasi dan patah arang.
"Mama enggak akan pernah membiarkan hal itu terjadi! Kamu tetaplah pewaris utama keluarga ini! Titik !!" desis Della.
Sebelum pergi, Della menyuruh Lusi membereskan kamar Ares yang sangat berantakan sekaligus membawakan sarapan baru.
Ketika dalam kondisi sendirian di kamar, Ares banyak termenung memikirkan perubahan sikap Sovia.
"Kenapa sifatnya berubah seperti itu? Apa benar dia Sovia?" batin Ares yang mulai meragu.
☘️☘️
Pagi ini langkah kaki Oma Ruby datang ke sebuah apartemen. Ia menekan sebuah bel, tak lama pintu apartemen pun terbuka. Namun sayang bukan pemiliknya yang membukanya.
"Siapa kamu?" tanya Oma Ruby pada seorang wanita yang sedang memakai jubah tidur dengan muka bantal khas orang bangun tidur. Rambut acak-acakan serta aroma tubuh yang khas berhasil dien_dus oleh Oma Ruby.
Sudah bisa ditebak jika wanita ini pasti salah satu mainan sang putra. Hanya seorang P S K.
"Di mana James?"
"Dia sedang tidur," jawabnya singkat.
Oma Ruby pun melangkah masuk ke dalam apartemen. Aroma alkohol begitu menyeruak di hidungnya. Sangat menyengat sehingga hampir membuatnya mual.
"Kau sudah mendapat bayaran kan dari putraku?"
"Sudah,"
"Cepat kemasi barangmu dan pergi dari sini!" pekik Oma Ruby yang mengusir wanita malam alias P S K tersebut.
"Baiklah," jawabnya. "Cerewet sekali," imbuhnya dengan suara lirih namun masih terdengar di telinga Oma Ruby.
"Dasar ja_lang!" balas Oma Ruby.
Sang P S K pun segera angkat kaki dari sana usai memakai bajunya dan membereskan barang-barang pribadinya. Ia tentu mengenal keluarga Bakari yang kaya dan berkuasa di Negara X. Wanita itu tak ingin terlibat masalah apapun dengan keluarga Bakari.
Setelah si wanita malam itu pergi dari sana, Oma Ruby mengambil sebaskom air dari kamar mandi, lalu ia guyurkan ke wajah James yang tertidur pulas di atas ranjang tanpa busana.
BYURR...
Huaaahh...
Seketika James pun terbangun akibat guyuran air dari sang ibu.
"Astaga, Ma. Aku lagi enak-enak tidur kenapa diguyur air begini? Jadi basah kan!"
"Masih bagus Mama siram kamu pakai air keran. Tadi malahan mau Mama siram pakai air dari kloset!"
"Ah, yang bener aja Ma. Masa orang ganteng begini disiram air kloset sih. Kan bau,"
"Buruan bangun dan mandi sana. Mama mau bicara hal penting!" titah Oma Ruby.
"Bicara soal apa lagi?" keluh James.
"Soal Sovia,"
Bersambung...
🍁🍁🍁
akhirnya kebenaran akan terungkap segala misteri akan aston dapatkan semangat......