Bayangmu di Hari Pertama
Cinta yang tak lenyap meski waktu dan alam memisahkan.
Wina Agustina tak pernah mengira hari pertama OSPEK di Universitas Wira Dharma akan mengubah hidupnya. Ia bertemu Aleandro Reza Fatur—sosok senior misterius yang ternyata sudah dinyatakan meninggal dunia tiga bulan sebelumnya. Hanya Wina yang bisa melihatnya. Hanya Wina yang bisa menyentuh lukanya.
Dari kampus berhantu hingga lorong hukum Paris, cinta mereka bertahan menantang logika. Namun saat masa lalu kembali dalam wajah baru, Wina harus memilih: mempercayai hatinya, atau menerima kenyataan bahwa cinta sejatinya mungkin sudah lama tiada…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarifah31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 – Wajah yang (Pernah) Kukenal
Bayangmu di Hari Pertama, yang mulai masuk ke fase kehidupan profesional Wina dan menghadirkan sebuah kejutan: seseorang yang wajah dan auranya sangat mirip dengan Ale, meski nama dan latar belakangnya sepenuhnya berbeda…
Gedung kaca bertingkat itu berdiri elegan di sudut jalan Sudirman. Plakat perak bertuliskan "Fahris & Partners Law Office" terpampang megah di dinding lobi. Ini firma hukum ternama yang dulu hanya bisa kukagumi dari internet dan seminar daring.
Dan sekarang… aku ada di sini. Melamar pekerjaan.
Aku menatap pantulan wajahku di dinding lift. Lipstikku sedikit memudar karena gugup. Tapi aku tersenyum tipis.
"Hari pertama bukan hanya milik mahasiswa baru, Win," bisikku pada bayangan diriku. "Hari pertama juga untuk orang-orang yang memilih bangkit lagi."
Ruang wawancara sederhana tapi elegan. Panel rekrutmen dipimpin oleh seorang wanita yang… langsung kukenal sejak masuk.
Kak Citra.
Dia masih seperti dulu. Rambut dikuncir ketat, kacamata tipis, dan nada bicara yang tajam tapi profesional.
“Wina Agustina,” katanya membaca CV-ku. “Universitas Wira Dharma, ya? Jurusan hukum. IPK bagus. Pernah ikut pelatihan advokasi mahasiswa... hmm, kamu pernah ikut OSPEK tahun 20XX ya?”
Aku mengangguk kaku. “Iya, Kak. Kakak juga salah satu panitianya waktu itu.”
Citra tersenyum tipis. “Aku ingat wajahmu. Tapi waktu itu, kamu lebih kalem.”
Aku hampir tertawa. “Sekarang lebih banyak belajar berisik, Kak.”
Wawancaranya berjalan lancar. Dan tak lama, aku dinyatakan diterima sebagai asisten hukum magang di tim litigasi.
Tapi sebelum aku sempat keluar dari ruangan, Citra menyebut sesuatu.
“Oh iya. Hari ini kamu pas banget masuk,” katanya. “Anak dari founder firma ini baru aja balik dari Paris. Dia bakal jadi mentor baru untuk semua staff muda. Nama lengkapnya... hmm, nanti kamu kenal juga.”
Aku hanya mengangguk, tidak terlalu berpikir. Mungkin bos-bos seperti itu hanya akan muncul di presentasi resmi atau acara formal.
Aku salah besar.
Sore harinya, kami semua berkumpul di aula pertemuan lantai 10.
Citra berdiri di depan, memberi pengantar panjang lebar tentang semangat profesionalisme dan budaya kerja yang disiplin.
Lalu pintu di sisi ruangan terbuka.
Seorang pria masuk. Tinggi. Rapi. Jas hitam disesuaikan sempurna di bahunya. Rambutnya hitam dengan potongan klasik. Matanya… teduh tapi tajam. Senyum tipis di sudut bibirnya tak asing.
Hatiku langsung tercekat.
Itu… Ale.
Aku tahu aku salah. Tapi aku juga tahu mataku tidak bisa bohong.
Orang itu berdiri dengan percaya diri, lalu memperkenalkan diri.
“Selamat sore. Nama saya Febriansyah Fatur Fahrezi. Kalian bisa panggil saya Febri, atau Fatur. Saya akan jadi mentor bagi kalian, khususnya tim baru di bawah unit hukum perdata dan litigasi.”
Langit seperti meredup.
Napas di dadaku terasa terhenti.
Fatur.
Nama tengahnya... Fatur.
Senyumnya… sama. Matanya… serupa. Nada suaranya…
Aku tidak bisa berpaling. Tubuhku gemetar halus. Tapi saat mata kami beradu… dia tidak tampak mengenaliku.
Dia hanya menatapku sejenak, lalu melanjutkan bicara.
Dia bukan Ale.
Aku tahu itu.
Tapi sebagian hatiku…
masih berharap dia adalah Ale.
Bab 20 bersambung...
Bab ini membuka jalan baru: misteri identitas Febriansyah Fatur Fahrezi, pria yang mungkin hanya mirip… Apakah dia reinkarnasi? Saudara kembar Ale? Atau ada konspirasi yang belum terbuka? Baca terus sampai terkuak kebenarannya, jangan sampai ketinggalan ya teman-teman 😀🤗
ku harap kamu milih aku sih
wina akhirnya pujaan hatimu masih hidup