NovelToon NovelToon
Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Mengetahui kebenaran identitasnya sebagai anak angkat, tak membuat perempuan berumur 18 tahun itu bergeming. Bahkan kematian ibu angkat dan ayah angkat yang mengusirnya dari rumah, tidak membuatnya membenci mereka. Arumi Maharani, gadis lulusan SMA yang dibesarkan di keluarga patriaki itu memilih mencari jati dirinya. “Aku tunanganmu. Maafkan aku yang tidak mengenalimu lebih awal.” Izqian Aksa. Siapa Izkian Aksa? Bagaimana Arumi menjalani kehidupan selanjutnya? Dan akankah pencariannya mendapatkan hasil? Haloo semuanya… ketemu lagi dengan author.. semoga semua pembaca suka dengan karya baru author…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Menyesal

“Apa Kakak yang tadi datang itu benar kakakku?” tanya Yuni saat menemani Emak yang sedang sibuk di dapur.

“Kakak apa? Ramlan itu kakakmu.”

“Kakak perempuan yang Emak bilang meninggal itu masih hidup! Aku mendengarnya tadi.” Emak menghentikan tangannya yang sedang mengupas bawang.

“Daripada kamu ngelantur, lebih baik cuci piring sana!”

“Aku sudah mendengarnya! Kenapa Emak masih menutupinya? Bukankah dia juga anak kandungmu?”

“Siapa yang juga anak kandung?” tanya Nana yang baru saja masuk ke dalam dapur.

Yuni hanya dian dengan tatapan ke arah Emak, sedangkan beliau pura-pura tidak mendengar. Setelah meletakkan panci dan tas berisi perlengkapan jualan, Nana bertanya sekali lagi.

“Anak yang katanya meninggal ternyata masih hidup. Namanya Arumi, tadi baru saja kemari bersama Kang Lan.” Jujur Yuni.

“Benar, Mak?” Emak hanya diam dan melanjutkan mengiris cabai dan tomat.

“Mak, apakah benar?” tanya Nana lagi.

“Kalau iya, kenapa? Dia sudah terbiasa hidup enak, biarkan saja dia dengan hidupnya. Untuk apa membahasnya?” jawab Emak dengan nada sedikit tinggi.

Yuni dan Nila, anak kedua Nana terkejut dibuatnya. Nana tidak terkejut, tetapi ia menatap bingung ke arah Emak.

“Jelaskan, Mak! Aku tidak mengerti maksudmu. Kenapa dulu Emak mengatakan jika adikku sudah meninggal dan kenapa sekarang kamu bilang dia sudah hidup enak?” Nana meminta penjelasan.

“Adikmu diadopsi orang berkecukupan. Mereka berjanji tidak akan membuatnya kekurangan. Untuk apa dibahas lagi? Kehidupan kita baik-baik saja tanpanya.”

“Diadopsi? Kenapa? Apa Bapak tidak melarang?” Emak terdiam.

Tentu saja mendiang suaminya melarang dan tidak setuju dengan keputusannya memberikan anak yang baru saja dilahirkannya kepada orang lain. Bahkan saat pasangan itu datang, dirinya masih sempat berdebat dengan mendiang suaminya.

Tetapi mendiang suaminya kalah telak karena dirinya menyentuh harga diri sebagai kepala keluarga yang tidak bisa memberikan kehidupan lebih baik untuknya dan anak-anaknya.

“Semuanya sudah berlalu. Biarkan saja seperti ini.” kata Emak seraya berdiri.

Beliau tidak lagi berkeinginan untuk memasak. dengan membawa dunak dan gendongannya, Emak pergi meninggalkan rumah tanpa berpamitan.

Nana dan Yuni yang ditinggalkan masih merasa penasaran dengan kebenaran adik dan kakak mereka. Segera Nana menghubungi Ramlan, tetapi tidak tersambung.

“Apa kamu melihatnya langsung?” tanya Nana kepada Yuni.

“Aku melihatnya dan mendengarnya. Kang Lan mengenalkan kakak perempuan Bernama Arumi.”

“Jika benar, hanya Kang Lan yang bisa memberikan penjelasan.” Nana memilih menunggu Ramlan bisa dihubungi dibandingkan meminta kejelasan kepada emaknya.

Sementara itu, Emak yang pergi tanpa tujuan akhirnya berhenti di sebuah pematang sawah yang dinaungi pohon mahoni yang rindang. Beliau duduk dan menerawang ke masa lalu.

Saat awal mengetahui kehamilannya, Emak sudah mencoba menggugurkan kandungannya dengan meminum jamu wayang yang diyakini bisa menjadi jamu peluntur kandungan. Bukannya gugur, justru ia menjadi tidak berdaya karena berimbas ke kesehatannya.

Samudi yang mengetahuinya saat itu murka dan memintanya untuk menjaga kehamilannya dengan baik. Sayangnya, selama kehamilan kemarau Panjang melanda. Gagal panen, tidak bisa membayar hutang pupuk, dan hanya bisa mengandalkan beras sisa panen tahun lalu.

Emak yang tidak berdaya dan tidak bisa melakukan apapun, semakin membenci kehamilannya. Ia berencana makan asal-asalan agar bayi di kandungannya gugur dengan sendirinya.

Tapi Allah berkata lain. Nafsu makan Emak meningkat dan Samudi mengusahakan istrinya bisa makan sayur dan telur secara teratur meski hanya telur puyuh yang didapatkannya dari hutan.

Ketika kandungannya berumur 7 bulan, Emak secara tidak sengaja bertemu dengan Kusrin dan istrinya yang sedang bertamu di rumah kepala desa. Setelah mendengar niat mereka mengadopsi anak, Emak menawarkan diri.

Kepala desa memberitahu keadaan keluarga Emak kepada Kusrin dan istrinya. Mereka melihat Emak orang yang bisa dipercaya, sehingga mereka setuju. Setidaknya, anak yang akan mereka angkat ada kemungkinan menuruni watak orang tuanya dan tidak akan menyusahkan anak mereka di kemudian hari.

Setelah persetujuan itu, Emak mulai memperhatikan kehamilannya agar tidak mengecewakan Kusrin dan istrinya. Sampai akhirnya menyerahkan bayi dengan berat 2,7 kg yang sehat kepada mereka.

“Aku tidak menyesal.” Gumam Emak.

Di sisi lain.

Begitu sampai di rumah, Arumi langsung masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Ia memerlukan waktu untuk menata hatinya.

“Kalian pulanglah! Aku akan menjaga adikku.” Kata Ramlan kepada Aksa dan Karina.

“Baik, Kang. Saya akan berkunjung lagi minggu depan.” Ramlan mengangguk.

Aksa dan Karina berpamitan kepada Ramlan. Sebenarnya Aksa ingin berpamitan kepada Arumi, tetapi ia mengurungkan niatnya dan memilih berpamitan lewat pesan teks.

Arumi yang mendengar nada pesan masuk, hanya melihatnya sekilas dan kembali melantunkan dzikir.

“Kenapa Nasib Kak Arumi malang sekali?” tanya Karina dalam perjalanan pulang.

“Setiap orang memiliki ujiannya sendiri. Allah menguji Arumi, artinya Arumi mampu menghadapinya.”

“Kenapa Allah selalu menguji Kak Arumi?”

“Allah tidak akan menguji melebihi batas kemampuan hamba-Nya. Percayalah!”

“Kakak bisa menjawab dengan tenang sekarang. Apa saat melihat Kak Arumi terpuruk Kakak tega?”

“Tentu saja tidak!” jawab Aksa dengan cepat.

“Tapi aku tidak bisa melakukan apapun karena semua itu harus Arumi hadapi sendiri.” Imbuhnya.

“Segera halalkan Kak Arumi, Kak! Dengan begitu Kak Arumi akan memiliki bahu untuk bersandar dan teman yang bisa mendengarkan keluhannya.”

“Inginku seperti itu. Doakan saja yang terbaik!” Karina mengangguk.

Aksa membayangkan jika dirinya saat ini menjadi sandaran Arumi yang sedang bersedih. Semoga saja mereka berjodoh, sehingga Aksa bisa menanti kesempatan itu datang.

1
indy
syukurlah siti mau mencari arumi
Sunaryati
Setelah lamaran segera halali menurut agama dan negara, semoga niat Diti tulus seperti Ramlan
Sunaryati
Kehidupan sosial itu biasa Arumi ada yang suka dan ada yang tidak suka, apalagi jika iri, yang penting kita bisa membawa diri dan tidak melanggar norma
Sunaryati
Ayo Arumi tunggu apalagi, bukankah Aksa membebaskan kamu jika ingin kuliah, mungkin Aksa yang dikirim untuk menjemput bahagiamu Arumi
Sunaryati
Aku juga berharap Arumi berjodoh dengan Aksa dan segera menikah
indy
ayo Arumi, jawab dong...
indy
kasihan arumi. kok ada emak kayak gitu
Meymei: Ada kak 😊
total 1 replies
Sunaryati
Sabar, semangat Arumi, Bush kesabaran dan ikhlas menerima takdir biasanya hasilnya manis.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Terima kasih Thoor semoga sehat dan selalu semangat menulis, yang kuharap up. Mudah-mudahan Arumi dan Sisa berjodoh dan membawa kebahagiaan keduanya, apalagi Arumi, yang sejak kelas 5 SD, seperti ART.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Susanti
semangat arumi
Meymei: Iya kak (Arumi)
total 1 replies
indy
kasihan arumi, kayak bener bener dibuang keluarganya. semoga ramlan bisa membuat rumi punya keluarga yang sebenarnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Semakin menarik, kutunggu Thoor
Sunaryati
Arumi gadis kuat, sejak kelas 5 SD sudah bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga dan merawat uminya dengan baik, aku percaya Arumi akan lapang dan ikhlas menerima takdirnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Arumi tunggu apalagi jemput bahagiamu bersama Aksa
Meymei: Sabar kak, nanti cepat tamatnya 😅
total 1 replies
Sunaryati
Semoga hari dan kehidupanmu semakin baik Arumi, dan berjodoh pada orang yang bisa membahagiakan kamu
indy
ditunggu kakak...
Meymei: Siap kak😁
total 1 replies
Susanti
berasa kurang
Susanti: lanjut
Meymei: Kurang apa kak?
total 2 replies
indy
lanjut Arumi...
Sunaryati
Semoga Ramlan benar menunggu dan menerima Arumi dengan sepenuh hati
indy
Ramlan kakaknya Arumi ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!