Warningg !! Dibawah umur 18 tahun harap baca yang bijak karena ada adegan yang ++ !!
"Saya terima nikahnya Larasati Ardhiana dengan mas kawin tersebut tunai!" Ucap laki laki itu dengan lantang.
"Bagaimana para saksi? Sah!" Ucap penghulu.
"Saahh"
"Sahh"
Teriak para tamu undangan, termasuk
teman-teman nya.
"Alhamdulillah" ujar penghulu, lalu mengangkat kedua tangan untuk membaca doa kepada pengantin baru ini.
********
Laras harus menelan pahit dalam kehidupan yang seharusnya masih menikmati masa remajanya, namun ia di paksa menikah oleh seseorang yang terkenal dengan sebutan Playboy dan ketua geng terkenal. Siapakah laki-laki tersebut? la merupakan anak tunggal dari keturunan keluarga Mahendra yang bernama Arjuna Geofino Mahendra, beliau juga merupakan anak emas. Namun, karena kenangan masa lalu yang membuat nya ia trauma akan pada wanita yang berucap setia padanya.
Ingin tahu kelanjutan kisah nya?
Yuk buruan baca cerita nya😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri prisella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab : 20 neng Primadona
Tanpa banyak bicara lagi Laras langsung menampar pipi putih Tasya karena menurutnya sangat tidak sopan ke pada nya.
"Lo apa-apan bangs*t?!" tanya Laras menggebu-gebu.
Tasya memegang pipinya yang terasa sangat panas, sungguh ia di buat malu disini.Karena di sekolah sebelumnya ia tak ada yang berani dengannya yang statusnya primadona disini.
Hening
Semua murid di dalam kelas menahan nafas, mereka sudah tahu ngamuk nya Laras jangan sampai dia juga ikut kena masalah yang dibuat oleh murid baru itu.
Laras maju beberapa langkah untuk berhadapan langsung dengan Tasya yang bungkam,"Mau lo apa sih, hah! Gue diem dari tadi anj*ng! Jangan buat ulah lo sama gue, punya nyawa berapa emang lo set"n!" jerit Laras dengan nada yang tak main-main emosi.
"Lo jangan berani-berani yang sama gu-" ucapan Tasya terputus karena Laras lebih dulu memotongnya.
"Emang lo siapa, hah! Sampai-sampai gue harus tunduk sama lo?" tanya Laras sambil menatap Tasya dengan angkuh.
"Ya, karena gue primadona" jawab Tasya dengan percaya diri.
"HAHAHAHAHA" semua murid yang mendengar itu menertawainya, bahkan Geo pun juga ikut apalagi Vano dan Bima yang sudah tertawa kencang.
"Lo yakin banget emang status lo itu?" ejek Laras dengan tangan bersekap di depan dadanya dan mimik wajah yang berubah menjadi tatapan menjijikkan.
Tasya bungkam, harga dirinya disini tak terpakai lagi. Tak ada satu orang pun yang membanggakan dirinya sebagai primadona.
"Gue Cuma nanya status lo sama Geo tuh apa, kenapa lo jadi mempermalukan gue seperti ini!" teriak Tasya dengan mata terpejam.
Plak
Laras sengaja menampar lagi ke pipi cantik Tasya "Upss, sorry mulut lo belum di sikat kah? Ya minimal pakai sikat WC yang ada dikamar mandi lah!" ledek Laras hal itu membuat satu kelas menertawai dirinya lagi.
Mereka berdua pun menjadi tegang, bahkan Tasya sudah menatap tajam Laras sedangkan yang di tatapnya hanya santai saja sambil memainkan kuku cantiknya.
"Woi, ribut-ribut ape nih?" tanya Maria yang baru datang bersama Clara.
"Biasa, Mar! Ada mangsa baru, haahah" balas salah satu murid laki-laki.
"Wooaaahhh, siape tuh?" tanya Clara dengan heboh, lalu berjalan kearah Laras berada diikuti oleh Maria.
"Huuuuuh, sih neng Primadona rupanya!" ejek Maria, saat melihat jika Tasya lah yang mencari ribut dengan sahabatnya itu.
Tasya yang mendengar ejekan dari Maria pun mengepalkan tangannya, yang satu belum kelar tapi nenek grondong sudah berdatangan lagi pikir Tasya.
"Ya sebenarnya gue ngga mau malu-maluin lo, tapi asal lo tahu kalau gue pacarnya Geo!" ujar Tasya dengan percaya diri.
Tiba-tiba suasana di dalam kelas hening, Tasya yang masih percaya dirinya pun tersenyum kemenangan Laras yang menyadari itu tersenyum miring.
"Ya terus? Emang masalah apa sama lo kalau gue dekat sama Geo?" jawaban Laras
membuat seisi kelas heboh. Apalagi Geo dan kedua sahabatnya yang sudah memekik kesetanan. "Lagian cowok lo itu ngga sebanding sama kriteria gue!" lanjut Laras membuat Geo dan kedua sahabatnya seakan terpotek hati nya menjadi seratus keping.
Tasya tersenyum kemenangan, dengan percaya dirinya ia mendekat ke arah Geo dan yang lainnya berada namun matanya tak menatap kearah sang kekasih melainkan ke arah Bima. Bima yang sadar akan hal itu langsung membuang muka dan pergi dari sana, ia tak mau akan di permalukan oleh satu kelas ya walau dia malu-maluin tapi dia masih punya harga diri sebagai laki-laki.
Laras berdecak lebih baik ia keluar kelas daripada ia melihat pemandangan yang menjijikkan, Maria dan Clara pun mengikuti kemana perginya Laras. Kaki mereka membawanya ke Rooftop ya mungkin itu lah tempat yang cocok untuk mereka bertiga, saat tiba di tempatnya mereka pun segera menghempaskan bokongnya di atas kursi yang tersedia.
"Hahaha, di kata kita lihat adegan dia kali ya!" ejek Clara yang menahan tawa sepanjang perjalanan dan saat sudah tiba pecah sudah tawanya. Maria pun sama halnya yang sudah sangat bengek melihat aksi Tasya tadi.
"Biarin aja lah, kayak dia penting aja!" sahut Laras dengan acuh, ia pun mulai membakar putung rok*k yang sengaja ia bawa. Maria pun juga sama halnya, Clara pun langsung pergi sejauh satu meter untuk tak menghirup kempulan asap tersebut.
****
Saat Tasya berhasil mendekati Geo, ia pun memutar balik badannya. Tak lama ia pun menganga dengan apa yang terjadi, ia tak percaya jika dirinya di perlakukan tak tinggi di sekolah barunya bahkan yang statusnya masih murid baru pun akan tunduk jika ia sudah buka suara di sekolah lamanya.
"Lepas!" ujar Geo dengan amat sangat dingin.
Tasya menggeleng, karena sudah susah payah ia mendekati Geo seperti dulu lagi tapi karena kebodohannya membuat Geo jauh kembali.
"Lepas bangs"t!" jerit Geob menggelegar satu ruangan, ia tak suka jika tangan wanita ini menyentuh dirinya.
"Tapi-tapi, dia duluan yang mulai Yang! Sumpah aku ngga ada maksud buat seperti itu" jawab Tasya dengan cepat, Geo berdecak sungguh pintar sekali drama yang di mainkan oleh wanita yang ada didepannya ini. Semakin besar rasa trauma yang Geo hadapi pada perempuan.
"Gue ngga mau lagi dengar suara lo! Pergi lo dari hadapan gue!" sarkas Geo dengan tegas ke pada Tasya.
Tasya semakin tak percaya dengan apa yang ia dengar, apakah benar jika Geo dekat dengan wanita tadi? Jika jawaban nya iya, ia akan merebut kembali Geo darinya karena tak akan ada yang bisa mendapatkan Geo kalau dirinya saja tak bisa.
Namun, selain ia bisa dekat dengan Geo. Ada salah satu alasan kenapa dia masih kekeh untuk dekat dengannya ya walau sudah berulang kali di buat malu atau apapun. Bima lah yang menjadi alasan kuat itu, kalau saja Bima mau menerima nya ia tak sudih di buat malu semalu nya di depan banyak orang lain.
"Udah lah, lo mending cabut deh! Sepet banget mata gue lihat lo mulu, lo lagi" usir Vano yang sudah jengah.
"Lo ngga ada hak ya buat usir gue! Emang lo siapa gue?" tanya Tasya dengan percaya diri nya.
Vano hanya tertawa kencang mendengarnya, bahkan satu kelas di buat merinding dengan mendengar suara tersebut. "Lo lupa siapa gue, hah!?" tanya Vano dengan mata mengintimidasi.
Tasya sekujur tubuhnya sudah tak kuat menopang tubuhnya, namun karena ia menjaga imagenya ia akan tahan sampai murid-murid tak lagi menatap kearahnya. Tapi hal itu tak akan terjadi karena semenjak Vano tertawa, seisi kelas mendadak menoleh kembali kearah mereka ya walau tak semua.
"Pergi, Bangs*t!" jerit Vano yang sudah jengah, sudah cukup ia menahan diri agar tak sampai meledak-ledak namun sikap perempuan yang ada di depannya ini membuat ia ingin membuangnya ke danau lava yang siap meledak membuat nya sangat geram.
*Bersambung*
* Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar*
* Salam manis dari AUTHOR 🤭*
* ig @vera_miceela
@putri488241.