Terjerat Hutang Berujung Nikah Muda

“Ehm … a—anu aku ingin ….” Kyara menyingkirkan kasar lengan pria itu lalu ia keluar dari kamar Lucas dengan tergesa-gesa. 

“Haha! Lo gadis yang lucu, Ra. Belum pernah gue ketemu cewek seperti lo.” Pria itu kembali membenamkan wajahnya di atas bantal yang telah digunakan gadis itu.

Hari ini hari sabtu jadi Lucas bersantai dirumah dan besok adalah acara kantornya. Sementara Kyara ia masuk ke dalam kamar menutup wajahnya yang sudah memerah seperti tomat, ia sangat malu bahwa Lucas mengetahui ia ingin mengelus kepalanya. 

“Ihh! Kenapa sih, kenapa dia pake acara bangun segala sih! Kan jadi malu.”

Ketukan pintu membuatnya terperanjat dari duduknya, gadis itu berjalan dan membuka pelan daun pintu itu. Ternyata pria itu berdiri di balik pintu, membuat semburat merah yang telah memudar kini cerah lagi.

“Kenapa, Mas?” Dengan cepat ia menutup pipinya dengan kedua telapak tangannya.

“Kenapa? Lo sakit?” Kyara menggeleng cepat, lalu ia menurunkan tangan namun kepala tertunduk. Lucas mengangkat dagu Kyara dengan dua jarinya namun detik berikutnya pria itu tertawa.

“Haha!” Lucas tak bisa menahan tawanya sampai memegang perut yang terasa keram. “Wajah lo? Wajah lo kenapa? Kebanyakan pakai blush on ya? Haha!” 

Bibir gadis itu mengerucut, tapi malah menggemaskan bagi Lucas sehingga dia kembali mengeluarkan tawanya. “Udah deh mas! Kalau cuma mau ngejek kembali ke kamar kamu aja!”

“Ha ha ha! Oke oke.” Menarik napas pelan untuk menghilangkan rasa ingin tertawanya. “Besok malam ikut gue ke acara kantor, hari ini kita cari bajunya.”

“Enggak mau ah!” balas Kyara.

“Kenapa?” Asli pria itu mengerut sorot matanya penuh tanda tanya.

“Aku nggak kenal mereka semua, lagi pula mereka teman kamu semua.”

'No! Gue nggak mau denger penolakan, Lo mandi sekarang!” Lucas membalikkan badan tubuh Kyara dan mendorong pelan.

“Tapi—” 

“Mandi sekarang!’ Lucas menutup pintu kamar itu ia pun melakukan hal yang sama.

*

*

*

Kini mereka berdua telah berada di Mall di pusat kota Jakarta Lucas menemani istrinya untuk mencari pakaian yang akan dipakai besok malam. 

“Mas, apa kita nggak cari di pasar aja?”

“Hah? Di pasar?”

“Iya disana harganya jauh lebih terjangkau dari disini.”

Lucas memejamkan matanya dengan napas yang perlahan keluar dari hidungnya.

“Gila ya Lo! Mau nemenin gue ke acara penting dengan baju murahan.” Lucas menyeringai seakan meremehkan gadis di hadapannya.

“Disana juga nggak kalah bagus lho mas.”

Lucas menarik Kyara masuk ke dalam butik salah satu keluarganya. Pria itu meminta penjaga toko memperlihatkan dress model terbaru.

“Perlihatkan semua koleksi dress kalian.”

“Baik, Pak.”

Satu persatu stand hanger dibawa oleh pegawai dengan sangat hati-hati, semua dress telah berjejer rapi di hadapan kedua sejoli itu.

“Silahkan Pak, Bu.”

“Tunjukkan satu persatu.”

Pegawai itu mulai memperlihatkan bentuk dan warna dress namun tidak ada yang cocok menurut Lucas, ia kembali meminta mencari dress yang belum pernah sama sekali dipakai wanita manapun. Pegawai itu kembali masuk dan tak berapa lama dress berwarna hitam berada di tangannya.

“Ini, Pak. Apakah Bapak menyukai nya?” Dengan senyuman simpul pegawai mulai membentangkan pakaian di hadapan Lucas sehingga menampakkan motif dan polanya.

“Lo, coba pakai gue mau lihat cocok atau nggak di tubuh lo.”

“Mas apa dress itu tidak terlalu terbuka?” Kyara menjawab dengan suara samar.

Lucas menatap tajam ke arah samping dimana gadis itu berada. “Lo mau pakai sendiri atau gue yang pakein?”

Gadis itu dengan cepat berdiri dan menghampiri pegawai itu. “Ayo, mba bantu saya memakainya.”

Selang lima belas menit gadis itu telah membuka tirai ruang ganti itu. Dengan wajah tertunduk malu ia meremas tangannya lalu menutupi dada serta paha yang terlalu terekspos. Merasa tidak nyaman dengan dress yang sedang dikenakannya.

“Singkirkan kedua tangan lo!” 

“Nggak mau! Malu mas.” Gadis itu masih menutup tubuhnya dengan kedua tangan. Membuat Lucas jengah dan menghampirinya.

“Gue suruh buka! Ya buka! Keras kepala banget sih lo.” Lucas menurunkan tangan Kyara dengan sedikit hentakan. Kini terlihat jelas lekuk tubuh Kyara yang sangat profesional.

Dengan satu tangan berada di dagu dan tangan lain sebagai tumpuan Lucas memperhatikan gadis itu dari atas sampai bawah. “Bener kata lo, dress ini sangat terbuka.”

“Carikan yang persis seperti ini namun tidak terlalu terbuka.” Lucas memerintah pegawai itu diberi anggukan sopan oleh perempuan itu. 

Tirai kembali ditutup dari dalam, kini sedikit lebih lama sebab mencari ukuran yang pas di tubuh ramping Kyara. Setelah bosan menunggu tirai dibuka, menampilkan gadis cantik terlihat elegan dibalut Dress Off Shoulder berwarna hitam.

“Waww!” kedua mata Lucas terpana melihat kecantikan istrinya.

Dengan deheman pelan untuk menghilangkan rasa groginya, kemudian pria itu berjalan menghampiri Kyara memutar-mutar tubuh gadis itu untuk melihat keseluruhan dress itu.

“Bagaimana mas? Yang ini saja ya. Aku sudah lelah nih.” 

“Ya, ini saja.” 

Gadis itu kembali masuk ke dalam kamar ganti lalu mereka pergi setelah membayar tagihan dress itu. Mereka tak pulang melainkan ingin mengisi perut dan menghabiskan waktu di Mall tersebut.

*

*

*

Dari kejauhan Sarah melihat keromantisan Lucas dengan gadis itu, napas wanita itu memburu dengan pandangan tajam ke arah mereka. Sesekali ia memotret wajah Lucas saat Kyara menunduk.

“Lihat Lucas apa yang akan gue lakukan. Haha!”

Saat mereka berjalan mendekat ke arah Sarah dengan sengaja Sarah menabrak tubuh gadis itu dengan cepat Lucas menangkapnya.

“Awww!” tatapan mereka saling mengunci menikmati setiap inci bagian-bagian itu.

Melihat itu membuat Sarah menghentikan aktivitas mereka. “Hai! Udah deh kalau mau mesra-mesraan jangan disini!”

“Lo nggak papa?” Kyara menggeleng pelan sambil mengatur napasnya.

“Lo punya mata? Jalanan ini luas kenapa masih nabrak orang!”

“Udah lama nggak ketemu kamu tambah agresif ya, Sayang. Aku suka deh.” Bibir bawahnya digigit pelan, menyelipkan senyum yang memancing hat.

Wanita itu kemb\ali menggoda Lucas, dia ingin menarik perhatian pria tampan kaya raya itu. Namun rencana sia-sia Lucas tak merespon sedikitpun ucapannya, pria itu menarik tangan Kyara dan pergi menjauh dari wanita itu.

“Ayo, kita pergi dari sini!”

Sarah menganga melihat Lucas dengan tega meninggalkanya sendirian, dengan menghentakkan kaki ia berteriak sehingga semua pengunjung Mall menatapnya.

“Hai! Lihat saja. Gue nggak akan tinggal diam dan kalian akan bersujud meminta maaf sama gue!”

Wanita itu menatap berang pada pengunjung yang melihat ke arahnya dan ia melangkahkan kak pergi dari sana.

“Apa lo lihat-lihat!”

***

Bersambung.

Jangan lupa like, comment vote dan juga beri bintang 5 kalo kalian suka cerita ini ❤️

Salam dari Wong Kito Galo ❤️