gimana pertemuan bad boy sama bad gril apakah mereka akan melakukan hal hal aneh... ikuti kisah yang ada di sini... wkwkw
warning haha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Lona mengerutkan dahinya, memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit.
"Duh, puyeng banget ni pala" lona melihat sekitar,ini bukan kamarnya yang dirumah maupun di apartemen ares, lalu dimana dia berada sekarang.
"Duh gue dimana anjir" lona melihat jam dan sudah menunjukkan pukul satu siang.
"Gila,gue ada kelas" lona bangkit dengan terburu-buru, hari ini kelas yang sangat penting lebih tepatnya adalah dia harus mengumpulkan tugas nya jam dua siang untuk menyempurnakan nilainya.
" Aduh ini gimana, mana nggak tau ini dimana" lona turun ke bawah untuk mencari orang tapi tidak menemukan siapapun.
"Argg...hp" lona naik ke atas lagi mengingat handphone-nya.
" Ayo angkat dong" lona menghubungi alluna.
"Hm? Apa?".
" Anjir ini gue dimana ege,gue diculik" ucap lona panik.
"Lo masih mabuk?".
"Ha? Enggak lah gue udah sadar ini, tapi nggak tau ini dimana, siapa yang bawa gue semalam?".
"Ares".
"WHATT? ARES YANG BAWA GUE".
"Duh lonaa iya, jangan teriak-teriak budek entar gue".
" Aaa kan nanti ada pengumpulan tugas ini gimana?" Tanya lona memelas berharap bantuan alluna tentunya.
"Iya lona cantik kasih ke gue tugasnya, biar gue yang kumpulin tugas lo dan bilang lo nya sakit" ucap alluna.
seketika membuat senyum lona melebar.
"Oke makasih alluna, besok gue traktir lo seblak".
"Oke, entar gue tagih, kirim tugas lo".
"Oke,eh tapi kemarin ares marah nggak?".
"Keliatannya sih marah ya, habisnya elo sih, siapa juga yang nggak marah apartemennya lo bakar gitu"ucap alluna malah mengomeli lona.
"Hih nggak gue bakar ya, belum kebakar itu, tapi ini bener gue sama ares kan, soalnya gue nggak tau ini dimana".
"Iya semalem lo dijemput sama ares".
"Terus motor gue gimana?".
"Disuruh bawa bobby sama ares".
" Oke deh berarti semuanya aman" ucap lona lega.
"Yeh aman dari mana,ares marah lo ".
"Udahlah pikir nanti orangnya juga nggak ada ini".
"Yaudah serah,gue siap-siap dulu, jangan lupa kirim tugas lo,biar gue print dulu entar".
"Oke" lona meletakkan handphonenya setelah mengirim tugasnya kepada allunaalluna.
"Terus ini gimana, gue mau ngapain" lona beranjak menuju sebuah lemari.
" Emm kalau dilihat-lihat emang kaya baju-baju ares sih" ucap lona melihat semua baju yang ada disana, hanya ada beberapa tapi bisa dibilang banyak juga.
"Duh bener nggak ya, takut bukan punya ares" ucap lona, masalahnya kan dia juga belum hafal baju-baju ares.
"Auah pasti punya ares" ucap lona, dia menyakinkan dirinya kalau itu semua punya ares, lona mengambil baju kaos besar berlengan pendek dan celana pendek yang tentunya dia nyakini punya ares juga Lona memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian.
"Sekarang ngapain" lona turun lagi kebawah karena merasa lapar, dia pergi ke dapur dan ada buah juga roti tawar dan selai coklat.
" Ah ni aja deh" lona memakan roti dan buah yang ada, setelah makan lona mengelilingi apartemen yang terasa asing baginya.
Huff ...lona menghembuskan nafasnya jenuh, dia merasa bosan waktu masih pukul tiga,ares biasanya pulang jam empat itupun kalau nggak lembur.
Lona berdiam diri melihat keadaan diluar dari jendela.
SRET... tiba-tiba ada yang menarik tangannya.
" Heh santai dong" ucap lona menyentak tangan ares yang menariknya.
"Santai lo bilang, lo udah hampir bakar apartemen gue" ucap ares kesal.
"Gue nggak bakar ya,cuma dikit doang" ucap lona
" lagian juga nggak sampai kebakaran "ucap lona, membuat ares menatap lona kesal.
" Ck, udahlah kalau gitu untuk sementara kita tinggal disini, selama perbaikan dapur yang lo bakar" ucap ares, dia lebih baik menyerah dari pada harus berdebat kepanjangan dengan lona.
" Nggak, gue balik aja" ucap lona.
Ares melihat lona dari atas sampai bawah, lona menggunakan pakaiannya.
"Lo pakek baju gue?" Tanya ares menaikkan satu alisnya.
" lya" ucap lona melihat penampilannya " nggak boleh?" Tanya lona.
"Boleh, terserah juga" ucap ares" nggak pakek celana?" Tanya ares.
"Pakek kok tapi yang pendek" ucap lona, dia kan memang memakai celana pendek ares tadi, tapi kaos ares kebesaran dan panjang sehingga celana pendeknya tertutup.
"Emm,udah makan belum?" Tanya ares, duduk di sofa mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena bekerja.
" Udah, tapi cuma makan roti" ucap lona mendekati ares.
"Kenapa nggak pesan makanan?" Tanya ares membuka.
matanya yang awalnya ia pejamkan untuk melepas lelah.
"Kalau gue pesan, nanti nggak bisa buka pintu" ucap lona.
"Emm,mau gue kasih aksesnya nggak?" Tanya ares.
"Maulah, ogah banget gue kaya tahanan gini" ucap lona.
"Sini" ucap ares menepuk pahanya yang sudah sedikit dia lebarkan, lona menurut dia langsung duduk di pangkuan ares.
"Kemarin kenapa sampai bakar dapur hm" ares membelai wajah lona lembut.
"Soalnya gue mau keluar dan lo nggak kasih gue akses apartemennya "ucap lona" apalagi gue nggak bisa hubungin lo,kita belum tukaran kontak" ucap lona lagi.
"Hmm iya, yaudah mana handphone lo".
"Ada dikamar" ucap lona, mengalungkan tangannya pada leher ares.
"Yaudah nih masukin nomor lo, terus chat" ucap ares menyerahkan handphone-nya ke lona.
"Apa sandinya?" Tanya lona, sudah mengambil handphone ares.
"Tanggal lahir lo" ucap ares.
"Hah? Tanggal lahir gue, kok bisa?" Tanya lona terkejut, kenapa ares bertingkah seolah-olah dia cowok yang bucin sama ceweknya.
"Kenapa nggak bisa,? bisa aja kan" ucap ares.
" Lo suka gue ya" ucap lona menyipitkan matanya.
"Kalau iya kenapa? Dan kalau enggak juga kenapa?".
"Ck,bangsat lo" ucap lona kesal karena jawaban ares benar-benar tidak sesui harapan.
"Jangan suka ngomong kasar" ucap ares mengelus lembut bibir lona.
"lya, kalau sempat "ucap lona, dia membuka handphone ares dan benar seandainya adalah tanggal lahirnya.
"Lo yang semalem ganti baju gue?" Tanya lona, dia sudah menyimpan nomornya ke handphone ares dan mengirim pesan ke handphone-nya sendiri.
"Iya, mau siapa lagi ha, satpam?".
" Ye yaudah kalau gitu" ucap lona acuh.
"Lo nggak marah?".
"Udah males marah, lagian bukan yang pertama juga".
"Tapi yang kemarin beda" ucap ares.
"Beda? Apanya yang beda? Beda gimana?" Tanya lona beruntut.
" Ada mandi barengnya juga" ucap ares.
"APAAAA? MANDI BARENG" lona bangkit dari duduknya, memandang ares dengan matanya yang melotot lebar.
"Lo juga yang ngajak kok" bohong dikit nggak ngaruh, padahal kan yang ngajak duluan ares, tapi kan lona menyanggupi walaupun dalam keadaan mabuk.
" Lo udah lihat semuanya?" Tanya lona galak, dia menyilangkan tangannya di dadanya.
"Udah gue obok-obok malaan" ucap ares tersenyum miring.
"WHATTT?? ARESSS BANGSAT LO, MESUM " lona memukuli ares dengan bantal sofa, dia berlari mengejar ares yang lari menghindarinya.
"Wlee nggak kena" ares berlari dengan tawa yang menggelegar, lona terus mengejar ares.
"ARES lo kurang ajar tau nggak" lona terus mengejar ares tanpa lelah.
"Lo juga mau kalik" ucap ares tidak mau kalah dari lona.
" Kan gue mabuk".
DAM...ares seketika berhenti berlari ketika lona mengatakan mabuk.
" Lo mesum ihh" lona memukuli ares dengan bantal, dia tidak menyadari perubahan wajah ares.
"Lo dihukum" ucap ares menahan gerakan tangan lona.
"Dihukum kenapa?" Tanya lona.
"Lo bakar dapur apartemen gue, lo keluar untuk balapan.
tanpa gue bahkan nggak bilang gue, dan yang paling fatal lo mabuk" ucap ares menatap lona tajam, lona merasakan hawa berbeda dari ares, seketika itu juga dia sadar ares sedang sangat marah dengannya.
" lya maaf" ucap lona.
" Lo dihukum" ucap ares lagi.
"Apa hukumnya?" Tanya lona pasrah.