Selama ini Amara memberikan kehidupannya kepada Dion dan mengabdikan diri sebagai istri yang sempurna. sudah 3 tahun sejak pernikahan tidak ada masalah pada rumah tangga. namun fakta lain membuat hati Amara begitu teriris. Dion berselingkuh dengan seorang wanita yang baru ia kenal di tempat kerja.
Amara elowen Sinclair berusia 28 tahun, wanita cantik dan cerdas. Pewaris tunggal keluarga Sinclair di london. Amara menyembunyikan identitasnya dari Dion Karena tidak ingin membuat Dion merasa minder. mereka menikah dan membina rumah tangga sederhana di tepi kota London.
Amara menjadi istri yang begitu sempurna dan mencintai suaminya apa adanya. Tapi saat semuanya terungkap barulah ia sadar ketulusannya selama ini hanyalah dianggap angin lalu oleh pria yang begitu ia cintai itu.
Amara marah, sakit dan kecewa. ia berencana meninggalkan kenangan yang begitu membekas di sisa sisa hubungan mereka. akankah Amara dapat menyelesaikan masalahnya?....
ikuti terus ya guysss
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
Hari yang begitu di tunggu tunggu telah tiba, hari dimana sebuah kenyataan besar akan membuat pandangan semua orang menjadi berbeda. Terlihat di dalam kamarnya, Amara sudah siap dengan dress mewah berwarna Champagne disertai dengan benang emas bercorak bunga pada bahu kanannya, gaya rambut chignon dengan anak rambut Curly di samping yang menjuntai semakin menambah kecantikannya. Kulitnya putih berkilau, serta kalung berlian yang melingkar pada leher polosnya semakin menambah kesan mewah. Ditambah dengan wangi soft yang ia semprotan pada area leher dan tangan membuat siapa saja yang menciumnya akan merasakan manis tanpa makan apa apa.
Amara mengenakan heels yang jika terkena cahaya akan terlihat berkilau. Heels pemberian ayah dan ibunya yang dibuat khusus oleh seorang desainer sepatu terkenal. Jangan tanya harganya, untuk sepatu seperti itu saja kedua orang tuanya menghabiskan dua miliyar. " acara penting jadi harus menampilkan yang terbaik." begitu ucap mereka saat memberikan heels indah itu. Amara turun ke bawah dengan langkah anggun, suara langkah kakinya yang nyaris tak terdengar membuatnya terlihat seperti sedang terbang.
Di bawah sana, David dan Sania sudah menunggu dengan ekspresi kagum. Mereka seperti melihat bidadari yang berjalan di atas bumi dan singgah di rumah mereka.
" Beautiful darling." David mengulurkan tangannya saat Amara menuruni tangga terakhir.
" Thanks dad."
"Cantik sekali putri mama." dengan lembut Sania merapikan rambut yang menjuntai dan membelai singkat pipi Amara.
"Thanks ma, mama juga sangat cantik."
Sania tersipu malu saat di puji putrinya.
Mereka menaiki mobil yang berbeda. Amara bersama Clarissa, sementara ibu dan ayahnya menaiki mobil yang sama.
Sementara di tempat lain, Dion sedang merapikan dasinya dan memakai jam tangan yang setiap hari menggantung di pergelangan tangannya. Sementara di sampingnya sudah ada Vanya dengan balutan dress hitam berbulu di bagian leher.
"Sayang, kamu sangat tampan." ucap Vanya.
" Terimakasih sayang," keduanya berciuman singkat sesaat, lalu bergegas keluar dari kamar. Sementara di ruang tamu, Anggy dan Alis sudah menunggu dengan tak sabar.
Terlihat dress yang mereka pakai terbuat dari bahan yang biasa saja. Namun dengan manik manik penghias membuat penampilan mereka sedikit lumayan.
Mereka memutuskan untuk segera berangkat. Setelah 15 menit mengemudi akhirnya mereka tiba di gedung Carter suit terbesar dan termewah di London. Mereka turun dan menunjukkan kartu undangan pada staf yang berjaga.
Mereka masuk dan berjalan beriringan di atas karpet merah. Sesampainya di dalam ruangan tempat acara berlangsung, mereka tak berhenti takjub dengan semua persiapan ini.
" Keluarga Sinclair memang sangat kaya, untuk pelantikan saja acaranya se mewah ini." ucap Alis sambil menelisik sekeliling dengan takjub.
" Wajar sih karena ini hari spesial untuk putri semata wayang mereka. Putri yang tak pernah terlihat di media manapun dan seperti tersembunyi." sahut Vanya yang masih merangkul lengan Dion.
" aku jadi gak sabar lihat secantik apa putri semata wayang mereka. Pewaris tunggal yang sangat kaya raya." jawab alis bersemangat. Tak berselang lama salah seorang staf menuntun mereka untuk duduk di sebuah meja yang sudah disediakan.
Setelah duduk, Dion mengeluarkan kertas yang berisi kontrak kerja sama dan meletakkannya di atas meja.
Tak berselang lama CEO perusahaan Sinclair beserta istrinya tiba, semua orang yang hadir bertepuk tangan dengan meriah. Keduanya duduk di kursi paling depan.
Vanya melirik ke belakang namun tak menemukan siapapun, ia juga melihat ketiga kursi di depan tampak satu kosong.
"Dimana putri Sinclair?." ucapnya.
" Mungkin masih di jalan." Dion menimpali. Ia masih fokus menatap CEO perusahaan besar Sinclair.
Tak berselang lama, pembawa acara mulai berbicara. Ia mempersilakan Tn David untuk maju ke atas panggung dan memberikan kata sambutan. David bangkit dan mengajak istrinya untuk naik ke atas panggung. Di sana ia mulai bercerita jika ia akan memberikan semua aset kekayaannya kepada sang putri kesayangan. Semua orang bertepuk tangan dengan gembira.
Walaupun mereka penasaran dimana sang putri berada, namun tak ada yang berani bertanya.
.
.
Amara baru saja tiba di gedung Carter suite, ia melangkahkan kakinya dengan anggun, seolah setiap langkah yang ia lewati akan menumbuhkan bunga. Amara melihat sudah banyak yang hadir. Clarissa berjalan di belakangnya.
" Selamat malam nona Amara." ucap seseorang dari belakang. Amara menoleh dan mendapati Leo sudah berada di belakangnya dengan senyuman manis.
" Ya, selamat malam juga Tn Leo." keduanya saling beradu tatap. Terlihat sudut bibir pria itu sedikit merah. Namun sudah sembuh.
" Nona sangat cantik." pujinya dengan nada hormat dan lembut.
" Terimakasih Tn Leo." jawab Amara. Sementara di belakang, Clarissa kembali mengulum senyum.
" Silahkan nona." Leo mempersilahkan Amara untuk jalan duluan, sementara ia di belakang. Amara mengangguk dengan anggun.
Di saat yang bersamaan, David melihat bayangan putrinya yang mulai mendekat.
" Saya sudah cukup bicara tentang perusahaan. Jadi sekarang saya akan memperkenalkan putri kesayangan saya. Dia sosok yang sangat ceria dan cantik. Dia akan segera datang." senyum David mengembang sambil menatap ke arah depan.
Semua orang mulai berdiri dan tak sabar melihat kedatangan sang putri.
Sang pembawa acara mulai berbicara. "Mari kita sambut, Nona muda sang pewaris tunggal keluarga Sinclair. Amara Elowen Sinclair." Tepuk tangan riuh mengisi ruangan tersebut.
Dion dan keluarganya terlihat kebingungan saat mendengar nama Amara yang di sebut. Sesaat kemudian ia sadar jika nama di dunia pasti banyak yang sama apalagi ujung nama Amara adalah Herven. Dion mulai mengutuk pikirannya yang beranggapan jika Amara adalah putri keluarga Sinclair hanya karena nama mereka yang sama. ia terkekeh saat mengingatnya.
Sementara di ambang pintu, Amara mulai berjalan masuk ke dalam ruangan. Semua orang tersenyum kagum menyambut kedatangannya. Wangi Amara singgah di dalam ruangan yang membuat semua orang merasakan rasa manis yang lezat.
Gaunnya yang indah serta kalung berlian yang melingkar di lehernya semakin menambah kesan mahal.
Dion yang semula terkekeh terdiam seketika bersamaan dengan tepukannya yang mulai pelan. " Amara." gumamnya pelan dengan hati yang tak percaya. Begitu juga dengan ketiga wanita yang duduk semeja dengannya, mereka seperti bermimpi dan tak bisa membedakan apakah ini nyata atau tidak.
Dion menurunkan tangannya dan terdiam mematung saat Amara melintas tepat di hadapannya. ia menggeleng tak percaya, dadanya panas, mulutnya tercekat, pikirannya penuh dengan pertanyaan.
Sementara Vanya terduduk lemas di kursinya saat menyadari putri Sinclair adalah Amara. Anggy yang semula sangat bersemangat terlihat bernafas dengan susah payah. Hingga alis yang panik mencoba memanggil Dion sang kakak yang masih mematung dengan pandangan kosong.
"Kak, ibu sulit bernafas kak." ucap Alis mencoba menyadarkan Dion.
Dion tak menggubris, ia masih menatap kosong ke arah Amara.
Sementara itu Amara mulai naik ke atas panggung dengan elegan. "Selamat datang putriku." David mengecup kening Amara seolah memperlihatkan pada dunia bahwa inilah putri kesayangannya.
"AMARA!."
Semua orang menatap ke arah suara.