NovelToon NovelToon
Wasiat Yang Menyakitkan

Wasiat Yang Menyakitkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

Enam bulan pernikahan Anindia, badai besar datang menerpa biduk rumah tangganya. Kakak sang suami meninggalkan wasiat sebelum meninggal. Wasiat untuk menjaga anak dan juga istrinya dengan baik. Karena istri dari kakak sang suami adalah menantu kesayangan keluarga suaminya, wasiat itu mereka artikan dengan cara untuk menikahkan suami Nindi dengan si kakak ipar.

Apa yang akan terjadi dengan rumah tangga Nindi karena wasiat ini? Akankah Nindi rela membiarkan suaminya menikah lagi karena wasiat tersebut? Atau, malah memilih untuk melepaskan si suami? Ayok! Ikuti kisah Nindi di sini. Di, Wasiat yang Menyakitkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#03

Karena ucapan si dokter, Afi dan juga yang lainnya langsung keluar dari kamar tersebut. Mereka menunggu dengan cemas di ruang tengah yang letaknya tak jauh dari kamar tempat Nisa berada.

Menunggu dengan cemas di ruang tengah. Desi bergerak menghampiri Afi secara perlahan. Desi duduk di samping Afi, tanpa merasa enggan sedikitpun. Tidak pula dia pikirkan bagaimana perasaan Nindi selaku istri dari pria yang sedang ia dekati.

Satu sentuhan lembut Nindi jatuhkan ke pundak Afi. Sedikit aneh buat Nindi, tapi tidak ada masalah bagi Desi. Desi malah terlihat bahagia saat dia berhasil memberikan sentuhan itu pada adik iparnya.

"Fi. Tenanglah. Mama pasti akan baik-baik saja. Tidak perlu cemas. Dokter Bram adalah dokter keluarga yang sudah bekerja di keluarga kita cukup lama. Dokter Bram sudah cukup hafal bagaimana kondisi mama. Aku yakin, dia juga pasti bisa mengobati mama dengan baik."

Hanafi dengan wajah sedih melihat Desi lekat sesaat. Setelahnya, anggukan pelan dia berikan. "Iya, mbak. Semoga saja, mama gak papa."

Pemandangan itu membuat hati Nindi tidak nyaman. Sampai-sampai, dia tidak bisa untuk tetap bertahan di sana. Desi yang bertingkah seolah tidak ada yang salah dengan apa yang sedang ia lakukan. Lalu Afi, pria itu juga bersikap sama. Seolah, apa yang sedang terjadi bukanlah masalah besar.

Mereka tidak memberikan batasan sedikitpun. Padahal, antara perempuan dan laki-laki, tentu saja punya batasan yang harus di jaga. Apalagi saat ini, Desi adalah seorang janda. Di tambah dengan rencana keluarga yang akan menikahkan mereka berdua. Harusnya, Afi bisa menjaga hati istrinya sekarang. Tapi sayang, itu tidak dia lakukan.

Entah apa yang ada dalam pikiran Hanafi sebenarnya. Sampai-sampai, ketika Nindi beranjak, dia tidak menyadari kepergian istrinya sama sekali.

Berbeda dengan Afi, Hana cukup peka akan keadaan tersebut. Dia yang melihat kecemburuan di mata Nindi, langsung tersenyum jahat. Hana pun segera menyusul Nindi dari belajang.

"Nindi, tunggu!"

Seketika, langkah kaki Nindi yang ingin terus melangkah menuju ke arah dapur, tertahankan. Nindi pun membalikkan tubuhnya dengan malas.

"Kamu panggil aku dengan nama?" Nindi berucap enggan.

Eh ... yang diajak bicara malah semakin menjadi-jadi. Sambil melipat tangan di atas perut, Hana melihat Nindi dengan pandangan penuh cemooh. "Iya. Terus, kenapa? Emang kamu layak aku panggil kakak atau mbak gitu? Sayangnya, aku rasa nggak tuh. Kamu gak layak. Kamu gak layak jadi kakak iparku."

Kesal sebenarnya hati Nindi setelah mendengar ucapan adik iparnya ini. Namun, dia merasa kalau dirinya tidak perlu untuk meladeni gadis ini. Karena semakin di lawan, maka gadis ini akan semakin menjadi-jadi.

"Terserah kamu," ucap Nindi sambil beranjak memutar tubuhnya kembali. Dia berniat untuk melanjutkan langkah kakinya untuk meninggalkan tempat tersebut.

Namun, tangan Hana malah dengan cepat menahan tangan Nindi. Tatapan kesal pun Hana perlihatkan dengan sangat jelas.

"Tunggu! Mau ke mana kamu? Aku belum selesai bicara. Gak ada sopan santunya kamu ya. Main pergi gitu aja."

"Mau bicara sopan santun dengan ku? Memangnya, kamu punya sopan santun?" Balas Nindi yang semakin membuat darah Hana semakin tinggi.

"Kamu!"

"Ah, heh ... aku rasa, tidak perlu marah-marah padamu sekarang. Karena sebentar lagi, kamu sudah bukan bagian dari keluarga ini lagi," ucap Hana mengubah cepat wajah kesalnya pada Nindi.

Senyum kecil mengejek Hana perlihatkan. "Kamu lihat seperti apa sikap kak Desi pada kakak ku tadi, bukan? Dan, seperti apa pula tanggapan kakak ku untuk kakak iparnya."

"Nindi. Mereka itu adalah pasangan yang cocok. Ganteng saam cantik, pintar sama pintar. Terus, latar belakang keluarga kita sama lagi. Gak kayak kamu. Entah salahnya di mana kakak tengahku itu sampai harus menikah dengan kamu yang datang dari keluarga yang serba tidak cocok jika untuk di satukan dengan kakak ku yang luar biasa itu."

"Nindi-Nindi. Jika kamu sadar diri sejak awal, kamu gak akan bersedia nikah dengan kakak ku. Tapi sayangnya, kamu gak sadar diri. Lalu sekarang, saat kakak ku menerima wasiat, kamu malah menjadi penghalang. Kamu benar-benar gak sadar diri ya, Nin."

Setelahnya, Hana malah dengan kasar mencengkram satu pundak Nindi dengan tangannya. Tatapan tajam gadis itu perlihatkan. "Dengarkan aku baik-baik. Selamanya, kamu tidak akan pernah aku anggap sebagai kakak ipar, Nindi. Kakak iparku hanya satu sampai kapanpun. Hanya kak Desi satu-satunya. Aku tekankan padamu, Nindi. Jika kamu berniat jadi penghalang untuk kak Afi menikah dengan kak Desi lagi, kamu akan tahu akibatnya. Paham!"

Hana mendorong pundak Nindi dengan kasar. Sungguh, gadis yang lebih muda dua tahun dari Nindi ini benar-benar tidak tahu sopan santun. Jika memang tidak ingin menganggap Nindi sebagai kakak iparnya, setidaknya, tahu di mana batasan diri. Bagaimanapun, Nindi adalah orang yang lebih tua dari dia. Tidak bisa bersikap seenaknya seperti barusan.

Setelah mengeluar semua unek-unek yang ada dalam hatinya, Hana langsung beranjak pergi. Nindi hanya terdiam saja. Bukan takut untuk melawan. Hanya saja, tidak ingin. Dia merasa, belum saatnya dia melakukan perlawanan ini. Bagaimanapun, dia sudah tidak lagi ingin bertahan di keluarga ini. Dia hanya ingin berpisah sekarang. Tak ingin lagi bersama. Karena mungkin, pernikahan mereka memang salah sejak awal.

Di sisi lain, dokter yang merawat mama Afi sudah pun keluar dari kamar. Dia datang untuk bertemu dengan Afi. "Pak Hanafi. Bisa bicara empat mata? Saya ingin sampaikan seperti apa kondisi fisik nyonya Nisa."

"Dokter. Baiklah. Ayo kita bicara di kamar tamu."

"Hm."

Si dokter mengikuti Hanafi menuju ruang tamu. Sampai di sana, mereka langsung memulai obrolan mereka dengan serius.

"Pak, kondisi ibu anda semakin rumit sekarang. Kesehatannya semakin memburuk. Beban hati yang terlalu berat membuat kondisi fisiknya drop terlalu cepat. Kalau dibiarkan terus berlanjut seperti ini, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa. Karena tekanan batin bisa membuat nyonya Nisa ... menyerah untuk bertahan hidup."

Deg. Jantung Afi berdetak dua kali lebih cepat. Matanya membulat. Dia tidak ingin percaya dengan apa yang baru saja dokter katakan. Tapi, benaknya malah membenarkan perkataan tersebut. Karena memang kenyataannya, akhir-akhir ini, terlalu banyak hal yang terjadi dalam keluarga mereka. Sang mama sedang berduka atas kepergian anak pertama yang dia sayang. Lalu sekarang, dihadapkan dengan penolakan yang dia lakukan. Bagaimana bisa kondisi fisik sang ma baik-baik saja setelah menerima semua masalah ini?

"Dokter. Apa yang harus saya lakukan sekarang? Apa yang bisa saya lakukan agar mama bisa kembali membaik, Dok?"

Si dokter terdiam sesaat sambil menatap lekat wajah Afi. Sesaat lamanya, setelah itu, barulah dokter itu bicara. "Tidak banyak yang bisa pak Afi lakukan. Hanya satu hal saja yang bisa membuat fisik nyonya Nisa membaik. Yaitu, buatlah hati nyonya Nisa selalu bahagia. Hanya ini cara satu-satunya yang bisa saya sarankan, Pak."

1
Adi Sudiro
semoga suami Hana entar kawin lagi
Rani: wkwkwkw ... doa yang akan diijabah. uhuk, 🤭
total 1 replies
Adi Sudiro
hallah banyak drama ...
Rani: siapa? siapa nih? aduh, aku tiba-tiba kesenggol.😅
total 1 replies
yuni ati
Mantap/Good/
Rani: 🫰🫰🫰🫰
makasih buanyak.
total 1 replies
Jumiah
bs jd itu lain anakx ali suamix ..
anak selingkuhan desy..
Rani: hiks, nggak kok. itu emang anaknya ali. hanya saja, si Desi ini gak bisa punya anak lagi selanjutnya.
total 1 replies
Jumiah
ntt desy selingkuh hamil baru tau rasa mm x afi...
Rani: kita tunggu aja nanti yah
total 1 replies
Jumiah
nindi ajukan sdh gugat ceremu ...
kmu pasti bisa melewatix ,ad x
dukungan ayah mu nin...
sdh gk layak dipertahan kan rmh tangga mu nin...
Rani: iya noh. si Afi sudah sangat mengesalkan
total 1 replies
Jumiah
anin pergilah sejauh mungkin ...
tinggalkan afi .sdh gk ad yg pantas
pertahan kan ,jangan paksakan untuk
melewati kerikil2 itu ...
Rani: iya. dari pada bertahan dgn rasa sakit kan yah. lebih baik melepaskan.
total 1 replies
Jumiah
nindi kmu hrus tegas jangau mau di dua kan ..
Rani: hm. se7 aku tuh
total 1 replies
Jumiah
gk usag banyak gaya afi klo memang mau nikah lg cerekan dulu nindi...
semoga pd menyesal ntt x setelah pisah sma nindi...biar tau rasa
Rani: 😅 anak tiriku emang gini ih
total 1 replies
Patrick Khan
.emak km sukses bikin mental afi down... desi km gk sadar afi gk doyan km😏😏😏
Patrick Khan: desi kyk gk laku bgt sampek segitunya ke afi.. pdhl jelas2 di tolak
total 2 replies
Lee Mbaa Young
Semoga cpt cerai, kl pun hanafi gk bisa balik lagi ma mantan semoga dpt wanita yg baik gk kayak Desi.
Rani: uhuk. aku tersenggol
total 1 replies
Lee Mbaa Young
Lah pelakor merusak rumah tangga orang kok mau bhgia. mimpi saja kau.
itu karma mu.desi enak kan, dah rahim rusak gk bisa punya anak pelakor lagi. iuhh amit amit.
mnikah diatas derita wanita lain kok mau bhgia, nyadar lah kau itu pelakor.
Rani: iya. dia pikir dgn rebuk Afi bisa bhgia. sygnya kagak
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Rani: yuhu.... siap
total 1 replies
Patrick Khan
.akhir nya nenek lampir ketauan jg kan😏😏belom tau busuk nya desi km nek lampir..
Rani: tar klo thu bneran serangan jntung lgi mmknya. terus, bsa struk juga
total 1 replies
Lee Mbaa Young
eh laporkan dokter nya ke polisi krn mau mmbuat laporan palsu.
Rani: syiap. laksanakan 🤭
total 1 replies
Lee Mbaa Young
Semoga nnti beneran sakit parah tu tua bangka.
Rani: Boleh kah di aminkn?😅
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Rani: wokeh👍👍👍
total 1 replies
Patrick Khan
lanjut kak
Rani: syyyyiiiiap. yuhu🫰
total 1 replies
Cindy
lanjut
Rani: aaaaaSYIAP
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Rani: wokeh👍🫰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!