Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 [ Akankah misi Adara berhasil ]
Lirikan Elgar tertuju pada Adara, tatapan sinis menunjukkan ketidak suka'an. Bahkan kebencian Lelaki itu pada gadis itu mulai kembali terlihat.
"Punya hak apa anda berani ikut campur urusanku?"tegur Elgar pada Adara.
"Jangan menyalahkan Dara! Disini kamu yang salah! Papa malah berterima kasih dia dengan cepat mau memberitahu Papa! Papa dan juga Mamamu sangat menyayangi kamu, apa tidak bisa sekali ini saja kamu menuruti keinginan kita? Lupakan wanita itu, tinggalkan dia ... tinggalkan."
Kali ini Puspita masih berusaha menahan diri dan bisa menasehatinya dengan pelan, tapi sebaliknya Lelaki yang dinasehatinya seperti tak merespon serius kata demi kata yang dilontarkan Mamanya.
"Tidak! Sampai kapanpun Elgar tidak akan pernah meninggalkan dia! Elgar sangat menyayanginya dan perlu kalian ketahui Sandra bukanlah wanita se'licik yang diceritakan oleh gadis kebanggaan kalian! Katakan pula pasti gadis ini kan dalang yang sudah menjelek-jelekkan kekasihku?"seru Elgar tak terima.
"Iya! Dara yang memberitahu kita! Dara pula yang telah membongkar kebusukan wanita itu dan Mama percaya! Mama sangat percaya!"
"Sekarang aku sadar ternyata ada seseorang yang semudah itu mempercayai sebuah ucapan tanpa tau kebenaran yang asli? Elgar tanya apa kalian sungguh percaya ungkapan gadis itu dengan semudah itu? Apakah kalian tidak takut jika bajingan yang asli itu ada pada diri wanita dihadapan kalian?"
"Elgar?"bentak Papanya yang mulai hilang kendali.
"Sekarang Papa semakin yakin jika Warisan yang dulunya sudah pasti akan jatuh ke tanganmu akan sangat beresiko jika kamu masih memiliki hubungan dengannya. Papa sudah putuskan akan lebih baik warisan kamu akan berpindah alih jatuh ketangan Adara, dia masih gadis bahkan usianya masih dibawah kamu, tapi cara berpikirnya sungguh mengalahkan orang dewasa dan kali ini Papa yakin keputusan Papa ini yang paling benar!"
Mendengar sendiri ungkapan Papanya, lalu terbayang-bayang dugaan Elgar yang sempat menuduh Adara selingkuhan Papanya, melihat sendiri gimana perlakukan tulus sang Papa dan keperdulian pada Adara semakin membuatnya yakin jika apa yang ia pikirkan sungguhlah nyata.
"Sekarang akupun sadar! Aku sadar rupanya Papaku ini bisa pilih kasih juga ya? Aku ini putra kandung Papa! Tapi kenapa malah gadis sialan itu yang Papa berikan warisan itu, hebat ...sangat hebat."
Elgar tak mengerti lagi, semakin ia diam disini akan menambah kecewakan dan kemarahannya kian dalam, ditutup dengan keras pintu itu, entah Bram ataupun sang istri keduanya saling melirik dengan senyuman.
Disampingnya masih ada Adara, Puspita menggenggam erat tangan Adara.
"Apakah kamu yakin rencana ini bakal berhasil?"
"Iya aku sangat yakin Om ...Tante. Adara tau seperti apa sifat wanita yang dikagumi oleh Elgar itu. Sandra bukanlah wanita yang memiliki hati tulus bisa menerima sesosok lelaki apa adanya tanpa ada embel-embel kekayaan bahkan kemewahan. Jika Elgar seumpama kita jatuhkan dan tidak memiliki sepeserpun harta bahkan tidak ada sepeserpun uang yang ia pegang lihatlah wanita itu sendiri yang bakal mundur dari hati Elgar."
"Kali ini Nenek ikut menyetujui rencana Nak Adara ...sudah sejak awal Elgar bertemu dengan wanita itu hingga menjalin hubungan. Wanita itu selalu dan selalu meminta uang dengan alasan sangat membutuhkan untuk biaya pengobatan Mamanya, tapi faktanya dia bohong jika aslinya dia anak yatim-piatu,"ujar Nenek.
"Sandra ... cukup keluargaku yang kamu hancur kan! Cukup aku yang bodoh setelah berhasil kau tipu ...tapi sekarang jangan harap!"
BERSAMBUNG
lanjut thor