jatuh cinta dengan pria seumuran itu adalah hal yang sudah biasa bukan?, namun bagaimana jika perasaan itu malah tertuju pada seorang pria dewasa yang seumuran dengan ayahnya?.
"hot, seksi, dan menggetarkan." gumam gadis beseragam SMA menatap tak berkedip pada tubuh tegap di depannya.
"Dasar gadis gila, menyingkirlah." penolakan terjadi, namun apakah gadis SMA itu menyerah?. ck, tentu saja tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mian Darika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Saat ini di pagi hari yang cukup cerah, di kediaman keluarga brazov semua orang sudah berkumpul di meja makan. Tak terkecuali flor dan juga kakeknya yang ikut bergabung di meja tersebut, bahkan gunn yang statusnya sebagai pengasuh juga ada di sana, dan itu atas permintaan flor sendiri.
Sedang kan remika? Gadis itu masih berada di hotel tempatnya menginap sedari awal bersama florencia, hanya saja saat malam pesta flor malah menginap di kamar stanley dan membuatnya tidur sendiri namun dengan perasaan yang bahagia.
Semua orang yang ada di meja makan itu memilih diam, tak ada yang berani bersuara apa lagi menyinggung perihal kejadian memalukan semalam. Baik hazel yang kakaknya sebagai tersangka, atau pun nyonya zelita yang begitu bodoh dalam memilih menantu untuk putranya yang keras hati.
Kedua mata florencia mulai bergerak gelisah bergerak ke sana ke mari untuk melihat bagaimana ekspresi para anggota keluarga kekasihnya itu yang mencoba tetap tenang meski nyatanya tidak bisa.
Ha, kekasih?. Tunggu dulu, ada yang flor lupa di sini.
Status. Ya sebuah status hubungan antara dia dan juga stanley, ya itu benar.
Oh ya ampun, mengingat itu membuat wajah flor berubah menjadi kesal. Ia lupa jika dirinya dan juga stanley belum memiliki status apa apa, padahal semalam itu mereka hampir saja melewati batas.
Ck, pokoknya ini tidak bisa di biar kan terlalu lama. Sebab semalam, mereka hampir saja melakukannya dan itu sudah jelas bukan, jika flor harus meminta kepastian status antara mereka berdua.
Dengan lembut, flor mulai menyentuh kaki stanley di bawah meja sana mengelus dengan nakal sembari tersenyum pada pria itu sebagai sapaan romantis versi dirinya.
Namun sayang, stanley malah diam saja bahkan raut wajah dinginnya itu tak berubah sama sekali hanya fokus pada makanan di depannya.
Dan itu membuat wajah flor berubah keruh, ia pun hendak menarik kakinya kembali sebab merasa kecewa akan respon stanley yang datar itu.
Namun matanya tak swngaja melirik ke arah samping, di mana di sana bibi gunn tengah menatap tajam ke arahnya. Dan itu membuat flor sedikit menciut sekaligus malu karna ternyata kaki yang ia sentuh sedari tadi adalah kaki bibi gunn nya, apa lagi kaki wanita itu juga sangat berurat seperti layakny seorang pria.
"Oh shit.." tiba tiba saja suara tuan gordon terdengar, dan itu adalah suara umpatan yang sangat jarang atau mungkin tak pernah terdengar dari mulutnya.
Semua orang pun tampak menatap ke arahnya, merasa heran saja mengapa ia tiba tiba mengumpat di saat keheningan yang cukup canggung ini sedang terjadi. "Ah, tidak apa apa hanya nyamuk kurus saja yang mencoba menghisap darah pria tua seperti ku. Silahkan lanjut kan sarapan kalian, dan minta lah pelayan untuk rajin menyemprot kan obat nyamuk setelah ini." Ujarnya, membuat tuan brasov merasa tidak enak karna sudah membuat bos dari putra nya itu merasa tidak nyaman.
Mendengar itu, wajah seseorang langsung berubah menjadi malu. Dan itu adalah bibi gunn yang tadinya ingin membalas sikap usil flor, namun siapa sangka jika dia juga akan salah mengelus kaki majikannya.
>>>>>>
Acara sarapan pun selesai, dan kini flor sedang berada di halaman rumah untuk menikmati suasana pagi yang cukup menenang kan yang sangat beda dengan suasana di mansion milik kakeknya.
"Flor?!." Yang di panggil menoleh, dan mendapat kan sosok vano ada di sebrang jalan. Dan sepertinya pria itu baru saja selesai berolahraga dengan berkeliling di sekitar komplek perumahan, di tandai dengan pakaian serta keringat yang membasahi kerah bajunya.
"Hai, kau tidak ke sekolah?." Flor bertanya sembari berjalan mendekat ke arah pagar pembatas antara dirinya dan juga vano.
"Tidak, kau tau bukan kejadian semalam. Itu benar benar musibah besar untuk kakak ku, apa lagi kedua orang tua ku yang begitu membanggakannya. Dan sekarang, malah dia yang membuat ibu dan ayah ku menangggung malu, bahkan aku pun yakin jika akan mendapat kan sedikit ejekan jika memutus kan untuk sekolah pagi ini."
Flor mengangguk, paham akan posisi vano. Apa lagi kejadian semalam sempat di abadi kan oleh beberapa tamu, dan sudah pasti hal itu juga terdengar di antara teman teman sekolah pemuda ini.
"Oh ya, apa kau masih lama berada di sini? Maksud ku di leesburg." Tanya vano, membuat flor sedikit berpikir untuk mempertimbang kan.
"Mm...mungkin, pasalnya besok sudah masuk hari weekend sebelum ujian di mulai. Jadi ku pikir akan sedikit lama menghabis kan waktu libur di sini, dan kebetulan kakek brazov juga akan mengajak ku berkeliling melihat perkebunannya."
"Benar kah? Itu adalah kabar yang sangat bagus, karna itu berarti aku bisa memiliki teman mengobrol kala kita tidak sengaja bertemu seperti ini."
Flor terkekeh, di ikuti dengan vano yang juga merasa lucu akan ucapannya.
Sementara itu, tak jauh dari mereka berada. Hazel menyipit kan mata di dekat kolam, ia memperhatikan bagaimana interaksi keduanya yang bisa di bilang cukup akrab, apa lagi vano yang selama ini hazel kenal adalah pria dengan sikap irit bicara di kompek mereka. Namun saat betemu flor, dia menjadi tersenyum cukup lebar.
"Apa mungkin mereka sedang berkencan?." Gumamnya sembari terus melihat interaksi kedua remaja itu dari jarak tak begitu jauh. "Ckz aku benci pikiran ku. Tapi itu lebih baik bukan? setidaknya perasaan ku yang menangkap gadis kecil itu tengah menyukai kak stanley terbantah kan." Lanjutnya, sedikit merasa kesal karna kedatangan flor ke leesburg sudah membuat kecantikannya terhalangi. Namun juga merasa lega saat melihat kedekatan antara gadis itu dan juga vano, karna itu menanda kan jika kegelisahannya tentang flor yang menyukai stanley tidak benar.
Setelah selesai mengobrol dengan flor, pemuda itu pun izin pamit untuk pulang karna merasa sudah sangat lama berada di luar dan sudah sangat lapar juga. Dan begitu pun dengan flor sendiri, gadis itu juga sudah cukup melihat pemandangan luar dan berniat untuk masuk ke dalam rumah lalu membersih kan diri terlebih dahulu sebelum mengajak remika bertemu di kafe.
Hanya saja saat ia membalik kan badan, ia tak sengaja melihat tatapan tajam yang di layang kan stanley ke arahnya di atas balkon sana. Dan itu bukan membuatnya merasa takut, flor malah menyeringai nakal dan sedikit menarik kerah bajunya ke bawah agar dua benda yang hampir membuat liur stanley menetes itu terli
hat jelas oleh sang empu..
Menggoda? Ya flor sedang menggoda pria dewasa itu, di mana malam tadi stanley hanya berani menciumnya namun tidak berani untuk memegang atau meraba derah pribadinya.
Pria itu benar benar khawatir akan menyakitinya dan membuatnya menyesal setelahnya, maka dari itu di tengah tengah kesadaran stanley semalam. Pria itu hanya berani untuk sekedar memeluk, dan juga menciumnya walau pun dengan keadaan mereka yang hampir t3lanj4ng.
"Dasar tupai nakal, aku bisa pasti kan jika kau akan menangis setelah ini. Menangis untuk di lepas kan, setelah berani menggoda ku. Lihat saja nanti, setelah ulang tahun mu itu kau akan menjadi tawanan ku, florencia flippa." Seringai pun muncul di bibir pria itu, membayang kan bagaiamana wajah flor yang tampak kelelahan, dan air matanya yang menetes karna merasa lelah menghadapinya di atas tempat tidur.
Ya, stanley sudah selesai menemui tuan gordon dan mengata kan semuanya. Mengata kan jika selama ini selama flor mencoba merayunya, ada percikan ketertarikan yang ia rasa kan. Hanya saja sudah berulang kali ia tepis dan buang jauh jauh karna sadar jika dia dan flor tidak akan mungkin.
Hanya saja setelah malam pesta itu, dia memang lepas kendali walau pun sebenarnya ia cukup sadar untuk menghenti kan itu semua.
Bagaiamana reaksi tuan gordon saat mendengar itu?. Tentu saja dia marah, apa lagi sebelumnya ia berpikir seorang stanley tidak akan mungkin menyukai cucunya yang masih remaja dan belum lulus sekolah juga.
Tapi setelah mendengar penjelasan yang stanley ucap kan, akhirnya tuan gordon pun menyetujui permintaan stanley agar dia dan flor segera di nikah kan saja. Mengingat tingkah nakal gadis itu swmakin hari semakin menjadi saja setiap harinya, yang belum tentu masih bisa stanley maklumi seperti biasanya..
Dan maka dari itu, stanley pun memutus kan akan menikahi flor saat gadis itu berumur 17 tahun, dan itu tepat setelah ujiannya selesai, ujian penaikan kelas yang akan di laksana kan minggu ini yang akan datang.