Hidup bagaikan sebuah misteri. kata bahagia apakah ada dalam hidup aku? aku menanti kebahagian itu akan hadir, namun bisakah aku mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rii_ ch, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8.
"Kalian berani main keroyokan ya, siapa bilang clarisa godain jayden? Sejak kapan dia mengoda jayden," bentak Sandra kepada mona dan temannya.
"Itu bukti nya jayden mengantarnya sampai ke depan kelas dan jayden tersenyum saat melihat clarisa," ujar Mona.
"Kalau nggak godain jayden, terus itu namanya apa jelas-jelas jayden bisa berubah begitu," ujar Mona selanjutnya.
"Tanpa harus aku bilang kamu seharusnya sudah sadar mona, jayden itu tidak suka sama kamu. Aku ingetin kamu mona, clarisa tidak menggoda jayden, jayden nya saja yang suka melihat clarisa," ujar Sandra.
"Awas kalian ya, tunggu saja pembalasan ku," ujar Mona sambil menuju pintu keluar toilet dan diikuti teman-temannya.
Sandra sedang mencuci tangannya, namun clarisa melihat ke arah sandra, sandra sadar bahwa clarisa melihatnya.
"Terima kasih sandra karena sudah membantu aku dan selalu peduli sama ku," ujar Clarisa.
"Iya sama-sama clarisa, kamu adalah temanku. Jadi tenang saja, siapa pun mengganggumu aku akan membantumu," ujar Sandra.
"Haha... Kamu bisa saja sandra," ujar Clarisa.
"Ayo kita ke kelas," ajak Sandra.
"Asik ada yang semangat mau belajar, sampai tidak sabar begitu," ujar Clarisa.
"Siapa yang semangat? Kamu kali clarisa, mana pelajaran matematika lagi," ujar Sandra.
"Matematika itu mudah sandra," ujar Clarisa.
"Dih.. Kamu saja menganggapnya mudah karena kamu pintar," ujar Sandra.
"Apa perlu aku mengingatkan kamu sandra, kamu juga pintar orangnya, hanya saja kamu selalu mengeluh dan malas mengerjakan tugas," ujar Clarisa.
"Iya kamu benar, aku malas menggunakan kepintaran ku ini clarisa. Kalau ada yang mudah kenapa harus capek berpikir. Kan ada kamu clarisa," ujar Sandra.
Sandra hanya menggelengkan kepalanya, mereka pun menuju tempat duduknya, menarik kursi dan duduk.
Jayden dan ketiga temannya juga meninggalkan kantin dan menuju kelas nya.
"Jayden tunggu bentar, kamu suka sama clarisa, kan?" tanya Ziko.
"Kenapa bertanya begitu, dasar kepo," jawab Jayden.
"Iya bro kamu serius suka sama clarisa," tanya Chris.
"Udah biarin jangan nanya mulu kalian, kalau sudah waktunya dia akan cerita," ucap Ares.
Akhirnya mereka pun melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Suasana belajar pun berlanjut, sampai tidak terasa bel berbunyi, sudah waktunya pulang sekolah.
"Sandra kamu langsung pulang kan ayo bareng jalan nya ke depan," ujar Clarisa sambil merapikan buku dan alat tulisnya.
"Iya aku langsung pulang, kita bareng saja," ujar Sandra.
"Oh iya clarisa aku lupa bilang, aku ikut pulang ke rumahmu," ujar Sandra.
"Kamu serius ikut pulang, emang udah ijin sama tante," ujar Clarisa.
"Iya aku udah ijin, mama dan papa ada acara di luar kota. Jadi aku sekalian nginap di rumahmu," ujar Sandra.
"Baju ganti mu bagaimana? Kamu tau kan habis pulang sekolah aku ke pasar membantu ayah dan ibu," ujar Sandra.
"Tadi pagi aku sudah minta tolong ke mama untuk dipersiapkan dan diantar supir," ujar Sandra.
"Baiklah kalau sudah mempersiapkannya, kamu jangan mengeluh di pasar nanti," ujar Clarisa.
"Justru aku senang bisa melakukan hal lain," ujar Sandra.
Clarisa hanya menggelengkan kepalanya bisa saja temannya ini. Hidup udah enak malah mau ikut kepasar.
"Sepertinya itu pak dadang, udah sampai dia ayo ke sana," ajak Sandra.
"Iya sandra," ujar Clarisa.
Sepertinya tangannya ditarik oleh seseorang, dia berbalik dan melihat orang yang menarik tangannya. Orang itu adalah jayden.
Clarisa bingung, "Sejak kapan dia ada dibelakang kami."
"Kamu pulang bareng aku," ajak Jayden.
"Tidak bisa jayden, aku pulang bareng sandra dan kedua adikku," ujar Clarisa.
"Kalian semua bisa aku antar, tunggu di depan saja aku ambil mobil dulu," ujar Jayden.
"Tidak perlu jayden, clarisa dan kedua adiknya ikut aku saja. Ayo clarisa pak dadang sudah menunggu," ujar Sandra.
"Kami duluan ya jayden," pamit clarisa sambil melanjutkan langkahnya menuju mobil sandra.
"Baiklah kalian hati-hati di jalan, lain kali kita bareng pulang," teriak Jayden namun clarisa tidak menjawabnya.
Sandra hanya menggelengkan kepala nya melihat situasi jayden dan clarisa.
"Ayo clarisa masuk, kita jemput adikmu," ujar Sandra.
"Iya sandra, yang di depan halte ya," ujar Clarisa.
"Pak dadang tolong ke halte depan, kita jemput adiknya clarisa dulu, baru pulang ke rumah clarisa," ujar Sandra.
"Baik, neng." jawab Pak Dadang.
Setelah depan halte, clarisa menurunkan kaca mobil dan memanggil adiknya. kedua adiknya pun memasuki mobil. Mereka tau ini mobil teman kakanya.
"Hai kak.. Senang bertemu lagi," ujar Samanta riang.
"Iya samanta, kaka juga senang ketemu kalian berdua," ujar Sandra.
Samanta dan revano tersenyum kearah sandra dan menganggukkan kepala.
Clarisa ikut senang karena kedua adiknya dekat juga dengan sandra. Karena sandra tidak punya adik, jadi sandra sudah menganggap kedua adiknya ini sebagai adiknya juga.
Mereka pun asik bercerita, lalu Pak Dadang memberitahu mereka kalau sudah sampai tujuan.
"Haha.. kalau pak dadang tidak memanggil kita, tidak tau kalau sudah sampai," ujar Sandra.
"Iya betul sekali kak," jawab Samanta.
Pak dadang turun terlebih dahulu dan membuka bagasi, mengeluarkan tas.
Clarisa pun membuka pintu, dan mereka memasuki rumah.
"Pak tolong letakkan sebelah sini," ujar Sandra.
Baik neng, apa masih ada yang dibantu?" tanya pak dadang.
"Tidak ada pak, makasih pak sudah menggantarkan kami. Bapak langsung pulang saja," ujar Sandra.
Pak dadang pun keluar rumah dan pulang ke rumah atasannya.
Samanta dan revano sudah memasuki kamar untuk berganti pakaian dan menyimpan tas sekolahnya.
"Kenapa mama memberikan tas banyak ya? Apa mama menyuruhku pindah ke sini?" ucap Sandra sambil memeriksa apa saja isi tas tersebut.
Clarisa hanya menggelengkan kepalanya atas seruan temannya ini.
"Ternyata cuma satu tas saja isi pakaian, tas yang lainnya isi makanan dan perlengkapanku," ujar Sandra dan berpikiran mamanya ini lebay sekali, anaknya hanya menginap. Tetapi yang diberikan banyak sekali.
Clarisa berpikiran, "Kalau sandra ini sangat beruntung bisa hidup bahagia dan mempunyai orang tua kaya."
"Hey... Kenapa kamu melamun? Ayo makan, mamaku ada ngasih makanan ini, " ujar Sandra.
"Tante kenapa repot-repot kasih makanan, kita bisa masak makan siang sandra," ujar Clarisa.
"Haha... Kamu kayak tidak tau mama saja. Mama tidak mau merepotkan kalian, dengan aku tinggal di sini anggapannya sudah merepotkan kalian," ujar Sandra.
"Jangan bilang begitu, kamu tidak merepotkan kami. Ayo makan," ujar Clarisa sambil membereskan tas makanan diberikan mama sandra.
Clarisa sudah memanggil kedua adiknya, mereka pun menikmati makan siangnya. lalu membereskan alat makannya, kemudian mereka istirahat sebentar di ruang tamu sambil bercerita.
Suara handphone clarisa berbunyi, pertanda ada pesan masuk. Namun clarisa tidak mendengarnya.
"Ayo clarisa ke pasar sudah waktu nya berangkat, takutnya kamu di cariin ayah dan ibu," ajak Sandra.
"Oh iya kamu benar, " ujar Clarisa.
Clarisa melihat sandra sangat antusias ikut ke pasar, dia hanya tersenyum melihat sandra, bisa-bisanya senang begitu ikut ke pasar. Orang lain pasti malas ke pasar.
"Clarisa jangan lupa bawa makanan yang tadi kita pisahkan, itu buat ayah dan ibu," ujar Sandra.
"Iya sandra," jawab Clarisa berjalan menuju meja makan dan mengambil bungkusan makanan.
Setelahnya clarisa pamit kepada adiknya, dan mengambil hp terletak di sofa. Sandra sudah menunggu di teras rumah.
"Ayo kita berangkat," ajak Clarisa.
Dilain tempat jayden menunggu balasan pesan dari clarisa, sudah beberapa kali memeriksa handphone namun belum ada balasan.