Setelah berhasil kabur dari Ayah angkatnya, Iyuna Marge memutuskan untuk bersekolah di sekolah elite school of all things Dengan Bantuan Pak kepala yayasan. Ia dengan sengaja mengatur nilainya menjadi 50 lalu mendapat kelas F. Di kelas F ia berusaha untuk tidak terlihat mencolok, ia bertemu dengan Eid dan mencoba untuk memerasnya. Begitu juga beberapa siswa lainnya yang memiliki masa lalu kelam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggara The Blukutuk³, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Catur dalam cinta
Setelah puas dengan kisah yang ia dengar barusan, Iyuna berjalan santai sembari memegang kaleng soda dan meminumnya dengan pelan. Jemarinya yang ramping memutar-mutar kaleng itu, membuat cairan di dalamnya berputar perlahan sebelum meneguknya kembali.
Karena dipinggir jalan ada banyak sekali vending machine, Iyuna kerap memindai tiap mesin dengan matanya yang tajam. Sesekali Ia berhenti untuk membeli soda, jari telunjuknya menekan tombol dengan gerakan tegas dan terlatih. Hingga akhirnya,
"kemari!" Ucap seseorang, tangannya muncul dari lorong menarik lengan Iyuna kedalam lorong dengan gerakan cepat dan kuat.
Iyuna sempat kaget, tubuhnya menegang seketika, namun tatapan matanya segera melembut sedikit karena ia tampak tak asing dengan suara itu.
Benar, yang menarik Iyuna adalah Rakha. Lagi dan lagi ia memojokkan Iyuna ke tembok, lengannya yang kekar menghalangi jalan keluar, napasnya yang hangat terasa menerpa wajah Iyuna. "apa maumu?" Tanya Iyuna datar, punggungnya menegak melawan dinding dingin di belakangnya.
Rakha mendekatkan wajahnya, jarak antara mereka hanya beberapa sentimeter, lalu membelai rambut Iyuna dengan jemari panjangnya yang begitu kontras dengan kulit putih gadis itu, "maaf kalau tiba tiba, tapi ini penting" Ucapnya, suaranya rendah dan berbisik.
Iyuna hanya menatap tanpa respon, matanya yang tajam tak berkedip memandang Rakha, ia tampak sudah menduga apa yang akan diucapkan oleh Rakha, bibirnya terkatup rapat membentuk garis tipis.
"jadilah pasanganku saat double date besok" Ucap Rakha, dagunya sedikit terangkat menunjukkan keseriusannya.
"double date?" Tanya Iyuna ragu, alisnya terangkat sedikit membentuk kerutan halus di dahinya yang putih.
"Benar, dengan teman sekelasmu. Arga dan Sherin" Ucap Rakha, ia semakin mendesak Iyuna, tubuhnya condong ke depan membuat Iyuna semakin terpojok, punggungnya semakin menekan dinding, membuat Iyuna semakin ragu menolaknya.
Iyuna hanya menatap dengan datar, bola matanya yang gelap tampak berkilau di bawah remang cahaya lorong, ia kemudian tersenyum tipis, sudut bibirnya terangkat nyaris tak terlihat, "semua sesuai rencana" Monolognya dalam hati.
Benar, sedari awal semua sudah berada dalam rencana Iyuna. Singkatnya, pertama tama ia membuat Sherin menerima tantangannya untuk membuat Arga masuk ke grup belajar. Ia tau bahwa Arga pasti meminta syarat supaya ia mau masuk ke grup belajar. Syaratnya adalah Sherin berkencan dengan Arga. Iyuna tau bahwa orang seperti Arga pasti memiliki hubungan dengan Rakha dan menyarankan Rakha untuk double date. Iyuna juga tau kalau lelaki dingin seperti Rakha pasti penasaran dengan tawaran Arga dan menerimanya sebagai tantangan. Gadis pertama yang muncul di pikiran Rakha pasti Iyuna, dan dengan demikian Rakha pasti akan memohon kepada Iyuna untuk menemaninya dalam double date. Sekarang..., tinggal langkah terakhir…
"aku menolak" Jawab Iyuna datar, dagunya terangkat sedikit menantang.
"tidak, kau harus menerimanya! Aku sudah berjanji kepada Arga untuk membawa gadis yang kusukai!" Ucap Rakha, jemarinya mencengkeram pergelangan tangan Iyuna semakin kuat.
"he!?" Rakha seketika blushing sejenak ketika menyadari ia mengucapkan 'kusukai', pipinya memerah kontras dengan kulit wajahnya yang biasanya pucat.
"Ti-Tidak², jadi, kau harus menerimanya! Apa ada yang bisa kulakukan agar kau menerimanya?" Ucapnya lagi, nadanya mengancam namun memohon, matanya bergerak-gerak gelisah menghindari tatapan Iyuna.
"ada" Jawab Iyuna, suaranya rendah dan penuh perhitungan.
"sebagai ketua osis, kau pasti memiliki akses ke data seluruh siswa bukan?" Lanjut Iyuna, matanya menyipit tajam mengamati reaksi Rakha.
"Benar, kenapa?" Ucap Rakha, nadanya berat berusaha sok mengancam, namun jemarinya yang bergetar menunjukkan kegelisahannya.
"aku ingin itu" Ucap Iyuna tegas, matanya mengancam, tatapannya lurus dan tajam.
"I-itu, untuk apa?" Tanya Rakha ragu, keningnya berkerut dalam.
"jangan tanya alasannya. Kau mau atau tidak?" Tegas Iyuna lagi, suaranya dingin membekukan udara di sekitar mereka.
Rakha berpikir sejenak, jemarinya mengusap dagunya yang halus, "aku bahkan tidak memiliki akses edit dokumennya, jadi kurasa tidak apa apa deh" Monolog Rakha dalam hati.
"Baiklah, aku mau" Jawab Rakha, bahunya turun menyerah pada permintaan Iyuna.
Tujuan akhir dari rencana ini adalah mendapatkan akses ke seluruh data siswa serta guru High School All Things. Dengan begini, tujuannya tercapai.
"Bagus, sudah ditentukan. Kapan double datenya berlangsung?" Tanya Iyuna, jemarinya merapikan helaian rambut yang jatuh di depan matanya.
"besok" Jawab Rakha, ia kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku, gerakan jemarinya cepat dan tegas, dan melepaskan cengkeramannya pada Iyuna.
"sebelum itu, aku ingin bertukar kontak denganmu" Pinta Rakha, mengulurkan tangannya.
Iyuna kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya dengan gerakan lambat dan terkendali, "baiklah" Ucapnya, lalu memberikan ponselnya. Rakha mengambil lalu memasukkan nomornya, jemarinya cepat mengetik di layar sentuh.
"sudah, akan kuhubungi kau nanti untuk detailnya yah" Ucap Rakha, memberikan ponsel Iyuna kembali, jemarinya sekilas bersentuhan dengan tangan Iyuna.
Iyuna mengambil ponselnya kembali, memasukkannya ke saku dengan hati-hati, "ya" jawabnya singkat.
Ia lalu berbalik, gerakan tubuhnya anggun, namun langkahnya terhenti, "tunggu!" Panggil Rakha tegas, suaranya bergema di lorong sempit.
"besok, bertindaklah sebagai pacarku! Mengerti?" Pinta Rakha tegas, matanya menyipit serius.
"mengerti" Jawab Iyuna datar, ia kemudian berjalan keluar dari lorong, langkahnya pasti dan terukur, rambut hitamnya bergoyang lembut di punggungnya.
Keesokan harinya, di taman kota. Iyuna sedang berdiri bersandar pada tembok menunggu kehadiran Rakha. Tubuhnya bersandar dengan santai, sesekali memainkan ponselnya. Ia mengenakan Kemeja berwarna biru muda dengan rok pendek biru tua, dan memakai jaket hitam yang kontras dengan kulit putihnya. Yang jelas, dia terlihat cantik, penampilannya menarik tatapan beberapa pejalan kaki yang lewat.
"eh? Iyuna!" Panggil seorang gadis dari kejauhan, dia berlari ke arah Iyuna, langkahnya kecil dan cepat, rambut coklatnya berkibar tertiup angin.
Iyuna menatap sumber suara itu, matanya menyipit untuk melihat lebih jelas, terlihat Sherin berlari ke arahnya dengan pakaian dress biru dengan jaket pink kemerahan yang melambai saat ia bergerak.
"sedang apa kau disini Iyuna?" Tanya Sherin, napasnya terengah setelah berlari, pipinya merona merah karena aktivitas fisik.
"Kau?" Tanya balik Iyuna, alisnya terangkat sedikit.
Sherin tersentak, tubuhnya seketika menegang, "A-a-aku? Aku sedang jalan jalan doang kok!" Elak Sherin, jemarinya mengetuk-ngetuk nervously di sisi tubuhnya.
"benarkah? Bukankah kau sedang berkencan dengan Arga?" Ucap Iyuna, seperti biasa, nadanya datar, matanya menatap tajam mengamati reaksi Sherin.
Sherin tersentak kaget, tubuhnya mundur selangkah, ia jadi gelisah, tangannya memainkan ujung jaketnya, "he? Da-da-dari mana kau tau?" Tanyanya gelisah.
"aku tau semua yang kau lakukan" Ucap Iyuna, nadanya tajam, tubuhnya yang tadinya bersandar kini menegak penuh.
"I-iya, tolong jangan bilang ke Eid yah" Ucap Sherin memohon, tangannya menggenggam lengan Iyuna, matanya berkaca-kaca.
"Aku-aku melakukan ini karena ini syarat agar Arga mau masuk grup belajar" Ucap Sherin gelisah, suaranya rendah nyaris berbisik.
"dan juga, dia cuman minta ditemenin kencan kok! Ngga ada yang lain!" Ucap Sherin, berusaha meyakinkan Iyuna, tangannya bergerak-gerak mengisyaratkan.
Iyuna hanya melirik Sherin disampingnya tanpa berkata apapun, matanya mengamati dengan dingin, "tak kusangka ketua kelas yang biasanya tenang bisa jadi gelisah begini. Yah, ini juga salahku sih..." Monolog Iyuna dalam hati.
"Iyuna sendiri? Sedang ngapain disini?" Tanya Sherin memiringkan kepalanya, rambutnya jatuh lembut menutupi sebagian wajahnya.
"Sama sepertimu" Jawab Iyuna datar, jemarinya merapikan lipatan di roknya.
"Berkencan juga yah. Dengan siapa?" Tanya Sherin, matanya membulat penasaran.
"Rakha-Senpai" Jawab Iyuna datar, matanya menatap lurus ke depan.
Sherin terdiam sejenak, mulutnya terbuka perlahan, tubuhnya membeku, "Heeeeeeeehhhhh!!?"