ini kisah gadis psikopat yang mencari kebahagian melalui teriakan korban.
yang minat yok mampir😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mulianah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CG
Aruna menatap lula dengan wajah ramah bahkan tak terlihat sikap dinginnya, tapi, entah kenapa lula malah merinding " lula, kamu mau bantuin kakak ngak nanti" lula diam melihat senyuman manis Aruna, entah kenapa respon tubuh lula mengiyakan, ia menaggangguk pelan.
Ada seringai kecil di senyuman Aruna, Aruna menarik tangan lula dengan lembut " Aruna, makanan kamu.... " Aruna menghentikan langkahnya dan menoleh " kamu aja yang makan del" Delano tentunya sangat senang.
teman teman lula merasa heran " itu.... seriusan lula... sejak kapan dia jadi penurut "
" entahlah, mungkin lula udah berubah"
"yaaaah ngak seru dong, ya udah kita makan aja yuk, culun sini gabung yuk kita makan bareng " gadis yang tadi di bully merasa heran, tapi... ia pun menurut dan tak lama ia nyaman dan teman teman lula juga sudah minta maaf, mereka juga merasa nyaman bersama gadis culun itu.
" kita mau kemana " Aruna menoleh dengan senyuman tak ada jawaban sama sekali, mereka terus berjalan sampai di suatu gudang yang jauh dari jangkauan siswa dan siswi maupun guru dan kepala sekolah, karena tempat ini tak pernah di gunakan.
Aruna memegang kedua bahu lula, menatap mata lula dengan seringai kecil.
KRRIIIIINNNNGGGG
Jam pulang sekolah berbunyi, semua murid berhamburan keluar dari gerbang, ingin segera pulang dan rebahan " tadi.... kamu apain adek kelas kita Aruna " Aruna tersenyum pada Romeo " aku ngak apa apain dia kok, cuman kasih sedikit nasehat aja" kata Aruna di akhiri dengan kekehan.
Ketiga tuan muda memicingkan mata, tentunya mereka merasa aneh plus curiga suara teman lula mengalihkan atensi ketiga tuan muda harlen " lula... kok kamu diam aja sih, ngomong dong, ngak biasanya loh kamu kayak gini " lula tak menjawab pertanyaan temannya ia hanya menunduk dengan rambut sampai dada menutupi wajahnya " lula, lula" tangan lula gemetar ia langsung berlari, teman temannya mengejar lula.
" ngak di apa apain tapi kok, anaknya bisa gitu Aruna " tanya Romeo menoleh ke Aruna yang ternyata sudah menghilang sejak tadi " Aruna kemana " tanya Delano.
" aku duluan yah by by tuan mudaku!!! " teriak Aruna di gerbang yang menaiki sepedanya siap ia luncurkan, " sejak kapan dia disana " tanya Delano, kakak kakaknya hanya melongo " dia teleportasi kali" .
Aruna terus mengayunkan sepedanya terus melaju tanpa ada kendala, dan bertepatan saat ia sampai ketiga tuan muda sudah menunggunya dan parahnya mereka menunggu di gerbang utama " kalian ngapain disini, udah berubah status jadi satpam ya" canda Aruna.
" iya, itu karena kamu " Aruna tergelak " nanti aku cerita, mau ganti baju dulu ".
bertepatan Aruna selsai ganti baju suara pintu di ketuk berulang kali terdengar " iyaaa bentar " Aruna membuka pintu " kalian ngak ganti baju" mereka menggeleng kompak.
" cepat cerita, kamu apain si lula " Aruna menghela nafas dan mempersilahkan mereka masuk.
Mereka duduk lesehan di lantai " jadi tadi pas jam istirahat " Aruna menceritakan segalanya tanpa di tambah maupun di kurangi " what, cuman gitu doang, udah gemeter, serius kok kita ngak percaya yah " kata mereka kompak kecuali carsen.
Aruna mengedikkan bahu" udah ah, percuma cerita, kalau kalian ngak percaya, sanah pulang, gue mau tidur siang " .
" jahat banget ngusir kita " kata Romeo, mereka pulang dan Aruna benar benar tidur siang.
Setelah selsai tidur siang Aruna mandi melakukan pemanasan, hari ini ia berlatih seorang diri karena harlen harus mengurus bisnisnya di luar daerah dan harus turun tangan langsung untuk beberapa hari.
Selama berlatih Aruna merasakan ada yang mengawasi ia mengedarkan pandangannya berkali kaki, terdengar suara langkah kaki di semak semak belukar, dengan cepat Aruna berlari ke arah berlawanan.
" ngapain lo!!! , lo... ngapain disini anjing " sosok yang di pergoki hanya menyengir kuda.
" hehehe, gue kangen " Aruna mendelik " lo kapan pulang" .
" baru aja, dan gye ngikutin lo sampai sini, jadi ini rumah kamu enak ya, tinggal sendiri " Aruna memutar bola matanya malas.
" michael ngak usah basa basi, maksud lo kemari, ngapain " michael mengelus kasar punggung lehernya " hmm kan udah tadi, gue bilang gue kangen " .
" omong kosong, mau lo apa, bilang aja ngak usah pakek kata kangen buat nutupin tujuan lo kesini, gue tahu lo bukan orang yang suka mengatakan hal hal manis " michael hanya tersenyum kikuk.
" hmmm gue kesini, mau minta bantuan soal berly" Aruna menaikkan satu alisnya, masih lanjut memainkan tongkat di tangannya " berly, dia menghilang setelah kami memutuskan untuk melanjutkan SMA di Amerika.
" bukannya, lo harusnya senang, akhirnya dia... ngak ganggu lo lagi "
" iya... senang sih senang, tapi dia ngak ada kabar sama sekali dan Mario sangat cemas, lo tahukan Mario sangat mencintai berly bahkan dia menghianati gue cuman demi cewek gila itu "
" terus, lo mau gue ngapain" .
" gue cuman mah lo bantuin gue buat nemuin dia" kata michael, Aruna mengalihkan fokus ke michael yang duduk di tangga rumahnya " gue ngak mau ngurusin hal yang gak penting, gue punya urusan yang jauh lebih penting, soo lo silahkan pergi "
" ayolah bantu gue, gue janji Aruna ngak akan ganggu lo lagi setelah ini, promise " Aruna memutar bola matanya " minggir " Aruna masuk ke rumahnya mengunci pintu, dan tak mendengarkan panggilan michael.
Merasa Aruna tak akan keluar lagi, michael pergi, setelah kepergian michael, Aruna membuka laptop, hadiah dari Delano, ia mengetik sesuatu selama berjam jam.
Setelah selsai ia menuju rumah harlen, ia seperti biasa memantau disa dan lena, dengan membantu pekerjaan rumah, sampai matanya menatap mata yang sedang meme perhatikan nya, yaitu mata jhon, masih teringat jelas di ingatannya ialah yang membunuh jhon sampai detak jantung nya berhenti, tapi entah kenapa ia merasakan hal aneh, mana ada orang mati bisa hidup lagi kecuali jika dia mati suri, tapi kenapa tak ada luka saat dia hidup lagi.
Aruna mengalihkan matanya pada piring yang di lap " jangan di perhatikan terus, nanti dia kemari, kami juga sering di perhatikan olehnya bahkan tak luput semua gerakan kami di amati " bisik lena lalu berlalu menuju kompor untuk memasak.
semua pelayan tidak akan datang jam segini, soalnya ada hal yang harus di lakukan pelayan sebelum kemari dan itu seperti rutinitas yang tak boleh di tinggalkan
teringat ucapan Azuma saat dirinya baru satu hari di rumah ini, " kenapa aku baru kepikiran sekarang yah " Aruna memperhatikan jhon yang sudah pergi, ia mendekati disa " kak, kalian jadi pelayan disini sejak kapan " disa diam sebentar mengingat sejak usia berapa mereka bekerja disini.
" kalau kak disa sendiri sih dari kecil soalnya keluarga kak disa turun temurun menjadi pelayan setia keluarga harlen, kalau lena dia baru datang saat umurnya baru 17 tahun sama ayu dan Ningsih " kata disa keceplosan.
" ayu pelayan yang bagian mall itu... bukannya dia datang baru 5 tahun lalu yah, terus Ningsih itu siapa" disa gemeteran ia mulai berkeringat dingin.
" hmmm itu...... "
bersambung