NovelToon NovelToon
Bukan Dukun Beneran

Bukan Dukun Beneran

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Senja

_Simple Komedi horor_

Demian, seorang anak miskin yang mencoba kabur dari bibi dan pamannya malah mendapat kesialan lain. Ya.. ia bertemu dengan seorang pemuda sebayanya yang tidak masuk akal dan gila. Lantas apakah Demian akan baik-baik saja??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Doll

Entah pukul berapa. Tapi malam sudah terlalu sunyi untuk dianggap nyaman. Di luar kamar, hanya terdengar bunyi kipas angin berdesar pelan dan sesekali suara cicak berdecak di dinding.

Di dalam kamar, dua pemuda itu tergeletak di atas kasur tipis di lantai. Alsid yang biasanya mendengkur seperti motor bebek pun malam itu tertidur tanpa suara, sementara Demian... tidak.

Demian berusaha untuk tidur dan memejamkan mata, tapi ada suara pergerakan di kamar yang ia tempati. Suara orang yang beranjak dan beralih.

Demian akhirnya membuka matanya perlahan. Ada suara. Suara aneh. Dan ia menyadari hal tersebut, membuatnya semakin terjaga dan kesulitan untuk tetap tidur.

"Klek... klek..."

Suara itu berasal dari arah dapur.

Demian diam. Menatap langit-langit kamar ketika berbaring dengan selimut yang sampai ke lehernya. Mencoba menyangkal apapun yang baru saja dia dengar. Tapi...

"Klekk... srakk... srakk..."

Itu jelas suara dari benda yang diseret. Atau mungkin... sesuatu. Entah apa itu, yang pasti suaranya membuat perasaan Demian tak menentu.

Dengan enggan, Demian menegakkan tubuhnya. Tatapannya gelap dan malas. Ia melirik ke arah ambang pintu dan menyapu seisi kamar. Ia menilik ke arah tempat tidur Alsid dan mendapati kalau Alsid tak ada lagi di tempat tidur.

Ia mendengkus kasar, sampai pundaknya naik turun sekejap. "Kalau ini prank, gue sumpahin elu tiga turunan," gerutu Demian pelan.

Ia berdiri perlahan. Melangkah menuju pintu kamar. Mengerutkan dahi saat udara di luar kamar terasa lebih dingin daripada seharusnya. Lampu ruang tengah remang. Hanya satu neon kecil menyala dari arah dapur. Itu pun berkedip-kedip seperti niat orang diet pas liat gorengan. Mau, tapi enggan dan tak bisa.

Demian menyusuri lorong kecil menuju dapur kosan elit yang malam itu berubah seperti lorong film horor. Suara detik jam terdengar lebih nyaring. Dan napasnya sendiri terdengar lebih berat dari biasanya. Bahkan Demian bisa mendengar suara langkah kakinya sendiri, pelan dan penuh keraguan. Mungkin ia pikir, ia sedang merasa ketakutan.

"Bismillah..." ucapnya pelan, ragu namun berani.

Langkahnya terhenti di ambang pintu dapur.

Samar-samar, matanya menangkap sesuatu.

Sepasang kaki. Putih. Pucat. Terlihat dari bawah meja dapur.

Kaki itu... terseret ke arah belakang meja, diseret sesuatu—atau seseorang—yang tak terlihat jelas.

Demian terdiam.

Matanya membesar. Napasnya tertahan. Jantungnya memukul tulang rusuk seperti drum konser rock.

"Astagfirullahaladzim..." bisiknya ngeri.

Namun rasa penasaran mengalahkan rasa takut. Dengan pelan, ia mendekat. Menyusuri lantai dingin dapur, mengintip ke balik meja dengan gemetar...

Dan saat ia menunduk—

"AAAAAAAAAAAAAAAA!!"

Teriakan Demian dan Alsid meledak bersamaan, menggelegar di antara heningnya malam. Selepas ini, Nehara pasti menggerutu pada mereka berdua, karena ia pun sampai terjaga di dalam kamarnya.

"DEMI APAPUN KU PIKIR ITU HANTU!!" teriak Demian sambil lompat mundur, menabrak rak piring.

Alsid yang terduduk di lantai, tampak memeluk sebuah s*x doll cantik bergaun seksi dengan rambut pirang tergerai dan wajah korean look yang polos. Boneka yang berada satu kotak dengan Demian sore tadi.

"GUE JUGA KIRA LO HANTU!! JANGAN NGINTIP DONG, GILA!" balas Alsid panik.

Mereka berdua terdiam. Nafas memburu. Jantung berpacu. Dan... saling pandang dengan tatapan curiga.

Demian menunjuk boneka itu. "Ka.. Kamu ngapain malam-malam bawa-bawa boneka kayak begitu?!"

Alsid yang masih terduduk, terlihat bingung. "Ini... bukan gue yang bawa, Dem. Ini boneka tiba-tiba pindah sendiri. Tadi gue bangun, posisi boneka udah di tengah dapur kayak lagi nungguin gue bikin kopi."

Demian menatap boneka itu. Mengerutkan dahi.

"Aku kira kamu... kamu... ngelakuin hal yang... ya gitu."

"APA?! DEM! GILA LU! GUE NGGAK SEBODOH ITU NGAPA PAKE BONEKA!!" Alsid mendelik.

Demian mendesah, tapi tetap menjaga jarak dari boneka.

"Terus... itu bonekan s*x kan? Cantik dan seksi, ya siapa yang gak terbawa nafsu, apalagi orangnya oon kayak elu."

Alsid mendelik sinis. "Yakali gue gituan gak liat sikon dulu. Minimal gue nunggu elu gak ada di rumah lah!! Gue ngembaliin boneka ini ke tempat semula, tapi karena badan dia segede cewek asli, ya harus di peluk dan diseret gini! Iya sih dia cakep dan bikin gue bertanya-tanya cara mainnya gimana."

Demian makin mencurigai. "Cakep? Itu boneka jadi lebih kelihatan bernyawa sekarang.  Lumayan serem kalau di taro di sudut rumah."

Alsid ikut menatap boneka itu. Mulutnya mengerucut, mengangguk setuju. "Sekarang sih iya ya... serem juga."

Demian mulai mundur. "Kamu... yakin dia pindah sendiri?"

"Serius. Tadi posisi dia disini. Terus pas gue mau pipis, gue liat dia udah di tengah dapur. Terlentang. Kayak bilang, nodai aku mas."

Demian melirik kesal, selanjutnya menelan ludah. Ia masih ingat jelas posisi kaki tadi—terseret.

"Terus kenapa kamu tarik dia ke balik meja kayak gitu? Aku liat dari jauh kayak kaki orang diseret, mana serem banget lagi!"

"GUE PIKIR LEBIH GAMPANG KALO DITARIK! BIAR GAK KEINJEK DAN GAK NGAGETIN! MANA GUE TAHU LU NGINTIP DARI POJOK DINDING KAYAK HANTU."

Mereka terdiam. Boneka itu diletakkan begitu saja di sudut dapur. Diam, menatap ke arah mereka berdua dengan mata kosong tak bernyawa. Tapi justru itulah yang membuat Demian tidak nyaman.

Ia merasa... ada yang aneh. Ada sesuatu dalam boneka itu. Sesuatu yang bukan dari silikon atau apalah. Dia terlihar seperti, di tinggalin sesuatu.

Demian mencoba mengatur napas. Tapi suara dari dalam dirinya mulai berbisik lirih.

"Pergi. Jauhi boneka itu."

"Dia bukan milik dunia ini."

Demian memejamkan mata sebentar. Menahan instingnya yang mulai bereaksi. Udara terasa semakin dingin. Bahkan Alsid mulai menggigil, meskipun tak tahu kenapa.

"Kita... taro aja dia di luar?" usul Demian pelan.

Alsid menoleh. "Serius?"

"Gue gak bisa tidur kalo dia ada di sini. Sumpah."

Setelah tarik-ulur yang tak terlalu penting (karena Alsid sempat bilang, “Dia mahal bro, gue beli dengan sisa tabungan yang gak lagi banyak ”), akhirnya mereka berdua keluar dari dapur, dan membiarkan boneka tersebut berada di sana.

Demian dan Alsid kembali ke kamar, mencoba tidur meski dengan perasaan campur aduk yang tak semestinya mereka rasakan. Tak ada yang bicara. Bahkan suara cicak pun seperti mogok bersuara. Hening.

Tapi tepat sebelum Demian memejamkan mata...

Terdengar suara.

Ketukan.

Tok... Tok... Tok...

Dari arah jendela. Demian dan Alsid terperanjat, saling melemparkan pandangan bersamaan.

"Bro... lo denger nggak barusan?" tanya Alsid pelan.

Demian mengangguk kaku. "Jendela kamu... ada tirai, kan?"

"Ada. Tapi sekarang gue berharap tirai gue kedap suara dan kedap kenyataan."

Mereka tak berani mendekat. Tapi dari sela tirai itu... tampak bayangan.

Kecil.

Demian menarik selimut sampai ke kepala. 

Dan malam itu berakhir tanpa tidur.

Bersambung...

1
Nacita
kirana anj*** 🤬
Lisyati Supriyati
wowww Kirana beneran emang ga bisa di prediksi kelicikannya,,,,,/Awkward/ jangan sampe alsid masuk rumah itu yak ,bisa2 tercapai itu keinginan si Kirana sama bapaknya yg bej*t itu/Puke/
Rere Emon
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nana Colen
bagus ya 4personil kompak 🤣🤣🤣
Nana Colen
🤣🤣🤣🤣🤣ampuuuuun deh udah trgang tegangan terus ngakak gara-gara nehara 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Ayanii Ahyana
blajar masak sama crlia kayaknya
a_
kotak hitamnya dikemanakan ya, apakah ditinggal dirumah itu
lanjut thor kerenn/Smile/
Debby_🦐
aaaaa senangnyaaa ada novel baru ..
ada kun sm agam ga ini
RY22
seruuuuuu
Ika Ratnasari
hebattt😍😍😍
Ayanii Ahyana
heran kenapa crita sebagus ini sepiiiiii ..ayo dong ramein tmen tmen biar naik novel ini
Nurindah
lanjut y kak /Heart//Heart/
Nacita
anjirlah seruuuu 😍😍😍
Nana Colen
lanjut thooooor dari yang dukun KW sekarang mulai merambat ke dukun benerean hehehe aku pada mu ka rima 😍😍😍😍
Ika Ratnasari
apa mungkin pesugihan yaa
Lisyati Supriyati
jangan2 keluarga alsid punya perjanjian gaib , pesugihan kali yak ,,,,,begini nih klo baca on going , penasaran ga jelas/Facepalm/ tebak2 buah manggis,,ga taunya meleset jauh /Casual/ semangat menanti update buat diriku and semangat up buat mu thoorrr/Drool//Angry/
Dinda Putri
lanjut
Nana Colen
laaah jadi terhubung ke alsid yaaaa... makin dbuat penasaran aja thooooor🥰🥰🥰🥰
Rere Emon
dari anak orang kaya berubah jd dukun/Facepalm/
Arlena Lena
dan sya nunggu Kun selanjutnya 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!