Berdalih Child Free, Aiden menutupi fakta dirinya yang mengalami hipogonadisme.
Namun pada malam itu, gairah seksualnya tiba-tiba memuncak ketika dirinya mencoba sebuah obat perangsang yang ia buat sendiri.
Aiden menarik Gryas, dokter yang tengah dekat dengannya.
"Tenang saja, kau tidak akan hamil. Karena aku tidak ingin punya anak. Jadi ku mohon bantu aku."
Namun yang namanya kuasa Tuhan tidak ada yang tahu. Gryas, ternyata hamil setelah melewatkan malam panas dengan Aiden beberapa kali. Ia pun pergi meninggalkan Aiden karena tahu kalau Aiden tak menginginkan anak.
4 tahun berlalu, Anak itu tumbuh menjadi bocah yang cerdas namun tengah sakit.
"Mom, apa Allo tida atan hidup lama."
"Tidak sayang, Arlo akan hidup panjang. Mommy akan berusaha mencari donor yang sesuai. Mommy janji."
Akankah Arlo selamat dari penyakitnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membawa Benih 20
"Dengan semua itu, seharusnya kau tahu apakah aku merindukan mu atau tidak. Kau hanya gila tapi aku yakin kau tak bodoh. Wanita hamil, pasti kau paham bagaimana hormon yang naik turun, bagaimana mood yang berubah-ubah. Dan apa yang ia inginkan. Permisi."
Tanpa lagi menoleh ke belakang, Gryas melenggang pergi. Saat ini dia tidak mengharapkan banyak dari Aiden. Dia juga tidak berharap bahwa Aiden akan mengakui Arlo ataupun percaya pada ucapannya. Bagian terpenting dari itu semua adalah tentang Aiden yang bersedia menjalani tes menjadi donor bagi Arlo.
Brummm
Gryas pergi meninggalkan universitas tempat Aiden ada di sana. Ia harus secepatnya kembali ke rumah sakit.
Dirinya tadi meninggalkan Arlo begitu saja. Maka dari itu, Gryas harus segera kembali untuk melihat putranya.
Drap drap drap
Dengan sedikit berlari, Gryas menuju ke kamar tempat Arlo di rawat. Dia mengatur nafasnya terlebih dulu agar tidak tampak bahwa dia baru saja pergi dari luar.
Tapi tiba-tiba Gryas urung untuk masuk. Lebih dulu dia kembali ke ruangannya untuk membersihkan tubuh dan berganti pakaian. Arlo sangat rentan terkena infeksi, sehingga dia harus menjaga tubuh dan pakaiannya sebelum bertemu dengan Arlo. Terlebih dirinya baru saja dari luar.
"Baiklah, kalau sekarang sepertinya sudah cukup."
Gryas berjalan cepat menuju ke kamar Arlo. Dia menyiapkan ekspresi wajah yang ceria agar Arlo tidak berpikir bahwa dirinya sedih.
"Anak Mommy, bagaimana perasaannya sekarang? Maaf ya, tadi Mommy ada urusan jadi tadi Mommy kel~"
"Mommy, maaf ya. Tadi Allo bicala beditu sama Mommy. Padahal tan Mommy juda cape. Maafin Allo ya Mommy."
Degh!
Wajah Arlo nampak sendu. Bisa Gryas lihat bahwa anaknya itu baru saja menangis.
Gryas lalu melihat ke arah Tante Fleur. Wanita paruh baya tersebut berkata bahwa Arlo baru saja berhenti menangis. Dia merasa bersalah karena tadi sudah bicara buruk kepada ibunya.
Hati Gryas langsung mencelos, Arlo benar-benar anak yang sangat peka. Tapi sebenarnya Arlo tidak berkata buruk, dia hanya mengungkapkan rasa lelahnya.
"Tidak sayang, Arlo tidak perlu minta maaf. Arlo bisa mengeluh kalau memang capek. Tidak ada salahnya mengatakan apa yang dirasakan. Arlo bahkan boleh marah. Arlo bisa mengungkapkan segala hal yang Arlo rasakan. Mau itu marah, kesal, lelah, dan sebagainya. Silakan, tidak akan ada yang memarahi Arlo."
Huaaaa
Akhirnya bocah itu menangis juga. Gryas, dia lebih suka Arlo mengekspresikan apa yang dirasakan ketimbang diam saja. Anak seusia Arlo tidak harus memendam perasaannya sendiri. Dia bebas untuk mengungkapkan segala hal yang dirasakan oleh hatinya.
"Huaaaa, maafin Allo Mommy talena Allo menanis. Allo cuma cape satit telus. Allo cape di lumah satit. Allo juda penen main belsama teman-teman. Huaaaa."
"Tidak apa, Arlo boleh menangis. Menangis saja yang banyak hmmm. Mommy tahu Arlo capek. Tapi kita harus semangat ya sayang, Mommy yakin Arlo pasti akan sembuh. Mommy janji bahwa Arlo akan bisa bermain bersama teman-teman. Mommy janji itu."
Gryas memeluk putranya itu, dia membawa Arlo ke dalam pangkuannya dan berhasil untuk tidak ikut menangis. Tetapi tidak dengan tante Fleur. Dia sedari tadi bahkan sudah tergugu.
Dan karena tidak ingin tangisnya dilihat oleh Arlo, Tante Fleur memilih untuk keluar lebih dulu. Ternyata di depan pintu ada Lars yang mungkin mendengarkan segala hal yang Arlo dan Gryas katakan.
"Dokter Lars, apakah Arlo sungguh bisa sehat seperti anak-anak lainnya?"
"Tentu saja Tante Fleur, kita harus yakin bahwa donor itu pasti ada.Kita tidak boleh pesimis. Mari kita berdoa yang terbaik bagi Arlo."
Tante Fleur menganggukkan kepala. Dia mengasuh Arlo sejak bayi. Keterikatannya dengan Arlo tak hanya sekedar pengasuh dan anak yang diasuh. Tante Fleur merasa seperti mengasuh cucunya sendiri.
Mengetahui Arlo sakit, Tante Fleur pun merasa sangat sakit. Dia bahkan berkata bahwa mengapa yang sakit harus Arlo. Mengapa anak sekecil itu harus sangat menderita? Seharusnya orang yang sudah tua sepetinya ini lah yang diberi sakit.
Tante Fleur tidak pernah tega melihat Arlo yang sakit. Akan tetapi ucapan Lars itu benar, saat ini mereka harus tetap optimis untuk kesembuhan Arlo. Ia yakin bahwa Gryas merasakan hal yang lebih dalam dari apa yang dirasakannya. Sehingga ia harus selalu mendukung dan menyemangati Gryas untuk kesembuhan Arlo.
Cekleek
"Aduh maaf ya, sepertinya Dokter sudah mengganggu acara Arlo dan Mommy. Tapi sekarang Arlo harus diperiksa dulu oke?"
"Ote Doktel Lals. Allo sudah belhenti tok nannisnya."
"Oh ternyata Arlo tadi menangis, Dokter kira tadi Arlo menyanyi. Habisnya suaranya nyaring sekali."
Hahaha
Arlo tertawa renyah. Suasana hati anak-anak memang cepat sekali berubah. tapi mungkin itu karena Arlo sudah meluapkan apa yang dia rasakan.
Gryas pun turun dari ranjang dan memberi tempat untuk Lars memeriksa Arli. Dari ekspresi wajah lars, tidak ada yang aneh sehingga Gryas berkesimpulan bahwa kondisi Arlo saat ini stabil.
"Kata Mommy, Arlo sedang susah makan ya? Arlo tetap harus makan yang cukup ya. Kalau makanan rumah sakit tidak enak, nanti Dokter carikan makanan lain, bagaimana?"
"Ote Dottel. Matanan lumah satit meman tida ena. Dan Allo lebih suta matanan yan dibuat Mommy. Jadi apa boleh talau matan masatan Mommy saja?"
"Ya boleh, sangat boleh. Yang penting Arlo mau makan oke."
Lars melirik ke arah Gryas sepintas, sebagai tanda bahwa Arlo bisa makan makanan yang dibuat oleh Gryas.Lagi pula Gryas juga dokter, dia tahu apa yang boleh dan yang tidak boleh dimakan oleh Arlo.
Selain soal makanan, Lars juga mengatakan hasil pemeriksaan singkatnya. Sesuai dengan dugaan Gryas bahwa saat ini Arlo tengah berada di kondisi yang stabil.
Gryas nampak lega akan hal tersebut. Baginya saat ini tidak ada yang lebih melegakan ketimbang kondisi Arlo.
"Ku dengar kau mendatanginya? Lalu bagaimana reaksinya?"
"Ya begitu, tapi katanya dia setuju untuk menjalani tes. Semoga dia tidak berbohong. Oh iya Lars, aku juga menghubungi kedua orang tua ku. Aku meminta bantuan mereka. Siapa tahu bibi ku yang juga seorang dokter bisa membantu. Koneksi Bibi Rose luas, aku berharap ada satu diantara semuanya yang bisa mendapatkan donor bagi Arlo. Intinya mana yang lebih cepat."
Lars mengangguk paham. saat ini memang segala hal harus dilakukan. Semakin banyak jaringan yang dipunya maka semakin banyak juga kesempatan yang dimiliki.
"Lalu soal ayah kandung Arlo?"
"Sebenarnya aku tidak terlalu yakin dengan dia. Tapi jika dia besok datang kemari, maka anggap saja itu bagian dari peluang Arlo mendapatkan donor."
TBC
eh kok ada Brisia disini, Brisia apa Gryas kak? hehe
Arlo masih cadek jadi makin gemesin